Sabtu, 26 Desember 2020

CTF - Chapter 64

Consort of A Thousand Faces

Chapter 64 : Mengagumi


Su Xi-er menilai Wu Ling saksama. Ekspresinya tidak tampak seperti tengah bercanda, tetapi sudah begini larut. Siapa orang yang akan membawa orang lain untuk menemui seseorang di tengah malam? Tentunya, Pei Qian Hao juga butuh istirahat, kan?

"Su Xi-er, kau pergi atau tidak?" tanya Wu Ling. Terasa seolah pria ini akan segera membawanya pergi menemui Pangeran Hao selama ia mengangguk.

"Pengawal Kekaisaran Wu, apakah Anda yakin Anda tidak dipukuli hingga jadi bodoh? Sekarang jam berapa? Bahkan, walaupun jika hamba tidak perlu, pangeran Anda butuh istirahat."

"Pangeran Hao masih belum tidur." Karena Pangeran Hao menginstruksikanku agar mengawasi Su Xi-er, kenapa aku tidak lebih berani dan membawanya ke sana saja? Hanya saja, aku tidak tahu akan seperti apakah reaksi Pangeran Hao. Tetapi, jika aku salah menduga, aku hanya harus menderita pukulan papan lagi.

"Hamba tidak bisa pergi. Kalau begitu, terus saja mengawasi, Pengawal Kekaisaran Wu." Lalu, Su Xi-er pun berbalik dan memasuki kamarnya.

Wu Ling memandangi pintu yang tertutup rapat itu. Apabila aku membawa Su Xi-er secara paksa pada Pangeran Hao, ia pasti akan merasa tidak senang.

Lupakan saja; kubatalkan saja urusan ini.

Kembali ke posisi sebelumnya bersandar di tembok, ia menahan kuapannya selama sisa malam itu.

Wu Ling baru pergi saat nyaris pukul lima pagi, bergegas menuju Kediaman Pangeran Hao.

***

Di halaman berumput di halaman belakang Kediaman Pangeran Hao, dinamakan berlatih panahan.

Pei Qian Hao mengangkat busurnya, matanya menyipit kala ia menjatuhkan pandangan pada sebuah target sejauh seratus meter. Ia melepaskan tiga panah sekaligus, dengan ketiganya semua tepat sasaran.

"Yang Mulia." Wu Ling berjalan ke arahnya dan membungkuk hormat.

Pei Qian Hao terus melanjutkan proses mengetuk panah dan menembakkannya sebelum ia akhirnya berbicara. "Ada apa?"

Segera setelah ia selesai bicara, ketiga panah itu sudah tertembak ke bagian tengah target secara serentak.

"Su Xi-er sudah mengetahui kalau hamba mengawasinya."

Pei Qian Hao menurunkan busurnya selagi ekspresi di matanya jadi tak terbaca. Ia hanya bertanya setelah beberapa waktu berlalu, "Berapa lama yang dibutuhkan baginya untuk mengetahuinya?"

"Di hari pertama aku mengawasinya ..."

Pei Qian Hao menatap Wu Ling, terkekeh. "Kau ketahuan tepat di hari pertama. Apakah karena kau yang tidak punya kemampuan, ataukah ia yang terlalu cakap?"

"Hamba ..."

"Baiklah, karena kau sudah ketahuan, kau tidak perlu lagi memata-matainya. Pangeran ini sudah lama menduga hal ini akan terjadi."

Wu Ling merasa sangat malu. Sudah lama menduganya? Kalau begitu, tampaknya Pangeran Hao menyuruhku mengawasinya agar aku bisa ketahuan, dengan begitu, secara tidak langsung mengingatkan Su Xi-er agar sedikit menahan diri.

"Perjamuan kerajaan Nan Zhao akan diadakan pertengahan bulan depan. Pangeran ini akan berangkat besok.”

Wu Ling agak bingung. Saat Nan Zhao mengundang Pangeran Hao dulu, ia selalu menolak mereka. Kenapa ia pergi tahun ini?

Tepat saat ia merasa kebingungan, ia mendengar suara dalam dan rendah Pangeran Hao.

"Ini adalah tahun pertama Yun Ruo Feng bertindak sebagai penguasa sementara selagi si Kaisar seperti sebuah boneka. Sekarang ini adalah masa kritis untuk Nan Zhao, mana mungkin Pangeran ini tidak pergi?" bibir Pei Qian Hao melengkung dengan tampang nakal yang menghiasi matanya.

"Yang Mulia, Yun Ruo Feng menaiki posisi ini dengan menginjak Putri Pertama Kekaisaran yang telah tiada; seseorang yang, bahkan Anda saja, memujinya dulu. Memikirkan itu ..." Ia meninggal begitu cepat. Sungguh sulit untuk lepas dari kata 'cinta'.

Pei Qian Hao menyerahkan busur di tangannya pada Wu Ling. "Ia adalah seorang wanita yang pemberani dan pandai. Tentu saja Pangeran ini akan mengaguminya. Karena ia sudah meninggal, Pangeran ini akan mengakui kalau ia adalah orang pertama yang pernah kupuji."

"Yang Mulia, kalau memang begitu, kenapa Anda tidak menikahi Putri Pertama Kekaisaran itu dulu? Maka ia pun tidak akan meninggal."

Nada suara Wu Ling dipenuhi kebingungan. Karena ia sudah mengaguminya, jika ia memperdalam perasaannya, bukankah itu akan menjadi cinta di antara pria dan wanita? Pertunjukkan yang ditampilkan di panggung, kan seperti ini.

"Jenis wanita semacam ini hanya bisa dikagumi. Memperdekat jarak dan memaksanya menjadi istri seseorang tidaklah pantas." Pei Qian Hao pun berbalik dan berjalan menuju halaman depan kediamannya.

Wu Ling langsung mengikuti. Tidak pantas jadi seorang istri? Kemudian, siapa yang cocok? Jangan bilang kalau itu adalah Su Xi-er, yang tadinya menggosoki pispot dan kini mencuci baju, yang cocok menjadi seorang istri?

Menyadari kebingungan di mata Wu Ling, Pei Qian Hao berkomentar dingin, "Kau sudah kebanyakan nonton pertunjukan belakangan ini."

"Hamba tidak begitu!" Wu Ling langsung jadi serius. Tampang kebingunganku sekarang pasti terlalu jelas.

"Bawakan jubah panjang biru Pangeran ini ke Biro Layanan Binatu."

Wu Ling langsung memahaminya dengan satu kalimat itu saja. Ia ingin agar Su Xi-er mencucikan bajunya.

"Hamba mematuhi perintah Anda." Kemudian, sosok Wu Ling menghilang.

Wu Ling membawa baju yang disebutkan tadi dan dengan cepat meninggalkan Kediaman Pangeran Hao.

Semua pengawal melebarkan matanya selagi mereka memperhatikan Wu Ling. Ada apa dengan Komandan Wu? Ia bergerak begitu terburu-buru, seolah ia bergegas untuk bereinkarnasi saja!

***

Su Xi-er sedang membersihkan kamarnya saat Wu Ling tiba. Membuka pintunya, ia menemukan pria itu sedang berdiri di luar.

"Baju. Cucilah. Kau harus mencucinya sampai tak bernoda sama sekali."

Su Xi-er mengambil bajunya. "Satu?"

"Benar. Mungkinkah kau mau mencucikan sebaskom? Aku akan datang lagi dan mengambilnya malam ini." Kemudian Wu Ling berbalik pergi.

Su Xi-er memegangi jubah itu selagi ia berjalan keluar kamarnya dan pergi mencari Dayang Senior Li untuk mengambil baskom emas.

Dayang Senior Li tidak mengatakan apa-apa dan hanya melambaikan tangannya setelah memberikan baskom emas itu padanya, mengindikasikan agar ia cepat-cepat pergi. Dayang Senior Li menghindarinya seperti wabah, mengambil sikap 'aku tidak bisa menyinggungnya, tetapi aku pasti bisa bersembunyi!'

Su Xi-er pun berjalan keluar dari kamar dan menuju sumur.

Saat beberapa dayang Biro Layanan Binatu melihatnya, pandangan mereka mengandung sejejak iri ketimbang rasa kasihan yang mereka rasakan awalnya. Jika ia mencuci baju-baju berharga secara benar, lama-kelamaan, jumlah baju yang harus dicucinya akan jadi lebih sedikit, mencegah tangannya jadi lecet.

"Su Xi-er, semua baju yang kau cuci itu punya Pangeran Hao?" Seorang dayang tidak mampu menahan diri untuk bertanya. Tadi, ia melihat Pengawal Kekaisaran Wu mengirimkan baju.

Setiap kali selalu begini. Su Xi-er adalah dayang istana pencuci baju pribadi Pangeran Hao.

Su Xi-er bisa membedakan nada berlebih yang terdapat dalam ucapannya dan menjawab, "Semua baju yang kucuci adalah yang berharga. Aku tidak mencucikan milik siapa pun secara spesifik. Hanya saja, hanya baju Pangeran Hao yang dikirimkan kemari selama dua hari ini."

Biro Layanan Binatu pernah merusak baju berharga dan para dayangnya juga baru sembuh dari gatal-gatal mereka. Dengan insiden baru-baru ini yang terjadi di Biro Layanan Binatu, banyak majikan di tiap istana tidak ingin baju mereka disentuh oleh para dayang di sana. Sebaliknya, mereka menyuruh kepala dayang istana mereka sendiri yang mencucikannya.

Dayang lainnya cemberut. "Selain dari baju Pangeran Hao, tidak ada baju berharga lainnya yang dikirimkan akhir-akhir ini. Akan tetapi, dulu, Pangeran Hao tidak pernah menyuruh seorang pengawal kekaisaran untuk mengirimkan bajunya ke Biro Layanan Binatu."

Su Xi-er agak kaget sebentar. Ia tidak pernah membiarkan dayang dari Biro Layanan Binatu mencucikan bajunya dulu. Kalau begitu, ia menargetkanku lagi. Ia sengaja memindahkanku ke Biro Layanan Binatu dan sengaja pula mengirimkan bajunya kemari.

Tampaknya, aku tidak akan bisa meloloskan diri dari lingkaran yang diberikan Pei Qian Hao padaku selama aku tetap berada di istana kekaisaran Bei Min. Hanya saja, lingkaran ini membawakan bayangan yang menghantuiku.

Su Xi-er mengisi baskom emasnya dengan air dan memasukkan baju ke dalamnya. Sekitar satu jam setelahnya, ia selesai mencuci dan menggantungkannya di atas batang bambu emas untuk mengeringkannya.

Ia menepuk pinggangnya dan baru saja akan pergi makan siang saat suara menusuk seorang wanita tiba-tba mengalir masuk ke dalam telinga Su Xi-er.

"Ini adalah baju-baju Ibu Suri yang sangat berharga. Cuci mereka dengan hati-hati!" Lalu, He Ying meletakkan bajunya di dalam baskom emas itu.

Su Xi-er mendongak, menatapnya. Lolos dari nasib hampir dicungkil matanya, ia jadi lebih angkuh lagi.

He Ying cemas tentang fakta adanya dayang lain di sekitar dan mengecilkan suaranya, "Su Xi-er, kau ini sebenarnya sangat cerdas, bisa menggoda Pangeran Hao. Namun, ada sebuah pepatah, 'terlalu cerdas, tidak baik bagi seseorang'."

"Terima kasih banyak atas peringatan Nona He. Namun, kapankah hamba menggoda Pangeran Hao?" Su Xi-er menucapkan ini dengan sangat lantang, menyebabkan dayang lainnya memandangi He Ying.

Nona He melayani Ibu Suri, yang berasal dari Keluarga Pei yang terpelajar. Akan tetapi, kepala dayang Ibu Suri ini benar-benar mengatakan kalau Su Xi-er menggoda Pangeran Hao dengan suara keras?

"Kau ..." He Ying memelototi Su Xi-er sebelum menatap para dayang di sekitar mereka. "Kenapa kalian semua masih berdiri di sini?"

Semua dayang itu bisa mengerti maksudnya dan langsung berjalan menuju aula makan.

Dalam sekejap, di halamannya hanya tersisa Su XI-er dan He Ying.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar