Selasa, 08 Desember 2020

CTF - Chapter 38

Consort of A Thousand Faces

Chapter 38 : Siapa yang Menggantung Lonceng Di Leher Harimau Harus Melepaskannya


Su Xi-er membantu Dayang Senior Liu kembali ke kamarnya sebelum berjalan ke arah rumah kayu di sisi barat daya.

Ia baru saja berjalan beberapa langkah maju ketika ia mendengar Hong Li memanggilnya dari belakang. Saat ia berbalik, ia melihat kalau ada dua roti kukus putih di tangan Hong Li.

"Kau hanya meminum seteguk bubur. Saat kau bekerja malam ini, kau bisa pingsan di tengah jalan." Hong Li pun lalu menjejalkan roti kukusnya ke dalam tangannya.

Su Xi-er menyerahkan satu roti kukusnya kembali pada Hong Li. "Aku hanya akan makan satu."

"Apa yang kau beritahukan pada Dayang Senior Liu? Ia benar-benar berani menentang perintah Pangeran Hao, dan membiarkanmu membantunya kembali ke kamarnya." Wajah Hong Li dipenuhi keheranan. Ia tadinya mengikuti Su Xi-er, tetapi ketika ia melihat Su Xi-er berbicara pada Dayang Senior Liu, ia tidak maju ke depan.

"Hanya beberapa kata yang tidak penting. Kau harus kembali dan beristirahat karena kau harus bangun pagi untuk bekerja besok." Lalu Su Xi-er dengan cepat berjalan ke arah sisi barat daya.

Hong Li tidak mengikutinya. Tak peduli apa pun yang dikatakannya, pada akhirnya itu akan menjadi keuntungan kami di masa mendatang.

Su Xi-er sudah selesai memakan roti kukusnya di saat ia tiba di sisi barat daya. Mulanya, ia menimba seember air sumur dan mencuci tangannya sebelum ia berjalan menuju ke arah rumah kayu.

Tidak ada banyak pispot malam ini. Aneh. Pertama kali aku datang di Istana Samping, aku harus menggosok banyak sekali pispot tiap harinya. Kenapa jumlahnya jadi semakin sedikit akhir-akhir ini?

Setelah memindahkan semua pispot ke atas papan bambu, ia menghitung, hanya ada dua puluh jumlahnya. Ia hanya akan membutuhkan dua jam untuk menggosok bersih semuanya.

Berat dua puluh pispot jauh lebih enteng daripada tujuh hingga delapan puluh buah dulunya.

Tak lama setelahnya, Su Xi-er menyeret papan bambunya menuju sisi sumur.

Ia menimba beberapa ember air sumur dan menuangkan mereka ke atas kumpulan pispot itu. Saat ia sedang menggosok pispot kedua, suara jelas dan lembut seorang pria pun memasuki telinganya. Itu adalah Situ Li.

"Aku kemari untuk melihat apakah kau masih bekerja mati-matian seperti semalam."

"Pangeran Kekaisaran Ketiga, Anda pasti sedang bergurau. Jumlah pispotnya sudah menurun belakangan ini. Walaupun hamba ingin bekerja sekuat tenaga, aku mungkin tidak akan bisa melakukannya."

Situ Li berpindah ke depan dan hanya berjarak satu meter darinya. "Mengenai masalah Ruo Yuan, Pangeran Hao sudah menyelidikinya. Oleh karenanya, aku tidak ikut campur."

Su Xi-er membalas acuh tak acuh, “Ia dipanggil ke sana oleh Kasim Zhang dari Departemen Rumah Tangga Kekaisaran untuk bekerja. Tidak ada yang terjadi padanya." Ia pun melanjutkan menggosok pispotnya.

"Siapa bilang kalau tidak ada apa-apa yang terjadi padanya?" mendadak Situ Li bertanya.

Kalimat ini mengejutkan Su Xi-er. Ia langsung mendongakkan kepalanya. "Departemen Rumah Tangga Kekaisaran secara khusus bertugas mengutus dayang-dayang dari berbagai istana. Mengapa terjadi sesuatu pada Ruo Yuan sementara ia berada di sana?"

"Memang benar, tadinya ia baik-baik saja, tetapi baru saja terjadi sesuatu. Pangeran Hao memerintahkan agar Ruo Yuan dipindahkan ke bagian Biro Layanan Binatu. Semua pekerjaan manual yang berat akan dikerjakan olehnya."

Di dalam Istana Samping, Ruo Yuan membelah kayu bakar dan membawa barang-barang berat. Walaupun ia punya banyak pekerjaan, hanya ada sedikit bahaya yang terkandung di dalamnya karena tidak ada satu pun yang akan menargetkannya.

Tetapi, berbeda dengan Biro Layanan Binatu. Pakaian kotor dikirim masuk tiada hentinya, hasilnya, tidak ada satu pun yang bisa tidur selama beberapa hari berturut-turut. Jika tanpa sengaja mereka merusak pakaian mahal selagi mencuci dan disalahkan, bahkan kepala mereka pun tidak akan cukup.

Su Xi-er menggumam pada dirinya sendiri, "Ia hanyalah seorang dayang istana biasa. Mengapa Pangeran Hao memindahkannya ke Biro Layanan Binatu? Selain itu ..." Situ Li membantunya menyelesaikan kata-kata berikutnya.

"Pekerjaan menyebarkan dayang istana selalu diatur sendiri oleh Departemen Rumah Tangga Kekaisaran. Kali ini, tangan Pangeran Hao bahkan sudah mencapai ke urusan sepele. Su Xi-er, mengapa Pangeran Hao melakukan ini? Apakah kau tidak tahu?"

Tiba-tiba saja, perkataan Pei Qian Hao hari ini terlintas dalam benaknya. "Kau tidak mempercayai Pangeran Ini. Mengapa kau mencari bantuan Pangeran Kekaisaran Ketiga dengan sebuah permintaan yang telah diterima oleh Pangeran ini? Hal yang membuatku tertarik, Pangeran ini akan menghancurkan mereka semua."

Semua hal yang dilakukan Pangeran Hao adalah menargetkanku.

Selagi ia merenungkannya, Situ Li melanjutkan berbicara dengan tenang.

"Siapa pun yang menggantungkan lonceng ke leher harimau, harus melepaskannya, siapa pun yang memulai masalah, harus mengakhirinya. Daripada melawannya secara langsung, bagaimana jika kau membuatnya kehilangan ketertarikannya padamu."

Su Xi-er mengangkat kepalanya dan perlahan mengucapkan sebuah kalimat yang akan dianggap sebagai sangat berani.

"Lalu, Pangeran Kekaisaran Ketiga, apakah Anda tertarik pada hamba?"

Situ Li memandanginya sekian lama tanpa ekspresi di wajahnya. "Aku tidak tertarik sama sekali padamu. Apabila kau mati, hal yang kurasakan hanyalah sayang sekali karena seseorang dengan keadaan yang hampir sama denganku sudah mati."

Su Xi-er memandanginya, berpikir pada dirinya sendiri. Ia selalu mengatakan kalau ia dan aku adalah sesama teman seperjalanan di jalur yang sama. Bagaimana bisa seorang pelayan rendahan berada dalam keadaan yang hampir sama dengan Pangeran Kekaisaran Ketiga? Bagaimanapun juga, unta kurus jauh lebih besar daripada seekor kuda.

Ini adalah apa yang ia pikirkan di dalam hatinya tetapi tidak ia lontarkan keluar.

Kesunyian menulikan pun diperpanjang selama beberapa waktu sebelum suara langkah kaki menginterupsi mereka. Situ Li tidak mengucapkan kata lainnya sebelum melesat memasuki hutan.

Melihat ke arah datangnya suara, Su Xi-er menemukan Dayang Senior Liu berjalan terpincang lebih parah lagi selagi ia bergegas.

Ia berhenti di hadapan Su Xi-er dan berkata dengan suara pelan, "Pergi bersamaku malam ini ke tempat Kasim Zhang. Aku akan menyuruh seseorang untuk menggosok pispot di sini."

Su Xi-er mengangguk, melirik ke arah hutan sebelum pergi bersama Dayang Senior Liu.

Saat dua orang itu mulai menghilang di kejauhan, Situ Li keluar dari hutan dan memandangi sosok Su Xi-er yang menjauh. Dayang Senior Liu selalu menyembunyikan pemikirannya dan tidak pernah memberitahukan pada siapa pun mengenai apa yang ada dalam pikirannya. Mengapa ia sangat dekat dengan Su Xi-er? Ia benar-benar karismatik.

Dayang Senior Liu sembunyi-sembunyi membawa Su Xi-er meninggalkan Istana Samping dan berjalan menuju Departemen Rumah Tangga Kekaisaran.

***

Di dalam sebuah ruangan yang agak luas di bagian halaman belakang Departemen Rumah Tangga Kekaisaran, Su Xi-er melihat Kasim Zhang. Rambutnya sudah beruban, dan matanya terbenam di dalam rongganya. Ekspresi tajam terlihat di dalam matanya dari waktu ke waktu, membuatnya merasa kalau orang ini tidaklah sederhana.

Kasim Zhang melihat ke arah Dayang Senior Liu. "Kembalilah ke Istana Samping. Aku akan membiarkannya kembali setelah mengucapkan beberapa patah kata."

Dayang Senior Liu mengangguk dan pergi.

Di dalam ruangan, Kasim Zhang terus menilai Su Xi-er dan hanya berbicara setelah beberapa saat. "Aku dengar dari Dayang Senior Liu kalau kau sangat hebat?"

Su Xi-er memandang lurus ke arahnya. "Anda terlalu memujiku."

Kasim Zhang memutuskan untuk tidak berbasa-basi. "Dayang Senior Liu adalah ibu pengasuh Kaisar yang sedang berkuasa dan melayani majikannya sepenuh hati. Kau semestinya jelas dengan apa yang ingin dilakukannya."

Su Xi-er sudah lama menduga, karena Kaisar masih muda, urusan politik kekaisaran akan didominasi oleh Ibu Suri, Pangeran Hao, dan Commandery Prince Xie. Bagaimana mungkin Dayang Senior Liu sanggup melihat Yang Mulia menjadi seorang boneka?

Ketika ia memikirkan kata 'boneka', ekspresinya agak berubah. Adik kekaisarannya yang paling disayanginya, Ning Lian Chen, dikendalikan oleh Yun Ruo Feng. Sekarang ini, ia mungkin menjadi seorang Kaisar boneka, kan?

Kasim Zhang berdeham pelan dan melanjutkan. "Kau punya keberanian untuk mendekati Pangeran Hao, menunjukkan kalau kau bukanlah orang biasa. Hanya saja, aku tidak mudah untuk diyakinkan seperti Dayang Senior Liu."

Su Xi-er memperlihatkan sebuah senyuman di wajahnya. "Kasim Zhang, bagaimana aku bisa meyakinkan Anda?"

"Gadis yang menarik. Ruo Yuan dipindahkan ke Biro Layanan Binatu oleh Pangeran Hao. Terlepas dari apa pun cara yang kau gunakan, apabila kau berhasil mengandalkan dirimu sendiri untuk memindahkan Ruo Yuan kembali ke Istana Samping sementara mundur tanpa melukai dirimu sendiri, maka aku akan mempercayaimu." Kasim Zhang pun bertaruh.

Ia sama seperti Dayang Senio Liu dan menerima kebaikan dari ibu kandung Kaisar. Sebagai hasilnya, sekarang ini ia bisa dianggap sayatan di atas pelayan lainnya. Bisa juga dikatakan kalau inilah saatnya baginya untuk membalaskan budi baiknya.

Su Xi-er memandang lurus ke arahnya. "Baiklah, kalau begitu, kita sepakat. Akan tetapi, sebelum itu, aku harus bertanya, dimana tepatnya lokasi Biru Layanan Binatu?"

"Teruslah berjalan lurus ke depan sudut barat daya Istana Samping, atau berjalan ke arah sudut barat laut Departemen Rumah Tangga Kekaisaran."

"Baiklah Kasim Zhang, ingatlah kata-kata Anda malam ini. Jika aku sanggup melakukannya, Anda akan membiarkan diri Anda dimanfaatkan olehku tanpa mengeluh sama sekali."

Kasim Zhang mengangguk. "Aku selalu serius dengan apa yang kuucapkan. Sekarang, kembali lebih awal dan jangan biarkan siapa pun menemukanmu."

Su Xi-er mengangguk dan berbalik pergi dengan cepat.

Selagi Kasim Zhang melihat pintu ruangan yang tertutup, ekspresi di matanya sedikit demi sedikit menjadi lebih dalam. Di antara sekian banyaknya gadis cantik di Bei Min, Su Xi-er adalah satu-satunya orang yang menarik minat Pangeran Hao. Selama ia punya kemampuan, memangnya kenapa kalau aku dimanfaatkan olehnya?


Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar