Sabtu, 05 Desember 2020

CTF - Chapter 26

Consort of A Thousand Faces

Chapter 26 : Apa yang Paling Aku Sukai

Su Xi-er mengangkat kepalanya untuk menatapnya. Semua orang di istana kekaisaran tahu apa yang paling disukainya. Kalau begitu, tampaknya itu adalah karakteristiknya yang paling kentara.

Saat seseorang menyebut soal Pangeran Hao, apa yang akan menjadi reaksi pertama mereka?

Ia tersentak. Istana Kecantikan. Semua orang di seluruh dunia tahu ... Bahkan saat aku masih Ning Ru Lan, aku sudah mengetahui itu.

Saat ia menatap matanya yang dibanjiri pertanyaan, ia akhirnya menjawab, "Aku selalu mendengar dayang lain membicarakan tentang Istana Kecantikan, dan bahwa ada banyak sekali wanita cantik di sana. Apakah Pangeran Hao paling menyukai ini?"

Ia segera mengangkat sudut mulutnya dan mengangkat tangannya untuk menyentuh Su Xi-er. Sensasi sentuhan itu luar biasa, membuatnya sangat puas.

Su Xi-er tidak melawan dan memperbolehkannya untuk menyentuhnya. Jika aku melawan, aku pasti akan mendapatkan tindakan yang lebih intens darinya.

Di saat bersamaan, ia juga memancingnya. Apakah ia benar-benar seperti yang dikatakan oleh rumor? Bahwa ia tidak bisa menahan dirinya kapan pun ia melihat seorang gadis cantik?

Tangan Pei Qian Hao yang sedang mengelus wajahnya pun terhenti. Ekspresi di matanya berubah. Tak lagi bercanda, tetapi serius layaknya lubang teramat dalam yang tertutupi sinar dingin. "Pangeran ini paling menyukai gadis cantik. Penampilanmu bisa dianggap sebagai yang pertama di Istana Kecantikan. Apakah kau ketakutan karena Pangeran ini sudah melihatmu?"

Hati Su Xi-er bergidik saat ia mendengarkan perkataannya. Aku sama sekali tidak boleh masuk ke dalam Istana Kecantikan.

Terdapat dua alasan. Pertama-tama, di kerajaan Bei Min ini, kebencian terhadap wanita tak terkendali dan pria dianggap lebih unggul daripada wanita. Setelah memasuki Istana Kecantikan, aku menduga kalau aku akan benar-benar terisolasi dari dunia luar, tidak bisa mendengarkan kabar apa pun dari Nan Zhao.

Mungkin yang paling pentingnya adalah, aku tidak ingin terlibat dengan pria ini. Seluruh tubuhnya menguarkan aura berbahaya.

Ia menatapnya dan bertanya perlahan, "Pangeran Hao, kecantikan pada akhirnya akan menua. Apabila mereka menua dan penampilan cantik mereka menghilang, masihkah mereka menjadi kesukaan Anda?"

Pangeran Hao memandanginya dengan ekspresi serius dan tanpa sadar menyingkirkan tangannya dari wajah Su Xi-er.

Tidak ada seorang pun yang pernah mempertanyakan ini padaku, ataupun aku pernah memikirkannya sebelumnya.

Su Xi-er melihat kalau ia tidak menjawab, jadi ia pun melanjutkan, "Hamba ingin menjalani seluruh kehidupanku dengan damai, dan bukannya diangkat ke ketinggian luar biasa oleh orang lain, lalu setelahnya dijatuhkan sekeras mungkin."

Lalu, ia mendorongnya menjauh dan berlutut dengan bunyi gedebuk, berpura-pura menjadi sangat lemah lembut. "Pangeran Hao, Anda pasti mencurigai kalau hambalah orang yang menyerang Anda di dalam hutan. Tetapi, malam itu, hamba benar-benar sedang menyapu di Istana Samping. Aku kembali ke kamarku tepat setelah aku selesai."

Pei Qian Hao menundukkan kepalanya untuk memandanginya. Ia tidak tahu mengapa, tetapi mendadak ia merasa kesal.

Setiap ucapan yang dikatakannya, tidak ada seorang pun yang berani mengutarakannya padaku sebelumnya. Ia berlutut dan berbicara sebanyak ini hanya untuk memohon padaku agar tidak membawanya masuk dalam Istana Kecantikan.

Seolah-olah udara langsung membeku. Tidak jelas berapa banyak waktu berlalu saat suara dalam dan rendah milik Pei Qian Hao terdengar dari atas kepalanya.

"Hal-hal yang tidak menguntungkan Pangeran ini sama sekali, akan Pangeran ini buang mereka tanpa ampun. Tentu saja, apabila seseorang memprovokasi Pangeran ini, Pangeran ini pasti tidak akan melepaskan orang itu, tak peduli siapa mereka."

Suaranya dingin. Segera setelah ia selesai berbicara, Su Xi-er melihat keliman bawah baju keungunan itu berdesir.

Krek

Pintu kamarnya dibuka dan Pei Qian Hao langsung menghilang dari kamar.

Sebelum Pei Qian Hao pergi, tatapannya terarah cepat ke alur kecil di dindingnya. Ia masih belum menemukan mutiara itu.

Su Xi-er berdiri. Belajar dari pelajarannya setelah dua contoh dimana ia terkejut, ia akan selalu memeriksa apakah ada orang lain di dalam kamarnya setiap kali ia masuk dan menaburkan abu putih di depan pintunya tiap kali ia pergi. Hari ini, ia menaburkan abu putihnya sekali, tidak menduga kalau Pei Qian Hao akan datang lagi.

Pintu kamarnya terbuka, jadi Su Xi-er berjalan ke depan untuk menutup pintunya sebelum kembali ke sisi ranjang dan memungut botol perselen putihnya. Membukanya, ia mulai merasa segar saat dengan hati-hati ia membaui bubuk obat kehijauan di dalamnya.

Ia mempelajari obat-obatan herbal di masa lalu. Meskipun ia bukanlah ahlinya, paling tidak, ia masih mengerti dasar-dasarnya.

Aroma bubuk obat ini berbeda dari bubuk obat biasanya. Inilah mengapa efeknya sangat bagus.

Tiba-tiba saja, mata Su Xi-er berbinar. Mungkinkah ini dibawa dari Kerajaan Xi Liu? Tidak peduli akan jenis kelamin, semua orang ingin tampak indah, menyukai jenis obat yang terbuat dari bunga dan tanaman.

Su Xi-er segera menuangkan sedikit bubuk obatnya dan meratakannya di pergelangan tangan kirinya.

Di waktu bersamaan, ia bahkan menuangkannya sedikit di kantong wewangian di pinggangnya. Bahan di dalam kantong wewangiannya terkontaminasi dengan wangi safflower dan bubuk obat bisa menghilangkan baunya, tak perlu membuatnya repot-repot untuk membersihkannya.

Setelah ia menutupnya dengan benar, dengan hati-hati Su Xi-er meletakkan botol perselen putih dan obat-obatan herbal di dalam lemarinya.

Ia baru saja menutup pintu lemari ketika ia mendengar ketukan di pintu kamarnya. Suara Hong Li terdengar, "Dayang Senior Zhao memang sudah mati. Tubuhnya sudah ditutupi sehelai kain putih dan dikirim keluar istana kekaisaran. Aku mendengar kalau mayatnya akan dibuang ke dalam kuburan massal tak bernisan."

Su Xi-er memahami dalam hatinya. "Masuklah dulu sebelum kau berbicara."

Jika Dayang Senior Zhao mati begitu saja, lalu bagaimana dengan Liu Ye-er? Di mana sebenarnya Dayang Senior Zhao menyembunyikannya?

Dengan cekatan Hong Li masuk ke dalam kamar dan dengan hati-hati menutup pintunya. Wajahnya dipenuhi ketakutan yang tersisa saat ia teringat kejadiannya. "Dayang Senior Zhao sudah tinggal di istana kekaisaran selama bertahun-tahun. Dulu, ia bahkan melayani Pure Consort. Hanya setelah Pure Consort melakukan suatu kejahatan dan dihukum mati, barulah Dayang Senior Zhao ditugaskan di Istana Samping."

(T/N : dapat dianggap sebagai salah satu peringkat yang tinggi dari selir di dalam harem kekaisaran.)

Beberapa kalimat sederhana meringkas seluruh kehidupan Dayang Senior Zhao. Su Xi-er tidak tahu kalau Dayang Senior Zhao bahkan pernah melayani Pure Consort sebelumnya.

"Hong Li, Pure Consort mana yang kau maksud?"

Saat ia melihat ekspresi sungguh-sungguh Su Xi-er, Hong Li pun melongo. Dayang Senior Zhao sudah mati, tetapi Su Xi-er masih ingin bertanya?

Tetapi karena ia sudah bertanya, aku harus menjawabnya. Su Xi-er adalah harapanku sekarang!

"Aku masuk ke dalam istana setahun lebih dulu darimu. Tahun itu kebetulan adalah tahun ketika Pure Consort melakukan sebuah kejahatan dan Dayang Senior Zhao dikirim ke Istana Samping. Wajar saja jika kau tidak mengetahui tentang masalah ini. Sementara untuk Pure Consort sendiri, aku hanya tahu kalau marganya adalah Liu, dan kalau ia adalah seorang wanita dengan reputasi sastra. Setelah Pure Consort bertemu malapetakanya, keluarga Liu pun menolaknya."

Su Xi-er segera menangkap titik utamanya. "Marganya adalah Liu?"

Mungkinkah berhubungan dengan Liu Ye-er?

Hong Li mengangguk. "Itu benar. Marganya adalah Liu, marga yang sama seperti Liu Ye-er."

Saat ia menyebutkan Liu Ye-er, ekspresi di mata Hong Li langsung berubah ketika ia cepat-cepat menutupi mulutnya.

Su Xi-er sedikit mengerutkan alis tipisnya dan mulai merenung.

Saat Hong Li melihatnya tampak termenung, ia pun meledeknya. "Kau baru berusia lima belas tahun. Menggunakan perkataan Dayang Senior Liu, sekarang ini kau sedang dalam masa muda terprimamu. Kau akan terlihat lebih tua jika kau selalu mengerutkan alismu."

Su Xi-er mengangkat kepalanya, menatapnya, dan bergumam sendiri, "Siapa yang mungkin disinggung oleh Liu Ye-er? Marganya Liu, dan marga Pure Consort juga adalah Liu."

"Itu hanyalah suatu kebetulan, 'Liu' merupakan sebuah marga yang biasa, sehingga ada banyak sekali orang bermarga itu! Jangan ungkit-ungkit Liu Ye-er lagi. Kapanpun ia dibicarakan, aku merasakan puyuh di hatiku." Hong Li melambaikan tangannya saat ia memberitahunya.

Su Xi-er keheranan. Mereka memiliki marga yang sama. Apakah sungguh hanya sebuah kebetulan?

Tepat saat ia sedang bertanya-tanya, Hong Li menepuk pundaknya dan terlihat senang. "Pangeran Hao benar-benar mempedulikanmu. Ketika Dayang Senior Zhao diam-diam menjatuhkan hukuman padamu, ia langsung membalaskan dendam padanya dengan sangat kasar. Dengan tubuh tuanya, tidak mungkin ia bisa selamat dari tiga puluh pukulan papan yang dijatuhkan padanya. Tsk, tsk, aku menduga, semua wanita di Istana Kecantikan tidak mendapatkan perlakuan semacam ini."

"Kapan pun Pangeran Hao melihat seorang gadis cantik, ia akan menyimpannya untuk dirinya sendiri. Menurutmu, orang seperti apakah ia?" Su Xi-er berpura-pura bertanya santai.

Pertanyaan ini menakuti Hong Li. Seluruh ekspresinya berubah dan ia menjadi sangat waspada, "Bagaimana mungkin aku berani mengarang kekurangan tentang Pangeran Hao?! Selain itu, di Bei Min ini, bahkan mereka yang agak kaya akan menikahi beberapa selir. Pangeran Hao memiliki kekuasaan yang besar, jadi wajar saja jika ia memiliki banyak wanita!"

Selama seseorang memiliki kekuasaan yang besar, satu orang bisa memiliki banyak wanita. Gagasan ini sudah tertanam dalam di Bei Min.

Su Xi-er memikirkan Nan Zhao. Meskipun peraturannya tidak seketat di Bei Min, di sana juga membenci wanita, dan menganggap pria lebih unggul dari wanita. Di era sebelumnya, ketika itu adalah Putri Zhao Hua yang paling elegan dan berbakat, suaminya masih mengambil dua selir.

Tiba-tiba saja, ia teringat apa yang pernah dikatakannya pada Yun Ruo Feng. "Kau hanya boleh memilikiku dalam kehidupan ini."

Bagaimana Yun Ruo Feng menjawabku waktu itu? "Dalam kehidupan ini, aku hanya akan mencintaimu."

Hehe, sekarang kalau kupikirkan lagi, betapa mengejek dan konyolnya hal itu!

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar