Consort of A Thousand Faces
Chapter 82 : Dayang Selir Kamar
"Nona Muda
Pertama, Anda cerdas dan pandai. Sebagai seseorang yang sepenuhnya mengenakan
seragam dayang dan membawakan baju Pangeran Hao, tentu saja aku adalah
seseorang yang melayani Pangeran Hao." Su Xi-er merasa kalau gadis ini
adalah orang yang terlampau keras kepala. Kalau aku tidak
menerangkannya dengan jelas, ia pasti akan merecokiku tanpa henti.
"Kau
adalah seorang dayang yang melayani Pangeran Hao, dayang pribadinya, dan di
masa mendatang kau akan jadi ...." Kata-kata 'dayang selir kamar'
tersangkut di tenggorokan si gadis. Suasana hatinya pun lambat laun bergejolak
dan kecemburuan terpancar di matanya.
Su Xi-er
merasakan perubahan pada ekspresi mata wanita itu. Sudah jelas ia salah
paham akan hubungan di antara Pangeran Hao dan diriku. Namun, Su Xi-er
tidak bersedia menjelaskan. Yang tidak bersalah tidak perlu menjelaskan
diri mereka. Selain itu, gadis ini sudah jadi mangsa yang jatuh hati pada
pesona Pangeran Hao. Apa pun yang kukatakan, tidak akan ada gunanya.
Gadis itu
berjalan ke arah Su Xi-er selangkah demi selangkah, matanya tidak pernah lepas
dari baju di tangan Su Xi-er.
Saat gadis itu
berhenti di hadapan Su Xi-er, tiba-tiba saja ia tertawa. "Cantik, aku Shui
Ying Lian, tetapi kau boleh memanggilku Lian-er. Bisakah kau diam-diam
memberikan baju ini untuk kucucikan?"
Su Xi-er
menggelengkan kepalanya dan langsung menolak. "Pangeran Hao sudah
memerintahkan hamba untuk mencucinya. Apabila ia mengetahui kalau Anda yang
mencucinya, baik Anda dan aku akan kehilangan kepala kita. Hidup hamba tidak
berarti, jadi tidak perlu disayangkan meskipun aku mati. Namun, Nona Muda
Pertama, bagaimana Anda akan menghadapi Yang Mulia Hakim Provinsi jika Anda
melibatkan seluruh Kediaman Shui?"
"Kau ...
kenapa berdebat sebanyak itu? Kan hanya mencuci baju. Aku saja tidak takut,
kenapa kau mesti takut? Cepat, berikan padaku." Shui Ying Lian jadi
gelisah. Ia mengulurkan tangan, mencoba merebut baju di tangan Su Xi-er.
Dengan cekatan,
Su Xi-er memindahkan baju itu ke balik punggungnya, berbicara lebih memaksa,
"Nona Muda Pertama, sekarang bukan waktunya untuk membiarkan emosi
mempengaruhi keputusan Anda. Setiap tindakan Anda terkait dengan seluruh
Kediaman Shui, termasuk beberapa dayang yang berdiri di belakang Anda. Hanya
dengan satu kesalahan saja, mereka semua harus menemani Anda kehilangan nyawa
mereka."
Ketika semua
dayang mendengar kata-kata, 'kehilangan nyawa mereka', mereka sangat ketakutan.
Masing-masing dari mereka menatap Shui Ying Lian gugup. Jika Nona Muda
Pertama kebetulan melakukan sesuatu yang buruk, maka Kediaman Shui akan habis!
Raut wajah Shui
Ying Lian langsung jadi suram. Ia bukanlah orang dengan tujuan jahat. Selama
orang yang dikaguminya tidak bertentangan dengannya, ia akan memperlakukan
mereka dengan baik.
Sementara untuk
si cantik di depannya, Shui Ying Lian punya kesan yang baik padanya di aula.
Tetapi, setelah mengetahui ia adalah dayang pribadi Pangeran Hao dan
kemungkinan juga dayang selir kamarnya, semakin dilihatnya, semakin tak
nyamanlah dirinya.
Shui Ying Lian
mengerucutkan bibirnya dan memelankan suaranya, "Aku tidak akan meributkan
urusan ini. Karena Pangeran Hao mengutusmu mencucikannya, aku tidak akan
berebut lagi denganmu. Namun, katakan yang sejujurnya padaku, apakah kau adalah
dayang selir kamar Pangeran Hao?"
Su Xi-er
menatapnya. Apa isi otaknya? Apakah ia kira semua wanita sama
sepertinya, benar-benar tergila-gila oleh ketampanan Pei Qian Hao?
"Aku hanya
dayang biasa yang mengerjakan tugas rendahan."
Shui Ying Lian
mengembuskan napas lega selagi matanya berbinar. "Apakah setiap kata yang
kau ucapkan itu kenyataan?"
Su Xi-er
mengangguk. "Tidak ada gunanya menipu Anda."
"Baguslah."
Shui Ying Lian tertawa lagi, sekarang berbicara dengan sejejak keceriaan.
"Apakah tidak masalah jika aku menontonmu mencuci? Nantinya, aku akan
melihatmu terus, tak peduli apa pun yang kau kerjakan."
Saat itu, suara
Yang Mulia Hakim Provinsi terdengar. "Kau bersikap keras kepala! Pelayan,
kurung Nona Muda. Ia dilarang keluar sebelum Pangeran Hao pergi!"
"Mematuhi
perintah Anda, Yang Mulia." Dua pengawal pun langsung pergi ke arah Shui
Ying Lian.
Mengetahui ia
tak akan bisa menang melawan mereka, Shui Ying Lian mundur sementara dan
mengikuti para pengawal yang akan membawanya.
Namun, saat
Shui Ying Lian pergi, ia sengaja mengedipkan mata ke arah Su Xi-er.
Hakim Provinsi
berjalan ke sisi Su Xi-er. Saat ia melihat baju Pangeran Hao di tangannya,
sikapnya jadi lebih hormat. "Apakah kau berencana mencari sebuah
baskom?"
"Baju
Pangeran Hao harus dicuci di sebuah baskom emas. Apakah Kantor Pemerintahan
Provinsi punya baskom emasnya?"
Hakim Provinsi
mendesah. "Tidak ada baskom emas di kediaman ini, hanya ada yang perak.
Apa yang harus kita lakukan?"
"Perintahkan
orang untuk membawakan baskom peraknya kemari." Tidak masalah
selama bukan baskom kayu biasa. Tempat ini bukanlah istana kekaisaran, jadi
kurasa kita hanya perlu bertahan sedikit.
"Pangeran
Hao tidak akan menyalahkan kita?" Hakim Provinsi pun bertanya keheranan.
Su Xi-er
tersenyum. "Mungkin tidak. Akan tetapi, baskom peraknya harus yang
benar-benar tanpa noda."
Hakim Provinsi
pun mengangguk sebelum ia sendiri yang pergi mengambilkan baskom peraknya.
Mirip dengan
apa yang dilakukan sebelumnya di Biro Layanan Binatu, Su Xi-er menimba air
sumur dan mencuci bajunya beberapa kali sebelum mengeringkannya.
Tidak ada
batang bambu berlapis emas ataupun perak. Karena itu, Su Xi-er hanya mencari
yang paling bersih saja.
Banyak dayang
yang melihat Su Xi-er mencuci baju dan berkomentar dalam hati. Memang
sangat tidak mudah melayani Pangeran Hao.
Di saat ini,
suara kasar pengawal pun terdengar. "Bersiap untuk makan!"
Semua dayang
berlari menuju aula makan.
Su Xi-er tetap
di tempatnya semula dan merenung sejenak sebelum ia pergi ke dapur. Seharusnya
ini juga waktu makan Pei Qian Hao.
***
"Juru
Masak, dimanakah makan malam Pangeran Hao?"
Si juru masak
wanita menilai Su Xi-er saksama. Seorang gadis cantik. Kulit, mata, dan
wajahnya ... aku belum pernah melihat seseorang secantik ini. Ia
teralihkan selagi menatap kosong.
Su Xi-er
mengulangi pertanyaannya. "Dimana makan malam Pangeran Hao?"
Si juru masak
wanita pun tersadar. "Kau adalah dayang yang melayani Pangeran Hao,
kan?"
Su Xi-er
mengangguk. Si juru masak wanita menunjuk bahan-bahan di lemari. "Pangeran
Hao menginstruksikan kalau makan malamnya akan disiapkan oleh dayangnya."
Apa! Ia
menyuruhku mencucikan bajunya, dan kini ia menyuruhku memasak untuknya.
Walaupun aku
punya sedikit keterampilan, masakanku jelas tidak akan sebanding dengan si juru
masak ini, terlebih lagi dengan masakan di istana kekaisaran.
"Kau harus
cepat-cepat mengerjakannya. Pangeran Hao menginstruksikan kalau tiga hidangan
saja cukup, dan bahwa dayangnya akan tahu apa yang harus dimasak."
Su Xi-er tidak
tahu bagaimana ia harus menjawab, jadi ia hanya bisa mengangguk. Mana
mungkin aku tahu apa yang suka dimakan olehnya!
Ia pergi
memeriksa banyak bahan di dalam lemari. Kurasa, aku hanya akan memilih
beberapa yang sederhana saja.
Saat si juru
masak wanita melihat Su Xi-er mengeluarkan bawang, ia pun kaget. Rupanya,
Pangeran Hao suka makan bawang. Setelahnya, dengan cermat ia
memperhatikan seluruh proses memasak Su Xi-er.
Si juru masak
wanita sangat terkejut akan selera Pangeran Hao. Melihat ada banyak
sekali telur di tiap hidangan, ia pasti sangat suka makan telur ....
Setelah selesai
dengan tiga hidangan itu, Su Xi-er menyendokkan seporsi besar nasi ke dalam
mangkuk dan meletakkannya di atas nampan bersama dengan makanan lainnya.
Kemudian, ia pun menuju kamar Pangeran Hao.
***
Ketika Su Xi-er
masuk ke dalam kamar, tidak ada seorang pun di dalamnya. Ia meletakkan ketiga
hidangan dan semangkuk nasi di atas meja selagi ia berdiri di satu sisi,
menantikan seorang pria untuk datang.
Segera saja,
langkah kaki mantap dan kuat terdengar dari arah luar. Su Xi-er tahu kalau ia
sudah tiba.
Pei Qian Hao
berjalan masuk ke dalam kamar dan menyapukan pandangan sambil lalu ke arah tiga
hidangan itu. "Setiap hidangan mengandung telur di dalamnya. Apakah kau
merasa kalau tubuh Pangeran ini lemah?"
Telur merupakan
suplemen bernutrisi. Ia tidak akan menambahkan mereka di tiap hidangan jika ia
tidak merasa tubuhku ini lemah.
"Menjawab
Pangeran Hao, hamba hanya tahu cara memasak hidangan yang berkaitan dengan
telur."
Pei Qian Hao
berhenti di hadapannya dan mengangkat dagunya, memandanginya senang.
"Wanita sehabis melahirkan seringkali memakan tiga hidangan ini. Apa kau
yakin kalau ini dimasakkan untuk dikonsumsi oleh Pangeran ini?"
"Pangeran
Hao, bagaimana Anda tahu apa jenis hidangan yang dimakan wanita sehabis
melahirkan?"
Pei Qian Hao
terkekeh. "Pangeran ini tidak tahu pasti hidangan yang mana, tetapi
Pangeran ini tahu kalau wanita sehabis melahirkan harus memakan telur dan jamur
hitam."
"Pangeran
Hao, jika Anda tidak suka memakan mereka, hamba akan menyingkirkan hidangannya
dan menyuruh juru masak wanita agar membuatkan sesuatu yang Anda sukai."
Kemudian, ia memutar kepalanya dan melepaskan diri dari genggaman Pei Qian Hao.
0 comments:
Posting Komentar