Selasa, 08 Desember 2020

CTF - Chapter 40

Consort of A Thousand Faces

Chapter 40 : Pangeran Hao Telah Tiba


Begitu banyaknya keringat bercucuran dari kening Ruo Yuan, bercampur dengan air matanya dan mengalir turun di pipinya, tetes demi tetes. Bibirnya terkatup rapat selagi ia berdiri tegak.

"Kau bahkan keras kepala! Kenapa kau tidak berteriak lagi? Dagingmu tebal jadi tidak sakit lagi saat gadanya memukul tubuhmu, kan?" Dayang itu melanjutkan pukulannya dengan paksa selagi ia mencelanya. Gigi dayang itu bahkan terkatup rapat saat mengerahkan tenaganya.

Ruo Yuan mengigiti bibirnya, tiap kata yang keluar dari mulutnya terasa seolah mereka dicekik keluar. "Aku tidak gendut ... dan aku juga tidak jelek. Kulitku tidak tebal. Aku akan menghadapi diriku dengan benar ..."

"Wow, kau bahkan sangat antusias! Aku akan memukulimu sampai mati!" Pipi dayang itu membengkak saat ia mengangkat gadanya tinggi-tinggi, hampir mengenai Ruo Yuan.

Su Xi-er dengan gesit membungkuk untuk memungut sebongkah batu besar. Dengan satu jentikan jarinya, batu itu melesat ke depan dan langsung mengenai kening dayang itu.

Pow! Dayang itu mendengking kesakitan dan melepaskan gada di tangannya. Thump! Kebetulan mendarat di atas kakinya.

Dengan tebal dan panjangnya gada itu, benturannya jauh lebih kuat daripada batunya. Dayang itu pun hanya bisa mengisap udara dingin sebelum menjerit, "Ouch! Sakit sekali! Siapa orang brengsek yang melancarkan serangan diam-diam padaku?"

Su Xi-er memandang dayang itu dingin. Ia mengambil gada di sebelah kakinya dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Matanya kelihatan seperti terlapisi es. "Barusan ini, kau cukup hebat dalam memukuli orang. Melihat aku belum memukuli orang sebelumnya, bagaimana kalau aku mencobanya padamu?"

Dayang itu pun ketakutan dengan sikap Su Xi-er dan langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "Jangan pukul aku. Jangan." Kemudian, ia menyadari kalau pakaian Su Xi-er bukanlah dari Biro Layanan Binatu, itu adalah pakaian kasar. Sepertinya, ia bukanlah dayang dengan status di istana kekaisaran.

"Kau bukan berasal dari Biro Layanan Binatu. Apa hakmu memukuliku! Dari istana mana kau?" Dayang itu mengabaikan rasa sakitnya dan berteriak arogan lagi.

Su Xi-er terkekeh. "Kau tidak usah mempedulikan tentang darimana asalku. Malam ini, aku hanya akan memukulimu." Tidak ingin menunggu lama lagi, ia mengangkat gadanya sebelum mendaratkannya dengan kuat di atas tubuh dayang yang tak bisa diatur itu.

Bagi sebagian orang, kau akan merasa tidak adil bagimu, bahkan hanya memukuli mereka satu kali. Di lain pihak, bagi sebagian orang, tidak ada seorang pun yang akan bersimpati meskipun kau memukuli mereka sampai mati!

Gada tebal dan panjangnya memukuli dayang itu berulang kali. Kesombongan tak terkekangnya pun menghilang, meninggalkan dirinya yang meringkuk seperti seekor kodok dengan tangan dan kaki yang mencoba untuk menghadang pukulan-pukulannya selagi ia menjerit kesakitan.

Ruo Yuan begitu kesakitan dan merasa ia akan pingsan, tetapi tersadar ketika ia mendengar suara Su Xi-er. Ia memutar kepalanya untuk melihat dan matanya melebar.

Benar-benar Su Xi-er! Ia datang! Ia datang untuk menyelamatkanku!

"Su Xi-er ..." Ruo Yuan memanggilnya lemah.

Su Xi-er menoleh untuk melirik Ruo Yuan sebelum ia melemparkan gadanya ke tanah dan melirik dayang itu dingin. "Apa kejahatan yang dilakukan oleh Ruo Yuan hingga membuatmu memukulinya?"

Dayang itu dipukuli hingga ia tidak bertenaga, tetapi mendadak ia teringat kalau Ruo Yuan dipindahkan dari Istana Samping. Dayang yang tiba-tiba muncul ini adalah orang yang dulunya mengenal Ruo Yuan. Kalau begitu, ia juga adalah dayang dari Istana Samping!

Amarah membuncah di dalam hatinya saat ia memikirkan ini. Ia memelototi Su Xi-er dengan ganas. "Ia hanya kurang dipukuli saja. Siapa suruh ia gendut dan jelek? Terlebih lagi, atasan menginstruksikan kami untuk sengaja membuat kesulitan bagi Ruo Yuan dan menyiksanya sampai ia mati."

Ekspresi di mata Su Xi-er jadi lebih dingin seiring tiap kata yang keluar dari bibir dayang itu. Ia mengangkat kaki kanannya dan menginjak tangan dayang itu. "Tidak ada orang baik-baik yang kekurangan pemukulan. Hanya seseorang seperti dirimu saja, orang yang tidak keberatan dipukuli sampai mati, pantas menerima takdir demikian."

Menambahkan kekuatan di kakinya, Su Xi-er memperhatikan saat napas dayang itu menjadi semakin sulit.

Ada atasan yang menginstruksikan para dayang Biro Layanan Binatu untuk dengan sengaja menghukum Ruo Yuan? Ini benar atau bohong? Siapa sebenarnya yang menginstruksikan itu? Ekspresi penuh selidik muncul di mata Su Xi-er.

"Ow, tidak ada gunanya meskipun kau memukuliku sampai mati. Aku hanya mengikuti perintah atasan." Suara dayang itu pun menjadi semakin kecil hingga akhirnya, ia bersujud di tanah dan berhenti bersuara.

Kelopak mata Ruo Yuan tiba-tiba bergerak. Sayangnya, ia tak lagi punya tenaga, bahkan hanya untuk berbicara.

Situ Lin langsung melompat keluar dari tempat persembunyiannya. Ia memandangi Su Xi-er, setelahnya melihat ke arah dayang sombong yang dipukuli hingga ia pingsan. "Kau memukuli orang itu sampai ia pingsan."

Su Xi-er menanggapi pelan, "Mhm. Aku memukulinya."

"Kenapa aku merasa kalau kau tidak takut sama sekali. Kau bukanlah seorang majikan. Kau punya status yang sama dengan mereka."

Su Xi-er tidak memperhatikan Situ Lin, sebaliknya, berjalan ke sisi Ruo Yuan dan menghiburnya lembut, "Aku akan membawakan bubuk obat padamu agar dapat membantu penyembuhanmu dengan cepat. Aku juga akan memikirkan sebuah cara untuk mengeluarkanmu dari Biro Layanan Binatu secepat mungkin."

Ruo Yuan mengangkat pipi gempalnya. Ia sungguh ingin berbicara, tetapi kepalanya terasa sangat berat. Tak lama setelahnya, ia juga pingsan.

Situ Lin mendecakkan lidahnya. "Dua orang pingsan sekaligus."

Tiba-tiba saja, suara langkah kaki ditemani oleh suara orang-orang yang sedang berbicara pun terdengar dari arah depan.

"Ini tengah malam, tetapi kalian berteriak dan membuat keributan. Apakah kalian cari mati!"

Ini suara seorang wanita tua. Mungkin, orang yang datang adalah dayang istana yang bertugas di Biro Layanan Binatu.

Su Xi-er melengkungkan alisnya. Aku masih belum boleh membiarkan diriku ketahuan sekarang.

Melemparkan pandangan pada Situ Lin, ia menepuk pundaknya. "Aku akan menyerahkan ini pada Anda. Anda tidak boleh membocorkan tentangku."

Dengan itu, ia cepat-cepat menghilang ke dalam semak belukar di sisi halaman.

Situ Lin memandangi Dayang Senior yang Bertugas yang semakin dekat dan menggertakkan giginya penuh kebencian. Di dunia ini, yang paling sulit benar-benar adalah berhubungan dengan wanita dan orang-orang keji!

(T/N : Berasal dari Kumpulan Kesusastraan Konfusius.)

Dayang Senior yang Bertugas di Biro Layanan Binatu, Dayang Senior Li, melihat anak lelaki yang mendadak muncul di Biro Layanan Binatu dan kebingungan.

Darimanda datangnya anak ini? Untuk apa ia datang ke Biro Layanan Binatu?

Setelah meninjau lebih dekat, ia menyadari dua dayang yang pingsan. Langsung saja, ia menatap Situ Lin. "Ada apa dengan dua dayang ini?"

Situ Lin memasang wajah datar dan memperlihatkan martabat seorang Kaisar. "Kaisar ini belum menanyakan padamu tentang Biro Layanan Binatu yang menghukum diam-diam. Ada apa dengan dayang istana gemuk yang pingsan ini?"

Ketika Dayang Senior Li mendengar 'Kaisar ini', ia ketakutan sampai gemetaran. "Yang ... Mulia ..."

"Kaisar ini sedang bertanya padamu. Jawab aku dengan jujur. Mengapa kalian memukuli dayang gemuk ini?"

Dayang Senior itu masih merasa sulit untuk mempercayai bahwa orang yang sedang berdiri di hadapannya adalah Kaisar yang sedang berkuasa.

Bagaimana mungkin Yang Mulia punya waktu untuk keluar dan berjalan-jalan di larut malam begini? Selain itu, Ibu Suri juga menjaga Yang Mulia dengan sangat ketat!

Setelah merenung sejenak, Dayang Senior Li pun mengumpulkan keberaniannya. "Kau adalah seorang anak yang mendadak muncul tanpa sebab, dan kau ingin aku mempercayai kalau kau adalah Kaisar? Apakah kau punya tablet penandanya?"

(T/N : tablet ini biasa dibawa orang sebagai lambang kekuasaan dan posisi mereka dan biasa digantungkan di pinggang.)

Situ Lin geram. Namun, ia tidak pernah membawa tablet penanda bersamanya ketika ia menyelinap keluar. Di dalam Rumah Tangga Kekaisaran Situ, setiap pangeran kekaisaran akan mempunyai sebongkah giok tergantung di pinggangnya. Marga Situ terukir di atasnya, bersamaan dengan peringkat dari pangeran kekaisaran.

"Karena kau tidak memiliki tablet penandanya, pergilah ke samping sana. Kau mengganggu urusan di Biro Layanan Binatu. Kecuali, tentu saja, kau adalah orang yang merobek beberapa baju di sini beberapa hari yang lalu?" Dayang Senior Li berbicara dengan lebih memaksa.

Apa yang dikatakannya setengahnya adalah benar. Baju-baju itu memang disobek oleh Situ Lin, tetapi ia memang adalah Kaisar.

"Kaisar ini memerintahkanmu untuk merawat dayang gemuk ini secepat mungkin. Kalau tidak, aku akan membuatmu menanggung akibatnya! Sementara untuk dayang lainnya ..." Situ Lin menundukkan kepalanya, melihat dayang yang dibuat pingsan oleh Su Xi-er.

"Segera perintahkan seseorang untuk menyeretnya pergi. Orang semacam ini tidak pantas berada di dalam istana kekaisaran. Usir dia secara acak sebagai hukumannya." Nada suaranya membawa aura mengancam.

Namun, Dayang Senior Li tidak mempercayainya.

Melihat ekspresi Dayang Senior Li, Situ Lin baru saja akan mengamuk. Kekuasaan kekaisaran ini sedang ditantang!

Tiba-tiba saja, suara seorang kasim terdengar dari pintu gerbang Biro Layanan Binatu.

"Pangeran Hao telah tiba!"


Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar