Consort of A Thousand Faces
Chapter 32 : Menunggunya Di Sana
Su Xi-er tidak menyangka kalau Dayang Senior Liu akan menanyakan Hong Li pertanyaan ini. Ia mengira kalau Hong Li mengetahui segala urusanku hanya karena ia dekat denganku?
"Akan tetapi, aku juga penasaran. Kapan kau
dan Pangeran Hao saling mengenal? Ada suatu ketika, saat Mu Tao mengatakan
kalau kau dirasuki dan menjadi sangat berbeda. Mungkinkah itu dimulai sejak
saat itu, kau ...."
"Hong Li, bisakah aku mengatakan kalau aku
tidak seakrab itu dengan Pangeran Hao? Seseorang dengan status sepertinya
bukanlah seseorang yang bisa menjalin koneksi denganku; hanya saja, beberapa
masalah tidak tampak seperti apa yang ada di permukaannya."
Kebingungan muncul di mata Hong Li, dan ia menatap
Su Xi-er penuh perhatian. "Kau tidak akrab dengan Pangeran Hao? Bagaimana
mungkin? Hari itu, ia jelas-jelas menghukum Dayang Senior Zhao demi dirimu.
Terlebih lagi, bukankah kau memberitahu Dayang Senior Zhao kalau kau punya
seorang penyokong?"
"Kau ini kadang-kadang sangat cerdas, tetapi
kadang-kadang sangat bodoh. Di masa yang akan datang, jangan katakan apa-apa
sama sekali. Kau hanya perlu mendengarkanku. Kalau tidak, carilah saja jalan
keluar untukmu sendiri." Su Xi-er tidak punya waktu untuk menjelaskan,
oleh karenanya, ia segera berjalan maju dengan cepat.
Hong Li jadi gelisah. Aku tidak bisa
mencari jalan keluarku sendiri. Aku ingin mengikuti dan bergaul dengan Su
Xi-er!
Karenanya, ia berlari maju dan menarik Su Xi-er. Ia
berkata pelan, "Jangan cemas, aku akan berusaha untuk menjadi cerdas dan
tidak terlalu cerdas juga. Kau harus membawaku keluar. Semua harapanku sekarang
ini bergantung padamu."
Su Xi-er menatap mata sungguh-sungguh Hong Li dan
mengangguk. "Mhm, pergi dan lakukanlah pekerjaanmu."
Mendapatkan kepastian dari Su Xi-er, wajah lega
Hong Li dihiasi dengan senyuman. Ia segera berlari ke arah area tempatnya
bekerja.
Ia memandangi sosok Hong Li yang menjauh. Penampilannya
saat ini sangat mirip seperti gadis kecil santai yang tidak punya kerisauan
sama sekali.
Hanya saja, saat seseorang berada di Istana
Samping, sering kali kami tidak punya kebebasan untuk bertindak sesuai dengan
kehendak kami sendiri.
Dayang istana lain sedang bekerja. Saat mereka
bekerja, itulah waktunya bagi Su Xi-er untuk beristirahat.
Cuacanya sekarang ini panas, sehingga bekerja di
malam hari lebih sejuk. Namun, setelah cuacanya jadi dingin, akulah yang akan
menderita. Aku harus memikirkan sebuah cara untuk mengubah pekerjaanku sebelum
waktu itu.
Karena Ruo Yuan banyak membantunya semalam, ia
memutuskan untuk mengunjunginya.
***
Karena Ruo Yuan bertubuh kuat, pekerjaan kasar yang
melelahkan yang cocok untuk pria semuanya dikerjakan olehnya.
Su Xi-er mendatangi sisi barat daya Istana Samping.
Area dimana pispot diletakkan sangat dekat dengan rumah kayu tempat Ruo
Yuan bekerja.
Namun, ia tidak menyangka kalau Ruo Yuan tidak ada
di sana.
Kebetulan sekali, Lian Qiao lewat dan segera
bergegas menghampiri setelah ia melihat Su Xi-er.
Su Xi-er memandanginya dan bertanya, "Lian
Qiao, apakah kau melihat Ruo Yuan?"
Lian Qiao tampak termenung. "Ia .... Aku tidak
tahu dimana dirinya. Dulu, seharusnya ia ada di sini, membelah kayu
bakar."
Pada saat ini, suara penuh penghinaan seorang
wanita pun terdengar. Itu adalah dayang kurus yang tadinya tinggal di kamar
yang sama dengan Su Xi-er.
"Ruo Yuan baru saja dibawa pergi oleh pengawal
kekaisaran."
Ekspresi Su Xi-er menjadi gugup sejenak sebelum
kembali normal. "Darimana asalnya pengawal kekaisaran itu?"
Dayang kurus itu mengangkat bahunya. "Aku
hanya tahu kalau mereka adalah pengawal kekaisaran. Mengapa pula aku
menanyakan, 'Kakak Pengawal Kekaisaran, dari istana manakah kalian'?"
Penghinaan muncul di mata dayang itu selagi ia tampaknya sedang menonton sebuah
pertunjukan bagus.
Su Xi-er melihat kapaknya tergeletak di atas
tanah. Siapa yang membawa Ruo Yuan pergi? Ia hanyalah seseorang yang
melaksanakan pekerjaan kasar di Istana Samping. Mengapa pula ia dibawa pergi?
Jangan bilang karena semalam ....
Pemikirannya mendadak terhenti saat pandangannya
berubah dingin. Pangeran Hao?
Tetapi aku berada di Istana Samping. Bagaimana bisa
aku keluar untuk mencari Pei Qian Hao?!
"Su Xi-er, mengapa kau tiba-tiba datang
kemari?" Lian Qiao bertanya sembari tersenyum.
"Aku kemari untuk memeriksa pispot yang
sudah digosok, diambil dengan benar," Su Xi-er membalas acuh tak acuh.
Lian Qiao tertawa. "Mereka sudah lama diambil
orang. Kau menggosok begitu banyak pispot setiap hari. Sebentar lagi musim
dingin tiba. Lebih baik kau melapor pada Dayang Senior Liu dan bersiap-siap
dengan membawa salep radang dingin."
"Mhm." Su Xi-er pun berbalik dan
berjalan menuju halaman belakang Istana Samping.
Saat si dayang kurus melihat Lian Qiao kalah, ia mencibir.
"Ia tidak mempedulikanmu. Kenapa kau harus dihina ketika kau menjilatnya dengan segigih
itu?"
***
Su Xi-er tiba di depan pintu kamarnya dengan sangat
cepat, secara tak sadar memeriksa abu putih di atas tanah. Ada jejak di
atas abunya.
Apabila itu benar-benar Pei Qian Hao yang
menginstruksikan pengawal kekaisaran untuk membawa Ruo Yuan pergi, maka ia
semestinya muncul di kamarku sekarang.
Namun, abunya tidak terinjak. Apakah ia tidak
datang, atau ia sudah menebak tentang kegunaan abu putih ini?
Su Xi-er langsung jadi waspada. Ia membuka pintunya
pelan-pelan dan dengan hati-hati mengamati sekelilingnya.
Tidak ada seorang pun sama sekali. Ia tidak datang.
Su Xi-er langsung merasa kalau ini sangat
aneh. Mungkinkah Ruo Yuan bukan dibawa pergi oleh bawahannya?
Jangan bilang pelakunya Situ Li? Pemikiran ini langsung dimentahkan nyaris segera setelah pemikiran itu
melintas dalam benaknya. Pangeran Kekaisaran Ketiga hanya akan
melakukan ini apabila ia santai tanpa adanya hal untuk dikerjakan.
Setelah merenungkannya sejenak, Su Xi-er yakin
bahwa pelakunya adalah Pei Qian Hao. Sementara untuk mengapa ia melakukannya,
ia harus menanyakan padanya.
"Su Xi-er," Hong Li membuka pintunya dan
memanggilnya.
"Di masa mendatang, ketuk pintunya sebelum kau
masuk. Bagaimana kalau aku sedang berganti pakaian?"
Hong Li langsung merasa canggung. Setelah berdeham
kecil, ia menyesuaikan ekspresinya. "Barusan ini, aku berpura-pura lewat
di depan kediaman Dayang Senior Liu dan melihat Nona He keluar dengan wajah
penuh amarah."
Nada suara Su Xi-er meninggi saat ia menjawab,
"Mhm." Tampaknya, Dayang Senior Liu tidak mendengarkan
He Ying dan langsung menolak untuk bekerja sama dengannya. Menolak He Ying sama
saja dengan menolak Ibu Suri. Dayang Senior Liu ini pemberani juga.
"Terlebih lagi, ekspresinya Nona He itu,
seolah ia menahan kentut di perutnya yang tidak bisa dikeluarkan. Katakan, apa yang ia bicarakan
dengan Dayang Senior Liu?"
Su Xi-er tertawa kecil. "Hong Li, apa pun yang Nona He
katakan pada Dayang Senior Zhao, ia pasti mengatakan hal yang sama pada Dayang
Senior Liu."
"Ah? Nona He kan bersama Ibu Suri. Mengapa Ibu
Suri ingin sekali membunuhmu?" Suara Hong Li pun sedikit demi sedikit
menjadi lebih pelan. Ia tidak mengerti kenapa Ibu Suri ingin melakukan hal itu.
"Bagaimana bisa ada begitu banyak 'mengapa' di
dalam istana kekaisaran? Di masa depan, jangan begitu kebingungan dan terlalu memperlihatkan hatimu. Itu tidak baik."
Hong Li menganggukkan kepalanya berhati-hati.
"Mhm, aku akan mengingatnya di masa mendatang dan belajar darimu
agar tidak membiarkan emosiku terlihat."
"Pergi dan kerjakan tugasmu. Jangan tinggal di
kamarku terlalu lama. Amati pergerakan di Istana Samping dan, jika kau melihat
pengawal kekaisaran, segera laporkan padaku," Su Xi-er menginstruksikannya
secepatnya.
"Mengapa pengawal kekaisaran datang? Tidak ada
hal besar yang terjadi di Istana Samping." Hong Li kebingungan.
"Kau hanya perlu mengikuti apa yang kukatakan.
Jangan mengajukan terlalu banyak pertanyaan."
Hong Li bersungut-sungut, menggumamkan sebuah
"oh" sebelum dengan cepat ia keluar dari kamar.
Su Xi-er memandangi pintu kamar yang
tertutup. Hong Li sangat cerdas, tetapi ia masih tetap memerlukan
bimbingan. Di beberapa aspek, ia tidak sebaik Lü Liu. Sekarang
ini, standarnya dalam memilih orang adalah berdasarkan Lü Liu. Sementara
untuk Ruo Yuan, ia membuat Su Xi-er merasa seolah Lü Liu masih hidup.
Namun, ia bahkan tidak mengetahui kemana Ruo Yuan
dibawa. Pei Qian Hao masih belum datang, dan ia tidak bisa meninggalkan Istana
Samping.
Satu hari berlalu sangat cepat, tanpa adanya
pengawal kekaisaran yan mendatangi Istana Samping sama sekali. Masalah Ruo Yuan
dibawa pergi oleh pengawal kekaisaran juga menyebar. Dayang Senior Liu tidak
menyebutkan apa pun, dan hanya menginstruksikan dayang lain untuk membelah kayu
bakarnya.
***
Saat malam tiba, Su Xi-er berjalan menuju rumah
kayu di sisi barat daya seperti biasanya.
Akan tetapi, ia tidak menyangka kalau pria itu akan
menunggunya di sana.
Ia mengenakan pakaian berwarna ungu yang berkibar
terkena angin, sementara kontur wajahnya sangat tampan dan jelas.
Itu Pei Qian Hao. Ia sedang menungguku di depan
rumah kayu di sisi barat daya, di area dimana pispot diletakkan.
0 comments:
Posting Komentar