The Man's Perfect Wife - Chapter 15 Part 2
Joon Hun memelototi Tae Kyung dalam diam. Ia benar-benar tidak mengerti, kenapa ia melakukan ini. Bukankah ia mendapatkan semua yang diinginkannya? Bukankah ia sudah membalaskan dendam ibunya, Kang Yi Na? Presiden Min, yang memulai tragedi ini, meringkuk di penjara, dan Tae Kyung sudah merampas semuanya darinya. Apa lagi yang dibutuhkannya untuk merasa puas?
Apakah ia benar-benar harus menjungkirbalikkan proyek Dubai? Kalau hanya demi adik perempuannya, tidak semestinya ia sampai sejauh ini.
Ia tidak bisa memahaminya sama sekali. Tidak sedikit pun.
"CEO Lee Tae Kyung."
Suara Joon Hun tanpa perasaan.
"Berpikir bahwa kau datang jauh-jauh kemari untuk memberikan kami jawaban secara pribadi ... Menyenangkan sekali."
"Tidak perlu merasa terlalu senang ..."
Tae Kyung mendengus. Kemudian, ia berjalan ke arahnya dan menarik lepas Yuan dari tangannya. Joon Hun membeku, dan Yuan tampak pucat pasi. Pasangan itu, yang memasuki lokasi bergandengan tangan, kini betul-betul terpisahkan.
"Menurutmu, apa yang sedang kau lakukan ...?"
"Lepaskan tangan kotormu dari adik perempuanku."
"Apa?"
"Aku selalu ingin mengatakan itu."
"Apa katamu?"
"Oppa!"
Setelah membawa Yuan menjauh dari Joon Hun, Lee Tae Kyung berbalik. Ia menatap Presiden Seo, yang sedang memelototi Tae Kyung selama ini.
"Sekarang, bagaimana perasaanmu, Presiden Seo?"
Tae Kyung melepaskan kacamatanya."
"Oppa, jangan."
Yuan menyadari apa yang akan dikatakan Tae Kyung. Untuk menghentikannya, ia meraih tangannya dan mencoba untuk menariknya. Tetapi tak ada gunanya.
"Tidakkah menurutmu, kami mirip? Aku melihat foto kami, dan kami tampak seperti salinan karbon ..."
"Apa?"
Seo Jae Hyuk sedang menggertakkan giginya, tampaknya sudah muak mendengarkan omong kosong ini. Tetap saja, Tae Kyung menyeret Yuan bersamanya selagi ia menghampirinya. Setelah mereka berdiri tepat di depannya, Tae Kyung mengangkat wajahnya dan menyeringai.
"Lihatlah baik-baik. Aku sedang bertanya padamu. Tidakkah menurutmu, adik perempuanku dan aku tampak sangat mirip dengan wanita yang kau obsesikan? Tidakkah aku tampak mirip dengan bocah lelaki yang berada di dalam mobil yang kau tabrak 28 tahun yang lalu? Aku mirip ayahku, dan Yuan mirip ibuku."
Perlahan-lahan, seluruh darah mulai meninggalkan wajah Seo Jae Hyuk. Matanya mulai bimbang. Lehernya mulai memerah.
"Apa ... Omong kosong apa yang sedang kau muntahkan?"
"Omong kosong? Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku betul-betul jujur. Omong kosong apa yang sedang kau bicarakan? Perhatikan baik-baik. Apa kau tidak ingat?"
"Diam. Kau bahkan tidak memiliki kredensial untuk mendiskusikan urusan bisnis penting denganku. Sekarang, omong kosong macam apa ini?"
"Aha, kau tidak ingat? Kalau begitu, biarkan aku membantumu. Han Jin Wook, Kang Yi Na. Haruskah aku mengucapkan nama mereka untuk memicu ingatanmu?"
Waja Presiden Seo jadi pucat pasi. Matanya yang bergetar melihat bolak-balik di antara Tae Kyung dan Yuan. Dan kemudian, ia menyadarinya. Mereka mirip. Mereka benar-benar seperti salinan karbon. Lee Tae Kyung mirip seperti pria itu. Yuan persis seperti Kang Yi Na seperti biasanya.
Tidak ...
Seo Jae Hyuk mendadak mundur selangkah.
Tidak. Tidak mungkin. Tidak mungkin.
Ini tidak mungkin. Ia ingin menyangkalnya. Namun, kakak-beradik yang berdiri di depannya benar-benar mirip dengan mereka. Seolah-olah mereka sudah kembali dari kematian. Dari masa lalu. Dari kenangannya yang berusaha keras ia hapus.
***
"Kami bersama."
Itu adalah apa yang Kang Yi Na beritahukan padanya hari ini. Demi bertemu dengannya, ia berpergian jauh-jauh ke Jepang. Mereka adalah teman masa kecil, dan ia selalu menjadi cinta dalam hidupnya. Namun, ia memberitahukannya kabar itu seolah itu bukan apa-apa. Begitu bahagianya.
"Kami akan menikah, Oppa, jangan beritahukan ayahku. Ia akan membunuhku. Itu benar-benar akan jadi sangat kacau."
Meski ketika ia membicarakan tentang betapa takut ia pada ayahnya, ia masih terkikik. Yi Na yang dulu begitu murni dan manis. Ia cerah sekali.
"Seperti yang kau ketahui, tidak mungkin aku akan memasuki pernikahan kontrak. Bahkan, kau saja mengatakan kalau kau akan membenci pernikahan seperti itu. Aku akan membencinya juga. Ugh, yang benar saja. Aku betul-betul berharap mereka akan berhenti menikah sebagai sebuah cara untuk menyegel sebuah kesepakatan.
"Apa kita adalah keluarga raja? Apa kita adalah bangsawan? Ayahku dulu adalah seorang buruh tani di sebuah kediaman bangsawan. Selama penjajahan Jepang, ia menghasilkan uang dengan membungkuk pada orang Jepang. Tidak ada yang bisa dibanggakan, jadi aku tidak tahu mengapa ia begitu terobsesi dengan mendapatkan lebih banyak uang melalui pernikahan dan pertalian darah ... Itu memuakkan. Bukankah begitu, Oppa?"
Ia tidak punya apa-apa untuk dikatakan. Ia tidak bisa mengatakan apa-apa. Seharusnya ia setuju dengan Yi Na dan menyuruhnya agar berbahagia dengan pria yang dipilihnya, tetapi ia tidak sanggup melakukannya. Saat itu, ia hanya membencinya. Seo Jae Hyuk tidak bisa menerimanya.
***
"Hyung, tolong beritahu aku. Kalau aku tidak bisa melanjutkan merger, aku akan mati. Kau tahu dimana wanita itu, kan? Aku tahu kalau kau sudah diam-diam menghubunginya. Jika kau menyelamatkanku sekali ini saja, aku akan selalu berutang padamu untuk sisa hidupku."
Min Dae Yup muda menariknya dan memohon. Ia mabuk dan matanya memerah akibat minuman keras itu. Bajingan gila. Ia tidak peduli apakah Min Dae Yup hidup atau mati. Akan tetapi, kata-kata selanjutnya cukup untuk mengubah jiwa Jae Hyuk menjadi iblis.
"Aku akan membiarkanmu memilikinya. Kang Yi Na. Hyung, kau menyukai wanita itu, kan? Bukankah kau sudah jatuh cinta selama ini? Aku hanya perlu menikahinya. Aku tidak punya minat lain terhadap wanita itu. Aku akan mengabaikannya jika kau mulai berselingkuh dengannya. Kau hanya perlu memberitahukanku dimana ia berada, Hyung. Aku akan mengurus sisanya."
Ia akan mengurus sisanya? Benarkah?
Ia akan mengabaikannya? Sungguh?
Yi Na hidup dengan baik. Ia sangat bahagia. Ia sudah bertemu dengan pria yang dicintainya dan bahkan melahirkan putranya. Mereka tidak memiliki kekayaan maupun kehormatan untuk dipamerkan, tetapi pasangan tersebut melakukan yang terbaik untuk menjalani hidup setiap hari sepenuhnya.
Ia harus melindunginya. Ia harus membantunya agar putra tercintanya bisa tumbuh besar dengan baik. Itulah cinta. Itu adalah hal yang tepat untuk dilakukan, bukan?
Tetapi suara itu melekat padanya.
"Aku akan membiarkanmu memilikinya."
Itu seperti bisikan setan sendiri.
"Kau hanya perlu memberitahukan padaku, dimana ia berada."
Tak peduli seberapa besar ia mencoba untuk mencuci bersih dosa-dosanya, mereka tidak akan hilang. Cinta yang tercemar bukan lagi cinta. Dengan matanya yang tertutup, ia menyerahkan alamat Yi Na kepada Min Dae Yup. Sesungguhnya ia mengetahui tentang kemalangan yang akan terjadi pada keluarga Yi Na setelah ia melakukan ini.
Tidak mungkin ia tidak mengetahuinya. Meskipun ia tidak mengatakannya, meskipun ia memberitahu dirinya sendiri bahwa itu tidak benar, ia tahu, hasrat mengerikan apa yang tersembunyi jauh dalam hatinya.
Seperti itulah, Yi Na diseret kembali ke Korea, dan seperti itu, Yi Na ambruk. Walaupun ia tahu kalau ia yang harus disalahkan, ia dibutakan oleh hasratnya akan Yi Na. Ini adalah sisi asli Seo Jae Hyuk yang pengecut, mengerikan, dan menakutkan.
***
"Apakah kau tidak ingat?"
Kang Yi Na yang dihidupkan kembali bertanya padanya.
"Tidakkah kau mengingat apa yang kau perbuat?"
"... A-Aku tidak tahu."
Bibirnya yang kaku nyaris tidak bisa merespon. Namun, dengan cepat, ia kembali tersadar dan menjeritkan.
"Omong kosong macam apa ini? Apakah bajingan ini sudah benar-benar gila?"
Ia mengepalkan tinjunya. Ada terlalu banyak orang. Mereka semua sedang menatapnya. Selain itu, putri Yi Na, Min Yuan, dan putranya, Seo Joon Hun, sedang berdiri di depannya. Ia ingin terhubung dengan Yi Na dengan beberapa cara, tetapi hubungan mereka yang tidak harmonis masih menahannya.
"Segera bawa bajingan ini keluar! Bajingan ini sudah benar-benar gila!"
Lee Tae Kyung tersenyum sementara ia menonton Presiden Seo yang sangat marah.
Ia ingin membuat alasan untuk dirinya sendiri. Ia ingin menyangkalnya. Tetapi, apakah itu membebaskannya dari segala hal yang telah diperbuatnya?
Lee Tae Kyung terus menatapnya sebelum ia mengeluarkan ponselnya. Ia menolehkan kepalanya untuk menatap Yuan. Adik perempuannya jadi seputih seprei selagi ia balas menatapnya. Namun, matanya tetap mantap dan tenang.
"Aku lihat kalau kau menghapus datanya."
Tae Kyung mulai menekan beberapa tombol di ponselnya selagi ia berbisik apatis.
"Apa kau benar-benar berpikir kalau aku tidak akan membuat sebuah cadangan? Terlepas dari seberapa dalamnya kau menyembunyikan itu di dalam programmu, apakah kau sungguh berpikir kalau aku tidak akan mengetahuinya?"
Tiba-tiba saja, layar besar di belakang panggung dipenuhi dengan suara berisik dan statis sebelum sebuah video mulai bermain. Setiap ponsel di dalam lokasi juga mulai memainkan video tersebut.
"Min Yuan, inilah apa artinya mencintai seseorang. Obsesi, hasrat, dan akhirnya kehancuran. Jadi, jangan pernah jatuh cinta seperti ini lagi."
Pada saat itu, 'Buku Kematian' Yuan dimainkan. Seperti namanya, itu memanggil yang sudah mati dari tengah neraka. Wajah dari yang sudah mati muncul di layar dari semua perangkat yang diretas di dalam ruangan tersebut.
Itu adalah wajah pucat dari ibu Yuan dan Tae Kyung, Kang Yi Na. Ia sedang bergumam dalam video tersebut. Kemudian, ia membuka bibir keringnya dan mulai mengaku.
"Ahem ... Namaku adalah Kang Yi Na ... Tanggal lahirku adalah 8 Februari 1963. Nama ayahku adalah Kang Hyung Won, dan ibuku adalah Kim Se Na. Suamiku adalah Han Jin Wook, putraku ... Han Tae Kyung, dan putriku Han Yuan. Hari ini adalah 8 Februari 2006. Ulang tahunku. Hari ini aku akan membunuh diriku sendiri ... Video ini akan memperlihatkan mengapa aku harus mati dan siapa yang bertanggung jawab karena mendorongku ke kematianku. Ini adalah keinginan terakhirku dan wasiat terakhirku, sekaligus sebagai sebuah pembukaan."
"Tidak! Tidak! Turunkan itu sekarang juga! Turunkan! Semua itu palsu! Aarrgh! Aaaaghhh!!"
Seo Jae Hyuk mulai berteriak seolah ia sudah kehilangan akal. Seseorang naik ke atas panggung dan mencoba untuk mengoperasikan komputer pengendali layar tersebut, tetapi komputer yang diretas itu menolak untuk bekerja sama.
Melihat Seo Jae Hyuk mengamuk menyedihkan, reporter yang ada di sekelilingnya mulai mengambil fotonya tanpa henti. Ketika akhirnya ia jatuh, para petugas keamanan mulai mendorong reporter-reporter tersebut ke belakang dengan kasar. Ruangan itu benar-benar kacau balau.
Di dalam badai ini, Yuan tidak bisa mendengar apa-apa. Ia hanya berbalik dan menatap ke belakang pada Joon Hun. Ia juga sedang memandanginya.
Luka yang tak dapat diobati mulai mengoyak hati mereka.
Takdir yang kejam memunculkan kepalanya yang buruk.
Ia sudah sangat pucat sementara ia hanya berdiri di sana, membeku. Mata mereka bertemu. Para hadirin hening. Suara Kang Yi Na selagi ia memberikan pengakuannya. Jeritan Presiden Seo. Di dalam itu semua, Yuan terus menatapnya.
Semuanya roboh. Dari saat ia bertemu Joon Hun hingga sekarang, setiap kenangannya runtuh. Saat tanah di antara mereka terbelah, sekitar Yuan pun ambruk.
Kalau saja ia maju beberapa langkah ke depan, Yuan bisa kembali ke sisi Joon Hun. Namun, Yuan tak bisa lagi mendekatinya. Mata Joon Hun, mata tegas itu yang kini tak bernyawa, seakan mengatakan semuanya.
Seseorang berlari menuju ke arah Joon Hun. Itu adalah Sekretaris Kang. Yuan tidak mendengar Presiden Seo yang pingsan. Ia tidak mendengar pekikan para reporter. Mata Joon Hun meninggalkannya dan beralih pada Sekretaris Kang. Ia mulai berjalan ke arah Yuan. Kemudian Joon Hun melewatinya.
Yuan tidak bisa mendengar apa-apa. Ia tidak bisa melihat apa-apa. Semuanya terungkap. Meski semuanya sudah kembali ke awal, ia malah merasa seolah semuanya sudah berakhir. Yuan merasa seakan-akan ia tersangkut dan tidak bisa bergerak.
(T/N : update selanjutnya tanggal 30 September 2020)
0 comments:
Posting Komentar