Rabu, 23 Desember 2020

CTF - Chapter 53

Consort of A Thousand Faces

Chapter 53 : Sangat Yakin Kalau Itu Adalah Dirinya


Su Xi-er mengabaikannya dan memandangi pot tembikar (biasanya berisi obat-obatan) di satu sisi. Pasti ada ramuan obat di Rumah Perebusan Obat, jadi mungkin aku bisa menemukan sejenis ramuan obat yang dapat membantu meredakan gatal-gatal.

Tiba-tiba saja Pei Qian Hao memutuskan untuk berdiri dari bangkunya dan mendekatinya selangkah demi selangkah. "Su Xi-er, kau masih mencoba menyembunyikannya di depan Pangeran ini? Orang yang mengalahkan para pengawal kekaisaran dan menyusup masuk Biro Layanan Binatu semalam, tak lain tak bukan, adalah dirimu. Kaulah yang paling tahu dalam hatimu mengapa Biro Layanan Binatu jadi seperti ini."

Su Xi-er mendongak menatapnya, "Pangeran Hao, hamba tidak memahami satu kata pun yang Anda ucapkan."

"Tidak memahaminya? Bagaimana kalau kau mengumpulkan beberapa rumpun rerumputan itu, melepaskan pakaianmu, dan berguling-guling di atasnya?"

Sekali lagi, Su Xi-er merasa pria ini adalah orang yang mesum. Siapa yang mampu mengucapkan hal semacam ini di hadapan seorang wanita?

"Mengapa kau melakukan itu? Apakah para dayang Biro Layanan Binatu memprovokasimu? Berikan alasannya pada Pangeran ini."

Keputusan pun tampak di mata Su Xi-er. "Bukan hamba."

"Para pengawal kekaisaran semuanya diserang di titik yang sama di leher mereka. Pangeran ini juga mengalami hal serupa sebelumnya." Suara Pei Qian Hao bercampur dengan senda-gurau. Ia tidak mengambil tindakan apa pun padanya sekarang karena ia kekurangan bukti.

"Hamba tidak mengerti apa yang Anda maksudkan. Pangeran Hao, tolong jangan mempersulit hamba." Ia mengambil selangkah mundur, menarik jarak menjauh di antara mereka.

Ia tidak tahu kalau Pei Qian Hao akan maju selangkah dan menggenggam tangannya. "Bintik merahnya akan segera muncul di tanganmu, dengan demikian, akan membuktikan kau tidak mengatakan yang sebenarnya pada Tabib Kekaisaran Zhao. Mengapa kau berbohong? Bukankah itu karena hati nuranimu merasa bersalah?"

Genggamannya terlalu kuat untuk dilepaskannya.

"Pangeran Hao, setiap kata yang hamba ucapkan adalah benar. Apakah Anda ingin tahu mengapa bintik-bintik merah tidak muncul pada hamba?"

Pei Qian Hao mengangkat alisnya. "Beritahu aku."

"Mohon lepaskan dulu tangan hamba. Genggaman Anda terlalu erat dan itu menyakiti hamba."

"Katakan yang sejujurnya. Kalau tidak, hanya akan ada rasa sakit yang menantimu." Ada makna lain dari ucapannya. Biarpun demikian, ia melepaskan tangan Su Xi-er.

"Pangeran Hao, Anda memberikan hamba sebotol bubuk obat, mengatakan bahwa efeknya adalah membuat tubuh menjadi harum. Seperti yang Anda katakan, setiap wanita memperhatikan tubuh mereka; hamba juga tidak ada bedanya." Ia sengaja menjeda dan memandangi ekspresinya.

Seperti yang diduga, ia tidak seserius sebelumnya. Ekspresinya agak tenang.

Oleh sebab itu, ia melanjutkan, "Hamba pergi mencabuti rumput liar setelah membubuhkan bubuk obatnya dan tidak terkena bintik merah sama sekali. Mungkin itu adalah efek dari bubuknya. Namun, hari ini, hamba tidak menggunakannya sebelum menyentuh batang rumputnya."

Pei Qian Hao terus mendengarkannya dengan perhatian penuh dan tersenyum. "Dasar wanita licik. Meskipun Pangeran ini tidak muncul, kau tetap akan terpikirkan sebuah cara untuk meloloskan diri, benar kan?"

"Hamba hanya sedang mengutarakan kenyataannya." Tadinya, Su Xi-er mengikuti sebuah rencana, tetapi ia tidak menyangka kalau Pei Qian Hao akan tiba-tiba muncul.

Apabila Tabib Kekaisaran Zhao mengurungnya tanpa adanya Pei Qian Hao, ia tetap akan memiliki sebuah alasan yang dipersiapkannya meskipun jika bintik merahnya memang muncul di tangannya. Itu akan menunjukkan bahwa pangeran sendirilah yang menghadiahkan bubuk obat kepadanya. Dengan demikian, tak peduli seberapa curiganya Tabib Kekaisaran Zhao, ia tidak akan mengusut masalah ini lebih jauh.

Dilihat dari sudut pandang lainnya, mungkin dapat dikatakan ia sedang memanfaatkan Pei Qian Hao.

Ia telah dimanfaatkan oleh seseorang tanpa ada alasan jelas. Walau ia belum mulai memanfaatkannya, hanya dengan poin itu saja sudah membuat Pei Qian Hao tidak senang.

"Karena kau telah memanfaatkan Pangeran ini, bukankah seharusnya kau melakukan sesuatu untuk membalas budiku?" Ia mengangkat tangannya dan mengelus wajahnya.

Kali ini, ia tidak menghindarinya tetapi membiarkannya menyentuh wajahnya.

Membiarkannya menyentuh wajahku bisa dianggap sebagai balas budi, bukan?

Pemikirannya pun tertebak oleh Pei Qian Hao dengan sangat cepat.

"Kau masih belum jelas juga tentang peribahasa Pangeran ini dalam menangani masalah? Kau memanfaatkan Pangeran ini. Tidak akan selesai hanya dengan membiarkanku menyentuh wajahmu." Lalu, ia pun meraih pinggangnya dengan tangannya yang lain dan membawanya ke dalam pelukannya.

Tangannya perlahan-lahan bergerak ke atas, membuat Su Xi-er sangat tidak nyaman. Selain wajah, ia masih ingin menyentuh ... tubuhku?

Tidak boleh!

Su Xi-er langsung mengangkat tangan untuk menampiknya, tetapi malah dihimpit ke tembok sebelum ia mampu melakukan apa-apa.

Napasnya bertebaran di lehernya. "Apa kau tahu kesenangan dalam berburu? Semakin kau berjuang untuk lolos, semakin kau mendapatkan perhatian si pemburu."

Implikasi tersembunyi dalam perkataannya jelas. "Jika kau bergerak lagi, jangan salahkan Pangeran ini karena tidak sopan."

Su Xi-er berhenti meronta. Ia merasa sangat tidak nyaman karena ia tidak mampu bertahan ketika ditekan oleh seorang pria.

Bagaimanapun juga, ia jijik pada pria. Tidak akan berlebihan untuk mengatakan kalau ia membenci mereka.

Akan tetapi, Pei Qian Hao masih belum bergeser juga, dan kehangatan dari lehernya menyebabkannya menautkan alis.

"Pangeran Hao, hamba tidak nyaman."

Pei Qian Hao mengangkat kepala dari lehernya dan menangkap tatapan berserinya, sesuatu yang tak pernah dilihat sebelumnya pada wanita lain.

Tetapi, ada kejengkelan dalam roman wajahnya. Kejengkelan terhadap dirinya.

Langka sekali baginya bertemu dengan seorang wanita yang membencinya. Pei Qian Hao mengangkat alisnya, memindahkan tangannya dari pinggang Su Xi-er menuju bibirnya.

"Mulutmu ini pandai sekali berbicara. Bagaimana aku harus menghukumnya?"

Bibir Pei Qian Hao lagi-lagi menempel sebelum ia dapat berbicara; namun kali ini, bibirnya menempel dengan lembut di bibirnya.

Sewaktu pria itu membuka mata untuk menatapnya, ia melihat kalau mata Su Xi-er pun terbuka.

Dalam sekejap, ia memperdalam ciumannya dan menekan Su Xi-er hingga ia tak bisa bernapas.

Akhirnya, Pei Qian Hao melepaskannya.

Su Xi-er memandanginya. Setiap kali, aku tidak bisa menghalaunya. Hanya dengan berciuman dengan banyak wanitalah, baru ia bisa mencapai tingkatan ahli begini, kan?

Namun, Su Xi-er tidak tahu kalau dirinya adalah wanita pertama yang pernah dicium oleh Pei Qian Hao. Ia juga adalah wanita pertama yang masih ingin dicium Pei Qian Hao setelah menciumnya satu kali.

Alasannya sangat sederhana. Ia begitu tertarik pada matanya yang menampilkan permusuhan padanya secara terbuka. Tetapi, ia hanya bisa menahannya dalam diam, walaupun geram.

Setelah ciuman itu, keduanya tidak mengatakan apa-apa. Bintik merah sudah muncul di lengan Su Xi-er.

Pei Qian Hao tertawa kecil dan menarik lengannya lagi setelah melihatnya. Mengeluarkan sebuah botol porselen putih dari lengan bajunya, ia mengambil kesempatan membubuhkan obat itu padanya.

"Bintik merahnya akan menghilang sebentar lagi. Karena kau berurusan dengan para dayang Biro Layanan Binatu dengan cara seperti itu, Pangeran ini menganggap kalau kau ingin masuk ke Biro Layanan Binatu. Mulai hari ini, kau tidak perlu bekerja di Istana Samping. Kau akan langsung melapor ke Biro Layanan Binatu untuk mencuci baju."

Pei Qian Hao tidak tahu alasan sebenarnya dari tindakan Su Xi-er, dan berasumsi kalau ia ingin masuk ke Biro Layanan Binatu.

Su Xi-er tidak menjelaskan. Biarkan saja, tak ada yang bisa kulakukan jika ia sudah bertekad mati meyakini bahwa akulah yang bertanggung jawab karena sudah mengalahkannya juga para pengawal kekaisaran.

Namun, ia ingin mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Pei Qian Hao apabila ia mempunyai cukup bukti.

Setelah membantunya membubuhkan bubuk obat, Pei Qian Hao berbalik pergi.

Su Xi-er segera memanggilnya, "Pangeran Hao, apabila Anda menemukan wanita yang menyergap Anda, apa yang akan Anda lakukan?"

Ia terkekeh. "Tentu saja aku akan menghukumnya dengan berat dan membunuhnya. Bukankah kau sudah mengetahui jalan pikiran Pangeran ini?" Ia pun berjalan keluar.

Su Xi-er tetap berdiri di tempat yang sama, melongo.

Yang dikatakannya itu benar atau tidak? Dapatkah perkataan seorang pria dipercaya?

Nyaris langsung saja, Su Xi-er menggelengkan kepalanya. Aku tidak bisa mempercayai satu kalimat pun. Dalam kehidupan ini, aku hanya akan mempercayai diriku sendiri.

Namun, ia tidak tahu kalau itu adalah Pei Qian Hao yang dulu, ia akan membunuh orang-orang yang memprovokasinya selama ia mempunyai sedikit saja bukti.

Sementara tentang apa yang dikatakannya pada Su Xi-er, itu benar, tetapi prasyaratnya adalah ia cukup peduli untuk mencari buktinya.

Pei Qian Hao yang sekarang, tidak mencari buktinya; ataupun jika ia menemukannya, ia tidak akan memberitahukannya pada siapa pun.

Setelah Pei Qian Hao berjalan keluar dari ruangan, ia melihat Wu Ling tengah menantinya di gerbang Institut Tabib Kekaisaran.

Saat ia tiba, Wu Ling segera membungkuk ke arahnya. "Pangeran Hao, Anda diundang menghadiri perjamuan Kerajaan Nan Zhao."

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar