Consort of A Thousand Faces
Chapter 63 : Marah
Wu
Ling terus mengawasi Su Xi-r secara rahasia. Namun, satu-satunya hal yang
dilihatnya, adalah gadis itu menetap di kamarnya untuk waktu yang lama. Hari
itu juga, tidak terjadi apa pun.
Pada
saat ini, Wu Ling masih belum tahu kalau Ibu Suri tengah mencarinya.
Sebetulnya,
ia sedang mencari Pangeran Hao, tetapi tidak dapat menemukannya. Sebagai
hasilnya, ia hanya bisa mencari pengawal pribadi Pangeran Hao. Namun, ia bahkan
tidak tahu kemanakah perginya si pengawal pribadi ini!
***
Pei
Ya Ran duduk di bangku utama Istana Kedamaian Penuh Kasih, alis rampingnya
mengerut dari waktu ke waktu selagi ia mendengarkan He Ying mengeluh sembari
menangis mengenai penderitaannya.
Akhirnya,
Pei Ya Ran melambaikan tangannya. "Cukup, Ibu Suri ini sudah mengetahui
apa yang terjadi. Bangunlah. Bukankah matamu masih berada di tempatnya? Barusan
ini, kau bilang, siapa yang menyelamatkanmu?"
He
Ying berdiri dan mempertahankan ekspresi menyedihkannya. Ia paham kalau ia
mengatakan terlalu banyak, Ibu Suri bisa jadi tidak sabaran.
"Ia
bertubuh tinggi, dan sepenuhnya mengenakan pakaian hitam. Penutup kepala
hitamnya itu mengaburkan wajahnya, menghadang hamba melihat wajahnya dengan
jelas. Ia menghilang setelah membawa hamba ke Istana Kedamaian Penuh
Kasih."
Pei
Ya Ran menggumam sendiri, "Jubah hitam panjang ..." Ia segera
mengerti. Jadi, ternyata itu dia. Aku tidak menyangka kalau ia masih
bisa keluar masuk istana kekaisaran. Mengapa ia ingin membantuku? Selain itu,
kenapa Kakak masih mengizinkannya untuk keluar masuk istana?
Berbagai
pertanyaan terlintas dalam benaknya selagi Pei Ya Ran tenggelam dalam
pikirannya. Akhirnya, ia dibangunkan oleh He Ying yang memanggilnya pelan.
"Ibu
Suri, hamba telah lolos dari musibah, tetapi Bunga mati. Dibunuh oleh Su Xi-er!
Hamba pergi untuk menangkapnya semalam, tetapi malah bertemu dengan Pangeran
Hao yang keluar dari kamar Su Xi-er!"
Mata
Pei Ya Ran langsung membelalak. "Pangeran Hao berada di dalam kamar Su
Xi-er?"
"Hamba
melihatnya sendiri, bukan hanya Pangeran Hao berjalan keluar dari kamar Su
Xi-er, ia bahkan memihak Su Xi-er dan tidak mengizinkan hamba untuk membawanya
pergi. Sebaliknya, ia bilang kalau hambalah yang tidak menjaga Bunga, memerintahkan
Yu Chi Mo untuk mencungkil mata hamba."
"Tidak
masuk akal! Ia benar-benar memperlakukan seorang dayang rendahan dengan sikap
seperti itu!" Tangan Pei Ya Ran memukul pegangan kursi dengan ganas,
kebencian terkandung dalam matanya.
Ia
dan Pangeran Hao sudah saling mengenal lebih dari sepuluh tahun dan pria itu
tetap saja tidak memperhatikannya. Bagaimana mungkin ia bisa begitu
memperhatikan seorang dayang istana yang tiba-tiba muncul entah dari mana itu?
"Dimana
Pangeran Hao? Apakah Wu Ling sudah ditemukan?" Pei Ya Ran menarik ekspresi
kebenciannya.
He
Ying melaporkan jujur, "Belum. Kita tidak tahu kemana Pangeran Hao pergi,
kita juga bahkan tidak bisa menemukan Pengawal Kekaisaran Wu."
"Hmph.
Ia sengaja datang ke Kediaman Pei semalam untuk melepaskan beritanya dan
memaksa Ibu Suri ini kembali ke istana sendirian. Bagus sekali, sekarang mereka
semua menghilang!"
"Ibu
Suri, hamba punya sebuah ide. Dulu, dayang istana yang Anda hukum, He Xiang Yu,
adalah musuh bebuyutan Su Xi-er, meski ia kini tak lagi disukai di Istana
Kecantikan. Bagaimana kalau Anda memanggil He Xiang Yu ke dalam istana?"
Pei
Ya Ran merenunginya dengan hati-hati. "Apa yang kau katakan ini sebenarnya
mengingatkan Ibu Suri ini, tetapi aku punya sebuah cara yang lebih baik.
Bukankah Pangeran Hao mencemaskan Su Xi-er? Berdasarkan pendapat Ibu Suri ini,
ia hanya tertarik sementara saja. Saat Pangeran Hao berangkat ke perjamuan
kerajaan Nan Zhao, bagaimana kalau kita ambil keuntungan dari kesempatan ini
untuk memindahkan Su Xi-er ke Istana Kecantikan?"
He
Ying langsung menunjukkan, "Ibu Suri, agak berisiko untuk melakukan itu.
Jika saja, ada kemungkinan kalau ketertarikan Pangeran Hao tidak menurun
..."
Satu
kalimatnya itu membuat kesal Pei Ya Ran dan ada kemarahan dalam suaranya.
"Tidak ada 'jika'!"
He
Ying bisa tahu kalau Ibu Suri terpancing amarahnya, jadi ia langsung
menambahkan, "Setelah Su Xi-er masuk ke Istana Kecantikan, ia akan menemui
akhir yang sama dengan He Xiang Yu dengan cukup waktu. Seorang wanita tanpa
status, sama sekali tidak pantas untuk Pangeran Hao."
Tepat
saat ini, suara seorang kasim bisa terdengar dari luar. "Pengawal
Kekaisaran Wu sudah tiba!"
Sudut
mulut Pei Ya Ran terangkat membentuk cibiran. Ia hanyalah seorang
pelayan. Sekalinya aku menurunkan sebuah titah, mana mungkin ia berani untuk
tidak datang?
Wu
Ling bukanlah Pei Qian Hao, jadi ia harus tetap berpura-pura ramah di
permukaan. Setelah ia memasuki aula Istana Kedamaian Penuh Kasih, ia menyatukan
kedua telapak tangannya dan menyampaikan salamnya, "Hamba memberi hormat
pada Ibu Suri. Semoga Ibu Suri diberkahi keberuntungan dan kesehatan
berlimpah."
Pei
Ya Ran tidak mengangkat tangan padanya agar ia bangun, tetapi malah mencemooh.
"Ibu Suri ini tidak mampu menerima 'ucapan keberuntungan serta kesehatan
berlimpah darimu'. Aku penasaran, siapa orang yang mengancam Ibu Suri ini
semalam?"
Wu
ling mendongak dan sengaja berpura-pura bingung. "Ibu Suri, hamba
jelas-jelas mengatakan bahwa Pangeran Hao-lah yang memerintahkan hamba untuk
melakukan itu. Apabila Anda tidak puas, Anda bisa mencari Pangeran Hao."
"Lancang!"
Suara Pei Ya Ran pun segera mengeras. Ia mengibaskan lengan bajunya garang dan
menatap Wu Ling dingin. "Kalau begitu, Ibu Suri ini ingin mencari Pangeran
Hao. Dimana dia?"
Wu
Ling menjawab hormat, "Hamba tidak tahu."
"Tidak
tahu?" tiba-tiba saja Pei Ya Ran tersenyum. "Kemarin, kepala dayang
istana yang melayani di sisi Ibu Suri ini hampir saja dicungkil matanya. Berani
sekali!"
Tidak
ada gejolak dalam suara Wu Ling. "Nona He juga tentunya telah memberitahu
Anda kalau masalah ini pun diinstruksikan oleh Pangeran Hao. Namun, saat ini
Nona He sedang berdiri sehat-sehat saja di sini."
"Ibu
Suri ini tidak akan mengejar masalah ini dengan Pangeran Hao, tetapi aku tidak
bisa membiarkan masalah ini begitu saja. Pengawal Kekaisaran Wu akan menerima
hukuman berupa dua puluh pukulan papan kayu!" Segera setelah Pei Ya Ran
melambaikan tangannya, pengawal kekaisaran Istana Kedamaian Penuh Kasih
memasuki aula dari istana peristirahatan tersebut.
"Bawa
ia pergi dan pukuli dua puluh kali dengan papan!"
Para
pengawal di sana memandangi Wu Ling, tetapi tak seorang pun yang berani maju
untuk menangkapnya.
Wu
Ling memandangi para pengawal itu dengan tenang. Setelah mengikuti
Pangeran Hao selama bertahun-tahun, rintangan apa yang belum pernah aku alami
sebelumnya? Dua puluh pukulan kayu hanya seperti hujan gerimis.
"Hamba
menerima titah!" Wu Ling menjawab dengan hormat. Hanya dipukuli
dengan papan. Sepele.
Tangan
Pei Ya Ran terkepal erat di dalam lengan bajunya. "Bawa ia pergi."
Lalu,
Wu Ling pun pergi bersama dengan para pengawal kekaisaran.
Kelopak
mata He Ying berkedut. "Ibu Suri, apakah Anda benar-benar akan menghukum
Pengawal Kekaisaran Wu? Ia adalah bawahan Pangeran Hao ..."
Pei
Ya Ran menyelanya, "Saat Pangeran Hao menyuruh seseorang untuk mencungkil
matamu, apakah ia berhenti untuk mempertimbangkan Ibu Suri ini? Saat kau
memukul seekor anjing, kau harus memeriksa siapakah majikannya dan apakah
majikannya itu bisa ditindas. Karena ia yang melanggar peraturannya, Ibu Suri
ini tidak perlu lagi bersikap sopan terhadapnya."
Langsung
saja, He Ying merasa hatinya jadi tenang. Aku masih memegang posisi
signifikan dalam hati Ibu Suri.
"Ibu
Suri, setelah Pangeran Hao pergi untuk menghadiri perjamuan kerajaan Nan Zhao,
Su Xi-er pasti akan mati."
Tatapan
Pei Ya Ran menunjukkan sesuatu saat ia melihat keluar dari istana
peristirahatan itu. Sebenarnya, aku tidak terburu-buru untuk
membunuhnya. Biarkan ia berjuang dalam kesakitan dulu sementara waktu.
***
Masalah
mengenai Wu Ling yang dihukum dengan dua puluh kali pukulan papan menyebar luas
di seluruh istana kekaisaran dengan sangat cepat.
Su
Xi-er menerima kabarnya selagi ia sedang beristirahat di dalam kamarnya, tanpa
sengaja mendengarnya dari beberapa dayang di luar kamar tidurnya.
Terdapat
lima area untuk mengeringkan baju di seluruh Biro Layanan Binatu. Karena
kebetulan salah satu areanya berada di belakang kamarnya, mudah sekali baginya
untuk menguping siapa pun yang mungkin akan pergi ke sana sambil membawa baskom
berisi baju untuk dijemur.
Su
Xi-er terkejut. Ibu Suri secara langsung menyentuh Wu Ling karena ia
ingin 'menyampaikan sebuah pesan' pada Pangeran Hao.
Dua
puluh kali pukulan papan bisa mencabut nyawa seorang dayang lemah. Namun, bagi
seorang pria kuat dan gagah layaknya Wu Ling, paling banyak juga hanya akan
meninggalkan beberapa bekas luka. Aku penasaran, apakah Wu Ling tetap
akan datang dan mengawasiku setelah dipukuli?
Meskipun
ia tidak kembali ke Biro Layanan Binatu di siang hari, Wu Ling, yang seperti
mesin jam itu, kembali mengawasinya setelah malam turun.
***
Saat
pukul sebelas malam, Su Xi-er mendengar suara kecil. Ia langsung bangkit dari
ranjangnya, membuka pintu kamarnya pelan, dan kebetulan melihat Wu Ling tengah
bersandar di tembok selagi ia menguap.
Wu
Ling pun segera menegakkan tubuh setelah melihatnya. "Kau masih belum tidur
juga padahal sudah jam sebelas malam?" Ia baru saja merasa tenang karena
ia mengira kalau Su Xi-er sudah tertidur.
"Pengawal
Kekaisaran Wu, bukankah Anda juga masih terjaga dan menguap di jam ini?
Benar-benar sulit sekali bagi Anda. Tenang saja, hamba tidak akan memainkan
trik apa pun, jadi pulang dan beristirahatlah."
"Selama
perintah Pangeran Hao tidak dibatalkan, maka aku harus menjalankannya. Su
Xi-er, kau sengaja melakukan ini." Kau sengaja keluar di jam
segini!
Su
Xi-er bertanya lambat, "Pengawal Kekaisaran Wu, hamba dengar kalau hari
ini Anda dipukuli. Karena Anda sudah dipukuli, kenapa Pangeran Hao tetap tidak
mengizinkan Anda untuk beristirahat?"
Wu
Ling langsung mendengar adanya rasa kasihan dalam suara Su Xi-er. Tadinya, ia
ingin mengatakan kalau ia tidak lelah, tetapi setelah dipikirkan lagi, ia tidak
bisa mengatakannya.
Kenapa
aku tidak bisa ...
"Su
Xi-er, aku akan membawamu menemui Pangeran Hao." Tiba-tiba saja, Wu Ling
mengejutkannya.
0 comments:
Posting Komentar