Consort of A Thousand Faces
Chapter 42 : Ia Mesum
Su Xi-er memandanginya. Jika aku bilang iya, apakah ia akan membuatku memohon padanya? Tidak mempedulikan itu, tidak ada jaminan kalau ia akan menyetujuinya. Namun, sesuai dengan apa yang dikatakan Kasim Zhang, aku harus mengandalkan diriku sendiri untuk membawa Ruo Yuan kembali ke Istana Samping.
Ia memandangi Pei Qian Hao dalam diam hingga
akhirnya pria itu mengira kalau ia akan mulai memohon padanya. Akhirnya, ia
merespon. "Terima kasih banyak atas niat baik Pangeran Hao. Namun, hamba
tidak punya hak untuk mengajukan permintaan pada Anda. Bukan hanya itu, orang
lain tidak bisa disalahkan atas pemukulan tanpa ampun dengan gada yang dialami
Ruo Yuan jika memang itu adalah takdir yang telah diputuskan."
Masih bersimpuh di atas tanah, Dayang Senior Li
hampir pingsan ketakutan saat mendengarkan ucapan Su Xi-er. Dayang ini
benar-benar lihai. Ia sudah mengacungkan jarinya ke arahku. Apa yang harus
kulakukan? Pangeran Hao ada di sini. Bagaimana aku harus menjawab?
Pei Qian Hao melihat ke arah gada yang terjatuh di
atas tanah. Ia mengerutkan alisnya dan memandangi Dayang Senior Li.
"Dayang gemuk itu melakukan sebuah kejahatan?"
Dayang Senior Li menimbang masalah ini dalam
hatinya, memutuskan bagaimana cara terbaik untuk menghindari hukuman. "Ia
baru tiba hari ini dan membuat sebuah lubang besar di bajunya selagi mencuci
mereka. Baju-baju itu bahkan milik Kasim Zhang dari Departemen Rumah Tangga
Kekaisaran."
Di dalam mata dayang Istana Samping dan Biro
Layanan Binatu, Departemen Rumah Tangga Kekaisaran merupakan keberadaan dengan
peringkat yang tinggi yang punya kendali langsung dimana mereka akan
dipekerjakan. Mereka yang ada di posisi lebih tinggi bahkan tidak akan sudi
melihat mereka.
Namun, apa yang tidak diketahui oleh Dayang Senior
Li adalah bahwa, bukan Kasim Zhang yang secara langsung menginstruksikan Ruo
Yuan untuk dipindahkan ke Biro Layanan Binatu, tetapi Pangeran Hao yang
memerintahkannya untuk melakukan itu.
Situ Lin bertanya, "Apakah terusan panjang,
besar, berwarna biru gelap dengan sebuah lingkaran di tengahnya?"
Dayang Senior Li tidak tahu mengapa Kaisar
bertanya, tetapi memang benar adalah baju itu. Ia mengangguk dan menjawab,
"Menjawab Yang Mulia, memang baju yang itu."
Situ Lin melirik paman kekaisarannya
takut-takut. Tetapi, Su Xi-er sangat mencemaskan dayang gemuk itu. Aku
hanya bisa ...
"Paman Kekaisaran, maafkan aku. Akulah yang
dengan sengaja merobek baju itu beberapa hari yang lalu. Bagaimana mungkin ia
orang yang merusaknya jika ia baru saja tiba?"
Di saat ini, Dayang Senior Li bahkan berharap untuk
mati saja. Apa-apaan ini! Kebohonganku langsung ketahuan!
Pei Qian Hao memandangi Situ Lin dan melirik ke
arah cambuk di tangannya. "Anda ingin aku terus mencambuki Anda? Anda
benar-benar nakal."
Su Xi-er merasa kalau tatapannya jadi semakin
dingin; takut kalau ia mungkin mengayunkan cambuknya untuk memukuli Situ Lin
lagi, ia pun berbicara. "Pangeran Hao, semua ini dimulai karena hamba.
Jika Anda sungguh harus memukul seseorang, mohon pukuli saja hamba."
"Kau kira Pangeran ini tidak berani?"
Kini ada amarah tercampur dalam suaranya.
Situ Lin tahu kalau paman kekaisarannya benar-benar
tidak puas dan langsung memohon ampun. "Paman Kekaisaran, bukan salahnya.
Aku baru bertemu dengannya hari ini. orang yang melakukan kejahatan dengan
merobek bajunya beberapa hari yang lalu adalah aku." Lalu, ia mengangkat
tangan kecilnya dan memeluk Su Xi-er.
Tangan kecil lembutnya memasuki pandangan Su Xi-er.
Ia merasakan perasaan hangat tak terjelaskan menjalari hatinya, nyaris
seakan-akan Lian Chen ada di sisinya.
Pei Qian Hao melemparkan pandangan penuh makna pada
Wu Ling. Wu Ling memahaminya dan berjalan ke sisi Situ Lin, dengan paksa
membuka tangannya dari pinggang Su Xi-er.
"Wu Ling, antarkan Yang Mulia ke Istana Naga
Langit. Instruksikan tabib kekaisaran untuk merawat luka cambukan di punggung
Yang Mulia sesegera mungkin. Di masa mendatang, awasi beliau dengan ketat
setiap harinya untuk memastikan kalau beliau dihukum dengan menuliskan
perkataan klasik dan panduan pemerintahan."
"Hamba mematuhi perintah Anda."
Situ Lin ketakutan. Aku paling membenci
menyalin buku! Akan tetapi, tidak mungkin ia bisa melawan tenaga kuat
Wu Ling. Pada akhirnya, ia hanya bisa dibawa pergi dan menyaksikan tak berdaya
saat Su Xi-er tertinggal untuk menghadapi paman kekaisarannya seorang diri.
Kesunyian menulikan tertinggal di halaman Biro
Layanan Binatu. Tubuh Dayang Senior Li pun terus gemetaran saat ia bersujud di
tanah.
Pei Qian Hao mengayunkan cambuk di tangannya ke
depan dan belakang saat ia melangkah maju, mendekati Su Xi-er.
"Pangeran Hao, sebelum Anda menghukum hamba,
mohon hukumlah Dayang Senior ini dengan keras." Su Xi-er sudah mengamati
sekian lama. Menghukum Ruo Yuan bukanlah bagian dari isntruksi Pei Qian
Hao sama sekali. Dayang Senior Li yang bertindak sendiri.
Dayang Senior Li benar-benar ingin mencekik dayang
istana bernama Su Xi-er ini sampai mati. Lagi-lagi ia memilihku!
"Kasim Zhang dari Departemen Rumah Tangga
Kekaisaran akan menghukumnya. Pangeran ini ingin menghukummu lebih dulu."
Ucapan dinginnya penuh penekanan.
Dayang Senior Li pun mengembuskan napas lega. Beruntung
sekali, bukan Pangeran Hao yang akan menghukumku. Kalau tidak, nyawa tuaku ini
akan melayang.
Namun, saat ketakutan Dayang Senior Li mulai
lenyap, ia melihat Pangeran Hao menembakkan tatapan dinginnya ke arahnya.
"Bawa dua dayang yang pingsan ini pergi. Bawa
mereka sendiri tanpa memberitahu orang lain. Setelahnya, cari seseorang untuk
merawat dayang gemuk itu. Sementara untuk yang satunya, kirim ia ke kamp
militer sebagai hukumannya."
Dayang Senior Li langsung mengangguk sebelum ia
melanjutkan untuk membawa Ruo Yuan kembali ke kamarnya lebih dulu.
Beruntungnya, ia tinggi dan bertubuh kuat. Kalau tidak, ia tidak akan bisa
membawa Ruo Yuan.
Sementara Dayang Senior Li membawa Ruo Yuan kembali
ke kamarnya, Pei Qian Hao terus menggunakan tatapan dingin untuk membunuh Su
Xi-er dengan ribuan sayatan.
(T/N : sebuah bentuk hukuman kuno.)
Hanya setelah Dayang Senior Li benar-benar pergi,
barulah Pei Qian Hao berbicara.
"Bagaimana Pangeran ini harus memukulimu? Gada
atau cambuk?" Ia berjalan mendekatinya selangkah demi selangkah. Akhirnya,
ia mengangkat tangannya dan baru saja akan mencubit dagunya.
Akan tetapi, tanpa diduga, Su Xi-er memutar
kepalanya dan menghindari tangannya. "Anda bisa langsung memukuliku
Pangeran Hao. Hamba sudah sering kali dipukuli oleh orang lain; satu kali lagi
bukanlah hal yang istimewa."
Ekspresi dan nada bicaranya membuat Pei Qian Hao
tidak puas.
Alisnya tertaut hampir tanpa terasa ketika ia
mendengar kalau Su Xi-er sering dipukuli oleh orang lain. Bahkan, ia sendiri
tidak menyadarinya.
Tangan Pei Qian Hao yang sedang memegangi cambuknya
melingkar di sekeliling pinggangnya sementara tangan lainnya dengan cepat
menarik tangannya dan mengangkat lengan bajunya.
Dua kali! Lengan bajuku terangkat oleh dua pria
berturut-turut!
Ketika ia melihat ekspresi di matanya, ia
tersenyum. "Apakah kau merasa dirugikan? Memangnya kenapa kalau aku
melihat lenganmu? Aku bahkan bisa melihatmu telanjang."
Nada bicaranya sok berkuasa dan arogan, sangat
berbeda dari jawaban Situ Li.
"Pangeran Hao, Anda memiliki banyak wanita.
Selama Anda menginginkannya, apa pun berada dalam genggaman Anda, apalagi hanya
melihat seseorang telanjang."
Tangan Pangeran Hao mengikuti jejak bekas luka di
lengannya. Suaranya dalam dan rendah. "Pangeran ini bisa melakukan apa pun
yang kuinginkan?"
Su Xi-er tidak menanggapi. Tidak ada amarah maupun
kebencian. Wajahnya benar-benar tidak gentar.
"Tidak peduli seberapa cantiknya dirimu,
Pangeran ini tidak akan menginginkan seseorang yang bertingkah seperti boneka
hidup. Setelah bertahun-tahun kau habiskan di Istana Samping, apakah kau
benar-benar hidup melalui semua pemukulan itu? Apakah tak sekali pun kau mengetahui
bagaimana untuk membalas provokasi orang lain?"
Su Xi-er melafalkan perkataannya dengan jelas,
"Pangeran Hao, hamba berstatus rendah, jadi aku tidak bisa
membalasnya."
"Gunakan bubuk obat yang Pangeran ini berikan
padamu selama beberapa hari, dan bekas-bekas lukamu yang terkumpul selama
bertahun-tahun ini bisa dihilangkan," Pei Qian Hao memberitahunya selagi
ia melepaskan lengannya.
Saat ia melihatnya tetap tidak bergerak, ia
mengingatkan lagi, "Kau harus memperhatikan tiap inci dari kulitmu.
Mungkin di masa mendatang, kau harus bergantung padanya untuk membebaskan
dirimu dan mengubah peruntunganmu."
Su Xi-er menatapnya. Ia terlalu arogan.
Apakah semua pria di Bei Min ini arogan?! Melihat penampilan egoisnya,
ia hanya bisa merasa gelisah.
"Istana Kecantikan dipenuhi wanita-wanita
cantik yang cukup memperhatikan tiap inci kulit mereka. Tetapi, apakah yang
mereka lakukan selain tinggal di Istana Kecantikan? Seberapa banyak status
mereka terangkat?"
Pei Qian Hao mendadak tersenyum. "Pandai
bicara."
"Terima kasih atas pujian Anda, Pangeran
Hao."
"Su Xi-er, jika Pangeran ini tidak salah
menilai, kebencianmu terhadap pria bukan hanya ditargetkan pada Pangeran ini seorang."
Saat ia mengatakannya, sudut mulutnya terbalik dan wajahnya menggoda.
Jantung Su Xi-er berdebar saat kenangan akan masa
kehidupannya dulu muncul kembali. Di matanya, pria sudah menjadi sampah.
Aku kira, aku sudah menyembunyikannya dengan sangat
baik, tetapi ia masih bisa mengetahuinya! Bagaimana bisa ia melakukannya?
"Kau tidak perlu sekaget itu. Pangeran ini
hanya sedang memancingmu. Namun, sepertinya, kau memang benar-benar membenci
pria."
0 comments:
Posting Komentar