Kamis, 04 Februari 2021

CTF - Chapter 85

Consort of A Thousand Faces

Chapter 85 : Mengalahkan Seseorang Dalam Permainan Mereka Sendiri


Shui Ying Lian mengikuti Su Xi-er masuk ke ruang mendidihkan air, mengamati gadis itu sementara ia mengerjakan tugasnya. Rambutnya tak tertata, dan kerah bajunya juga berantakan. Mungkinkah ada sebuah bekas kecupan di lehernya dan di balik telinganya?

Semakin Shui Ying Lian memandanginya, semakin analitislah dirinya. Hanya setelah Su Xi-er meletakkan teko di atas tungku dan berbalik, barulah Shui Ying Lian menyingkirkan tatapan mencari tahunya dan memperlihatkan ekspresi tersenyumnya. "Sebagai dayang pribadi Pangeran Hao, kau pasti tahu beberapa preferensinya. Bisakah kau memberitahukannya padaku?"

Mana mungkin aku tahu preferensinya? Karena Nona Muda Pertama ingin mengetahuinya, tidak ada salahnya .... Su Xi-er terkikik dalam hati sebelum mengangkat kepalanya menatap Shui Ying Lian. "Anda sungguh ingin mengetahuinya?"

Senyuman Shui Ying Lian jadi semakin cerah, dan sikapnya jadi kian ramah. "Bisakah kau memberitahukannya padaku? Tentu saja, aku tidak akan memaksamu jika kau tidak ingin." Ia paham sekali, jika ia menggunakan cara keras pada wanita ini, itu pasti akan menyebabkan kericuhan besar. Tidak akan baik apabila Ayah sampai terpancing kemari.

Su Xi-er pura-pura berunding sebelum ia berbisik, "Aku bisa memberitahukan Anda, tetapi Anda tidak boleh mengatakannya pada siapa pun. Yang terburuk adalah, masalah ini bahkan dapat dianggap mencoreng Pangeran Hao, dan akan membuat kita berdua kehilangan kepala kita!" Saat ia berbicara, ia sengaja memasang tampang ngeri.

Shui Ying Lian langsung mengangguk. "Jangan cemas, aku juga takut kehilangan kepalaku. Sekarang, cepat beritahu aku apa yang disukai olehnya." Seberkas sinar terang memancar dari matanya. Selama aku mengetahui preferensi Pangeran Hao, aku bisa mendekatinya tanpa membuatnya jijik.

Su Xi-er tahu kalau Shui Ying Lian telah memakan umpannya. "Pangeran Hao menyukai wanita pemberani; dan mereka harus berani dengan cara yang sesuai dengan seleranya. Susah untuk menjelaskan seleranya ini. Apabila Anda dengan lancang menantang kekuasaannya di hadapan orang lain, Pangeran Hao akan langsung menghukum Anda. Tetapi, jika Anda sedikit lebih berani di malam hari, saat tidak ada orang lain, ia mungkin akan menyukai Anda."

Shui Ying Lian mengingat-ingat hari kemarin dengan hati-hati. Pantas saja ekspresi Pangeran Hao tidak senang hari itu. Ternyata, karena aku bertingkah berani di waktu yang salah. Semua orang hadir, jadi bukankah aku membuatnya kehilangan muka?

Jadi begitu! Sebuah ide muncul di mata Shui Ying Lian. Ia memandangi teko di atas tungku dan tersenyum. "Apakah tidak masalah jika aku membawakan air panasnya pada Pangeran Hao?"

Su Xi-er sengaja mengibaskan tangannya berulang kali. "Tidak boleh. Karena Pangeran Hao sudah memerintahkanku untuk mengantarkannya, aku akan menanggung akibatnya jika ia tahu kalau Anda mengambil alih tugasku."

"Aku punya sebuah cara!" Shui Ying Lian tersenyum dan mengangkat tangannya, baru saja akan mengincar titik akupuntur tidur Su Xi-er. "Aku akan membuatmu pingsan. Bagaimana kau akan mengantarkan airnya kalau kau sedang tidak sadarkan diri?"

Su Xi-er bergerak dengan cepat ke samping, menghindari serangan Shui Ying Lian. Ia adalah seorang putri yang dibesarkan dengan baik dari sebuah keluarga bangsawan, tetapi ia tahu dimana letak titik akupuntur tidur berada.

Alis Shui Ying Lian mengernyit karena ia tidak memahami maksud Su Xi-er. Hanya jika ia pingsan, Pangeran Hao tidak akan menyalahkan Su Xi-er meskipun ia mengetahuinya.

"Anda tak harus membuatku pingsan. Aku bisa berpura-pura pingsan. Apakah Anda ingin mengganti baju Anda jadi seragam abu-abu kasar sebelum masuk? Kalau tidak, dengan gaun kuning terang Anda ini, Anda akan ditendang keluar sebelum Anda bisa masuk." Su Xi-er mengusulkan lambat. Membiarkan Shui Ying Lian mengganti bajunya dan mengantarkan air dengan menyamar menjadi diriku bisa dianggap sebagai 'kejutan menyenangkan' besar untuk 'membalas' tindakannya.

Ekspresi Shui Ying Lian jadi cerah. "Baiklah! Ayo lakukan! Kita akan bertukar pakaian, maka kau akan berpura-pura tidak sadarkan diri sementara aku mengantarkan air panasnya. Jika itu berhasil, aku akan berterima kasih padamu dengan benar."

"Anda tidak perlu berterima kasih padaku."

Selagi Su Xi-er dan Shui Ying Lian bertukar pakaian, Shui Ying Lian tanpa sengaja melihat bekas luka di bagian belakang pundak gadis itu.

Tanpa sadar, tubuh Shui Ying Lian pun gemetaran. Wanita ini sudah menderita begitu banyak. Ia dipukuli sampai jadi begini.

"Apabila aku menjadi Hao Wang Fei di masa mendatang, kau tidak akan kekurangan keuntungan. Tidak akan ada lagi orang yang mencambukimu." Shui Ying Lian bersumpah khidmat.

Selama ia tidak memperebutkan Pangeran Hao denganku, semua hal lainnya bisa dengan mudah dinegosiasikan.

Su Xi-er terkekeh. "Aku harap Anda beruntung. Pastikan Anda membawakan airnya hanya setelah Anda menambahkan sedikit air dingin dan mengatur suhunya dengan benar."

Shui Ying Lian mengikuti instruksi Su Xi-er, dan segera membawakan sebaskom air keluar dari ruang mendidihkan air.

Saat ia mencapai ambang pintu, Su Xi-er menasihatinya, "Tundukkan kepala Anda. Jangan biarkan Pangeran Hao melihat wajah Anda."

Shui Ying Lian mengangguk. Jantungnya berdebar sangat kencang bersamaan langkah kakinya yang memberat.

Su Xi-er memadamkan api di bawah tungku dan duduk di atas bangku kayu, memandangi pemandangan malam di halaman melalui jendela.

Cahaya bulan bersinar menerangi wajah Su Xi-er. Dilengkapi dengan gaun kuning terang, ia tampak mirip ilusi yang indah. Jika ada orang di sekitarnya, mereka pasti akan tertegun melihat pemandangan tak terlupakan ini.

Su Xi-er mengangkat sudut bibirnya. Pei Qian Hao, aku penasaran, apakah kau akan menyukai kejutan menyenangkan yang kukirimkan padamu? Dasar pria tidak tahu malu. Saat ia teringat akan apa yang telah dilakukan padanya, ekspresinya berubah mengerikan.

***

Shui Ying Lian membawakan baskom air panas itu sembari berjalan ke kamar Pei Qian Hao. Setelah menarik napas dalam-dalam, ia membuka pintunya, dan masuk.

Suara dalam dan rendah pun terdengar, membuatnya membayangkan bagaimana bibir tipisnya bergerak. Bahkan suaranya saja begitu mempesona.

"Bawakan airnya dan singkirkan hidangan di atas meja."

Shui Ying Lian tidak berani bersuara, takut kalau ia akan mengenali suaranya. Ia menundukkan kepala selagi berjalan masuk kamar dalam selangkah demi selangkah!

Sewaktu ia mengangkat kepalanya, ia melihat Pangeran Hao ... sedang melepas pakaian!

Baju bagian atasnya tergantung di pundak Pei Qian Hao, sosok kuatnya menyebabkan Shui Ying Lian menatapnya penuh gairah.

"Turunkan baskom kayunya dan keluarlah."

Melihat kalau Pangeran Hao terus melepaskan pakaiannya, Shui Ying Lian meneguk ludahnya gugup. Ia sudah mendengar ketidaksenangan dalam suaranya.

Ia pun menundukkan kepala dan meletakkan baskom kayu di samping, sehelai saputangan tergantung di sisinya.

Bersamaan angin malam yang berembus, aroma tubuh wanita itu melayang masuk ke hidung Pei Qian Hao, menyebabkan alisnya mengerut sementara ekspresinya jadi tak terbaca.

Ia mengangkat lagi bajunya dan mengenakannya dengan benar sebelum berbalik menghadap wanita di depannya.

Walaupun ia tidak mengatakan apa-apa, Shui Ying Lian merasakan intimidasi yang kuat.

"Kau bukan dia." Perkataan itu diucapkan dengan intonasi dalam, nada suara yang percaya diri, dan juga tekanan mengancam.

Shui Ying Lian merasa kalau pria ini sangatlah berbahaya, bahkan lebih daripada ia di hari itu!

"Kau mengenakan baju yang sama dan juga gaya rambut yang sama dengannya." Pei Qian Hao agak menyipitkan matanya. Hanya saja ... aromanya berbeda.

Shui Ying Lian tidak berani mengangkat kepalanya, gemetaran tak terkendali sewaktu ia bersimpuh di atas tanah. "Mohon ampuni aku, Pangeran Hao."

Pei Qian Hao mendengus dingin. "Berlututlah di halaman dan angkat baskom air itu di atas kepalamu semalaman. Jika kau menurunkannya, nyawamu akan melayang besok."

Shui Ying Lian begitu ketakutan sampai-sampai ia jadi tak mampu berbicara dan membeku di tempat.

"Enyahlah." Suara dalam dan rendah itu terdengar lagi. Sekujur tubuh Shui Ying Lian gemetaran saat ia segera bangkit pergi.

Pei Qian Hao berdiri dan berjalan keluar kamar. Menilai dari kenyataan bahwa mereka bahkan bertukar pakaian, ini pasti idenya. Kalau tidak, aku tidak percaya kalau ada seseorang di dunia ini yang mampu memaksanya untuk mengikuti hal semacam ini.

Saat ia tiba di halaman, Pei Qian Hao menyapukan pandangannya sambil lalu pada si gadis yang tengah memegangi baskom air.

Ekspresi di matanya mirip seperti sebilah pedang diselubungi es, menyebabkan Shui Ying Lian merasakan pedang beku menancap di sekujur tubuhnya.

Ia teringat hari dimana ia pertama bertemu Pangeran Hao. Ia menunjuk dengan jari teracung padanya dan mengumumkan, "Ayah, aku ingin menikahi pria ini."

Pada waktu itu, ia tidak tahu kalau orang yang dimaksud adalah si Pangeran Hao yang termahsyur. Hanya setelah ayahnya menegurnya, barulah ia mengetahui tentang identitasnya.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar