Consort of A Thousand Faces
Chapter 25 : Kaget dan Ketakutan
Su Xi-er mengangkat kepalanya untuk menatap Dayang
Senior Liu yang memiliki senyum murah hati di wajahnya saat ia mengutarakan
pernyataan tersebut.
"Martabat Pangeran Hao sangat tinggi hingga
hamba tidak pernah memendam angan-angan seperti itu. Tidak masalah selama aku
bisa menjalani kehidupan yang stabil di Istana Samping." Su Xi-er menundukkan
kepalanya dan bersikap dengan sangat hormat.
Dayang Senior Liu tertawa dan melambaikan
tangannya. "Lihatlah betapa ketakutannya dirimu dengan pernyataan
sederhana seperti itu. Yang terbaik jika kau punya mentalitas seperti ini.
Bahkan seseorang yang duduk di posisi mulia pun tidak memiliki mentalitas
seperti dirimu. Baiklah, pergi dan geledah lemari di sudut. Lihat apakah ada
obat-obatan herbal."
Dengan pergelangan tangan Su Xi-er dan bilur di
lengannya, obat-obatan herbal sangat penting baginya.
Oleh sebab itu, ia tidak menolaknya, dan berbalik
berjalan menuju ke sudut.
Semakin dekat ia ke lemarinya, semakin kuatlah
aroma obat-obatan herbalnya. Setelah membukanya, ia menemukan dua rak sekaligus
dipenuhi dengan obat-obatan herbal.
Dayang Senior Liu mendecakkan lidahnya.
"Diam-diam ia menyembunyikan begitu banyak obat-obatan herbal. Aku
penasaran siapakah kenalannya di dalam Institut Tabib Kekaisaran."
'Ia' ini sudah jelas merujuk pada Dayang Senior
Zhao.
Tatapan Su Xi-er menyapu semua obat-obatan herbalnya.
Semua obat-obatan herbalnya dikatagorikan dalam dua tipe. Satu jenis untuk
keseleo dan cedera yang dialami akibat terjatuh atau karena dipukuli. Mereka
menghilangkan darah yang membeku dan meredakan rasa sakit. Jenis yang lainnya
adalah untuk pengaturan internal dan menutrisi tubuh.
"Bawalah dulu beberapa. Aku dengar dari yang
dikatakan dayang barusan kalau kau masih tetap dicambuki saat menstruasi. Kau
mungkin memiliki banyak sekali bekas luka di tubuhmu, kan?" Saat Dayang
Senior Liu menasehatinya, ia bangkit dan berjalan menuju kamar tidur bagian
dalam, tampaknya ia ingin beristirahat.
"Terima kasih banyak, Dayang Senior."
Setelah berterima kasih padanya, Su Xi-er berbalik dan mengambil obat-obatan
herbalnya dari dalam lemari.
Pandangan Dayang Senior Liu jatuh pada tangan Su
Xi-er. Setelahnya, ia tersenyum. "Kau harus kembali. Dikarenakan adanya
masalah dengan kakiku, aku tidak bisa berjalan untuk waktu yang terlalu lama.
Karena itu, aku ingin beristirahat."
"Dayang Senior, istirahatlah. Hamba pamit
permisi." Su Xi-er membungkuk dan dengan hormat keluar dari kamar.
Setelah pintunya tertutup, penampilan murah hati
Dayang Senior Liu berubah instan jadi menilai tajam dan terdapat kilatan halus
di matanya.
Berdasarkan sikap Su Xi-er, sudah pasti ia memang
tidak terkait dengan Pangeran Hao.
Namun, jika ia tidak mengenalnya, mengapa Pangeran
Hao sangat memperhatikannya? Siapa sebenarnya wanita yang melancarkan serangan
diam-diam pada Pangeran Hao di dalam hutan sebelah Istana Samping?
Saat Dayang Senior Liu tenggelam dalam renungannya,
perkataan yang disinggung oleh Kasim Zhang dari Departemen Rumah Tangga
Kekaisaran semalam mendadak muncul dalam benaknya. Kasim Zhang tidak
mungkin berbohong padaku. Sementara untuk Su Xi-er, aku masih harus mengamatinya
lebih jauh.
***
Su Xi-er mengambil obat-obatan herbalnya dan
berjalan menuju kamarnya. Tepat saat ia baru saja akan mencapai pintu kamarnya,
ia menyadari kalau pintunya terbuka lebar. Ketiga dayang yang tinggal
bersamanya semua sudah pindah.
"Su Xi-er." Lian Qiao melambaikan
tangannya dan berteriak padanya dengan senyuman yang menempel di
wajahnya.
"Lian Qiao, sekarang ini ia adalah kesukaan
Dayang Senior Liu dan kau sudah begitu bersemangat untuk menjalin koneksi
dengannya untuk memanjati tangga sosial?" Seorang dayang kurus berkomentar
penuh penghinaan.
"Aku hanya menyapanya. Mengapa kalian selalu
berpikiran sangat buruk terhadap orang?" Lian Qiao mendengus dan terlihat
tidak senang.
Su Xi-er berjalan menghampiri mereka sebelum
berucap kepada si dayang kurus yang mengomeli Lian Qiao. "Aku tidak bisa
memahami pemikiran Dayang Senior Liu. Jika kau tidak puas karena aku menikmati
seluruh kamar untuk diriku sendiri, maka kau harus pergi dan menanyakannya pada
Dayang Senior Liu."
Lian Qiao mencibir dan membalas si dayang kurus,
"Itu benar. Pergi dan tanyakan pada Dayang Senior Liu. Apa gunanya
mengomeliku di sini?"
Si dayang kurus tidak punya kata-kata untuk
membalas. "Kau ..."
Su Xi-er tidak punya waktu untuk mengeluh bersama
mereka; sebaliknya, memilih melewati keduanya dan masuk ke dalam kamar sebelum
menutup pintunya, menutup keributan dari luar.
"Lian Qiao, kau berusaha keras untuk menempeli
pahanya dan membentuk koneksi dengannya, tetapi ia tidak menganggapmu sama
sekali." Sejejak senyuman muncul di wajah si dayang kurus sebelum ia
memindahkan barang-barang bawaannya ke kamar kosong lainnya.
Lian Qiao menatap ke arah pintu yang tertutup,
tersesat dalam lamunannya.
Apa yang harus kulakukan agar Su Xi-er menerimaku?
Hong Li tadinya mengurusi Dayang Senior Zhao dan bisa dianggap sebagai favorit.
Sekarang, ia sudah menjadi bawahan Su Xi-er.
Aku sudah bermain sebagai orang bodoh di Istana
Samping selama bertahun-tahun hingga aku benar-benar tidak sanggup untuk
tinggal di sini lagi. Mungkin, hanya dengan mengikuti Su Xi-er, aku bisa keluar
dari tempat ini.
***
Di dalam kamar, Su Xi-er mengatur obat-obatan
herbalnya dengan rapi di atas meja. Lalu, ia memilih satu sebelum
menghancurkannya dan meneteskan ekstrak obatnya ke atas pergelangan tangan
kirinya.
Bubuk obat yang diberikan Pangeran Kekaisaran
Ketiga padaku cukup bagus. Jika aku menggunakan ekstrak obat herbal ini tiga
kali sehari, pasti aku bisa sembuh dalam lima hari.
Setelah merawat lukanya, Su Xi-er berbaring di atas
ranjang untuk beristirahat saat pandangannya tertuju pada tiga ranjang kosong.
Karena aku tinggal sendirian, akan lebih mudah
bagiku untuk meneruskan rencananya di masa mendatang.
Su Xi-er berbalik dan mengembuskan napas panjang
sebelum mengangkat tangannya dan memukuli papan tempat tidurnya dengan ganas,
nyaris seolah ia sedang melampiaskan amarahnya.
Namun, tepat di saat ini, suara dalam dan rendah
yang menggoda milik seorang pria pun terdengar di dalam kamar.
"Aku tidak menyangka kalau kau punya sisi
seperti itu. Membuat Pangeran ini sangat terkejut."
Tubuh Su Xi-er menegang. Dengan cepat ia bangun
dari ranjangnya dan melihat ke arah datangnya suara. Pei Qian Hao
sedang berdiri di sebelah lemari!
Bagaimana mungkin? Kapan ia masuk ke dalam kamar?
Mengapa ia datang dua kali dalam sehari?
"Pangeran ini sudah ada di sini sekian lama.
Hanya saja kau terlalu berkonsentrasi pada urusanmu sendiri dan tidak
menyadarinya."
Jantung Su Xi-er berdebar kencang. Kecurigaannya
padaku sama sekali belum menghilang. Meskipun Dayang Senior Zhao mengakui kalau
cambukannya menyebabkan cedera pada pergelangan tanganku, masih tetap tidak
menghilangkan keraguannya.
"Memelototi Pangeran ini? Bukankah kau bilang
kalau hatimu berterima kasih?" Pei Qian Hao berjalan selangkah demi
selangkah. Setiap langkahnya tenang dan kuat. Mata gelapnya mirip mata seekor
elang.
Rasa menindas yang kuat menyerangnya. Su Xi-er
berpura-pura terkejut. "Pangeran Hao, mengapa Anda ... muncul di kamar
hamba lagi?"
"Melihat-lihat. Tidak boleh?" Aura
dominannya yang melekat terasa dingin, menyebabkan orang mengigil ketakutan.
Bagaimana aku menjawabnya? Ia adalah Prince Regent
dan hukum itu sendiri di Bei Min. Sudah pasti aku tidak bisa menyanggahnya.
Hanya ada satu alasan mengapa ia terus
mendekatiku-Ia masih mencurigaiku.
Oleh karenanya, Su Xi-er menundukkan kepalanya dan
suaranya agak bergetar. "Pangeran Hao, hamba hanyalah seorang dayang
istana yang menggosok pispot, jadi aku masih harus bekerja di malam hari.
Tubuhku bau, jadi jika Anda tetap bersama hamba, Pangeran Hao ..."
Sebelum ia dapat selesai berbicara, ia disela oleh
seseorang. Pangeran Hao terkekeh lembut. "Pangeran ini tidak mencium aroma
pispot pada dirimu. Sebaliknya, aku mencium aroma ... obat-obatan."
Ia mengeluarkan satu botol porselen putih dari
lengan bajunya dan melemparkannya ke atas ranjangnya. "Ini adalah jenis
bubuk obat yang dibubuhkan Pangeran Kekaisaran Ketiga padamu. Ambillah dan bubuhkan bubuk obat
itu."
Mengapa ia ingin memberikan obat-obatan herbal ini
padaku? Hanya karena Pangeran Kekaisaran Ketiga membubuhkan bubuk
obat itu untukku?
"Lebih luas sekarang karena kau tinggal
sendirian di dalam kamar ini." Pei Qian Hao memeriksa kamarnya sebelum
melayangkan pandangannya pada Su Xi-er.
"Su Xi-er, apakah kau tahu apa yang paling
disukai oleh Pangeran ini?" Pei Qian Hao memancingnya lagi. Aku
ingin ia mengakui kalau ialah wanita di hutan sebelah Istana Samping.
Aku tidak punya bukti kuat, tetapi intuisiku selalu
bisa dipercaya, tak pernah salah sekali pun. Samar-samar aku merasa kalau Su Xi-er adalah wanita
kurang ajar dari malam itu.
Tidak peduli apakah aku sedang mabuk, seorang
wanita yang bisa meloloskan diri dari cengkeramanku bukanlah seseorang yang
biasa-biasa saja. Tetapi, bukan hanya Su Xi-er meloloskan diri, ia bahkan membuatku
tak sadarkan diri.
"Mohon maafkan aku, Pangeran Hao. Hamba tidak
tahu."
Pei Qian Hao berjalan mendekatinya perlahan,
memaksa Su Xi-er mundur ke dinding kedua kalinya hari ini. Ia sudah
jelas menargetkanku.
"Semua orang di istana kekaisaran ini
mengetahui apa yang paling Pangeran ini sukai."
Nada arogan tak tertahankan yang menganggap dirinya
di atas orang lain, tingkah laku sombongnya yang tak bisa dipungkiri, mereka
semua adalah karakteristik yang pernah dimiliki oleh Su Xi-er juga.
Sekarang ini, aku tidak lagi punya kualifikasi
untuk mempunyai kesombongan semacam itu, sementara ia memilikinya.
0 comments:
Posting Komentar