Sabtu, 26 Desember 2020

CTF - Chapter 63

Consort of A Thousand Faces

Chapter 63 : Marah


Wu Ling terus mengawasi Su Xi-r secara rahasia. Namun, satu-satunya hal yang dilihatnya, adalah gadis itu menetap di kamarnya untuk waktu yang lama. Hari itu juga, tidak terjadi apa pun.

Pada saat ini, Wu Ling masih belum tahu kalau Ibu Suri tengah mencarinya.

Sebetulnya, ia sedang mencari Pangeran Hao, tetapi tidak dapat menemukannya. Sebagai hasilnya, ia hanya bisa mencari pengawal pribadi Pangeran Hao. Namun, ia bahkan tidak tahu kemanakah perginya si pengawal pribadi ini!

***

Pei Ya Ran duduk di bangku utama Istana Kedamaian Penuh Kasih, alis rampingnya mengerut dari waktu ke waktu selagi ia mendengarkan He Ying mengeluh sembari menangis mengenai penderitaannya.

Akhirnya, Pei Ya Ran melambaikan tangannya. "Cukup, Ibu Suri ini sudah mengetahui apa yang terjadi. Bangunlah. Bukankah matamu masih berada di tempatnya? Barusan ini, kau bilang, siapa yang menyelamatkanmu?"

He Ying berdiri dan mempertahankan ekspresi menyedihkannya. Ia paham kalau ia mengatakan terlalu banyak, Ibu Suri bisa jadi tidak sabaran.

"Ia bertubuh tinggi, dan sepenuhnya mengenakan pakaian hitam. Penutup kepala hitamnya itu mengaburkan wajahnya, menghadang hamba melihat wajahnya dengan jelas. Ia menghilang setelah membawa hamba ke Istana Kedamaian Penuh Kasih."

Pei Ya Ran menggumam sendiri, "Jubah hitam panjang ..." Ia segera mengerti. Jadi, ternyata itu dia. Aku tidak menyangka kalau ia masih bisa keluar masuk istana kekaisaran. Mengapa ia ingin membantuku? Selain itu, kenapa Kakak masih mengizinkannya untuk keluar masuk istana?

Berbagai pertanyaan terlintas dalam benaknya selagi Pei Ya Ran tenggelam dalam pikirannya. Akhirnya, ia dibangunkan oleh He Ying yang memanggilnya pelan.

"Ibu Suri, hamba telah lolos dari musibah, tetapi Bunga mati. Dibunuh oleh Su Xi-er! Hamba pergi untuk menangkapnya semalam, tetapi malah bertemu dengan Pangeran Hao yang keluar dari kamar Su Xi-er!"

Mata Pei Ya Ran langsung membelalak. "Pangeran Hao berada di dalam kamar Su Xi-er?"

"Hamba melihatnya sendiri, bukan hanya Pangeran Hao berjalan keluar dari kamar Su Xi-er, ia bahkan memihak Su Xi-er dan tidak mengizinkan hamba untuk membawanya pergi. Sebaliknya, ia bilang kalau hambalah yang tidak menjaga Bunga, memerintahkan Yu Chi Mo untuk mencungkil mata hamba."

"Tidak masuk akal! Ia benar-benar memperlakukan seorang dayang rendahan dengan sikap seperti itu!" Tangan Pei Ya Ran memukul pegangan kursi dengan ganas, kebencian terkandung dalam matanya.

Ia dan Pangeran Hao sudah saling mengenal lebih dari sepuluh tahun dan pria itu tetap saja tidak memperhatikannya. Bagaimana mungkin ia bisa begitu memperhatikan seorang dayang istana yang tiba-tiba muncul entah dari mana itu?

"Dimana Pangeran Hao? Apakah Wu Ling sudah ditemukan?" Pei Ya Ran menarik ekspresi kebenciannya.

He Ying melaporkan jujur, "Belum. Kita tidak tahu kemana Pangeran Hao pergi, kita juga bahkan tidak bisa menemukan Pengawal Kekaisaran Wu."

"Hmph. Ia sengaja datang ke Kediaman Pei semalam untuk melepaskan beritanya dan memaksa Ibu Suri ini kembali ke istana sendirian. Bagus sekali, sekarang mereka semua menghilang!"

"Ibu Suri, hamba punya sebuah ide. Dulu, dayang istana yang Anda hukum, He Xiang Yu, adalah musuh bebuyutan Su Xi-er, meski ia kini tak lagi disukai di Istana Kecantikan. Bagaimana kalau Anda memanggil He Xiang Yu ke dalam istana?"

Pei Ya Ran merenunginya dengan hati-hati. "Apa yang kau katakan ini sebenarnya mengingatkan Ibu Suri ini, tetapi aku punya sebuah cara yang lebih baik. Bukankah Pangeran Hao mencemaskan Su Xi-er? Berdasarkan pendapat Ibu Suri ini, ia hanya tertarik sementara saja. Saat Pangeran Hao berangkat ke perjamuan kerajaan Nan Zhao, bagaimana kalau kita ambil keuntungan dari kesempatan ini untuk memindahkan Su Xi-er ke Istana Kecantikan?"

He Ying langsung menunjukkan, "Ibu Suri, agak berisiko untuk melakukan itu. Jika saja, ada kemungkinan kalau ketertarikan Pangeran Hao tidak menurun ..."

Satu kalimatnya itu membuat kesal Pei Ya Ran dan ada kemarahan dalam suaranya. "Tidak ada 'jika'!"

He Ying bisa tahu kalau Ibu Suri terpancing amarahnya, jadi ia langsung menambahkan, "Setelah Su Xi-er masuk ke Istana Kecantikan, ia akan menemui akhir yang sama dengan He Xiang Yu dengan cukup waktu. Seorang wanita tanpa status, sama sekali tidak pantas untuk Pangeran Hao."

Tepat saat ini, suara seorang kasim bisa terdengar dari luar. "Pengawal Kekaisaran Wu sudah tiba!"

Sudut mulut Pei Ya Ran terangkat membentuk cibiran. Ia hanyalah seorang pelayan. Sekalinya aku menurunkan sebuah titah, mana mungkin ia berani untuk tidak datang?

Wu Ling bukanlah Pei Qian Hao, jadi ia harus tetap berpura-pura ramah di permukaan. Setelah ia memasuki aula Istana Kedamaian Penuh Kasih, ia menyatukan kedua telapak tangannya dan menyampaikan salamnya, "Hamba memberi hormat pada Ibu Suri. Semoga Ibu Suri diberkahi keberuntungan dan kesehatan berlimpah."

Pei Ya Ran tidak mengangkat tangan padanya agar ia bangun, tetapi malah mencemooh. "Ibu Suri ini tidak mampu menerima 'ucapan keberuntungan serta kesehatan berlimpah darimu'. Aku penasaran, siapa orang yang mengancam Ibu Suri ini semalam?"

Wu ling mendongak dan sengaja berpura-pura bingung. "Ibu Suri, hamba jelas-jelas mengatakan bahwa Pangeran Hao-lah yang memerintahkan hamba untuk melakukan itu. Apabila Anda tidak puas, Anda bisa mencari Pangeran Hao."

"Lancang!" Suara Pei Ya Ran pun segera mengeras. Ia mengibaskan lengan bajunya garang dan menatap Wu Ling dingin. "Kalau begitu, Ibu Suri ini ingin mencari Pangeran Hao. Dimana dia?"

Wu Ling menjawab hormat, "Hamba tidak tahu."

"Tidak tahu?" tiba-tiba saja Pei Ya Ran tersenyum. "Kemarin, kepala dayang istana yang melayani di sisi Ibu Suri ini hampir saja dicungkil matanya. Berani sekali!"

Tidak ada gejolak dalam suara Wu Ling. "Nona He juga tentunya telah memberitahu Anda kalau masalah ini pun diinstruksikan oleh Pangeran Hao. Namun, saat ini Nona He sedang berdiri sehat-sehat saja di sini."

"Ibu Suri ini tidak akan mengejar masalah ini dengan Pangeran Hao, tetapi aku tidak bisa membiarkan masalah ini begitu saja. Pengawal Kekaisaran Wu akan menerima hukuman berupa dua puluh pukulan papan kayu!" Segera setelah Pei Ya Ran melambaikan tangannya, pengawal kekaisaran Istana Kedamaian Penuh Kasih memasuki aula dari istana peristirahatan tersebut.

"Bawa ia pergi dan pukuli dua puluh kali dengan papan!"

Para pengawal di sana memandangi Wu Ling, tetapi tak seorang pun yang berani maju untuk menangkapnya.

Wu Ling memandangi para pengawal itu dengan tenang. Setelah mengikuti Pangeran Hao selama bertahun-tahun, rintangan apa yang belum pernah aku alami sebelumnya? Dua puluh pukulan kayu hanya seperti hujan gerimis.

"Hamba menerima titah!" Wu Ling menjawab dengan hormat. Hanya dipukuli dengan papan. Sepele.

Tangan Pei Ya Ran terkepal erat di dalam lengan bajunya. "Bawa ia pergi."

Lalu, Wu Ling pun pergi bersama dengan para pengawal kekaisaran.

Kelopak mata He Ying berkedut. "Ibu Suri, apakah Anda benar-benar akan menghukum Pengawal Kekaisaran Wu? Ia adalah bawahan Pangeran Hao ..."

Pei Ya Ran menyelanya, "Saat Pangeran Hao menyuruh seseorang untuk mencungkil matamu, apakah ia berhenti untuk mempertimbangkan Ibu Suri ini? Saat kau memukul seekor anjing, kau harus memeriksa siapakah majikannya dan apakah majikannya itu bisa ditindas. Karena ia yang melanggar peraturannya, Ibu Suri ini tidak perlu lagi bersikap sopan terhadapnya."

Langsung saja, He Ying merasa hatinya jadi tenang. Aku masih memegang posisi signifikan dalam hati Ibu Suri.

"Ibu Suri, setelah Pangeran Hao pergi untuk menghadiri perjamuan kerajaan Nan Zhao, Su Xi-er pasti akan mati."

Tatapan Pei Ya Ran menunjukkan sesuatu saat ia melihat keluar dari istana peristirahatan itu. Sebenarnya, aku tidak terburu-buru untuk membunuhnya. Biarkan ia berjuang dalam kesakitan dulu sementara waktu.

***

Masalah mengenai Wu Ling yang dihukum dengan dua puluh kali pukulan papan menyebar luas di seluruh istana kekaisaran dengan sangat cepat.

Su Xi-er menerima kabarnya selagi ia sedang beristirahat di dalam kamarnya, tanpa sengaja mendengarnya dari beberapa dayang di luar kamar tidurnya.

Terdapat lima area untuk mengeringkan baju di seluruh Biro Layanan Binatu. Karena kebetulan salah satu areanya berada di belakang kamarnya, mudah sekali baginya untuk menguping siapa pun yang mungkin akan pergi ke sana sambil membawa baskom berisi baju untuk dijemur.

Su Xi-er terkejut. Ibu Suri secara langsung menyentuh Wu Ling karena ia ingin 'menyampaikan sebuah pesan' pada Pangeran Hao.

Dua puluh kali pukulan papan bisa mencabut nyawa seorang dayang lemah. Namun, bagi seorang pria kuat dan gagah layaknya Wu Ling, paling banyak juga hanya akan meninggalkan beberapa bekas luka. Aku penasaran, apakah Wu Ling tetap akan datang dan mengawasiku setelah dipukuli?

Meskipun ia tidak kembali ke Biro Layanan Binatu di siang hari, Wu Ling, yang seperti mesin jam itu, kembali mengawasinya setelah malam turun.

***

Saat pukul sebelas malam, Su Xi-er mendengar suara kecil. Ia langsung bangkit dari ranjangnya, membuka pintu kamarnya pelan, dan kebetulan melihat Wu Ling tengah bersandar di tembok selagi ia menguap.

Wu Ling pun segera menegakkan tubuh setelah melihatnya. "Kau masih belum tidur juga padahal sudah jam sebelas malam?" Ia baru saja merasa tenang karena ia mengira kalau Su Xi-er sudah tertidur.

"Pengawal Kekaisaran Wu, bukankah Anda juga masih terjaga dan menguap di jam ini? Benar-benar sulit sekali bagi Anda. Tenang saja, hamba tidak akan memainkan trik apa pun, jadi pulang dan beristirahatlah."

"Selama perintah Pangeran Hao tidak dibatalkan, maka aku harus menjalankannya. Su Xi-er, kau sengaja melakukan ini." Kau sengaja keluar di jam segini!

Su Xi-er bertanya lambat, "Pengawal Kekaisaran Wu, hamba dengar kalau hari ini Anda dipukuli. Karena Anda sudah dipukuli, kenapa Pangeran Hao tetap tidak mengizinkan Anda untuk beristirahat?"

Wu Ling langsung mendengar adanya rasa kasihan dalam suara Su Xi-er. Tadinya, ia ingin mengatakan kalau ia tidak lelah, tetapi setelah dipikirkan lagi, ia tidak bisa mengatakannya.

Kenapa aku tidak bisa ...

"Su Xi-er, aku akan membawamu menemui Pangeran Hao." Tiba-tiba saja, Wu Ling mengejutkannya.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar