Selasa, 08 Desember 2020

CTF - Chapter 42

Consort of A Thousand Faces

Chapter 42 : Ia Mesum


Su Xi-er memandanginya. Jika aku bilang iya, apakah ia akan membuatku memohon padanya? Tidak mempedulikan itu, tidak ada jaminan kalau ia akan menyetujuinya. Namun, sesuai dengan apa yang dikatakan Kasim Zhang, aku harus mengandalkan diriku sendiri untuk membawa Ruo Yuan kembali ke Istana Samping.

Ia memandangi Pei Qian Hao dalam diam hingga akhirnya pria itu mengira kalau ia akan mulai memohon padanya. Akhirnya, ia merespon. "Terima kasih banyak atas niat baik Pangeran Hao. Namun, hamba tidak punya hak untuk mengajukan permintaan pada Anda. Bukan hanya itu, orang lain tidak bisa disalahkan atas pemukulan tanpa ampun dengan gada yang dialami Ruo Yuan jika memang itu adalah takdir yang telah diputuskan."

Masih bersimpuh di atas tanah, Dayang Senior Li hampir pingsan ketakutan saat mendengarkan ucapan Su Xi-er. Dayang ini benar-benar lihai. Ia sudah mengacungkan jarinya ke arahku. Apa yang harus kulakukan? Pangeran Hao ada di sini. Bagaimana aku harus menjawab?

Pei Qian Hao melihat ke arah gada yang terjatuh di atas tanah. Ia mengerutkan alisnya dan memandangi Dayang Senior Li. "Dayang gemuk itu melakukan sebuah kejahatan?"

Dayang Senior Li menimbang masalah ini dalam hatinya, memutuskan bagaimana cara terbaik untuk menghindari hukuman. "Ia baru tiba hari ini dan membuat sebuah lubang besar di bajunya selagi mencuci mereka. Baju-baju itu bahkan milik Kasim Zhang dari Departemen Rumah Tangga Kekaisaran."

Di dalam mata dayang Istana Samping dan Biro Layanan Binatu, Departemen Rumah Tangga Kekaisaran merupakan keberadaan dengan peringkat yang tinggi yang punya kendali langsung dimana mereka akan dipekerjakan. Mereka yang ada di posisi lebih tinggi bahkan tidak akan sudi melihat mereka.

Namun, apa yang tidak diketahui oleh Dayang Senior Li adalah bahwa, bukan Kasim Zhang yang secara langsung menginstruksikan Ruo Yuan untuk dipindahkan ke Biro Layanan Binatu, tetapi Pangeran Hao yang memerintahkannya untuk melakukan itu.

Situ Lin bertanya, "Apakah terusan panjang, besar, berwarna biru gelap dengan sebuah lingkaran di tengahnya?"

Dayang Senior Li tidak tahu mengapa Kaisar bertanya, tetapi memang benar adalah baju itu. Ia mengangguk dan menjawab, "Menjawab Yang Mulia, memang baju yang itu."

Situ Lin melirik paman kekaisarannya takut-takut. Tetapi, Su Xi-er sangat mencemaskan dayang gemuk itu. Aku hanya bisa ...

"Paman Kekaisaran, maafkan aku. Akulah yang dengan sengaja merobek baju itu beberapa hari yang lalu. Bagaimana mungkin ia orang yang merusaknya jika ia baru saja tiba?"

Di saat ini, Dayang Senior Li bahkan berharap untuk mati saja. Apa-apaan ini! Kebohonganku langsung ketahuan!

Pei Qian Hao memandangi Situ Lin dan melirik ke arah cambuk di tangannya. "Anda ingin aku terus mencambuki Anda? Anda benar-benar nakal."

Su Xi-er merasa kalau tatapannya jadi semakin dingin; takut kalau ia mungkin mengayunkan cambuknya untuk memukuli Situ Lin lagi, ia pun berbicara. "Pangeran Hao, semua ini dimulai karena hamba. Jika Anda sungguh harus memukul seseorang, mohon pukuli saja hamba."

"Kau kira Pangeran ini tidak berani?" Kini ada amarah tercampur dalam suaranya.

Situ Lin tahu kalau paman kekaisarannya benar-benar tidak puas dan langsung memohon ampun. "Paman Kekaisaran, bukan salahnya. Aku baru bertemu dengannya hari ini. orang yang melakukan kejahatan dengan merobek bajunya beberapa hari yang lalu adalah aku." Lalu, ia mengangkat tangan kecilnya dan memeluk Su Xi-er.

Tangan kecil lembutnya memasuki pandangan Su Xi-er. Ia merasakan perasaan hangat tak terjelaskan menjalari hatinya, nyaris seakan-akan Lian Chen ada di sisinya.

Pei Qian Hao melemparkan pandangan penuh makna pada Wu Ling. Wu Ling memahaminya dan berjalan ke sisi Situ Lin, dengan paksa membuka tangannya dari pinggang Su Xi-er.

"Wu Ling, antarkan Yang Mulia ke Istana Naga Langit. Instruksikan tabib kekaisaran untuk merawat luka cambukan di punggung Yang Mulia sesegera mungkin. Di masa mendatang, awasi beliau dengan ketat setiap harinya untuk memastikan kalau beliau dihukum dengan menuliskan perkataan klasik dan panduan pemerintahan."

"Hamba mematuhi perintah Anda."

Situ Lin ketakutan. Aku paling membenci menyalin buku! Akan tetapi, tidak mungkin ia bisa melawan tenaga kuat Wu Ling. Pada akhirnya, ia hanya bisa dibawa pergi dan menyaksikan tak berdaya saat Su Xi-er tertinggal untuk menghadapi paman kekaisarannya seorang diri.

Kesunyian menulikan tertinggal di halaman Biro Layanan Binatu. Tubuh Dayang Senior Li pun terus gemetaran saat ia bersujud di tanah.

Pei Qian Hao mengayunkan cambuk di tangannya ke depan dan belakang saat ia melangkah maju, mendekati Su Xi-er.

"Pangeran Hao, sebelum Anda menghukum hamba, mohon hukumlah Dayang Senior ini dengan keras." Su Xi-er sudah mengamati sekian lama. Menghukum Ruo Yuan bukanlah bagian dari isntruksi Pei Qian Hao sama sekali. Dayang Senior Li yang bertindak sendiri.

Dayang Senior Li benar-benar ingin mencekik dayang istana bernama Su Xi-er ini sampai mati. Lagi-lagi ia memilihku!

"Kasim Zhang dari Departemen Rumah Tangga Kekaisaran akan menghukumnya. Pangeran ini ingin menghukummu lebih dulu." Ucapan dinginnya penuh penekanan.

Dayang Senior Li pun mengembuskan napas lega. Beruntung sekali, bukan Pangeran Hao yang akan menghukumku. Kalau tidak, nyawa tuaku ini akan melayang.

Namun, saat ketakutan Dayang Senior Li mulai lenyap, ia melihat Pangeran Hao menembakkan tatapan dinginnya ke arahnya.

"Bawa dua dayang yang pingsan ini pergi. Bawa mereka sendiri tanpa memberitahu orang lain. Setelahnya, cari seseorang untuk merawat dayang gemuk itu. Sementara untuk yang satunya, kirim ia ke kamp militer sebagai hukumannya."

Dayang Senior Li langsung mengangguk sebelum ia melanjutkan untuk membawa Ruo Yuan kembali ke kamarnya lebih dulu. Beruntungnya, ia tinggi dan bertubuh kuat. Kalau tidak, ia tidak akan bisa membawa Ruo Yuan.

Sementara Dayang Senior Li membawa Ruo Yuan kembali ke kamarnya, Pei Qian Hao terus menggunakan tatapan dingin untuk membunuh Su Xi-er dengan ribuan sayatan.

(T/N : sebuah bentuk hukuman kuno.)

Hanya setelah Dayang Senior Li benar-benar pergi, barulah Pei Qian Hao berbicara.

"Bagaimana Pangeran ini harus memukulimu? Gada atau cambuk?" Ia berjalan mendekatinya selangkah demi selangkah. Akhirnya, ia mengangkat tangannya dan baru saja akan mencubit dagunya.

Akan tetapi, tanpa diduga, Su Xi-er memutar kepalanya dan menghindari tangannya. "Anda bisa langsung memukuliku Pangeran Hao. Hamba sudah sering kali dipukuli oleh orang lain; satu kali lagi bukanlah hal yang istimewa."

Ekspresi dan nada bicaranya membuat Pei Qian Hao tidak puas.

Alisnya tertaut hampir tanpa terasa ketika ia mendengar kalau Su Xi-er sering dipukuli oleh orang lain. Bahkan, ia sendiri tidak menyadarinya.

Tangan Pei Qian Hao yang sedang memegangi cambuknya melingkar di sekeliling pinggangnya sementara tangan lainnya dengan cepat menarik tangannya dan mengangkat lengan bajunya.

Dua kali! Lengan bajuku terangkat oleh dua pria berturut-turut!

Ketika ia melihat ekspresi di matanya, ia tersenyum. "Apakah kau merasa dirugikan? Memangnya kenapa kalau aku melihat lenganmu? Aku bahkan bisa melihatmu telanjang."

Nada bicaranya sok berkuasa dan arogan, sangat berbeda dari jawaban Situ Li.

"Pangeran Hao, Anda memiliki banyak wanita. Selama Anda menginginkannya, apa pun berada dalam genggaman Anda, apalagi hanya melihat seseorang telanjang."

Tangan Pangeran Hao mengikuti jejak bekas luka di lengannya. Suaranya dalam dan rendah. "Pangeran ini bisa melakukan apa pun yang kuinginkan?"

Su Xi-er tidak menanggapi. Tidak ada amarah maupun kebencian. Wajahnya benar-benar tidak gentar.

"Tidak peduli seberapa cantiknya dirimu, Pangeran ini tidak akan menginginkan seseorang yang bertingkah seperti boneka hidup. Setelah bertahun-tahun kau habiskan di Istana Samping, apakah kau benar-benar hidup melalui semua pemukulan itu? Apakah tak sekali pun kau mengetahui bagaimana untuk membalas provokasi orang lain?"

Su Xi-er melafalkan perkataannya dengan jelas, "Pangeran Hao, hamba berstatus rendah, jadi aku tidak bisa membalasnya."

"Gunakan bubuk obat yang Pangeran ini berikan padamu selama beberapa hari, dan bekas-bekas lukamu yang terkumpul selama bertahun-tahun ini bisa dihilangkan," Pei Qian Hao memberitahunya selagi ia melepaskan lengannya.

Saat ia melihatnya tetap tidak bergerak, ia mengingatkan lagi, "Kau harus memperhatikan tiap inci dari kulitmu. Mungkin di masa mendatang, kau harus bergantung padanya untuk membebaskan dirimu dan mengubah peruntunganmu."

Su Xi-er menatapnya. Ia terlalu arogan. Apakah semua pria di Bei Min ini arogan?! Melihat penampilan egoisnya, ia hanya bisa merasa gelisah.

"Istana Kecantikan dipenuhi wanita-wanita cantik yang cukup memperhatikan tiap inci kulit mereka. Tetapi, apakah yang mereka lakukan selain tinggal di Istana Kecantikan? Seberapa banyak status mereka terangkat?"

Pei Qian Hao mendadak tersenyum. "Pandai bicara."

"Terima kasih atas pujian Anda, Pangeran Hao."

"Su Xi-er, jika Pangeran ini tidak salah menilai, kebencianmu terhadap pria bukan hanya ditargetkan pada Pangeran ini seorang." Saat ia mengatakannya, sudut mulutnya terbalik dan wajahnya menggoda.

Jantung Su Xi-er berdebar saat kenangan akan masa kehidupannya dulu muncul kembali. Di matanya, pria sudah menjadi sampah.

Aku kira, aku sudah menyembunyikannya dengan sangat baik, tetapi ia masih bisa mengetahuinya! Bagaimana bisa ia melakukannya?

"Kau tidak perlu sekaget itu. Pangeran ini hanya sedang memancingmu. Namun, sepertinya, kau memang benar-benar membenci pria."

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar