Kamis, 24 September 2020

TMPW – Chapter 15 Part 1

The Man's Perfect Wife - Chapter 15 Part 1


Waktu terus bergerak maju tanpa belas kasihan. Seperti sebuah roda, menghancurkan dan menginjak-injak semuanya, tetapi tidak berhenti.

Seusai dugaan, Min Dae Yup, Presiden dari R&K, masuk penjara. Apa yang lebih mengejutkan orang adalah kabar bahwa Presiden Min telah kehilangan jabatannya di perusahaan, dan Lee Tae Kyung telah mengambil alih R&K sebagai CEO barunya.

Lee Tae Kyung? Siapa sebenarnya pria ini, yang mengambil alih kerajaan yang runtuh ini?

Ia dikenal sebagai tangan kanan Presiden Min. Bukankah ia adalah orang yang membantu mengurusi sisi gelap perusahaan tersebut?

Bagaimana caranya ia meyakinkan dewan direksi untuk memilihnya?

Berita ini juga mengejutkan bagi Yuan. Ia tahu bahwa Tae Kyung telah merencanakan balas dendamnya sejak lama, tetapi ia tidak tahu bagaimana ia menangkap hati para pemegang saham. Tidak, barangkali ia bukannya menangkap hati mereka. Mungkin ia mengetahui kelemahan mereka.

Apa yang lebih mengejutkan adalah, pemilik rekening sebenarnya di rekening Swiss, Hong Se Ryung. Ia adalah istri ketiga Presiden Min, dengan masa lalu yang rumit. Ia sudah mempercayakan seluruh asetnya pada Tae Kyung. Melalui itu, Tae Kyung dapat menghadiri rapat umum dan dinominasikan untuk posisi sebagai CEO.

Ditambah lagi, Se Ryung mengajukan bukti bahwa ia tidak tahu-menahu soal keberadaan dana tertentu itu dan menghindari hukuman penjara. Bagaimana bisa ia begitu siap? Nyaris seolah ia sudah mengetahui tentang insiden ini sebelumnya ...

"Tidak mungkin, itu konyol."

Yuan menggumam sementara ia melihat artikel di internet. Tae Kyung tidak memberitahukannya tentang rencana ini. Ia tahu bahwa Presiden Min pasti akan kehilangan R&K. Ia bahkan menduga soal hukuman penjaranya. Namun, langkah Tae Kyung sepenuhnya membutakan Yuan.

Bukankah Tae Kyung ingin sepenuhnya meninggalkan R&K setelah ini berakhir? Bukankah ia ingin melepaskan diri dari semua ikatan menjijikan di masa lalu ini?

Kakaknya mencintai Eri. Tae Kyung tidak memperlihatkannya, tetapi hanya Yuan yang mengetahui apa yang sesungguhnya ada dalam hatinya.

Tae Kyung selalu memperlakukan Eri dengan dingin dan menyuruhnya agar jangan mendekatinya, tetapi hanya bersama Eri-lah, ia tertawa dengan sungguh-sungguh. Yuan pernah melihat cara matanya menatap Eri dari kejauhan. Yuan barangkali mengetahui hati Tae Kyung lebih baik dari dirinya.

Sementara Eri ada adalah seorang biang onar, agak aneh, dan sangat luar biasa, ia manis dan polos. Ia punya kemampuan untuk mencerahkan hati semua orang di sekitarnya. Ia juga mencintai Tae Kyung.

Menunjukkan perasaannya secara gamblang, Eri selalu menatap Tae Kyung. Meski selagi ia memperhatikan kakaknya memperdalam hubungannya dengan Hong Se Ryung, Eri tidak berhenti mencintainya.

Tetapi kini, karena Hong Se Ryung telah mempercayakan seluruh asetnya pada Tae Kyung, bisakah mereka berpisah? Seberapa jauh kakak lelakinya akan membawa ini?

Tae Kyung tidak akan pernah berhenti dengan penahanan Presiden Min. Ia akan mengungkapkan seluruh kejahatannya. Pada akhirnya, ia akan membiarkan dunia mengetahui tentang apa yang terjadi pada ibu mereka. Ia akan menyeret semua orang yang terlibat ke jalanan.

Biarpun itu benar, untuk mengungkapkan sisi kotor dari otoritas Korea, bagi Joon Hun, ini akan bersifat pribadi karena ini menyangkut ayahnya. Sanggupkah ia mengatasinya?

Yuan mengangkat kepalanya dan menatap ke luar jendela. Langit di atas Seoul berubah jadi sangat biru seiring musim. Dunia berubah dan bergerak dalam sebuah siklus, tetapi Yuan merasa kalau ia dan Tae Kyung tidak sanggup maju ke depan. Tidak, ia merasa seakan-akan, mereka berangsur roboh.

Tiba-tiba saja, Yuan melangkah keluar dari ruang duduk dan cepat-cepat mulai berjalan menuju ke ruang baca Joon Hun. Ia buru-buru menyalakan komputer, dan membuka program kompternya, yang disembunyikannya di dalam cloud.

Buku Kematian. Sebuah sihir yang mengizinkan pengunanya agar membawa orang kembali dari kematian.

Melalui program ini, ia mampu mempertahankan jiwa ibunya. Tae Kyung dan Yuan sudah menyembunyikan ibu mereka di bagian paling dalam dari program tersebut. Mereka telah hidup sampai sekarang, menanti saat mereka dapat melepaskannya.

Kalau ia menghapus ini, Yuan akan menghapuskan bukti paling nyata yang mereka miliki. Jika ia menghapus ini, seluruh bukti yang telah mereka kumpulkan, akan jatuh kembali ke dasar neraka.

Apabila Yuan melakukan ini, maka mungkin saja, ia dan Joon Hun ... kakaknya dan Eri ... Akankah akhirnya mereka bisa bersama-sama?

Kalau ada kesempatan untuk itu ...

Tangan Yuan bergetar di atas keyboard. Jika ia menekan kunci untuk secara permanen menghapuskannya, semua ini akhirnya selesai. Ini adalah keputusan final sebelum kakaknya menghancurkan diri sendiri, sebelum Yuan betul-betul menghancurkan hati Joon Hun ...

Yuan mengigit bibirnya dan menatap monitor tersebut. Napasnya jadi tidak teratur. Bayang-bayang ibunya mulai berkilauan tepat di depan matanya. Ia teringat wajah dingin Tae Kyung. Masa lalu dan masa depan, benci dan cinta, balas dendam dan keadilan ... Itu semua mulai kusut dan terjalin. Air matanya mulai berjatuhan tak terkendalikan menuruni pipinya. Tetapi ...

Joon Hun ...

Tuk.

Jari Yuan menekan keyboard-nya.

***


"Nyonya Muda, sudah waktunya berangkat."

Sekretaris Kim, yang menggantikan Sekretaris Yoon, adalah asisten Yuan yang baru ditunjuk. Ia mengingatkan Yuan dengan suara yang tenang, Sekretaris Kim berusia empat puluhan, dan ia tampak seperti orang yang tenang dan lembut.

"Ah, baiklah."

Yuan bangkit berdiri dan mengambil tasnya. Cerminnya memantulkan punggung Yuan. Ia tampak sangat cantik mengenakan gaun hitam ini. Yuan memilih desain ini karena itu memamerkan keindahan leher dan bahunya.

Gaun yang dipilih untuk dipakainya hari ini, sepenuhnya memperlihatkan satu bahu. Satu liontin tebal berwarna emas menggantung di bahu satunya. Selain dari itu, ia tidak memakai tambahan lainnya. Hanya cincin kawinnya saja yang berkilauan dari jari manis kirinya.

"Bukankan itu terlalu terbuka?"

Menunggunya di ruang duduk, Joon Hun langsung mengerutkan kening ketika ia melihat Yuan masuk.

"Aku tidak terlalu memperlihatkannya. Hanya satu bahu ..."

"Hanya satu bahu? Apa wanita ini sudah kehilangan akal sehatnya?"

Meskipun ada orang lain di sekitar mereka, Joon Hun tidak ragu-ragu untuk mencium bahunya.

"Pergi dan ganti."

"Aku tidak mau. Satu-satunya cara kau akan merasa puas adalah kalau aku memakai sebuah jilbab."

"Ah, ide yang bagus sekali."

"Tidak mau."

Yuan nyengir selagi ia mengelus pipi Joon Hun. Melihat tampilan rasa sayang mereka yang terbuka, Choi Myung dan Sekretaris Kim terbatuk canggung sementara mereka mengalihkan pandangan. Terkejut, Yuan dengan cepat memperbaiki ekspresinya dan mengaitkan tangannya di lengan Joon Hun. Joon Hun memperhatikan reaksi imutnya dan menekankan bibirnya di kening Yuan sebelum berbisik diam-diam, "Aku mencintaimu."

Jantung Yuan berdenyut.

Benar, inilah yang kubutuhkan. Senyumannya. Hanya itu yang kuminta.

Yuan sudah menghapus 'Buku Kematian'. Ia yakin Tae Kyung-oppa ingin membunuhnya setelah ia mengetahuinya, tetapi tak ada yang dapat diperbuat Yuan. Ia mengetahui penderitaan ibunya. Ia mengetahui tentang dendam kakak lelakinya. Tetapi, Yuan ingin mengakhiri semuanya di sini.

Aku tidak mau menyakiti pria ini.

Meski jika Yuan adalah satu-satunya yang menderita, itu tidak apa-apa.

Ibu, maafkan aku.

Yuan berbisik dalam hatinya.

Aku minta maaf sekali. Oppa, maafkan aku. Biarpun jika kau mengatakan aku menitikkan air mata buaya, aku minta maaf. Aku akan membayar untuk semua dosaku sendiri. Kau boleh membenciku. Kau tidak harus memaafkan diriku. Tetapi kumohon ...

Dengan lembut, Yuan menekankan bibirnya ke bibir Joon Hun.

Tolong biarkan aku memiliki pria ini.

Tersenyum, Joon Hun menyerudukkan bibirnya sendiri ke bibir Yuan.

***


Mobilnya menuju ke pesta perayaan ulang tahun pendirian Hyun Jin. Di luar jendela, mereka dapat melihat pemandangan musim panas yang redup dari Seoul, berlalu seperti sebuah ilusi.

Mereka menjalin jari-jari mereka dan saling berpegangan tangan dengan erat. Jangan sampai kita terpisah selama sisa hidup kita. Kalau kita bisa, mari mencintai dan hidup bersama-sama. Yuan merasa seakan-akan, itulah apa yang sedang diberitahukan tangan Joon Hun padanya sementara tangan Joon Hun menggenggam tangannya.

Pesta itu sudah dipenuhi tamu-tamu VIP. Lampu gantung tergantung di langit-langit yang tinggi seperti sebuah air terjun. Ruangan itu didekorasi dengan bunga-bunga yang berlimpah. Piring-piring mewah itu berkilauan selagi mereka menyajikan makanan yang kaya.

Paparazi sedang menunggu di karpet merah, mati-matian mengambil gambar kapan saja mobil sampai. CEO dari perusahaan-perusahaan bisnis besar, selebriti terkenal, bahkan anggota parlemen sudah tiba.

"Tetap berada di sisiku."

Joon Hun berbicara selagi ia terus menggenggam tangan Yuan, seolah ia tidak ingin meninggalkannya barang sejenak.

"Aku tidak bisa melakukan itu. Kau kemari untuk bekerja ..."

"Pekerjaan tidak sepenting itu sekarang ini. Itu karena kau yang terlalu cantik."

Yuan memelototinya sementara ia mendorongnya. Tepat saat itu, matanya bertatapan dengan mata Seo Jae Hyuk, ayah mertuanya.

Untuk sesaat, jantung Yuan membeku. Seperti biasa, ayah mertuanya sedang menyeringai selagi ia menatapnya. Yuan menggigiti bibirnya. Mengapa pria itu mengatur pernikahan antara ia dan Joon Hun?

Apakah itu karena ibunya?

Rasa mengigil pun menuruni punggungnya hingga ke tangannya. Obsesi Seo Jae Hyuk pada ibunya mengalahkan obsesi Presiden Min. Yuan melihatnya dengan sangat jelas. Aku ingin melupakannya. Ia menggertakkan giginya dan memejamkan matanya. Namun, seseorang tidak dapat melupakan sesuatu hanya karena mereka mengharapkannya.

"Ada apa?"

Menyadari ketegangan pada Yuan, Joon Hun bertanya kaget. Mendapatkan kembali kesadarannya, Yuan menenangkan dirinya.

"Bu-bukan apa-apa. Perutku agak sakit ..."

"Apa kau mulai menstruasimu?"

Mata Joon Hun berbinar. Setelah Yuan selesai dengan menstruasinya bulan ini, dosis kontrasepsi yang diminumnya bulan ini akan habis. Ini berarti bahwa mereka bisa mulai mencoba untuk punya anak. Tangan Joon Hun yang ada di pinggul Yuan pun memanas.

"Ah ... Pasti itu."

Dengan cepat Yuan berlari dan mendorongnya.

"Sekarang pergilah. Ayahmu sedang mencarimu."

"Baiklah. Sampai ketemu lagi, Yuan. Hati-hati dengan serangga-serangga jahat."

"Haa. Baiklah, baiklah."

Akhirnya, Joon Hun pergi, Yuan mencoba tenang. Ia merasa pusing. Ia melihat beberapa wajah yang akrab. Ia menghampiri mereka dan dengan sopan menyapa mereka. Ia merasa seolah ia sedang kembali memainkan sebuah peran seperti ketika mereka pertama menikah.

Apakah itu semua selesai? Seperti ini? Apakah semuanya baik-baik saja?

Pikiran yang memusingkan itu mulai mengalir dalam benaknya. Yuan berusaha keras untuk mengabaikan mereka. Saat ini, Presiden Seo Jae Hyuk dari Hyun Jin, naik ke atas panggung. Lampu-lampu panggung berpusat padanya. Semua ekspresi meninggalkan wajah Yuan selagi ia melihat senyum cerah Presiden Seo.

"Aku hendak berterima kasih pada semua tamu-tamu VIP kami, karena hadir di acara sederhanaku."

Memegang baik kekayaan dan kekuasaan, pria itu menyambut semua orang sambil tersenyum rileks. Pidatonya dipenuhi dengan kata-kata hampa dan sapaan yang biasa.

Secara alami, ia mengubah topiknya menjadi masa depan Hyun Jin. Sebuah layar raksasa menampilkan sebuah video dari proyek baru di Dubai, yang disebut 'The Tropical'. Kelihatannya, itu akan menjadi angsa emas Hyun Jin.

Tiba-tiba saja, ada sebuah gangguan aneh yang menembus kerumunan. Seorang sekretaris yang kebingungan masuk ke dalam, tampak tidak berdaya. Presiden Seo, yang sedang di tengah-tengah berpidato, mengerutkan kening.

"Ada masalah apa?"

Dikarenakan kepribadiannya yang tak sabaran, Seo Jae Hyuk selalu merasa perlu untuk segera mengatasi segala masalah yang datang ke jalannya. Karena itulah, Presiden Seo berhenti berpidato dan bertanya pada si sekretaris. Si sekretasis yang kebingungan tetap diam, tetapi ia mulai menggesturkan dengan tubuhnya.

"Aku bertanya padamu, apa yang sedang terjadi!"

Presiden Seo menurunkan miknya dan berteriak. Tiba-tiba saja, sekretaris lainnya melompat ke atas panggung dan membisikkan sesuatu padanya. Wajah Seo Jae Hyuk mengeras, begitu pula dengan wajah Joon Hun, yang berdiri tepat di sebelahnya.

Apa yang terjadi?

Tiba-tiba saja, salah satu reporter di dalam ruangan itu berteriak.

"Presiden Seo, kami baru saja mendapatkan sebuah laporan yang menyatakan bahwa proyek Dubai sudah dibatalkan! Apakah Anda mengetahui soal ini?"

Apa? Syok mulai menyebar pada semua orang yang ada di lokasi.

Proyek Dubai sudah dibatalkan? Bagaimana?

Yuan mencengkeram seruling kampanyenya dan melihat ke depan. Joon Hun cepat-cepat turun dari panggung dan mulai menelepon. Hingga kemarin, semuanya berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Bagaimana itu tiba-tiba dibatalkan?

Tiba-tiba saja, seseorang mendekati Yuan. Orang itu memukul wajahnya dengan sekuat tenaga.

"Kyaa!"

Seseorang di sebelah Yuan menjerit. Terkejut, Yuan menolehkan kepalanya. Dalam realita yang seperti mimpi ini, Yoon Hee Soo sedang menatap tajam Yuan.

"Pelacur jahat."

Apa yang ...

"Kau kira, kau sedang apa?"

Yuan bertanya dengan suara yang dingin. Ia selalu mengetahui bahwa Yoon Hee Soo selalu memandang rendah dirinya, tetapi ia tidak pernah menyangka kalau wanita itu akan bersikap begitu tidak rasional seperti ini.

"Bukankah seharusnya kau tahu sekarang? R&K baru saja membatalkan proyek Dubai. Mereka mengirimi EUIB sebuah laporan tentang betapa tak berharganya proyek ini. Apa yang kau lakukan? Mengapa kau melakukan ini? Mengapa kau terus mencoba menjatuhkan Hyun Jin bersama Lee Tae Kyung? Apa kau benar-benar berpikir bahwa aku tidak tahu apa yang sedang terjadi?"

Apa? Apa yang sedang dibicarakannya ...?

"Aku mendengarnya! Aku mendengar semuanya! CEO R&K yang baru ditunjuk! Kekasihmu sedang berusaha menembus Hyun Jin! Aku mendengarnya, dasar pelacur! Beritahu kami semua yang telah kau perbuat!"

Yoon Hee Soo tidak waras. Yuan memucat sementara ia menatapnya. Ia tidak tahu bagaimana Yoon Hee Soo mengatakan semua ini, tetapi satu hal yang benar.

Kakaknya telah mengakhiri proyek tersebut. Tae Kyung-oppa sudah membatalkan proyek Dubai ...

"Aaagh!"

Selagi Hee Soo memekik, ia mengangkat tangannya untuk menyerang Yuan lagi. Tiba-tiba saja, Joon Hun muncul dan menahan tangannya ke belakang.

"Biarkan ia sendiri! Kau pikir, apa yang sedang kau lakukan?"

"Apa yang sedang kulakukan? Apa kau sungguh tidak mengetahuinya? Apa kau benar-benar tidak tahu apa yang sudah dilakukan istrimu? Apa kau tahu kalau pelacur ini berselingkuh di balik punggungmu? Bahkan sebelum ia menikahimu, ia merencanakan untuk menembus Hyun Jin. Apa kau benar-benar tidak tahu?! Seo Joon Hun, apa kau sudah kehilangan akal sehatmu?"

"Tidak, apa kau yang kehilangan akal sehatmu? Kau bahkan tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan, jadi diamlah!"

"Diam? Aku tidak akan pernah diam!"

Argumen mereka kini menjadi tontonan. Tidak mungkin kalau para pengunjung pesta tidak menyadari bencana menarik ini. Kilatan kamera mulai memancar di sekitar mereka. Bisik-bisik para penonton mulai memenuhi ruangan tersebut.

"Ya Tuhan ... apakah itu benar?"

"Wow, ini gila."

"Wanita itu sungguh berselingkuh dengan Lee Tae Kyung ...?"

"Kalau begitu, apa yang akan terjadi pada Hyun Jin? Presiden Seo sudah betul-betul jadi bahan tertawaan. Tidak mungkin para anggota direksi akan membiarkan ini begitu saja. Ia baru saja memberikan pidato itu ... Yang benar saja ... Ini gila."

Haa ... Napas Yuan jadi tidak terartur. Dengan tenang Yuan berdiri di tengah-tengah ini. Setelah menyerahkan Yoon Hee Soo pada seorang petugas keamanan, Joon Hun menatap Yuan. Yuan merasa seolah ia sedang berada di tengah sandiwara. Mereka berdua saling bertatapan sementara kamera berkedip di sekitar mereka.

"Apa yang terjadi?"

Yuan melihat kebingungan Joon Hun dan mata cemasnya dalam diam. Joon Hun berbisik agar hanya Yuan yang dapat mendengarnya.

"Lee Tae Kyung adalah kakakmu. Kita menyelamatkannya. Kita membantunya dengan hal lain juga. Jadi, kenapa ia melakukan ini? Apa yang sebenarnya terjadi?"

Yuan tidak bisa menjawab. Ia hanya terus memandangi Joon Hun. Apalagi yang bisa dikatakannya? Kakakku membencimu. Terutama ayahmu. Ia akan melakukan apa saja untuk menghancurkan Hyun Jin jadi berkeping-keping. Karena ...

"Bagaimana kalau aku yang menjawab itu untukmu?"

Tiba-tiba saja, satu suara angkat bicara. Semua orang berbalik untuk melihat karakter baru yang memasuki adegan ini. Mengenakan kemeja hitam di bawah setelan jasnya, Lee Tae Kyung muncul seperti pencabut nyawa.

Ia melihat ke sekitar. Nyaris tampak seakan-akan ia menikmati ini. Tae Kyung melihat Presiden Seo Jae Hyuk, Seo Joon Hun yang membeku, dan adik kecilnya yang pucat.

Mari kita mulai pertunjukannya.

Selangkah demi selangkah, Lee Tae Kyung mulai mendekati mereka.

0 comments:

Posting Komentar