Sabtu, 05 Desember 2020

CTF - Chapter 32

Consort of A Thousand Faces

Chapter 32 : Menunggunya Di Sana


Su Xi-er tidak menyangka kalau Dayang Senior Liu akan menanyakan Hong Li pertanyaan ini. Ia mengira kalau Hong Li mengetahui segala urusanku hanya karena ia dekat denganku?

"Akan tetapi, aku juga penasaran. Kapan kau dan Pangeran Hao saling mengenal? Ada suatu ketika, saat Mu Tao mengatakan kalau kau dirasuki dan menjadi sangat berbeda. Mungkinkah itu dimulai sejak saat itu, kau ...."

"Hong Li, bisakah aku mengatakan kalau aku tidak seakrab itu dengan Pangeran Hao? Seseorang dengan status sepertinya bukanlah seseorang yang bisa menjalin koneksi denganku; hanya saja, beberapa masalah tidak tampak seperti apa yang ada di permukaannya."

Kebingungan muncul di mata Hong Li, dan ia menatap Su Xi-er penuh perhatian. "Kau tidak akrab dengan Pangeran Hao? Bagaimana mungkin? Hari itu, ia jelas-jelas menghukum Dayang Senior Zhao demi dirimu. Terlebih lagi, bukankah kau memberitahu Dayang Senior Zhao kalau kau punya seorang penyokong?"

"Kau ini kadang-kadang sangat cerdas, tetapi kadang-kadang sangat bodoh. Di masa yang akan datang, jangan katakan apa-apa sama sekali. Kau hanya perlu mendengarkanku. Kalau tidak, carilah saja jalan keluar untukmu sendiri." Su Xi-er tidak punya waktu untuk menjelaskan, oleh karenanya, ia segera berjalan maju dengan cepat.

Hong Li jadi gelisah. Aku tidak bisa mencari jalan keluarku sendiri. Aku ingin mengikuti dan bergaul dengan Su Xi-er!

Karenanya, ia berlari maju dan menarik Su Xi-er. Ia berkata pelan, "Jangan cemas, aku akan berusaha untuk menjadi cerdas dan tidak terlalu cerdas juga. Kau harus membawaku keluar. Semua harapanku sekarang ini bergantung padamu."

Su Xi-er menatap mata sungguh-sungguh Hong Li dan mengangguk. "Mhm, pergi dan lakukanlah pekerjaanmu."

Mendapatkan kepastian dari Su Xi-er, wajah lega Hong Li dihiasi dengan senyuman. Ia segera berlari ke arah area tempatnya bekerja.

Ia memandangi sosok Hong Li yang menjauh. Penampilannya saat ini sangat mirip seperti gadis kecil santai yang tidak punya kerisauan sama sekali.

Hanya saja, saat seseorang berada di Istana Samping, sering kali kami tidak punya kebebasan untuk bertindak sesuai dengan kehendak kami sendiri.

Dayang istana lain sedang bekerja. Saat mereka bekerja, itulah waktunya bagi Su Xi-er untuk beristirahat.

Cuacanya sekarang ini panas, sehingga bekerja di malam hari lebih sejuk. Namun, setelah cuacanya jadi dingin, akulah yang akan menderita. Aku harus memikirkan sebuah cara untuk mengubah pekerjaanku sebelum waktu itu.

Karena Ruo Yuan banyak membantunya semalam, ia memutuskan untuk mengunjunginya.

***

Karena Ruo Yuan bertubuh kuat, pekerjaan kasar yang melelahkan yang cocok untuk pria semuanya dikerjakan olehnya.

Su Xi-er mendatangi sisi barat daya Istana Samping. Area dimana pispot diletakkan sangat dekat dengan rumah kayu tempat Ruo Yuan bekerja.

Namun, ia tidak menyangka kalau Ruo Yuan tidak ada di sana.

Kebetulan sekali, Lian Qiao lewat dan segera bergegas menghampiri setelah ia melihat Su Xi-er.

Su Xi-er memandanginya dan bertanya, "Lian Qiao, apakah kau melihat Ruo Yuan?"

Lian Qiao tampak termenung. "Ia .... Aku tidak tahu dimana dirinya. Dulu, seharusnya ia ada di sini, membelah kayu bakar."

Pada saat ini, suara penuh penghinaan seorang wanita pun terdengar. Itu adalah dayang kurus yang tadinya tinggal di kamar yang sama dengan Su Xi-er.

"Ruo Yuan baru saja dibawa pergi oleh pengawal kekaisaran."

Ekspresi Su Xi-er menjadi gugup sejenak sebelum kembali normal. "Darimana asalnya pengawal kekaisaran itu?"

Dayang kurus itu mengangkat bahunya. "Aku hanya tahu kalau mereka adalah pengawal kekaisaran. Mengapa pula aku menanyakan, 'Kakak Pengawal Kekaisaran, dari istana manakah kalian'?" Penghinaan muncul di mata dayang itu selagi ia tampaknya sedang menonton sebuah pertunjukan bagus.

Su Xi-er melihat kapaknya tergeletak di atas tanah. Siapa yang membawa Ruo Yuan pergi? Ia hanyalah seseorang yang melaksanakan pekerjaan kasar di Istana Samping. Mengapa pula ia dibawa pergi? Jangan bilang karena semalam ....

Pemikirannya mendadak terhenti saat pandangannya berubah dingin. Pangeran Hao?

Tetapi aku berada di Istana Samping. Bagaimana bisa aku keluar untuk mencari Pei Qian Hao?!

"Su Xi-er, mengapa kau tiba-tiba datang kemari?" Lian Qiao bertanya sembari tersenyum.

"Aku kemari untuk memeriksa pispot yang sudah digosok, diambil dengan benar," Su Xi-er membalas acuh tak acuh.

Lian Qiao tertawa. "Mereka sudah lama diambil orang. Kau menggosok begitu banyak pispot setiap hari. Sebentar lagi musim dingin tiba. Lebih baik kau melapor pada Dayang Senior Liu dan bersiap-siap dengan membawa salep radang dingin."

"Mhm." Su Xi-er pun berbalik dan berjalan menuju halaman belakang Istana Samping.

Saat si dayang kurus melihat Lian Qiao kalah, ia mencibir. "Ia tidak mempedulikanmu. Kenapa kau harus dihina ketika kau menjilatnya dengan segigih itu?"

***

Su Xi-er tiba di depan pintu kamarnya dengan sangat cepat, secara tak sadar memeriksa abu putih di atas tanah. Ada jejak di atas abunya.

Apabila itu benar-benar Pei Qian Hao yang menginstruksikan pengawal kekaisaran untuk membawa Ruo Yuan pergi, maka ia semestinya muncul di kamarku sekarang.

Namun, abunya tidak terinjak. Apakah ia tidak datang, atau ia sudah menebak tentang kegunaan abu putih ini?

Su Xi-er langsung jadi waspada. Ia membuka pintunya pelan-pelan dan dengan hati-hati mengamati sekelilingnya.

Tidak ada seorang pun sama sekali. Ia tidak datang.

Su Xi-er langsung merasa kalau ini sangat aneh. Mungkinkah Ruo Yuan bukan dibawa pergi oleh bawahannya?

Jangan bilang pelakunya Situ Li? Pemikiran ini langsung dimentahkan nyaris segera setelah pemikiran itu melintas dalam benaknya. Pangeran Kekaisaran Ketiga hanya akan melakukan ini apabila ia santai tanpa adanya hal untuk dikerjakan.

Setelah merenungkannya sejenak, Su Xi-er yakin bahwa pelakunya adalah Pei Qian Hao. Sementara untuk mengapa ia melakukannya, ia harus menanyakan padanya.

"Su Xi-er," Hong Li membuka pintunya dan memanggilnya.

"Di masa mendatang, ketuk pintunya sebelum kau masuk. Bagaimana kalau aku sedang berganti pakaian?"

Hong Li langsung merasa canggung. Setelah berdeham kecil, ia menyesuaikan ekspresinya. "Barusan ini, aku berpura-pura lewat di depan kediaman Dayang Senior Liu dan melihat Nona He keluar dengan wajah penuh amarah."

Nada suara Su Xi-er meninggi saat ia menjawab, "Mhm." Tampaknya, Dayang Senior Liu tidak mendengarkan He Ying dan langsung menolak untuk bekerja sama dengannya. Menolak He Ying sama saja dengan menolak Ibu Suri. Dayang Senior Liu ini pemberani juga.

"Terlebih lagi, ekspresinya Nona He itu, seolah ia menahan kentut di perutnya yang tidak bisa dikeluarkan. Katakan, apa yang ia bicarakan dengan Dayang Senior Liu?"

Su Xi-er tertawa kecil. "Hong Li, apa pun yang Nona He katakan pada Dayang Senior Zhao, ia pasti mengatakan hal yang sama pada Dayang Senior Liu."

"Ah? Nona He kan bersama Ibu Suri. Mengapa Ibu Suri ingin sekali membunuhmu?" Suara Hong Li pun sedikit demi sedikit menjadi lebih pelan. Ia tidak mengerti kenapa Ibu Suri ingin melakukan hal itu.

"Bagaimana bisa ada begitu banyak 'mengapa' di dalam istana kekaisaran? Di masa depan, jangan begitu kebingungan dan terlalu memperlihatkan hatimu. Itu tidak baik."

Hong Li menganggukkan kepalanya berhati-hati. "Mhm, aku akan mengingatnya di masa mendatang dan belajar darimu agar tidak membiarkan emosiku terlihat."

"Pergi dan kerjakan tugasmu. Jangan tinggal di kamarku terlalu lama. Amati pergerakan di Istana Samping dan, jika kau melihat pengawal kekaisaran, segera laporkan padaku," Su Xi-er menginstruksikannya secepatnya.

"Mengapa pengawal kekaisaran datang? Tidak ada hal besar yang terjadi di Istana Samping." Hong Li kebingungan.

"Kau hanya perlu mengikuti apa yang kukatakan. Jangan mengajukan terlalu banyak pertanyaan."

Hong Li bersungut-sungut, menggumamkan sebuah "oh" sebelum dengan cepat ia keluar dari kamar.

Su Xi-er memandangi pintu kamar yang tertutup. Hong Li sangat cerdas, tetapi ia masih tetap memerlukan bimbingan. Di beberapa aspek, ia tidak sebaik Lü Liu. Sekarang ini, standarnya dalam memilih orang adalah berdasarkan Lü Liu. Sementara untuk Ruo Yuan, ia membuat Su Xi-er merasa seolah Lü Liu masih hidup.

Namun, ia bahkan tidak mengetahui kemana Ruo Yuan dibawa. Pei Qian Hao masih belum datang, dan ia tidak bisa meninggalkan Istana Samping.

Satu hari berlalu sangat cepat, tanpa adanya pengawal kekaisaran yan mendatangi Istana Samping sama sekali. Masalah Ruo Yuan dibawa pergi oleh pengawal kekaisaran juga menyebar. Dayang Senior Liu tidak menyebutkan apa pun, dan hanya menginstruksikan dayang lain untuk membelah kayu bakarnya.

***

Saat malam tiba, Su Xi-er berjalan menuju rumah kayu di sisi barat daya seperti biasanya.

Akan tetapi, ia tidak menyangka kalau pria itu akan menunggunya di sana.

Ia mengenakan pakaian berwarna ungu yang berkibar terkena angin, sementara kontur wajahnya sangat tampan dan jelas.

Itu Pei Qian Hao. Ia sedang menungguku di depan rumah kayu di sisi barat daya, di area dimana pispot diletakkan.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar