Consort of A Thousand Faces
Chapter 28 : Suara Rantai Besi
Tidak ada perubahan dalam ekspresi Situ Li. Pikiran batinnya tidak terlihat dari roman wajahnya, dengan acuh tak acuh menyembunyikan emosinya selagi ia berbicara. "Ternyata, ia sangat perhatian."
Mendadak, ia mengalihkan pandangannya dan menatap
Ruo Yuan yang sedang bersandar di batang pohon dan tertidur. Pelan-pelan ia
mengajukan sebuah pertanyaan, "Apabila dayang ini, akankah Pangeran Hao
seperhatian ini?"
Ia menggunakan metode lain untuk
mengingatkannya. "Pangeran Hao memperlakukanmu begitu karena kau
cantik."
"Hamba memahami apa yang Anda katakan,
Pangeran Kekaisaran Ketiga. Pangeran Hao terlalu istimewa dan diluar jangkauanku.
Saudari dekat hamba dibawa masuk ke Istana Kecantikan dan mengalami lika-liku. Menurutku, itu tidak terlalu menyenangkan."
Banyak kesan orang terhadap Pei Qian Hao,
mengatakan ia berstatus bangsawan dan menyukai gadis cantik. Tetapi, apakah ia
sungguh seperti itu? Mungkin saja, sifat aslinya seperti itu, atau mungkin
sebenarnya ia menyembunyikan dirinya dalam-dalam lebih daripada orang lain.
Situ Li malah langsung terkekeh. Akhirnya terdapat
fluktuasi yang nyaris tak terdeteksi dalam suaranya. "Status bangsawannya
hanya sementara. Berapa banyak orang yang menjadi bangsawan seumur hidup
mereka? Meskipun itu adalah Pangeran Hao, ia pun punya aib."
Wajah tampan muncul di benak Su Xi-er. Aib?
Apakah maksudnya adalah masa lalu Pei Qian Hao?
Sebagai putra angkat Keluarga Pei, kenyataan bahwa
detail mengenai orang tua kandungnya tak jelas, mungkin adalah sebuah aib dalam
hidupnya, kan?
Tepat di saat ini, Situ Li mendadak berjalan
mendekatinya dan menyapukan pandangannya sekilas pada pispot. "Meskipun
sekarang ini kau adalah seorang dayang yang menggosok pispot, tidak ada seorang
pun yang bisa memastikan tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang."
Su Xi-er merasa kalau Situ Li sedang bertentangan
dengan dirinya sendiri. Sebelumnya, ia memberitahuku kalau wanita
cantik tidak berumur panjang. Tetapi, sekarang ia bilang kalau aku tidak akan
pernah tahu apakah aku bisa membebaskan diri dan membuat sebuah perubahan dalam
keberuntungan.
Dari ucapannya, ia bisa menarik kesimpulan kalau
pria ini penyendiri dan antisosial, tetapi sangat kebingungan dalam
hatinya. Mungkin, ia hanya mengalami rasa sakit mendalam semacam itu di
tengah malam.
Akan tetapi, aku tidak akan memberitahukannya. Aku
tidak bisa mengatakannya dan tidak perlu bagiku untuk mengatakannya.
"Sampai kapan kau akan
menggosok pispot-pispot ini?" Situ Li mengubah topiknya dan
pandangannya berpindah antara pispot dan Su Xi-er.
"Jika ada banyak, aku tidak akan bisa selesai
menggosoknya meskipun setelah semalaman. Jika hanya ada lebih sedikit seperti
malam ini, aku bisa menyelesaikannya mungkin lebih dari enam jam." Su
Xi-er menundukkan kepalanya dan mulai menggosok.
Ia tidak pernah melakukan jenis pekerjaan ini di
kehidupan sebelumnya. Sekarang, ia menjadi semakin ahli melakukannya.
Situ Li berdiri di samping dan diam-diam
memperhatikannya menggosok di bawah sinar bulan. Wajah Su Xi-er benar-benar
serius tanpa adanya tanda-tanda keengganan.
Apakah sungguh ada orang semacam ini di dunia?
Bersedia berada di posisi yang terendah tanpa mengeluh, hanya berharap untuk
menjalani kehidupan yang lancar dan tenang selamanya.
"Pangeran Kekaisaran Ketiga, Anda harus
kembali lebih awal untuk beristirahat," Su Xi-er menengadah dan berkata
dengan sopan.
"Kau mengusirku?" Situ Li balik bertanya.
Pelan-pelan ia berjalan mondar-mandir, sangat jelas tidak berniat untuk pergi
sama sekali.
"Hamba tidak punya hak untuk mengusir Anda.
Namun, ini adalah Istana Samping. Tidak akan baik jika seseorang mencoba mengambil
keuntungan dari Anda."
"Menjadi bahan gosip? Apakah aku harus takut
akan hal itu? Dengan memberikanmu bubuk obatnya, Pangeran Hao juga meninggalkan
dalih untuk gosip," jawab Situ Li lembut. "Akan tetapi, seseorang
akan menyelesaikan urusan Pangeran Hao. Pei Ya Ran memperhatikan dengan cermat
untuk setiap urusan mengenai Pangeran Hao."
Su Xi-er tidak berbicara. Pangeran
Kekaisaran Ketiga selalu saja sengaja atau tidak disengaja menargetkan Pangeran
Hao dengan ucapannya. Jika ada masalah di antara keduanya, seharusnya mereka
menyelesaikannya sendiri. Kenapa mereka harus menyeretku?
Mereka tidak peduli menjadi bahan gosip, tetapi
bagi seseorang sepertiku yang berstatus rendah, rumor acak pun dapat membawa
masalah yang tiada hentinya.
"Kau takut menjadi bahan gosip? Kau merasa
kalau ini adalah skandal?" Situ Li terus menanyainya.
Su Xi-er tidak menjawab. Tidak mudah
menjawab pertanyaan ini. Ia berpura-pura bodoh dan tidak mengutarakan
sepatah kata pun.
Ketika ia tidak mendapatkan responnya, Situ Li
tertawa kecil, meneruskan dengan nada datar. "Apabila kau menjalin koneksi
dengan seorang pria berkuasa, kau akan menjalaninya dengan lebih mudah. Paling
tidak, tak ada seorang pun di Istana Samping yang berani menyakitimu."
Pada saat ini, Situ Li mengubah topiknya lagi.
"Sebaliknya, jika kau tidak menjalin koneksi, bagaimana jadinya bagimu di
istana kekaisaran, saat kau memiliki wajah seperti ini?"
Su Xi-er berhenti melakukan apa yang sedang
dikerjakannya. "Hamba mendengar kalau Pangeran Kekaisaran Ketiga adalah
penyendiri dan tidak suka berbicara kepada orang lain meski mereka adalah pria,
terlebih lagi wanita. Mengapa Anda mengatakan begitu banyak hal pada hamba,
Pangeran Kekaisaran Ketiga?"
Alis Situ Li agak melengkung. Akhirnya ada
perubahan dalam ekspresinya.
Mengapa aku bicara begitu banyak? Bisakah aku
mengatakan kalau aku pun tidak tahu?
Jika aku sungguh harus mengutarakan sebuah alasan,
mungkin itu dikarenakan tidak ada dayang senior atau dayang istana untuk
melayani Ibunda Permaisuri setelah ia dimakzulkan dan dipindahkan ke istana
terpencil itu. Tidak ada juga seorang pun yang datang untuk mengumpulkan
pispotnya. Oleh karena itulah, Ibunda Permaisuri tidak punya pilihan selain
menggosoknya sendiri.
Ia menyaksikan tanpa berdaya ketika Ibunda
Permaisurinya menggosok pispot itu di bawah sinar bulan. Dulu, belum ada
Permaisuri baru di istana.
Tidak ada Permaisuri baru juga bertahun-tahun
setelah Ibunda Permaisurinya meninggal dunia.
Ini terus berlanjut hingga tahun itu saat Pei Ya
Ran memasuki istana. Hanya dalam setahun, ia mengambil kendali penuh di harem
kekaisaran.
"Pangeran Kekaisaran Ketiga, sudah sangat
larut. Anda harus kembali." Saat Su Xi-er melihatnya melamun, ia memanggil
untuk mengingatkannya.
Ia baru saja selesai berbicara saat jeritan seorang
wanita terdengar di kejauhan.
Suaranya sangat kencang dan terdengar sangat
ketakutan. Bahkan, Ruo Yuan yang sedang tertidur pun tersentak bangun.
Wajah gempalnya gemetaran dan mata bulatnya
melebar. "Apa yang terjadi?! Siapa yang menjerit sebegitu menyedihkannya?"
Tepat setelah Ruo Yuan mencicitkan pertanyaannya,
ia melihat seorang pria tampan berjubah putih yang melebihi putihnya salju.
Rambutnya tertata ke atas dan ia tampak melayang di udara layaknya seorang
dewa.
Kebingungan terefleksikan di mata Ruo Yuan. Walaupun
sikap mengancamnya tidak bisa dibandingkan dengan Pangeran Hao, ia tampan
dengan cara yang lain.
Untuk sesaat, Ruo Yuan melupakan tentang suara
sedih barusan dan menatap Situ Li dengan bodoh.
Hanya saat suara melengking wanita itu terdengar
lagi, barulah Ruo Yuan tersadar.
"Aku akan pergi memeriksanya," Situ Li
memberitahu Su Xi-er sebelum menuju sumber suara.
Su Xi-er butuh waktu sebelum mengenali suara itu,
membuatnya tertegun. Itu adalah Liu Ye-er!
Ia segera berdiri dan mengikuti Situ Li.
Ruo Yuan jadi resah. Jangan tinggalkan aku
sendirian di sini! Aku takut! Oleh sebab itu, ia segera menyusul Su
Xi-er.
Tidak ada yang berbicara. Semua orang berjalan
menuju sumber suara wanita itu.
Ketika mereka sampai di belukar, suaranya berhenti
dan mereka hanya bisa mendengarkan suara anginnya.
"Pangeran Kekaisaran Ketiga, wanita yang
berteriak itu adalah Liu Ye-er," Su Xi-er memberitahunya perlahan.
Segera setelah Ruo Yuan mendengar itu, mulutnya
ternganga selagi wajahnya dipenuhi teror.
Pangeran Kekaisaran Ketiga! Pria bangsawan yang
berdiri di hadapanku adalah Pangeran Kekaisaran Ketiga! Juga Liu Ye-er?
Bukankah ia sudah mati? Kenapa ...
Situ Li mengangguk. "Ia melarikan diri.
Kembalilah ke sumur dan selesaikan tugasmu. Jangan ikut." Setelahnya, ia
melanjutkan dengan langkah yang lebih besar tanpa kata lainnya. Su Xi-er tidak
mengikutinya.
Ruo Yuan memperhatikan Situ Li saat ia sedikit demi
sedikit menghilang di kejauhan. Akhirnya, suara gemetarannya keluar. "Ia
adalah Pangeran Kekaisaran Ketiga ..."
"Mhm."
"Su Xi-er, mengapa kau tiba-tiba saja mengenal
begitu banyak tokoh berkuasa? Pangeran Hao baru saja pergi, dan malam ini Pangeran
Kekaisaran Ketiga." Mata Ruo Yuan terbuka lebar. Tidak ada rasa iri, hanya
ketakjuban.
"Tokoh berkuasa ini bisa pergi kemana
pun yang mereka inginkan. Aku tidak bisa menghalanginya." Saat ini, ia
mendadak mendengarkan pergerakan dan segera menjadi waspada.
Scratch, scratch, scratch. Terdengar seperti suara rantai besi yang diseret mengenai tanah.
Ia pernah ditambatkan dengan rantai besi
sebelumnya, jadi ia sangat akrab dengan jenis suara ini.
Tubuh Ruo Yuan gemetaran. Suara ini sangat
mengerikan. Apakah ini benar-benar Liu Ye-er? Ia belum mati?
0 comments:
Posting Komentar