Kamis, 24 Desember 2020

CTF - Chapter 58

Consort of A Thousand Faces

Chapter 58 : Jika Seseorang Tidak Mencari Masalah, Maka Ia Tidak Akan Mati


Semua dayang di Biro Layanan Binatu langsung membungkuk dan memberi salam setelah melihat He Ying. "Hamba memberi hormat pada Nona He."

He Ying mengangguk. Ia mengalihkan pandangannya pada Su Xi-er dan berbicara tanpa tergesa, "Su Xi-er, kenapa kau meninggalkan Istana Samping dan datang ke Biro Layanan Binatu? Kau tak lagi menggosok pispot, tetapi mencuci baju?"

Dayang Senior Li bergegas menghampiri dan kebetulan mendengar yang diucapkan He Ying. Jika He Ying menargetkan Su Xi-er di tempat lain, aku akan membiarkannya. Namun, di Biro Layanan Binatu, aku yang akan bertanggung jawab atas segala insiden.

Oleh karenanya, tanpa menunggu jawaban Su Xi-er, Dayang Senior Li menyela dengan wajah yang dihiasi senyuman, "Nona He, Anda tidak pernah datang ke Biro Layanan Binatu. Mengapa Anda kemari hari ini?"

He Ying sama sekali tidak menganggap Dayang Senior Li dan mendengus dingin. "Kau kira aku mau datang kemari? Bunga sangat disayangi oleh Ibu Suri, dan ia berlari ke Biro Layanan Binatu, tetapi aku tidak tahu dimana ia sekarang. Kenapa kalian masih tidak menolongku untuk mencarikannya!"

Selain Su Xi-er, semua orang kaget. Mereka semua terlalu akrab dengan nama 'Bunga'. Itu adalah seekor kucing yang sangat dimanjakan Ibu Suri. Mereka dengar kalau Bunga diberikan oleh Pangeran Hao kepada Ibu Suri.

Apabila Bunga tertimpa kesialan di Biro Layanan Binatu ... Dayang Senior Li tidak berani membayangkan skenario itu sama sekali. Ia langsung menunjuk beberapa dayang istana dan menginstruksikan, "Cepat pergi dan cari."

Setelahnya, Dayang Senior Li menempelkan senyuman lagi. "Tenanglah Nona He, Bunga pasti akan baik-baik saja."

He Ying tidak menanggapi, sebaliknya, menoleh pada Su Xi-er dan bicara dengan suara rendah, "Aku dengar sebelumnya kau dibawa ke Institut Tabib Kekaisaran dan diselidiki dengan ketat oleh Tabib Kekaisaran Zhao."

"Benar." Su Xi-er hanya mengutarakan satu patah kata ketus.

He Ying mengernyitkan alisnya dan menekan, "Karena kau sudah dicurigai, namamu dibersihkan sekarang hanyalah penangguhan hukuman sementara saja. Institut Tabib Kekaisaran masih menyelidikinya. Dengan tanaman yang ditemukan di Istana Samping, yang pertama diinterogasi sudah pasti adalah yang paling dekat dengannya."

Su Xi-er memandang lurus padanya. "Nona He, itu tidak tepat. Bagaimana Anda bisa tahu kalau tanaman itu hanya tumbuh di sebelah Istana Samping? Mungkin saja tanaman itu juga ada di dekat beberapa istana peristirahatan, menanti untuk ditemukan. Selain itu, semestinya Anda mencari Bunga dengan gelisah sekarang, Nona He."

"Kau ..." He Ying kehabisan kata-kata. Mulut kecilnya ini sangat hebat. Aku akan memotong lidahnya cepat atau lambat.

Dayang Senior Li menyadari kalau raut wajah He Ying mengerikan. Meski ia tidak bisa mendengarkan apa yang tengah dibicarakan kedua orang itu, ia bisa tahu dari ekspresi mereka kalau sudah pasti mereka tidak akrab.

Aduh, Su Xi-er adalah sosok yang kontrovesial. Kenapa ia ditugaskan di Biro Layanan Binatu? Aku sungguh tidak beruntung.

(T/N : kalimat aslinya Su Xi-er is a hot potato; kalau diterjemakan begitu saja jadi Su Xi-er adalah kentang panas(?) wkwk jadi saya terjemahkan jadi sosok yang kontroversial / sering kali diperdebatkan.)

He Ying menunjukkan ketidakpuasaannya dingin. Tepat di saat ini, tangisan menyedihkan seekor kucing mendadak terdengar.

Bunga! He Ying langsung berputar ke arah suara dan melihat Bunga tengah memandangi Su Xi-er, menggertakkan giginya dengan ekornya yang berdiri tegak lurus.

Nada suara He Ying jadi lebih tidak ramah. "Bunga sama sekali tidak menyukaimu." Kemudian, ia berjalan ke arah Bunga dan bersiap menggendongnya kembali ke Istana Kedamaian Penuh Kasih.

Tetapi, tepat saat ini, Bunga berbalik dan langsung menuju ke arah Su Xi-er, membuka mulutnya bersiap-siap menerkam dan mengigitinya.

Meskipun gigitan seekor kucing tidak sekuat seekor anjing, seekor kucing dewasa seperti ini masih bisa mengigiti tembus ke dalam kulit dan menyebabkan cedera ...

Su Xi-er tertawa kecil dalam hati. Kucing memang punya banyak nyawa. Aku tidak menyangka kalau kucing ini bisa pulih dengan begitu cepat setelah tanpa sengaja aku memukulnya dengan ember sumur.

Kucing itu mengulurkan cakarnya dan menerkam ke arah wajah Su Xi-er. Selama cakar-cakar tajam itu menyentuh wajahnya, penampilannya pasti akan hancur.

He Ying tiba-tiba saja menonton penuh harap, seakan-akan ia tengah menonton pertunjukan bagus. Betapa aku berharap Bunga bisa menghancurkan wajah Su Xi-er. Seseorang yang tampak begitu cantik hanyalah hama.

Namun, Su Xi-er dengan cekatan berpindah ke samping dan menghindari serangannya.

Bunga gigih dan terus menerkam ke arahnya.

Dayang Senior Li melihat kalau situasinya tidaklah menguntungkan. Serangan kucing ini semakin lama semakin ganas. Semua orang tahu kalau Bunga adalah kesayangan Ibu Suri. Tidak ada seorang pun yang akan menyentuhnya, termasuk Su Xi-er.

Oleh sebab itulah, Dayang Senior Li berjalan ke arah He Ying dan ingin mengatakan sesuatu.

Tetapi, He Ying melambaikan tangan dan tidak mengutarakan sepatah kata pun. Dayang Senior Li langsung paham. Nona He berencana membiarkan Bunga menyingkirkan Su Xi-er, dan merasa kalau lebih baik jika kucing itu bisa menghancurkan wajahnya.

Mengulurkan cakar tajamnya, Bunga bergantung pada kekuatan kakinya dan dengan cepat melompat ke bahu Su Xi-er. Mengayunkan cakarnya kesana-kemari, dengan cepat membuat rambutnya berantakan.

Su Xi-er agak mencondong ke belakang sebelum menggunakan pinggangnya sebagai poros memutar tubuh bagian atasnya 360 derajat. Bunga jadi pusing, dan tak punya pilihan selain melompat turun sebelum mencoba melancarkan babak serangan baru.

Di sisinya, semua orang merasa ngeri setelah mereka menyaksikan adegan itu. Pinggang Su Xi-er benar-benar sangat lentur! Hanya orang yang ahli dalam menari saja yang bisa mempertunjukkan aksi semacam ini!

Bunga sangat marah. Ia memutar matanya dan terus menerkam Su Xi-er selagi gadis itu berputar beberapa kali dengan kakinya dan perlahan-lahan mendekati sisi sumur.

Bunga terus mendesis marah hingga akhirnya, ia pun melompat. Sayangnya bagi kucing itu, ia tidak bisa mengendalikan tenaganya, langsung menerkam masuk ke dalam sumur selagi Su Xi-er bergerak menghindar.

Kali ini, ekspresi semua orang berubah. He Ying memekik dan memperhatikan tak berdaya selagi Bunga jatuh dengan kepalanya lebih dulu ke dalam sumur.

Dayang Senior Li mulai panik. "Cepat pergi dan ambilkan satu ember sumur."

Saat mereka mendekati sisi sumurnya, Bunga bersusah payah menggelepar dengan seluruh tenaganya dibumbui ekspresi dilanda ketakuatan. Namun, sumurnya terlalu sempit, sementara tubuhnya gemuk.

Setelah menggelepar beberapa lama, kucing itu tenggelam di dalam air.

Kegelisahan He Ying membuatnya nyaris menangis. Di saat ini, ember sumurnya datang.

Para dayang segera menurunkannya dan menggerakkannya ke dekat Bunga, tetapi kucing itu sudah kehabisan tenaga akibat terlalu obesitas. Ia mengulurkan kaki depannya, tetapi bahkan tidak bisa meraih pinggiran ember itu.

Tepat saat semua orang terbakar keresahan luar biasa, Su Xi-er mengambil beberapa pakaian kasim dari samping, dengan cepat merobeknya, dan membentuknya jadi lingkaran. Ia melemparkannya ke dalam sumur dan dengan cepat pula melingkarkannya di bawah kepala Bunga.

Menggunakan kekuatan di kedua tangannya, Bunga langsung terpancing ke atas.

He Ying memandanginya gugup. Mata Bunga tertutup seolah sudah mati.

Akhirnya, He Ying membawa Bunga dan bergegas menuju Institut Tabib Kekaisaran.

Dayang lainnya ketakutan setengah mati, sementara beberapa membantu kebanyakan teman sejawat mereka yang sedang dilanda kepanikan.

"Apakah Bunga akan mati? Kalau ia mati dan Ibu Suri menumpahkan amarahnya, Su Xi-er akan tertimpa kesialan, kan?"

"Tepat sekali. Tetapi, Bunga jelas-jelas ..." Kata-kata 'memanen apa yang ditanam' tersangkut dalam tenggorokan si dayang.

Dayang Senior Li memelototi mereka. "Pergi dan kerjakan tugas kalian!"

Segerombol dayang itu langsung menyebar dan mulai bekerja.

Dayang Senior Li memandangi Su Xi-er dan menggelengkan kepalanya tak berdaya. "Kau sendirian. Lakukanlah yang terbaik."

Su Xi-er tidak takut apa pun. Peliharaan itu mirip majikannya. Ia menggali lubang dan melompat ke dalamnya sendiri. Siapa yang bisa disalahkan?

Yang lainnya ketakutan, tetapi ekspresi Su Xi-er tak mengkhianati apa pun.

Selagi Lian Qiao memandangi sosok Su Xi-er yang menjauh, ia mulai merenung. Setelah aku kembali ke Istana Samping hari ini, aku akan mulai membuat bubuk gatal yang diminta oleh Su Xi-er.

Sepanjang hari berlalu dengan tenang tanpa adanya kabar dari Istana Kedamaian Penuh Kasih. Dayang Senior Li menghela napas lega.

Sepertinya, Bunga tidak mati. Kalau tidak, berdasarkan temperamen Nona He, pasti sudah lama ia datang mencariku.

Su Xi-er menghabiskan makanannya, menyegarkan dirinya, dan kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

Ia berbaring di atas ranjang dan membuka matanya seraya merenungi beberapa hal.

Tepat saat ini, pintu kamarnya terbuka dan suara menggoda seorang pria pun terdengar, "Apa kau sudah mengenakan korset Cina-nya?"

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar