Selasa, 01 Desember 2020

CTF - Chapter 25

Consort of A Thousand Faces

Chapter 25 : Kaget dan Ketakutan

Su Xi-er mengangkat kepalanya untuk menatap Dayang Senior Liu yang memiliki senyum murah hati di wajahnya saat ia mengutarakan pernyataan tersebut.

"Martabat Pangeran Hao sangat tinggi hingga hamba tidak pernah memendam angan-angan seperti itu. Tidak masalah selama aku bisa menjalani kehidupan yang stabil di Istana Samping." Su Xi-er menundukkan kepalanya dan bersikap dengan sangat hormat.

Dayang Senior Liu tertawa dan melambaikan tangannya. "Lihatlah betapa ketakutannya dirimu dengan pernyataan sederhana seperti itu. Yang terbaik jika kau punya mentalitas seperti ini. Bahkan seseorang yang duduk di posisi mulia pun tidak memiliki mentalitas seperti dirimu. Baiklah, pergi dan geledah lemari di sudut. Lihat apakah ada obat-obatan herbal."

Dengan pergelangan tangan Su Xi-er dan bilur di lengannya, obat-obatan herbal sangat penting baginya.

Oleh sebab itu, ia tidak menolaknya, dan berbalik berjalan menuju ke sudut.

Semakin dekat ia ke lemarinya, semakin kuatlah aroma obat-obatan herbalnya. Setelah membukanya, ia menemukan dua rak sekaligus dipenuhi dengan obat-obatan herbal.

Dayang Senior Liu mendecakkan lidahnya. "Diam-diam ia menyembunyikan begitu banyak obat-obatan herbal. Aku penasaran siapakah kenalannya di dalam Institut Tabib Kekaisaran."

'Ia' ini sudah jelas merujuk pada Dayang Senior Zhao.

Tatapan Su Xi-er menyapu semua obat-obatan herbalnya. Semua obat-obatan herbalnya dikatagorikan dalam dua tipe. Satu jenis untuk keseleo dan cedera yang dialami akibat terjatuh atau karena dipukuli. Mereka menghilangkan darah yang membeku dan meredakan rasa sakit. Jenis yang lainnya adalah untuk pengaturan internal dan menutrisi tubuh.

"Bawalah dulu beberapa. Aku dengar dari yang dikatakan dayang barusan kalau kau masih tetap dicambuki saat menstruasi. Kau mungkin memiliki banyak sekali bekas luka di tubuhmu, kan?" Saat Dayang Senior Liu menasehatinya, ia bangkit dan berjalan menuju kamar tidur bagian dalam, tampaknya ia ingin beristirahat.

"Terima kasih banyak, Dayang Senior." Setelah berterima kasih padanya, Su Xi-er berbalik dan mengambil obat-obatan herbalnya dari dalam lemari.

Pandangan Dayang Senior Liu jatuh pada tangan Su Xi-er. Setelahnya, ia tersenyum. "Kau harus kembali. Dikarenakan adanya masalah dengan kakiku, aku tidak bisa berjalan untuk waktu yang terlalu lama. Karena itu, aku ingin beristirahat."

"Dayang Senior, istirahatlah. Hamba pamit permisi." Su Xi-er membungkuk dan dengan hormat keluar dari kamar.

Setelah pintunya tertutup, penampilan murah hati Dayang Senior Liu berubah instan jadi menilai tajam dan terdapat kilatan halus di matanya.

Berdasarkan sikap Su Xi-er, sudah pasti ia memang tidak terkait dengan Pangeran Hao.

Namun, jika ia tidak mengenalnya, mengapa Pangeran Hao sangat memperhatikannya? Siapa sebenarnya wanita yang melancarkan serangan diam-diam pada Pangeran Hao di dalam hutan sebelah Istana Samping?

Saat Dayang Senior Liu tenggelam dalam renungannya, perkataan yang disinggung oleh Kasim Zhang dari Departemen Rumah Tangga Kekaisaran semalam mendadak muncul dalam benaknya. Kasim Zhang tidak mungkin berbohong padaku. Sementara untuk Su Xi-er, aku masih harus mengamatinya lebih jauh.

***

Su Xi-er mengambil obat-obatan herbalnya dan berjalan menuju kamarnya. Tepat saat ia baru saja akan mencapai pintu kamarnya, ia menyadari kalau pintunya terbuka lebar. Ketiga dayang yang tinggal bersamanya semua sudah pindah.

"Su Xi-er." Lian Qiao melambaikan tangannya dan berteriak padanya dengan senyuman yang menempel di wajahnya.

"Lian Qiao, sekarang ini ia adalah kesukaan Dayang Senior Liu dan kau sudah begitu bersemangat untuk menjalin koneksi dengannya untuk memanjati tangga sosial?" Seorang dayang kurus berkomentar penuh penghinaan.

"Aku hanya menyapanya. Mengapa kalian selalu berpikiran sangat buruk terhadap orang?" Lian Qiao mendengus dan terlihat tidak senang.

Su Xi-er berjalan menghampiri mereka sebelum berucap kepada si dayang kurus yang mengomeli Lian Qiao. "Aku tidak bisa memahami pemikiran Dayang Senior Liu. Jika kau tidak puas karena aku menikmati seluruh kamar untuk diriku sendiri, maka kau harus pergi dan menanyakannya pada Dayang Senior Liu."

Lian Qiao mencibir dan membalas si dayang kurus, "Itu benar. Pergi dan tanyakan pada Dayang Senior Liu. Apa gunanya mengomeliku di sini?"

Si dayang kurus tidak punya kata-kata untuk membalas. "Kau ..."

Su Xi-er tidak punya waktu untuk mengeluh bersama mereka; sebaliknya, memilih melewati keduanya dan masuk ke dalam kamar sebelum menutup pintunya, menutup keributan dari luar.

"Lian Qiao, kau berusaha keras untuk menempeli pahanya dan membentuk koneksi dengannya, tetapi ia tidak menganggapmu sama sekali." Sejejak senyuman muncul di wajah si dayang kurus sebelum ia memindahkan barang-barang bawaannya ke kamar kosong lainnya.

Lian Qiao menatap ke arah pintu yang tertutup, tersesat dalam lamunannya.

Apa yang harus kulakukan agar Su Xi-er menerimaku? Hong Li tadinya mengurusi Dayang Senior Zhao dan bisa dianggap sebagai favorit. Sekarang, ia sudah menjadi bawahan Su Xi-er.

Aku sudah bermain sebagai orang bodoh di Istana Samping selama bertahun-tahun hingga aku benar-benar tidak sanggup untuk tinggal di sini lagi. Mungkin, hanya dengan mengikuti Su Xi-er, aku bisa keluar dari tempat ini.

***

Di dalam kamar, Su Xi-er mengatur obat-obatan herbalnya dengan rapi di atas meja. Lalu, ia memilih satu sebelum menghancurkannya dan meneteskan ekstrak obatnya ke atas pergelangan tangan kirinya.

Bubuk obat yang diberikan Pangeran Kekaisaran Ketiga padaku cukup bagus. Jika aku menggunakan ekstrak obat herbal ini tiga kali sehari, pasti aku bisa sembuh dalam lima hari.

Setelah merawat lukanya, Su Xi-er berbaring di atas ranjang untuk beristirahat saat pandangannya tertuju pada tiga ranjang kosong.

Karena aku tinggal sendirian, akan lebih mudah bagiku untuk meneruskan rencananya di masa mendatang.

Su Xi-er berbalik dan mengembuskan napas panjang sebelum mengangkat tangannya dan memukuli papan tempat tidurnya dengan ganas, nyaris seolah ia sedang melampiaskan amarahnya.

Namun, tepat di saat ini, suara dalam dan rendah yang menggoda milik seorang pria pun terdengar di dalam kamar.

"Aku tidak menyangka kalau kau punya sisi seperti itu. Membuat Pangeran ini sangat terkejut."

Tubuh Su Xi-er menegang. Dengan cepat ia bangun dari ranjangnya dan melihat ke arah datangnya suara. Pei Qian Hao sedang berdiri di sebelah lemari!

Bagaimana mungkin? Kapan ia masuk ke dalam kamar? Mengapa ia datang dua kali dalam sehari?

"Pangeran ini sudah ada di sini sekian lama. Hanya saja kau terlalu berkonsentrasi pada urusanmu sendiri dan tidak menyadarinya."

Jantung Su Xi-er berdebar kencang. Kecurigaannya padaku sama sekali belum menghilang. Meskipun Dayang Senior Zhao mengakui kalau cambukannya menyebabkan cedera pada pergelangan tanganku, masih tetap tidak menghilangkan keraguannya.

"Memelototi Pangeran ini? Bukankah kau bilang kalau hatimu berterima kasih?" Pei Qian Hao berjalan selangkah demi selangkah. Setiap langkahnya tenang dan kuat. Mata gelapnya mirip mata seekor elang.

Rasa menindas yang kuat menyerangnya. Su Xi-er berpura-pura terkejut. "Pangeran Hao, mengapa Anda ... muncul di kamar hamba lagi?"

"Melihat-lihat. Tidak boleh?" Aura dominannya yang melekat terasa dingin, menyebabkan orang mengigil ketakutan.

Bagaimana aku menjawabnya? Ia adalah Prince Regent dan hukum itu sendiri di Bei Min. Sudah pasti aku tidak bisa menyanggahnya.

Hanya ada satu alasan mengapa ia terus mendekatiku-Ia masih mencurigaiku.

Oleh karenanya, Su Xi-er menundukkan kepalanya dan suaranya agak bergetar. "Pangeran Hao, hamba hanyalah seorang dayang istana yang menggosok pispot, jadi aku masih harus bekerja di malam hari. Tubuhku bau, jadi jika Anda tetap bersama hamba, Pangeran Hao ..."

Sebelum ia dapat selesai berbicara, ia disela oleh seseorang. Pangeran Hao terkekeh lembut. "Pangeran ini tidak mencium aroma pispot pada dirimu. Sebaliknya, aku mencium aroma ... obat-obatan."

Ia mengeluarkan satu botol porselen putih dari lengan bajunya dan melemparkannya ke atas ranjangnya. "Ini adalah jenis bubuk obat yang dibubuhkan Pangeran Kekaisaran Ketiga padamu. Ambillah dan bubuhkan bubuk obat itu."

Mengapa ia ingin memberikan obat-obatan herbal ini padaku? Hanya karena Pangeran Kekaisaran Ketiga membubuhkan bubuk obat itu untukku?

"Lebih luas sekarang karena kau tinggal sendirian di dalam kamar ini." Pei Qian Hao memeriksa kamarnya sebelum melayangkan pandangannya pada Su Xi-er.

"Su Xi-er, apakah kau tahu apa yang paling disukai oleh Pangeran ini?" Pei Qian Hao memancingnya lagi. Aku ingin ia mengakui kalau ialah wanita di hutan sebelah Istana Samping.

Aku tidak punya bukti kuat, tetapi intuisiku selalu bisa dipercaya, tak pernah salah sekali pun. Samar-samar aku merasa kalau Su Xi-er adalah wanita kurang ajar dari malam itu.

Tidak peduli apakah aku sedang mabuk, seorang wanita yang bisa meloloskan diri dari cengkeramanku bukanlah seseorang yang biasa-biasa saja. Tetapi, bukan hanya Su Xi-er meloloskan diri, ia bahkan membuatku tak sadarkan diri.

"Mohon maafkan aku, Pangeran Hao. Hamba tidak tahu."

Pei Qian Hao berjalan mendekatinya perlahan, memaksa Su Xi-er mundur ke dinding kedua kalinya hari ini. Ia sudah jelas menargetkanku.

"Semua orang di istana kekaisaran ini mengetahui apa yang paling Pangeran ini sukai."

Nada arogan tak tertahankan yang menganggap dirinya di atas orang lain, tingkah laku sombongnya yang tak bisa dipungkiri, mereka semua adalah karakteristik yang pernah dimiliki oleh Su Xi-er juga.

Sekarang ini, aku tidak lagi punya kualifikasi untuk mempunyai kesombongan semacam itu, sementara ia memilikinya.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar