Sabtu, 26 Desember 2020

CTF - Chapter 61

Consort of A Thousand Faces

Chapter 61 : Selesai Mengagumi


Suara yang menyelinap keluar dari bibir Pei Qian Hao begitu dingin hingga memberikan rasa takut di hati orang lain. "Pangeran ini tidak peduli anjing siapa kau. Karena kau sudah melanggar peraturan, kau tidak boleh diampuni."

Tanpa perlu mengisyaratkan dengan matanya, dua pengawal menyeret He Ying keluar dari Biro Layanan Binatu dan menuju tempat Yu Chi Mo.

Pengawal kekaisaran yang sama yang dibawa He Ying sekarang menyeretnya untuk mencungkil matanya.

He Ying marah dan ketakutan. Suara dari jeritan tiada hentinya menakuti para dayang di Biro Layanan Binatu hingga seluruh tubuh mereka jadi kaku.

Pei Qian Hao menyapukan pandangannya ke semua dayang. "Apakah kalian semua berdiri di sana dan tak melakukan apa-apa karena kalian ingin mata kalian dicungkil?"

Ekspresi semua orang pun berubah dan Dayang Senior Li cepat-cepat membungkuk. "Hamba akan kembali ke kamar hamba sekarang."

Setelahnya, ia melambaikan tangan pada semua dayang. "Kalian semua, kembali ke kamar kalian!"

Para dayang pun langsung menyebar tanpa tersisa satu pun. Su Xi-er juga berbalik dan menuju ke kamarnya.

Namun, ia dihentikan oleh Pei Qian Hao sebelum ia bisa menjauh. "Kau, tetap tinggal."

Su Xi-er pun memutar tubuhnya dan memandanginya. "Pangeran Hao, hamba tidak mau bola mataku dicungkil."

"Siapa yang menginginkan bola matamu?"

Sepasang bola mata ini adalah yang paling unik. Aku masih belum selesai mengaguminya.

"Pangeran Hao, apa yang ingin Anda lakukan? Hamba sudah mengenakan korset Cina merahnya."

Pada saat ini, Pei Qian Hao melepaskan lengannya dan berkata pelan-pelan, "Simpan korset Cina ini. Kau tidak boleh membuangnya. Sementara itu, apa yang ingin Pangeran ini lakukan, paling tidak, aku tak akan berbuat apa pun padamu."

"Terima kasih banyak Pangeran Hao. Hamba masih punya pekerjaan besok, jadi aku akan kembali ke kamarku untuk beristirahat."

Bagaimana mungkin Pei Qian Hao membiarkannya pergi? "Pangeran ini tidak akan menyuruh orang untuk mengirimkan pakaian besok. Kau tidak punya pekerjaan untuk dilakukan besok."

Su Xi-er tidak membalas, hanya memandanginya dalam diam. Bukan karena ia tidak ingin berbicara, tetapi karena ia tidak punya apa pun untuk dikatakan.

Tepat saat ini, Wu Ling berjalan masuk ke Biro Layanan Binatu dengan cekatan. Melihat Pangeran Hao, ia langsung membungkuk dan menyampaikan salamnya.

Namun, ia kaget saat menyadari kehadiran Su Xi-er. Kenapa ia berdiri bersama Yang Mulia? Yang lebih pentingnya lagi, ia bahkan memandangi Yang Mulia dengan cara seperti itu.

Kebetulan Pei Qian Hao menyadari ekspresinya selagi ia menilai Su Xi-er. Wu Ling baru menyadari Pangeran Hao memandanginya tak lama kemudian, menyebabkannya langsung menjadi serius. "Pangeran Hao, Ibu Suri ..."

Wu Ling menjeda di titik ini dan melirik jelas ke arah Su Xi-er. Bagaimanapun juga, ia adalah seorang dayang. Tidak pantas baginya untuk mendengarkan hal ini.

Pei Qian Hao tidak keberatan sama sekali. "Lanjutkan."

Wu Ling pun tak punya pilihan selain mendengarkan perintah Pangeran Hao. "Hamba mengutus orang untuk mengirimkan Ibu Suri kembali ke Istana Kedamaian Penuh Kasih, tetapi Tuan Pei mengatakan bahwa pertama, Ibu Suri akan tinggal di Kediaman Pei selama beberapa hari. Beliau juga ... mengundang Anda untuk pergi ke Kediaman Pei."

Su Xi-er sedikit merenung. Kata-kata ini tidak diucapkan oleh Ibu Suri, melainkan Tuan Pei. Jika ia sampai meminta Pangeran Hao pergi ke Kediaman Pei, apakah Tuan Pei berharap agar Pei Qian Hao mau menyerah dan membawa pulang Ibu Suri ke istana kekaisaran?

Namun, akankah Pei Qian Hao menyerah?

"Jika Ibu Suri tidak mau kembali ke istana, biarkan ia terus tinggal di Kediaman Pei. Jangan laporkan hal-hal remeh ini pada Pangeran ini."

Wu Ling terkejut. Ini adalah urusan remeh, tetapi urusan Su Xi-er tidak remeh? Walaupun punya pemikiran begitu dalam hatinya, ia tidak akan berani menyuarakannya.

"Baiklah, kau boleh pergi." Pei Qian Hao melambaikan tangannya sebelum memandang Su Xi-er. "Kadang-kadang kau kelewat teliti, tetapi kadang kala juga ceroboh." Lalu, ia berbalik dan berjalan pergi begitu saja, meninggalkan Su Xi-er berdiri sendirian di sana, tercengang.

Ia melepaskanku dengan sebegitu mudahnya? Ia bahkan bilang kalau aku ceroboh? Kapan aku pernah ceroboh?

Tanpa sepengetahuannya, komentar Pei Qian Hao itu adalah tentang mutiara yang pernah diletakkannya di sebuah retakan kecil di kamarnya. Sampai sekarang, ia masih belum menemukannya.

Wu Ling menatap kepergian Pangeran Hao sebelum menoleh untuk menatap Su Xi-er dengan cermat. Ia hanya tampak cantik. Kenapa Pangeran Hao memperlakukannya secara berbeda?

(T/N: karena Su Xi-er adalah pemeran utama, wahai abang Wu Ling :P)

Su Xi-er memanggilnya saat ini. "Pengawal Kekaisaran Wu, hamba pikir, akan lebih baik jika Pangeran Hao pergi ke Kediaman Pei."

Kelopak mata Wu Ling berkedut. Ia benar-benar mengurusi masalah Pangeran Hao!

"Masalahnya sudah berubah jadi kericuhan besar. Dengan Ibu Suri dan Pangeran Hao yang berseteru, seluruh istana kekaisaran gemetar ketakutan. Orang yang akan banyak dirugikan dari argumen berlebihan ini adalah para dayang juga kasim." Su Xi-er menjelaskan perlahan sebelum membungkuk dan bersiap kembali ke kamarnya.

"Su Xi-er, Pangeran Hao tidak suka wanita yang penuh kepura-puraan yang menempelinya."

"Pengawal Kekaisaran Wu, mengapa Anda memberitahukan ini pada hamba?"

"Aku hanya mengatakannya sambil lalu saja. Namun, jika kau sengaja bertingkah dengan sikap bersandiwara ketimbang dengan temperamenmu yang sesungguhnya, kau akan segera ketahuan oleh Pangeran Hao. Pada saat itu, hanya akan membuatnya tidak senang dan membunuhmu."

"Pengawal Kekaisaran Wu, Anda terlalu mengkhawatirkannya. Lebih baik bagi Anda untuk pulang lebih awal." Kemudian, Su Xi-er berjalan masuk ke dalam kamarnya dengan gesit.

Wu Ling memandangi pintu yang tertutup itu. Pangeran Hao pasti akan kehilangan minat padanya setelah hal yang terasa baru ini habis, kan? Apa yang paling tidak kekurangan dari Bei Min adalah wanita cantiknya. Ini bahkan belum menghitung fakta bahwa kerajaan kecil lainnya harus menawarkan gadis cantik setiap beberapa tahunnya.

Wu Ling merenungi sesaat sebelum akhirnya ia pergi dari Biro Layanan Binatu, bergegas menuju Kediaman Pangeran Hao.

***

Satu jam setelahnya, Wu Ling memasuki Kediaman Pangeran Hao, tetapi menyadari Pangeran Hao tidak sedang tidur. Sebaliknya, ia sedang duduk di kursi utama di dalam aula selagi jari-jari kanannya berulang-ulang mengetuk meja.

Oleh sebab itu, Wu Ling mengumpulkan keberaniannya untuk bertanya, "Yang Mulia, apakah Anda sungguh tidak akan pergi ke Kediaman Pei?"

Ketukan Pei Qian Hao terhenti. "Sampaikan kabar ini ke Kediaman Pei, bahwa kepala dayang istana yang melayani di sisi Ibu Suri akan dicungkil matanya di bawah perintah Pangeran ini."

"Ah?" Ternyata, Wu Ling tidak sanggup menerima kabar mengejutkan ini. Bola mata He Ying dicungkil?

"Kenapa kau masih belum secepatnya pergi ke sana?"

Wu Ling langsung menghentikan ekspresi tercengangnya dan menerima perintah sebelum pergi. Namun, ia baru saja mengambil beberapa langkah saat ia mendengar suara dingin lagi.

"Setelahnya, pergilah ke Biro Layanan Binatu dan awasi Su Xi-er. Lihat, apakah ada trik lain yang akan dimainkannya." Sebuah kilatan halus berkedip di mata Pei Qian Hao selagi ia memberi perintah.

Lagi-lagi Wu Ling terkejut. Aku bahkan harus mengawasinya? Sungguh, aku saja tidak mengerti lagi apa yang sebenarnya diinginkan oleh Pangeran Hao. Kenapa ia tidak sekalian saja membawa gadis itu masuk ke Istana Kecantikan?

Merasa semakin ia merenungkannya, semakin bingunglah dirinya, Wu Ling memutuskan untuk membersihkan pikirannya dari masalah ini sebelum dengan cepat meninggalkan aula dan menuju ke Kediaman Pei.

***

Selagi semua ini terjadi diam-diam, keributan terjadi di bagian lain istana kekaisaran.

Yu Chi Mo memandangi He Ying yang ditahan. Ia memastikan sekali lagi, "Pangeran Hao menyuruh untuk mencungkil mata He Ying?"

Pengawal kekaisaran segera mengangguk. "Benar."

He Ying berulang kali menyatakan, "Aku adalah orang yang melayani Ibu Suri. Jika Ibu Suri mengetahuinya, kalian pasti akan menanggung akibatnya!"

Yu Chi Mo menggelengkan kepalanya. "Jika bawahan ini tidak mengikuti perintah Pangeran Hao, aku tetap akan menanggung semua akibatnya."

"Kau ..." Mata He Ying membelalak lebar selagi tak mampu berkata-kata saat ia memelototinya penuh amarah.

"Bawakan tungkunya kemari," Yu Chi Mo menginstruksikan selagi ia mengambil sebilah pisau kecil dari meja.

Seluruh tubuh He Yung menggeliat, tetapi tali yang mengikatnya cukup erat untuk menghalanginya berpindah tempat.

"Bukannya tetap tinggal di Istana Kedamaian Penuh Kasih dengan baik, malah berlari ke arah dimana adanya Pangeran Hao untuk bertingkah kurang ajar. Nona He, jangan salahkan aku."

"Yu Chi Mo!" He Ying memelototinya garang.

Tungkunya segera dibawakan oleh bawahannya. Yu Chi Mo memanaskan pisaunya sebentar sebelum memindahkannya dari tungku.

"Bola mata ini akan hilang dengan dua gerakan pisaunya. Tidak akan sakit setelah beberapa hari. Anggap saja ini sebagai kebaikannya karena Pangeran Hao tidak meminta nyawamu." Kemudian, ia mengangkat pisaunya dan mengarahkannya ke bola mata He Ying.

Tiba-tiba saja, seolah ada angin yang meniup matanya.

Seorang pria mengenakan jubah hitam muncul di hadapan semua orang, dengan cepat merebut He Ying.

Yu Chi Mo memperhatikannya tanpa mengutarakan sepatah kata pun; sebaliknya, ia sudah menduga kalau orang ini akan datang.

Untungnya Su Xi-er sekarang ini tidak di sini. Jika ia hadir, ia pasti akan mengenali si pria yang berbaju hitam. Ini adalah pria yang ingin membunuhnya di istana peristirahatan Permasuri yang terdahulu.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar