Sabtu, 05 Desember 2020

CTF - Chapter 30

Consort of A Thousand Faces

Chapter 30 : Harimau dan Macan Tutul


Pei Qian Hao melirik Su Xi-er sebelum memandang Situ Li. "Memangnya kenapa kalau Pangeran ini bilang iya?"

Nada suaranya sok berkuasa dan arogan, seolah ia menganggap dirinya tak tertandingi di dunia.

Alis Su Xi-er agak mengernyit. Ia sengaja memancing Situ Li menjauh. Kalau begitu, ia tahu segala sesuatu mengenai diriku yang mendekati Liu Ye-er dan mencoba menipunya untuk mengatakan sesuatu.

Pria ini menyembunyikan rencana kotornya terlalu dalam. Jika memang demikian, ia tidak akan pernah lagi mempercayai penampilan penurut dan ketakutanku di masa mendatang.

Memikirkan ini, Su Xi-er mengepalkan tangannya sebelum memutuskan: tidak peduli bagaimana ia tidak mempercayaiku ataupun bagaimana ia akan memancingku, sudah pasti aku tidak akan membiarkan kucing keluar dari karungnya.

Pangeran Hao tidak punya bukti pasti, jadi, ia tidak bisa menangkap seseorang seenaknya. Aku harus bijaksana, tidak boleh mengizinkannya mengetahui apa pun yang mungkin memberatkanku.

Situ Li berjalan mendekati Su Xi-er secara perlahan. Saat ia berada kurang dari satu meter jauhnya dari Su Xi-er, ia mendadak meraih tangan kanannya, menariknya ke belakang tubuhnya.

Pei Qian Hao mengangkat alisnya dan merasa hal ini sangat menarik selagi ia memandangi Su Xi-er, tetapi ia berbicara pada Situ Li. "Ia bersamamu?"

"Menggunakan ucapan Pangeran Hao, memangnya kenapa kalau Pangeran Kekaisaran ini bilang iya?"

"Pangeran ini tidak punya ketertarikan terhadap masalah kalian berdua. Tidak masalah selama kau tidak secara aktif memprovokasi Pangeran ini. Su Xi-er, aku benar kan?" Tepat setelahnya, Pei Qian Hao mulai meneliti dengan cermat ekspresi Su Xi-er.

Di satu sisi, Ruo Yuan masih berlutut di atas tanah. Ia tidak mampu lagi memahami situasi saat ini. Menilai dari tingkah laku Pangeran Hao dan Pangeran Kekaisaran Ketiga, mereka sedang berdebat karena Su Xi-er? Mereka menyukai wanita yang sama?

Su Xi-er berjuang melepaskan diri dari tangan Situ Li dan membungkuk hormat pada Pei Qian Hao. "Hamba akan mengingat ucapan Anda di dalam pikiranku, Pangeran Hao. Bagaimanapun juga, masih ada pispot di samping sumur yang masih belum digosok. Hamba pamit permisi."

"Kau masih tahu kalau kau harus pergi bekerja." Pei Qian Hao terkekeh dan melambaikan tangannya, mengindikasikan Su Xi-er untuk pergi.

Su Xi-er berbalik dan memberi tanda pada Ruo Yuan dengan pandangan penuh makna. Segera, keduanya meninggalkan hutan.

***

Sementara itu, Situ Li menatap Pei Qian Hao dan berkata dingin, "Pangeran Hao, aku harap kau tidak ikut campur dalam urusan rumah tangga kekaisaran Bei Min."

Pei Qian Hao meliriknya. "Urusan ini berhubungan dengan Commandery Prince Xie. Jangan katakan padaku kalau ia adalah seseorang dari rumah tangga kekaisaran Bei Min?"

"Tentu saja bukan. Ia hanyalah seorang pangeran penguasa dengan marga yang berbeda. Situ adalah marga dari keluarga kekaisaran Bei Min."

"Pangeran ini mengetahui marga klan kekaisaran Bei Min. Kau tidak perlu mengingatkanku, Pangeran Kekaisaran Ketiga. Namun, tampaknya kau melupakan, jika bukan karena Pangeran ini berhati lembut, kau masih tetap berada di sebuah kota terpencil."

Ekspresi Situ Li langsung berubah. Cahaya bulan menyinari wajahnya, menyebabkan wajahnya tampak lebih pucat lagi.

"Hari perayaan kematian Ibunda Permaisurimu sudah hampir tiba. Memikirkan kalau kau sangat merindukan Ibunda Permaisurimu, Pangeran ini memanggilmu kembali dengan sebuah titah."

Situ Li mendadak tertawa dan nadanya membawa sejejak penghinaan. "Pangeran Kekaisaran ini malah harus berterima kasih padamu."

"Karena kau tahu itu, kau harus menjauh dari Su Xi-er." Nadanya tak ingin dipertanyakan dan sangat mendominasi.

"Pangeran Hao, kau baru saja mengatakan kalau kau tidak tertarik untuk mempedulikan tentang urusan pangeran kekaisaran ini dengan Su Xi-er."

Mata Pangeran Hao menggelap saat sudut bibirnya terangkat. "Pangeran Kekaisaran Ketiga, kau tidak mendengarkan sepenuhnya perkataan Pangeran ini. Mereka yang memprovokasi Pangeran ini, Pangeran ini tidak akan melepaskan mereka. Apabila kau terlalu dekat dengan Su Xi-er, kau mungkin akan terkena dampaknya di masa mendatang."

Situ Li mendengarkan dengan penuh perhatian. Ia memahami makna yang dimaksudkan Pei Qian Hao. Ada seorang dayang lancang yang melancarkan serangan diam-diam pada Pangeran Hao di hutan sebelah Istana Samping malam itu.

Terlebih lagi, Pangeran Hao sudah mulai mencurigai Su Xi-er, tetapi ia hanya mencurigainya, dan tidak punya bukti apa pun.

"Pangeran Hao, apabila kau bertingkah begini, akan membuat pangeran kekaisaran ini salah paham, mengira kalau Su Xi-er memprovokasimu."

"Pangeran Kekaisaran Ketiga, kau tidak perlu memusingkan dirimu dengan masalah ini. Orang-orang dari klan kekaisaran memiliki tubuh yang dimanjakan dan rapuh. Sudah begini larutnya, kau harus istirahat lebih awal."

Setelahnya, Pei Qian Hao langsung pergi tanpa melihat ke arah Situ Li.

Di dalam hutan, Situ Li tenggelam dalam pikirannya.

***

Setelah Pei Qian Hao berjalan keluar dari hutan, ia tidak pergi menaiki kudanya, melainkan berjalan menuju ke arah sumur.

Dari kejauhan, ia bisa melihat Su Xi-er sedang menggosok pispot dengan sungguh-sungguh saat dayang lainnya menimba air dari sumur untuknya.

Ia sudah mengutus orang untuk menyelidiki Su Xi-er. Ia masuk ke istana kekaisaran sangat awal, tinggal di Istana Samping selama sepuluh tahun, dan sekarang berusia lima belas tahun.

Selama sepuluh tahun itu, Su Xi-er akan selalu ditindas setiap saat. Apabila itu serius, ia akan dihukum dipukuli dengan papan kayu. Jika hukumannya ringan, ia akan dicambuki. Walaupun tubuhnya lemah, ia berhasil melaluinya. Tinggal di lingkungan seperti ini selama sepuluh tahun, ia sangat pemalu dan takut pada orang lain.

"Pangeran Hao," suara pelan terdengar. Itu adalah Wu Ling.

Pei Qian Hao berbalik dan bertanya, "Bagaimana dengan melenyapkan mayatnya?"

"Semuanya sudah diurus secara tepat. Sementara untuk Commandery Prince Xie ..."

Senyum jahat dan nakalnya muncul di sudut mulut Pei Qian Hao. "Tidak ada obat untuk penyesalan di dunia ini. Selain itu, hal ini disebabkan olehnya sendiri." Ia berbalik dan berjalan ke kejauhan tanpa kata lainnya.

Wu Ling segera mengikuti dan mengumpulkan keberaniannya untuk bertanya, "Pangeran Hao, apakah Anda sungguh akan membawa Su Xi-er masuk ke dalam Istana Kecantikan? Saat Anda mengumpulkan gadis-gadis cantik dulu, Ibu Suri tidak peduli. Kali ini, Ibu Suri bersikeras ikut campur."

"Pangeran ini tidak akan membawanya masuk ke Istana Kecantikan. Sementara untuk Ibu Suri, biarkan saja dia."

Wu Ling pun benar-benar kaget. Apa maksudnya itu? Apakah ia akan mengabaikan Su Xi-er dan membiarkannya hancur dengan sendirinya? Kalau memang demikian, mengapa Pangeran Hao selalu datang ke Istana Samping, bahkan sampai mengirimkan obat secara pribadi untuk Su Xi-er?

"Pangeran Hao, apakah Anda akan membiarkan Su Xi-er sendirian dan tidak mempedulikannya?" Wu Ling bertanya lagi.

Pei Qian Hao berhenti di jalannya dan melirik Wu Ling dingin. "Kau sudah bertanya terlalu banyak."

Melihat Pangeran Hao selagi ia menghilang di kejauhan, Wu Ling menghela napas. Rumor mengatakan kalau Pangeran Hao mengumpulkan gadis cantik tiap kali ia melihatnya. Sebenarnya, Pangeran Hao sama sekali tidak memperhatikan wanita mana pun setelah mereka memasuki Istana Kecantikan. Ia hanya memberikan mereka penjara mengagumkan dan memperhatikan mereka berjuang keras bertarung satu sama lainnya di dalam sana.

Seperti sedang menonton beberapa lusin kelinci gila yang saling mengigit. Jika Su Xi-er benar-benar masuk, mungkin ini juga yang akan menjadi hasilnya.

***

Di samping sumur, Su Xi-er sedang menggosok pispot. Setelah Ruo Yuan menimba air dari sumur, ia berjongkok dan menatapnya saksama.

"Pangeran Kekaisaran Ketiga menarik tanganmu. Aku rasa, ia sangat perhatian tentangmu."

"Ruo Yuan, kau masih harus bangun pagi besok untuk bekerja. Kau harus beristirhat lebih awal."

Ruo Yuan menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mengantuk. Aku masih belum pulih dari begitu banyaknya kejadian mengejutkan yang terjadi malam ini."

Su Xi-er mengangkat kepalanya, memperlihatkan roman wajah seriusnya. "Jangan katakan sepatah kata pun tentang masalah malam ini. Apa kau mengerti?"

"Mhm! Meskipun kau memberikanku sepuluh keberanian, aku tidak akan berani memberi tahu orang lain tentang hal ini. Namun, Su Xi-er, jika Pangeran Hao dan Pangeran Kekaisaran Ketiga mengulurkan tangan mereka kepadamu di saat bersamaan, tangan mana yang akan kau genggam?"

Kedua pria itu adalah pria bangsawan dengan kekuasaan yang sangat besar. Ruo Yuan penasaran. Siapa di antara mereka yang akan dipilih Su Xi-er?

Setelah beberapa saat, Su Xi-er tersenyum. "Aku tidak akan memilih keduanya."

"Ah?" Wajah Ruo Yuan penuh kebingungan. Ia akan menolak mereka berdua?!

"Pangeran Hao adalah seekor harimau berbahaya, sementara Pangeran Kekaisaran Ketiga adalah macan tutul yang pendiam. Mana yang kau pilih, harimau atau macan tutul?" Su Xi-er menggunakan sebuah analogi.

Ekspresi Ruo Yuan berubah. Ia mengangkat tangannya dan menggelengkan kepalanya berulang kali. "Aku tidak menginginkan keduanya. Harimau dan macan tutul terlalu menyeramkan. Segera saja, kalau aku tidak berhati-hati, aku akan digigit sampai mati!"

"Itu benar, kau akan digigit sampai mati. Lebih baik menggosok pispot dengan serius." Su Xi-er tertawa sebelum ia menundukkan kepalanya dan meneruskan pekerjaannya.

Ruo Yuan memandangi Su Xi-er. Ia tidak tahu mengapa, tetapi ia selalu merasa kalau Su Xi-er pasti akan sukses dengan banyak pencapaian di masa yang akan datang.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar