Consort of A Thousand Faces
Chapter 34 : Mengangkat Lengannya
Setelah
Pei Qian Hao pergi, Su Xi-er mengangkat lengan bajunya dan mengelap mulutnya
dengan kasar. Ia sudah jijik dengan gagasan dekat dengan pria, terlebih lagi
berciuman.
Namun,
tidak peduli seberapa keras ia mengelapnya, ia tidak bisa menghapuskan aroma
pria itu. Aromanya membungkus dirinya dan mengingatkannya akan kesombongannya.
Pada
akhirnya, Su Xi-er memungut tali kasar di atas tanah dan melanjutkan jalannya
menuju sisi sumurnya.
Setelah
ia tiba, ia mulai menimba air sumurnya dan menyibukkan diri. Hanya dengan
begitulah, adegan ciumannya dengan pria itu menghilang dari benaknya.
Setelah
ia menimba lima ember air berturut-turut, ia mulai menggosok pispot dengan
rajin. Pispot-pispot ini begitu bau, jadi seharusnya mereka bisa
menghapuskan aromanya, bukan?
Walaupun
dulunya membutuhkan waktu enam jam baginya untuk selesai menggosok pispot, ia
sudah hampir selesai dalam waktu sekitar satu jam hari ini.
Bagaimanapun
juga, ia lanjut menggosok tanpa henti demi melupakan sepenuhnya adegan yang
baru saja terjadi.
Akhirnya,
ia selesai menggosok pispot terakhir dan menimba air sumur lagi, bersiap
untuk mencuci mereka sekali lagi.
Namun,
sebelum ia bisa melakukannya, satu tangan besar terulur dari sisinya, selagi
pemilik tangan itu berbicara dengan suara sedingin es tanpa emosinya, "Kau
menggosok mati-matian tanpa mempedulikan hidupmu malam ini. Apakah kau terprovokasi
sesuatu?"
Ia
bisa tahu kalau suara itu milik Pangeran Kekaisaran Ketiga.
Situ
Li mengambil ember itu dari tangannya, menimbakan beberapa ember air sebelum
menuangkannya ke atas pispot-pispot.
Setelahnya,
ia melemparkan embernya ke sisi sumur. "Jenis provokasi macam apa yang kau
terima? Apabila kau bekerja sebegitu kerasnya dengan segenap kekuatanmu,
tubuhmu tidak akan mampu menahannya."
Su
Xi-er mendongakkan kepalanya untuk menatapnya. "Pangeran Kekaisaran
Ketiga, kapan Anda tiba? Sudah sebegini larut, bukankah seharusnya Anda
beristirahat?"
"Tidak
nyaman tidur di istana peristirahatan yang diberikan padaku, jadi aku keluar
untuk berjalan-jalan. Kebetulan saja aku melihatmu menggosok mati-matian selagi
aku lewat. Sebenarnya, ada masalah apa?"
Su
Xi-er melepaskan embusan napas lega. Syukurlah ia barusan tiba. Jika ia
datang saat aku sedang mencium Pei Qian Hao, itu akan jadi masalah.
Ia
menjawab pelan, "Aku baik-baik saja. Anda tidak perlu terlalu cemas,
Pangeran Kekaisaran Ketiga."
Situ
Li jelas tidak mempercayainya. Ia mengangkat tangan besarnya dan menarik
pergelangan tangannya. Su Xi-er langsung mengerahkan tenaga dan bersiap untuk
melepaskan diri darinya.
"Jangan
bergerak. Kau mau ini terkilir lagi? Lihat bagaimana kau memperbaiki letak
tulangmu." Suara Situ Li sekarang lebih mengancam saat ia menambah
tenaganya. Su Xi-er tidak bisa melepaskan diri darinya dan hanya bisa
memperhatikan tak berdaya selagi pria itu mengangkat lengan bajunya.
Di
Nan Zhao, wanita yang sudah memperlihatkan lengan mereka pada pihak lain, harus
menjanjikan diri mereka kepada pihak lain itu. Yun Ruo Feng saja belum pernah
melihat lenganku sebelumnya.
Ketika
ia terpikirkan Yun Ruo Feng, ekspresi di matanya berubah. Ia tidak
mencintaiku sama sekali, jadi kenapa ia harus melihat lenganku? Aku benar-benar
bodoh. Seharusnya aku bisa memperhatikan detail-detail seperti ini.
"Wajahmu
memerah?" Situ Li memandangi wajahnya dan tiba-tiba saja tertawa.
"Jangan khawatir. Di Bei Min, selama seorang pria kehilangan minatnya,
meskipun telah melakukan hal selayaknya pasangan menikah, tidak akan membuat
seorang pria menikahi wanita itu, apalagi hanya melihat lengan."
Su
Xi-er merasa sangat tidak senang dengan itu dan mengangkat kaki kanannya,
menginjak Situ Li dengan galak. Tepat ketika ia merasa kesakitan, dengan gesit
ia melepaskan dirinya.
"Pangeran
Kekaisaran Ketiga, sesuai dengan apa yang baru saja Anda katakan, apa yang
harus hamba khawatirkan? Dan apa tujuan Anda memberitahukan ini pada
hamba?" Suaranya mengandung sikap mengancam yang seharusnya tidak dimiliki
oleh seorang dayang istana.
Situ
Li memandanginya dan mengamati ekspresi di raut wajahnya. Ia hanyalah
seorang dayang dari Istana Samping? Mengapa ia memiliki aura yang mengancam
begini? Keangkuhan yang pantang mundur dan kebanggaan yang melekat di matanya.
Terlebih
lagi, apa yang kukatakan tidaklah salah. Bei Min memang seperti itu. Jika sang
pria tidak menginginkan wanita itu, walaupun ia menggunakan bayinya untuk
memerasnya, pria itu masih bisa menggugurkan anak itu tanpa alasan.
Tetapi,
ketika ia melihat ke arah sepasang mata itu, ia merasa kalau ia perlu
menjelaskannya. Oleh sebab itu, ia menerangkan perlahan, "Kau adalah
seorang dayang istana. Semenjak kau memasuki istana, segalanya dari dirimu
sudah dicap. Tubuhmu bukan lagi milikmu, sebaliknya milik rumah tangga
kekaisaran. Lupakan tentang melihat lenganmu, hidupmu sendiri saja sudah
disumpah pada Bei Min."
Su
Xi-er tersenyum mencela diri sendiri. Itu benar. Apa yang dikatakannya
tidaklah salah. Dayang istana memang hanya keberadaan semacam itu. Ketika
seorang pria berkuasa menyukai mereka, pria itu bisa dengan santainya memilih
kapan menyukai mereka dan kapan membuang mereka.
Jika
memang begitu, apakah Pei Qian Hao memperlakukanku dengan pemikiran seperti
itu? Ataukah mungkin, aku bahkan tidak cukup untuk dianggap sebagai
ketertarikan sambil lalu, tetapi hanyalah seekor peliharaan? Bukankah Istana
Kecantikan itu hanyalah sebuah penjara?
"Akan
tetapi, itu sangat menggelikan. Meskipun aku adalah seorang pangeran kekaisaran,
kau dan aku kurang lebih sama saja." Situ Li memperlihatkan senyum pahit
sebelum ia menarik lengan Su Xi-er.
"Kau
bekerja sekeras itu tanpa mempedulikan hidupmu. Apakah karena kau tidak bisa
lagi bertahan hidup di Istana Samping? Apakah kau ditindas dan dicambuki oleh
orang lain? Biarkan aku melihat bekas-bekas luka di lenganmu."
Su
Xi-er menghentikannya. "Aku tidak ditindas. Hanya saja, Ruo Yuan
menghilang."
Situ
Li melepaskan lengannya. "Ruo Yuan?"
"Dayang
istana yang bersama-sama dengan hamba semalam. Ia dibawa pergi oleh pengawal
kekaisaran pagi ini. Aku tidak tahu pengawal kekaisaran dari istana mana mereka
berasal."
Setelah
Situ Li merenunginya, ia menganalisa dengan tenang, "Pastinya ada alasan
bagi pengawal kekaisaran untuk membawanya pergi. Ia hanyalah seorang dayang
istana. Apa yang kau cemaskan?"
"Hamba
hanya ingin mengetahui siapa sebenarnya yang membawa Ruo Yuan pergi. Ia tidak
melakukan kejahatan apa pun."
Situ
Li memandangi ekspresi tulusnya. "Kau sangat mencemaskannya. Kau bahkan
tidak bisa menjaga dirimu sendiri, tetapi kau masih mempedulikan soal orang
lain? Apakah kau punya kemampuan seperti itu?"
Kalimat
terakhir itu menusuk titik sakit Su Xi-er. Kemampuanku sekarang ini
hampir sama dengan tidak ada. Perasaan yang sama ketika aku melihat tak berdaya
ketika Lü Liu mati.
"Aku
akan membantumu untuk menyelidikinya, tetapi aku sudah pasti tidak akan
menyelamatkannya. Jika ia mati, itu adalah karena dirimu. Apakah kau tahu
berapa banyak orang yang menargetkanmu?"
Su
Xi-er mengangkat kepalanya untuk memandanginya dan mengangguk. "Hamba
tahu."
Mengapa
mereka mengarahkan perhatian mereka padaku? Alasannya tak lain tak bukan karena
dua orang—Pei Qian Hao dan Situ Li. Jika bukan karena mereka, mengapa pula
orang lain akan mempedulikanku, seorang dayang dari Istana Samping?
"Peganglah
botol bubuk obat ini," Situ Li menyuruhnya saat ia mengeluarkan sebuah
botol porselen putih dari lengan bajunya dan menjejalkannya ke dalam tangannya
sebelum melanjutkan. "Sembunyikan botolnya di dalam lemari setelah kau
selesai menggunakannya. Kalau tidak, akan ada masalah jika yang lain
mengetahuinya."
Su
Xi-er menunjuk, "Jika aku mengoleskan bubuk obatnya, akan ada jejak
kehijauan dan orang masih bisa mengetahuinya."
"Tidak
akan. Tabib kekaisaran sudah menambahkan sebuah ramuan obat spesial agar hanya
membutuhkan satu jam bagi bubuk itu untuk meresap ke dalam lukanya."
Su
Xi-er memandangi botol porselen di tangannya. Dibandingkan dengan yang
diberikan oleh Pei Qian Hao, bubuk obat ini bisa larut dalam kulit bahkan lebih
cepat lagi.
"Terima
kasih banyak kepada Pangeran Kekaisaran Ketiga. Namun, hamba tidak bisa
menerima bubuk obat ini." Su Xi-er menolak selagi ia mengembalikan botol
porselen putihnya pada Situ Li.
"Karena
aku sudah memberikannya padamu, kau simpan saja. Walaupun, kemampuan
penyembuhannya tidak sebanding dengan sebotol yang diberikan oleh Pangeran Hao,
masih lebih baik dalam hal penyerapannya."
Perkataan
Situ Li yang acuh tak acuh mengejutkan Su Xi-er. Bagaimana ia tahu
kalau Pei Qian Hao memberikanku bubuk obat?
Mungkinkah
ia mengutus seseorang untuk mengawasiku?
"Kau
curiga kalau aku mengutus seseorang untuk mengawasimu?" tanya Situ Li
blak-blakan.
Su
Xi-er mengangguk dan tidak berbicara.
"Aku
sudah lama melepaskan orang yang mengawasimu. Tentang masalah Pangeran Hao memberikanmu
bubuk obatnya, ia menyuruh seseorang untuk memberitahukannya padaku."
Su Xi-er memandangi ekspresi Situ Li dan merasa kalau ia tidak berbohong. Langsung saja, ia merasa kalau Pei Qian Hao itu memang hanyalah orang mesum. Mengapa ia ingin memberitahu Situ Li kalau ia memberikanku bubuk obatnya? Aku tidak mengerti. Apakah Pei Qian Hao menargetkanku seperti ini hanya karena ia mencurigai kalau aku yang membuatnya tak sadarkan diri, ataukah karena ia ingin menghukumku?
0 comments:
Posting Komentar