Consort of A Thousand Faces
Chapter 61 : Selesai Mengagumi
Suara yang
menyelinap keluar dari bibir Pei Qian Hao begitu dingin hingga memberikan rasa
takut di hati orang lain. "Pangeran ini tidak peduli anjing siapa kau.
Karena kau sudah melanggar peraturan, kau tidak boleh diampuni."
Tanpa perlu
mengisyaratkan dengan matanya, dua pengawal menyeret He Ying keluar dari Biro
Layanan Binatu dan menuju tempat Yu Chi Mo.
Pengawal
kekaisaran yang sama yang dibawa He Ying sekarang menyeretnya untuk mencungkil
matanya.
He Ying marah
dan ketakutan. Suara dari jeritan tiada hentinya menakuti para dayang di Biro
Layanan Binatu hingga seluruh tubuh mereka jadi kaku.
Pei Qian Hao
menyapukan pandangannya ke semua dayang. "Apakah kalian semua berdiri di
sana dan tak melakukan apa-apa karena kalian ingin mata kalian dicungkil?"
Ekspresi semua
orang pun berubah dan Dayang Senior Li cepat-cepat membungkuk. "Hamba akan
kembali ke kamar hamba sekarang."
Setelahnya, ia
melambaikan tangan pada semua dayang. "Kalian semua, kembali ke kamar
kalian!"
Para dayang pun
langsung menyebar tanpa tersisa satu pun. Su Xi-er juga berbalik dan menuju ke
kamarnya.
Namun, ia
dihentikan oleh Pei Qian Hao sebelum ia bisa menjauh. "Kau, tetap
tinggal."
Su Xi-er pun
memutar tubuhnya dan memandanginya. "Pangeran Hao, hamba tidak mau bola
mataku dicungkil."
"Siapa
yang menginginkan bola matamu?"
Sepasang bola
mata ini adalah yang paling unik. Aku masih belum selesai mengaguminya.
"Pangeran
Hao, apa yang ingin Anda lakukan? Hamba sudah mengenakan korset Cina
merahnya."
Pada saat ini,
Pei Qian Hao melepaskan lengannya dan berkata pelan-pelan, "Simpan korset
Cina ini. Kau tidak boleh membuangnya. Sementara itu, apa yang ingin Pangeran
ini lakukan, paling tidak, aku tak akan berbuat apa pun padamu."
"Terima
kasih banyak Pangeran Hao. Hamba masih punya pekerjaan besok, jadi aku akan
kembali ke kamarku untuk beristirahat."
Bagaimana
mungkin Pei Qian Hao membiarkannya pergi? "Pangeran ini tidak akan
menyuruh orang untuk mengirimkan pakaian besok. Kau tidak punya pekerjaan untuk
dilakukan besok."
Su Xi-er tidak
membalas, hanya memandanginya dalam diam. Bukan karena ia tidak ingin
berbicara, tetapi karena ia tidak punya apa pun untuk dikatakan.
Tepat saat ini,
Wu Ling berjalan masuk ke Biro Layanan Binatu dengan cekatan. Melihat Pangeran
Hao, ia langsung membungkuk dan menyampaikan salamnya.
Namun, ia kaget
saat menyadari kehadiran Su Xi-er. Kenapa ia berdiri bersama Yang
Mulia? Yang lebih pentingnya lagi, ia bahkan memandangi Yang Mulia dengan cara
seperti itu.
Kebetulan Pei
Qian Hao menyadari ekspresinya selagi ia menilai Su Xi-er. Wu Ling baru
menyadari Pangeran Hao memandanginya tak lama kemudian, menyebabkannya langsung
menjadi serius. "Pangeran Hao, Ibu Suri ..."
Wu Ling menjeda
di titik ini dan melirik jelas ke arah Su Xi-er. Bagaimanapun juga, ia
adalah seorang dayang. Tidak pantas baginya untuk mendengarkan hal ini.
Pei Qian Hao
tidak keberatan sama sekali. "Lanjutkan."
Wu Ling pun tak
punya pilihan selain mendengarkan perintah Pangeran Hao. "Hamba mengutus
orang untuk mengirimkan Ibu Suri kembali ke Istana Kedamaian Penuh Kasih,
tetapi Tuan Pei mengatakan bahwa pertama, Ibu Suri akan tinggal di Kediaman Pei
selama beberapa hari. Beliau juga ... mengundang Anda untuk pergi ke Kediaman
Pei."
Su Xi-er sedikit
merenung. Kata-kata ini tidak diucapkan oleh Ibu Suri, melainkan Tuan
Pei. Jika ia sampai meminta Pangeran Hao pergi ke Kediaman Pei, apakah Tuan Pei
berharap agar Pei Qian Hao mau menyerah dan membawa pulang Ibu Suri ke istana
kekaisaran?
Namun, akankah
Pei Qian Hao menyerah?
"Jika Ibu
Suri tidak mau kembali ke istana, biarkan ia terus tinggal di Kediaman Pei.
Jangan laporkan hal-hal remeh ini pada Pangeran ini."
Wu Ling
terkejut. Ini adalah urusan remeh, tetapi urusan Su Xi-er tidak
remeh? Walaupun punya pemikiran begitu dalam hatinya, ia tidak akan
berani menyuarakannya.
"Baiklah,
kau boleh pergi." Pei Qian Hao melambaikan tangannya sebelum memandang Su
Xi-er. "Kadang-kadang kau kelewat teliti, tetapi kadang kala juga
ceroboh." Lalu, ia berbalik dan berjalan pergi begitu saja, meninggalkan
Su Xi-er berdiri sendirian di sana, tercengang.
Ia melepaskanku
dengan sebegitu mudahnya? Ia bahkan bilang kalau aku ceroboh? Kapan aku pernah
ceroboh?
Tanpa
sepengetahuannya, komentar Pei Qian Hao itu adalah tentang mutiara yang pernah
diletakkannya di sebuah retakan kecil di kamarnya. Sampai sekarang, ia masih
belum menemukannya.
Wu Ling menatap
kepergian Pangeran Hao sebelum menoleh untuk menatap Su Xi-er dengan
cermat. Ia hanya tampak cantik. Kenapa Pangeran Hao memperlakukannya
secara berbeda?
(T/N:
karena Su Xi-er adalah pemeran utama, wahai abang Wu Ling :P)
Su Xi-er
memanggilnya saat ini. "Pengawal Kekaisaran Wu, hamba pikir, akan lebih
baik jika Pangeran Hao pergi ke Kediaman Pei."
Kelopak mata Wu
Ling berkedut. Ia benar-benar mengurusi masalah Pangeran Hao!
"Masalahnya
sudah berubah jadi kericuhan besar. Dengan Ibu Suri dan Pangeran Hao yang
berseteru, seluruh istana kekaisaran gemetar ketakutan. Orang yang akan banyak
dirugikan dari argumen berlebihan ini adalah para dayang juga kasim." Su
Xi-er menjelaskan perlahan sebelum membungkuk dan bersiap kembali ke kamarnya.
"Su Xi-er,
Pangeran Hao tidak suka wanita yang penuh kepura-puraan yang
menempelinya."
"Pengawal
Kekaisaran Wu, mengapa Anda memberitahukan ini pada hamba?"
"Aku hanya
mengatakannya sambil lalu saja. Namun, jika kau sengaja bertingkah dengan sikap
bersandiwara ketimbang dengan temperamenmu yang sesungguhnya, kau akan segera
ketahuan oleh Pangeran Hao. Pada saat itu, hanya akan membuatnya tidak senang
dan membunuhmu."
"Pengawal
Kekaisaran Wu, Anda terlalu mengkhawatirkannya. Lebih baik bagi Anda untuk
pulang lebih awal." Kemudian, Su Xi-er berjalan masuk ke dalam kamarnya
dengan gesit.
Wu Ling
memandangi pintu yang tertutup itu. Pangeran Hao pasti akan kehilangan minat
padanya setelah hal yang terasa baru ini habis, kan? Apa yang paling
tidak kekurangan dari Bei Min adalah wanita cantiknya. Ini bahkan belum
menghitung fakta bahwa kerajaan kecil lainnya harus menawarkan gadis cantik
setiap beberapa tahunnya.
Wu Ling
merenungi sesaat sebelum akhirnya ia pergi dari Biro Layanan Binatu, bergegas
menuju Kediaman Pangeran Hao.
***
Satu jam
setelahnya, Wu Ling memasuki Kediaman Pangeran Hao, tetapi menyadari Pangeran
Hao tidak sedang tidur. Sebaliknya, ia sedang duduk di kursi utama di dalam
aula selagi jari-jari kanannya berulang-ulang mengetuk meja.
Oleh sebab itu,
Wu Ling mengumpulkan keberaniannya untuk bertanya, "Yang Mulia, apakah
Anda sungguh tidak akan pergi ke Kediaman Pei?"
Ketukan Pei
Qian Hao terhenti. "Sampaikan kabar ini ke Kediaman Pei, bahwa kepala
dayang istana yang melayani di sisi Ibu Suri akan dicungkil matanya di bawah
perintah Pangeran ini."
"Ah?"
Ternyata, Wu Ling tidak sanggup menerima kabar mengejutkan ini. Bola
mata He Ying dicungkil?
"Kenapa
kau masih belum secepatnya pergi ke sana?"
Wu Ling
langsung menghentikan ekspresi tercengangnya dan menerima perintah sebelum
pergi. Namun, ia baru saja mengambil beberapa langkah saat ia mendengar suara
dingin lagi.
"Setelahnya,
pergilah ke Biro Layanan Binatu dan awasi Su Xi-er. Lihat, apakah ada trik lain
yang akan dimainkannya." Sebuah kilatan halus berkedip di mata Pei Qian
Hao selagi ia memberi perintah.
Lagi-lagi Wu
Ling terkejut. Aku bahkan harus mengawasinya? Sungguh, aku saja tidak
mengerti lagi apa yang sebenarnya diinginkan oleh Pangeran Hao. Kenapa ia tidak
sekalian saja membawa gadis itu masuk ke Istana Kecantikan?
Merasa semakin
ia merenungkannya, semakin bingunglah dirinya, Wu Ling memutuskan untuk
membersihkan pikirannya dari masalah ini sebelum dengan cepat meninggalkan aula
dan menuju ke Kediaman Pei.
***
Selagi semua
ini terjadi diam-diam, keributan terjadi di bagian lain istana kekaisaran.
Yu Chi Mo
memandangi He Ying yang ditahan. Ia memastikan sekali lagi, "Pangeran Hao
menyuruh untuk mencungkil mata He Ying?"
Pengawal
kekaisaran segera mengangguk. "Benar."
He Ying
berulang kali menyatakan, "Aku adalah orang yang melayani Ibu Suri. Jika
Ibu Suri mengetahuinya, kalian pasti akan menanggung akibatnya!"
Yu Chi Mo
menggelengkan kepalanya. "Jika bawahan ini tidak mengikuti perintah
Pangeran Hao, aku tetap akan menanggung semua akibatnya."
"Kau
..." Mata He Ying membelalak lebar selagi tak mampu berkata-kata saat ia
memelototinya penuh amarah.
"Bawakan
tungkunya kemari," Yu Chi Mo menginstruksikan selagi ia mengambil sebilah
pisau kecil dari meja.
Seluruh tubuh
He Yung menggeliat, tetapi tali yang mengikatnya cukup erat untuk
menghalanginya berpindah tempat.
"Bukannya
tetap tinggal di Istana Kedamaian Penuh Kasih dengan baik, malah berlari ke arah
dimana adanya Pangeran Hao untuk bertingkah kurang ajar. Nona He, jangan
salahkan aku."
"Yu Chi
Mo!" He Ying memelototinya garang.
Tungkunya
segera dibawakan oleh bawahannya. Yu Chi Mo memanaskan pisaunya sebentar
sebelum memindahkannya dari tungku.
"Bola mata
ini akan hilang dengan dua gerakan pisaunya. Tidak akan sakit setelah beberapa
hari. Anggap saja ini sebagai kebaikannya karena Pangeran Hao tidak meminta
nyawamu." Kemudian, ia mengangkat pisaunya dan mengarahkannya ke bola mata
He Ying.
Tiba-tiba saja,
seolah ada angin yang meniup matanya.
Seorang pria
mengenakan jubah hitam muncul di hadapan semua orang, dengan cepat merebut He
Ying.
Yu Chi Mo
memperhatikannya tanpa mengutarakan sepatah kata pun; sebaliknya, ia sudah
menduga kalau orang ini akan datang.
Untungnya Su
Xi-er sekarang ini tidak di sini. Jika ia hadir, ia pasti akan mengenali si
pria yang berbaju hitam. Ini adalah pria yang ingin membunuhnya di istana
peristirahatan Permasuri yang terdahulu.
0 comments:
Posting Komentar