Selasa, 01 Desember 2020

CTF - Chapter 24

Consort of A Thousand Faces

Chapter 24 : Sangat Tertarik

Semua dayang membagi diri mereka menjadi dua barisan dan berdiri di tengah halaman, tanpa mengetahui kejadian besar apa yang akan disingkap oleh pengawal kekaisaran.

Kepala pengawal kekaisaran adalah seorang pria yang kekar. Ekspresi dimatanya mengandung penghinaan saat ia memindai kerumunan dayang istana.

Dengan suara kasarnya, ia mengumumkan, "Dayang Senior yang Bertugas sebelumnya di Istana Samping mengabaikan peraturan istana dan menjatuhkan hukuman secara diam-diam. Ia tidak mampu menahan tiga puluh kali pukulan papan dan baru saja berhenti bernapas. Setelah mempertimbangkan berulang kali, Departemen Rumah Tangga Kekaisaran telah memutuskan untuk mengirimkan Dayang Senior Liu untuk mengatur Istana Samping."

(T/N : Pada dasarnya adalah departemen yang mengurusi urusan internal di dalam istana.)

Dayang Senior Liu? Ekspresi di mata para dayang tidak dapat dimengerti. Dayang Senior Liu yang mana? Ada begitu banyak dayang senior dengan marga 'Liu' di istana.

Su Xi-er tetap tidak terpengaruh dan diam-diam mengamati reaksi para dayang di sekitarnya.

"Di antara para dayang senior, Dayang Senior Liu adalah yang paling senior. Ia adalah ibu asuh dari Kaisar yang sedang memerintah," pengawal kekaisaran itu memberitahukan pada mereka dengan keras.

Su Xi-er merasa masalah ini tak terduga. Seorang dayang senior veteran tidak akan ditugaskan di Istana Samping. Selain itu, Dayang Istana Liu bahkan merupakan ibu asuh Yang Mulia Kaisar.

Meski jika ibu kandung Yang Mulia bukanlah Ibu Suri, ia masih harus memanggilnya, 'Ibunda Permaisuri'. Tidak peduli betapa kecilnya kekuatan kekuasaan Yang Mulia, ia masih bisa tetap melindungi ibu asuhnya, kan?

"Dayang Senior Liu akan datang nanti. Lebih baik kalian semua berdiri dengan hormat!" Nada suara pengawal kekaisaran itu berubah tajam saat ia berbicara dengan paksa.

Para dayang pun gemetar ketakutan. Biar bagaimanapun juga, ini adalah ibu asuh Yang Mulia!

Semua orang menundukkan kepala mereka dan berdiri di tengah-tengah halaman selagi mereka menunggu dalam diam. Tak lama setelah satu jam berlalu, banyak dayang yang kehilangan tenaga di kaki mereka.

Ketika pengawal kekaisaran tidak memperhatikan, Su Xi-er mengambil kesempatan untuk melihat ke arah gerbang istana. Ia langsung melihat seseorang yang mengenakan seragam dayang senior berwarna ungu tua.

Dayang Senior di Istana Samping harus mengenakan seragam dayang berwarna kuning tua, tetapi Dayang Istana Liu datang mengenakan seragam istana berwarna keunguan.

Saat Dayang Senior Liu mendekat secara perlahan, Su Xi-er melihat wajahnya dengan jelas.

Ia tidak setinggi Dayang Senior Zhao, dan dagunya pun lancip. Ia tidak memiliki sikap yang keras, dan seluruh tubuhnya memancarkan kemurahatian.

Walaupun Dayang Senior Liu berjalan agak pincang dengan kaki yang sakit, tidak ada dayang di sebelahnya untuk menopangnya.

"Dayang istana yang lancang! Kau berani menatap langsung pada Dayang Senior Liu!" Pengawal kekaisaran itu langsung berjalan ke arah Su Xi-er dan mencercanya dengan keras. Ia mengangkat tangannya dan baru saja akan memberikan tamparan ketika suara lembut terdengar.

"Tunggu dulu." Ada senyuman di sudut mulut Dayang Senior Liu. "Hanya seorang dayang. Tidak perlu sampai memukulnya. Terlebih lagi, wajar baginya, ingin mengetahui tentang dayang senior baru yang ditunjuk."

Pengawal kekaisaran itu memelototi Su Xi-er dengan ganas sebelum ia menyapa Dayang Senior Liu dengan hormat. "Dayang Senior Liu, di masa mendatang, kami harus memintamu untuk mengawasi Istana Samping ini."

"Kasim Zhang dari Departemen Rumah Tangga Kekaisaran sudah menginstruksikanku dengan tugas ini. Aku pasti akan melakukan yang terbaik."

"Baguslah kalau begitu. Bawahan ini akan kembali dan melaporkan pada Kasim Zhang." Tepat setelahnya, pengawal kekaisaran ini pergi bersama beberapa anak buahnya.

Su Xi-er mengangkat kepalanya lagi untuk memandangi Dayang Senior Liu. Ternyata, Dayang Senior Liu pun sedang memandanginya.

"Kau adalah ...?" Dayang Senior Liu berhenti di depannya dan bertanya lembut.

"Hamba adalah Su Xi-er."

"Jadi, kau adalah Su Xi-er. Apa yang kau lakukan di Istana Samping?" Dayang Senior Liu tidak menunjukkan aura seorang dayang senior sama sekali.

Su Xi-er agak mengerutkan alisnya sebelum ekspresinya langsung kembali normal. Karena ia mengetahui namaku, seharusnya ia juga tahu apa yang kulakukan di Istana Samping. Mengapa ia masih bertanya kepadaku?

Berdiri di sebelah Su Xi-er adalah Hong Li. Ia merasa kalau Dayang Senior Liu adalah seseorang yang mudah diajak bergaul. Oleh sebab itu, dengan berani ia mengangkat kepalanya dan mewakili Su Xi-er menjawabnya.

"Melapor kepada Dayang Senior, ia menggosok pispot."

"Oh?" Dayang Senior Liu mengangkat alisnya dan tertawa. "Sangat disayangkan, seorang wanita cantik yang menggosok pispot sepanjang hari."

Setelahnya, ia mengulurkan tangan dan mengangkat dagu Su Xi-er, menilainya dengan saksama, "Calon wanita cantik, berapa usiamu?"

Pertanyaannya tanpa sengaja menusuk kelemahan Su Xi-er. Aku tidak tahu usia asli tubuh ini.

"Menilai dari penampilanmu, semestinya kau berada di masa primamu. Usiamu sekitar lima belas tahun, kan?"

Su Xi-er menatapnya. Ia tidak berbicara dan hanya mengangguk.

"Di usia lima belas tahun, sosokmu ini terlalu kurus dan lemah. Apakah menstruasimu sudah datang?" Dayang Senior Liu terus bertanya.

Pertanyaannya sangat aneh. Ia sedang menanyai Su Xi-er tentang menstruasinya di hadapan semua orang.

Hong Li menyadari kalau Su Xi-er merasa canggung dan segera menolongnya keluar dari keadaan sulit. "Tubuhnya sangat lemah, tetapi menstruasinya masih sangat teratur. Pernah suatu kali saat sedang menstruasi, tetapi ia tetap dicambuk."

Dayang Senior Liu menurunkan tangannya dan memandang Su Xi-er sebelum berbicara, mengucapkan setiap kata, "Seorang wanita cantik menjumpai banyak perselisihan."

Su Xi-er merasa bahwa Dayang Senior Liu tampak murah hati di permukaan, tetapi menyimpan banyak pemikiran yang tersembunyi dengan amannya di bawah penampilannya.

"Kau harus tetap menggosok pispot," Dayang Senior Liu perlahan-lahan memberitahunya.

Su Xi-er membungkuk dan bertanya, "Hamba selalu menggosok pispot di malam hari. Akankah begini juga di masa mendatang?"

"Mhm, di malam hari. Tetaplah berada di kamarmu saat siang hari. Di masa mendatang, kau akan tinggal sendirian di kamar ini. Dayang lainnya akan pindah ke kamar kosong lainnya." Dengan begitu, Su Xi-er kini memiliki sebuah kamar eksklusif untuk dirinya sendiri di Istana Samping.

Su Xi-er tiba-tiba saja mengingat ucapan Pangeran Hao. "Terlalu sempit untuk empat orang. Masih bisa diterima jika kau tinggal sendirian di dalamnya." Apakah Dayang Senior Liu adalah bawahan Pangeran Hao?

Beberapa dayang istana merasa geram. Mengapa dayang senior yang baru pilih kasih terhadap Su Xi-er? Ia menanyainya begitu banyak pertanyaan, bahkan membiarkannya menikmati satu kamar hanya untuk dirinya sendiri!

Sangat tidak adil! Dayang yang menggosok pispot mempunyai status yang paling rendah!

Walaupun mereka mengeluh dalam hati, mereka tidak berani mengutarakannya.

"Semuanya boleh bubar. Lakukan saja tugas kalian masing-masing. Kalian akan melakukan pekerjaan yang sama yang selalu kalian lakukan. Aku tidak akan mempedulikan urusan-urusan kecil ini, tetapi apabila kalian tidak mengerjakan tugas kalian dengan baik, hukumanku akan lebih parah daripada Dayang Senior Zhao. Renungkanlah masing-masing." Dayang Senior Liu memperlakukan mereka dengan ramah tamah, namun efeknya jauh lebih baik daripada suara keras serta hukuman-hukuman Dayang Senior Zhao.

Semua dayang pun menyebar, dan segera kembali bekerja.

Saat itu masih siang hari, jadi itu merupakan waktu istirahat Su Xi-er. Tepat ketika ia baru saja akan berjalan menuju ke kamarnya, Dayang Senior Liu memanggilnya, "Su Xi-er, bawa aku ke tempat yang sebelumnya dihuni oleh Dayang Senior Zhao."

Su Xi-er berbalik dan merespon dengan hormat, "Hamba akan membawa Anda ke sana sekarang, Dayang Senior."

"Kau tidak perlu terlalu sungkan padaku. Selama kau tidak melakukan kesalahan apa pun, aku tidak akan menegurmu." Dayang Senior Liu menjawab dengan eskpresi murah hati.

Su Xi-er mengangguk tetapi tidak bicara lebih lanjut. Ia langsung berjalan ke arah kamar Dayang Senior Zhao.

Ketika pintunya dibuka, mereka menyadari kalau kamar itu sudah dirapikan dan aroma obat-obatan herbal mencekik di dalamnya.

Ada batasan jumlah obat-obatan herbal yang dapat dimiliki setiap dayang senior, tetapi kamar Dayang Senior Zhao dipenuhi aroma obat-obatan herbal.

"Sepertinya Dayang Senior Zhao mengidamkan dan mendapatkan banyak sekali obat-obatan herbal. Su Xi-er, cari dan periksalah apabila ada obat-obatan herbal yang dapat kau gunakan," Dayang Senior Liu duduk di atas sebuah bangku kayu dan bicara acuh tak acuh.

Su Xi-er merasa kalau Dayang Senior Liu sangatlah aneh. Dari pandangan orang luar, mereka pasti akan berpikiran kalau Dayang Senior Liu memperlakukanku dengan sangat baik.

Ketika Dayang Senior Liu melihat tatapan waspada Su Xi-er, ia hanya tersenyum. "Kau merasa aneh karena aku baik kepadamu?"

"Setelah menderita begitu banyak cambukan, hamba memahami sebuah prinsip. Di dunia ini, tidak ada sesuatu seperti makan siang gratis."

Mata Dayang Senior Liu dipenuhi apresiasi. Tidak heran Pangeran Hao mengganggunya dan tidak melepaskannya.

Namun, ia terlalu berlama-lama dalam menerimanya masuk ke dalam Istana Kecantikan. Ini justru menyebabkan orang menjadi curiga.

"Kau tidak perlu berpikir terlalu banyak. Saat aku melihatmu, aku teringat akan majikanku di masa lalu."

Su Xi-er memandanginya. Bukankah majikan Dayang Senior Liu adalah ibu kandung Yang Mulia?

"Ia sangat cantik, tetapi posisinya hanyalah seorang Lady of TalentItu merupakan suatu kecelakaan hingga ia mengandung seorang anak kekaisaran. Di hari ia melahirkan Yang Mulia, ia meninggal dunia. Meskipun aku adalah ibu pengasuhnya, aku hanya merawat Yang Mulia dan tidak menyusuinya." Dayang Senior Liu mengingat-ingat samar. Pada akhirnya, ia melambaikan tangannya. "Mereka semua adalah masalah di masa lalu. Aku tidak perlu menyinggung mereka lagi."

(T/N : Salah satu peringkat terendah dari seorang selir.)

Tatapan Dayang Senior Liu mendarat pada Su Xi-er. Nada suaranya ringan, tetapi menyelidik. "Pangeran Hao sangat tertarik padamu."

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar