Sabtu, 05 Desember 2020

CTF - Chapter 34

Consort of A Thousand Faces

Chapter 34 : Mengangkat Lengannya


Setelah Pei Qian Hao pergi, Su Xi-er mengangkat lengan bajunya dan mengelap mulutnya dengan kasar. Ia sudah jijik dengan gagasan dekat dengan pria, terlebih lagi berciuman.

Namun, tidak peduli seberapa keras ia mengelapnya, ia tidak bisa menghapuskan aroma pria itu. Aromanya membungkus dirinya dan mengingatkannya akan kesombongannya.

Pada akhirnya, Su Xi-er memungut tali kasar di atas tanah dan melanjutkan jalannya menuju sisi sumurnya.

Setelah ia tiba, ia mulai menimba air sumurnya dan menyibukkan diri. Hanya dengan begitulah, adegan ciumannya dengan pria itu menghilang dari benaknya.

Setelah ia menimba lima ember air berturut-turut, ia mulai menggosok pispot dengan rajin. Pispot-pispot ini begitu bau, jadi seharusnya mereka bisa menghapuskan aromanya, bukan?

Walaupun dulunya membutuhkan waktu enam jam baginya untuk selesai menggosok pispot, ia sudah hampir selesai dalam waktu sekitar satu jam hari ini.

Bagaimanapun juga, ia lanjut menggosok tanpa henti demi melupakan sepenuhnya adegan yang baru saja terjadi.

Akhirnya, ia selesai menggosok pispot terakhir dan menimba air sumur lagi, bersiap untuk mencuci mereka sekali lagi.

Namun, sebelum ia bisa melakukannya, satu tangan besar terulur dari sisinya, selagi pemilik tangan itu berbicara dengan suara sedingin es tanpa emosinya, "Kau menggosok mati-matian tanpa mempedulikan hidupmu malam ini. Apakah kau terprovokasi sesuatu?"

Ia bisa tahu kalau suara itu milik Pangeran Kekaisaran Ketiga.

Situ Li mengambil ember itu dari tangannya, menimbakan beberapa ember air sebelum menuangkannya ke atas pispot-pispot.

Setelahnya, ia melemparkan embernya ke sisi sumur. "Jenis provokasi macam apa yang kau terima? Apabila kau bekerja sebegitu kerasnya dengan segenap kekuatanmu, tubuhmu tidak akan mampu menahannya."

Su Xi-er mendongakkan kepalanya untuk menatapnya. "Pangeran Kekaisaran Ketiga, kapan Anda tiba? Sudah sebegini larut, bukankah seharusnya Anda beristirahat?"

"Tidak nyaman tidur di istana peristirahatan yang diberikan padaku, jadi aku keluar untuk berjalan-jalan. Kebetulan saja aku melihatmu menggosok mati-matian selagi aku lewat. Sebenarnya, ada masalah apa?"

Su Xi-er melepaskan embusan napas lega. Syukurlah ia barusan tiba. Jika ia datang saat aku sedang mencium Pei Qian Hao, itu akan jadi masalah.

Ia menjawab pelan, "Aku baik-baik saja. Anda tidak perlu terlalu cemas, Pangeran Kekaisaran Ketiga."

Situ Li jelas tidak mempercayainya. Ia mengangkat tangan besarnya dan menarik pergelangan tangannya. Su Xi-er langsung mengerahkan tenaga dan bersiap untuk melepaskan diri darinya.

"Jangan bergerak. Kau mau ini terkilir lagi? Lihat bagaimana kau memperbaiki letak tulangmu." Suara Situ Li sekarang lebih mengancam saat ia menambah tenaganya. Su Xi-er tidak bisa melepaskan diri darinya dan hanya bisa memperhatikan tak berdaya selagi pria itu mengangkat lengan bajunya.

Di Nan Zhao, wanita yang sudah memperlihatkan lengan mereka pada pihak lain, harus menjanjikan diri mereka kepada pihak lain itu. Yun Ruo Feng saja belum pernah melihat lenganku sebelumnya.

Ketika ia terpikirkan Yun Ruo Feng, ekspresi di matanya berubah. Ia tidak mencintaiku sama sekali, jadi kenapa ia harus melihat lenganku? Aku benar-benar bodoh. Seharusnya aku bisa memperhatikan detail-detail seperti ini.

"Wajahmu memerah?" Situ Li memandangi wajahnya dan tiba-tiba saja tertawa. "Jangan khawatir. Di Bei Min, selama seorang pria kehilangan minatnya, meskipun telah melakukan hal selayaknya pasangan menikah, tidak akan membuat seorang pria menikahi wanita itu, apalagi hanya melihat lengan."

Su Xi-er merasa sangat tidak senang dengan itu dan mengangkat kaki kanannya, menginjak Situ Li dengan galak. Tepat ketika ia merasa kesakitan, dengan gesit ia melepaskan dirinya.

"Pangeran Kekaisaran Ketiga, sesuai dengan apa yang baru saja Anda katakan, apa yang harus hamba khawatirkan? Dan apa tujuan Anda memberitahukan ini pada hamba?" Suaranya mengandung sikap mengancam yang seharusnya tidak dimiliki oleh seorang dayang istana.

Situ Li memandanginya dan mengamati ekspresi di raut wajahnya. Ia hanyalah seorang dayang dari Istana Samping? Mengapa ia memiliki aura yang mengancam begini? Keangkuhan yang pantang mundur dan kebanggaan yang melekat di matanya.

Terlebih lagi, apa yang kukatakan tidaklah salah. Bei Min memang seperti itu. Jika sang pria tidak menginginkan wanita itu, walaupun ia menggunakan bayinya untuk memerasnya, pria itu masih bisa menggugurkan anak itu tanpa alasan.

Tetapi, ketika ia melihat ke arah sepasang mata itu, ia merasa kalau ia perlu menjelaskannya. Oleh sebab itu, ia menerangkan perlahan, "Kau adalah seorang dayang istana. Semenjak kau memasuki istana, segalanya dari dirimu sudah dicap. Tubuhmu bukan lagi milikmu, sebaliknya milik rumah tangga kekaisaran. Lupakan tentang melihat lenganmu, hidupmu sendiri saja sudah disumpah pada Bei Min."

Su Xi-er tersenyum mencela diri sendiri. Itu benar. Apa yang dikatakannya tidaklah salah. Dayang istana memang hanya keberadaan semacam itu. Ketika seorang pria berkuasa menyukai mereka, pria itu bisa dengan santainya memilih kapan menyukai mereka dan kapan membuang mereka.

Jika memang begitu, apakah Pei Qian Hao memperlakukanku dengan pemikiran seperti itu? Ataukah mungkin, aku bahkan tidak cukup untuk dianggap sebagai ketertarikan sambil lalu, tetapi hanyalah seekor peliharaan? Bukankah Istana Kecantikan itu hanyalah sebuah penjara?

"Akan tetapi, itu sangat menggelikan. Meskipun aku adalah seorang pangeran kekaisaran, kau dan aku kurang lebih sama saja." Situ Li memperlihatkan senyum pahit sebelum ia menarik lengan Su Xi-er.

"Kau bekerja sekeras itu tanpa mempedulikan hidupmu. Apakah karena kau tidak bisa lagi bertahan hidup di Istana Samping? Apakah kau ditindas dan dicambuki oleh orang lain? Biarkan aku melihat bekas-bekas luka di lenganmu."

Su Xi-er menghentikannya. "Aku tidak ditindas. Hanya saja, Ruo Yuan menghilang."

Situ Li melepaskan lengannya. "Ruo Yuan?"

"Dayang istana yang bersama-sama dengan hamba semalam. Ia dibawa pergi oleh pengawal kekaisaran pagi ini. Aku tidak tahu pengawal kekaisaran dari istana mana mereka berasal."

Setelah Situ Li merenunginya, ia menganalisa dengan tenang, "Pastinya ada alasan bagi pengawal kekaisaran untuk membawanya pergi. Ia hanyalah seorang dayang istana. Apa yang kau cemaskan?"

"Hamba hanya ingin mengetahui siapa sebenarnya yang membawa Ruo Yuan pergi. Ia tidak melakukan kejahatan apa pun."

Situ Li memandangi ekspresi tulusnya. "Kau sangat mencemaskannya. Kau bahkan tidak bisa menjaga dirimu sendiri, tetapi kau masih mempedulikan soal orang lain? Apakah kau punya kemampuan seperti itu?"

Kalimat terakhir itu menusuk titik sakit Su Xi-er. Kemampuanku sekarang ini hampir sama dengan tidak ada. Perasaan yang sama ketika aku melihat tak berdaya ketika Lü Liu mati.

"Aku akan membantumu untuk menyelidikinya, tetapi aku sudah pasti tidak akan menyelamatkannya. Jika ia mati, itu adalah karena dirimu. Apakah kau tahu berapa banyak orang yang menargetkanmu?"

Su Xi-er mengangkat kepalanya untuk memandanginya dan mengangguk. "Hamba tahu."

Mengapa mereka mengarahkan perhatian mereka padaku? Alasannya tak lain tak bukan karena dua orang—Pei Qian Hao dan Situ Li. Jika bukan karena mereka, mengapa pula orang lain akan mempedulikanku, seorang dayang dari Istana Samping?

"Peganglah botol bubuk obat ini," Situ Li menyuruhnya saat ia mengeluarkan sebuah botol porselen putih dari lengan bajunya dan menjejalkannya ke dalam tangannya sebelum melanjutkan. "Sembunyikan botolnya di dalam lemari setelah kau selesai menggunakannya. Kalau tidak, akan ada masalah jika yang lain mengetahuinya."

Su Xi-er menunjuk, "Jika aku mengoleskan bubuk obatnya, akan ada jejak kehijauan dan orang masih bisa mengetahuinya."

"Tidak akan. Tabib kekaisaran sudah menambahkan sebuah ramuan obat spesial agar hanya membutuhkan satu jam bagi bubuk itu untuk meresap ke dalam lukanya."

Su Xi-er memandangi botol porselen di tangannya. Dibandingkan dengan yang diberikan oleh Pei Qian Hao, bubuk obat ini bisa larut dalam kulit bahkan lebih cepat lagi.

"Terima kasih banyak kepada Pangeran Kekaisaran Ketiga. Namun, hamba tidak bisa menerima bubuk obat ini." Su Xi-er menolak selagi ia mengembalikan botol porselen putihnya pada Situ Li.

"Karena aku sudah memberikannya padamu, kau simpan saja. Walaupun, kemampuan penyembuhannya tidak sebanding dengan sebotol yang diberikan oleh Pangeran Hao, masih lebih baik dalam hal penyerapannya."

Perkataan Situ Li yang acuh tak acuh mengejutkan Su Xi-er. Bagaimana ia tahu kalau Pei Qian Hao memberikanku bubuk obat?

Mungkinkah ia mengutus seseorang untuk mengawasiku?

"Kau curiga kalau aku mengutus seseorang untuk mengawasimu?" tanya Situ Li blak-blakan.

Su Xi-er mengangguk dan tidak berbicara.

"Aku sudah lama melepaskan orang yang mengawasimu. Tentang masalah Pangeran Hao memberikanmu bubuk obatnya, ia menyuruh seseorang untuk memberitahukannya padaku."

Su Xi-er memandangi ekspresi Situ Li dan merasa kalau ia tidak berbohong. Langsung saja, ia merasa kalau Pei Qian Hao itu memang hanyalah orang mesum. Mengapa ia ingin memberitahu Situ Li kalau ia memberikanku bubuk obatnya? Aku tidak mengerti. Apakah Pei Qian Hao menargetkanku seperti ini hanya karena ia mencurigai kalau aku yang membuatnya tak sadarkan diri, ataukah karena ia ingin menghukumku?

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar