Consort of A Thousand Faces
Chapter 85 : Mengalahkan Seseorang Dalam Permainan Mereka Sendiri
Shui Ying Lian mengikuti Su Xi-er
masuk ke ruang mendidihkan air, mengamati gadis itu sementara ia mengerjakan
tugasnya. Rambutnya tak tertata, dan kerah bajunya juga berantakan.
Mungkinkah ada sebuah bekas kecupan di lehernya dan di balik telinganya?
Semakin Shui Ying Lian
memandanginya, semakin analitislah dirinya. Hanya setelah Su Xi-er meletakkan
teko di atas tungku dan berbalik, barulah Shui Ying Lian menyingkirkan tatapan
mencari tahunya dan memperlihatkan ekspresi tersenyumnya. "Sebagai dayang
pribadi Pangeran Hao, kau pasti tahu beberapa preferensinya. Bisakah kau
memberitahukannya padaku?"
Mana mungkin aku tahu
preferensinya? Karena Nona Muda Pertama ingin mengetahuinya, tidak ada salahnya
.... Su Xi-er terkikik dalam hati sebelum mengangkat kepalanya
menatap Shui Ying Lian. "Anda sungguh ingin mengetahuinya?"
Senyuman Shui Ying Lian jadi
semakin cerah, dan sikapnya jadi kian ramah. "Bisakah kau
memberitahukannya padaku? Tentu saja, aku tidak akan memaksamu jika kau tidak
ingin." Ia paham sekali, jika ia menggunakan cara keras pada wanita ini,
itu pasti akan menyebabkan kericuhan besar. Tidak
akan baik apabila Ayah sampai terpancing kemari.
Su Xi-er pura-pura berunding sebelum
ia berbisik, "Aku bisa memberitahukan Anda, tetapi Anda tidak boleh
mengatakannya pada siapa pun. Yang terburuk adalah, masalah ini bahkan dapat
dianggap mencoreng Pangeran Hao, dan akan membuat kita berdua kehilangan kepala
kita!" Saat ia berbicara, ia sengaja memasang tampang ngeri.
Shui Ying Lian langsung
mengangguk. "Jangan cemas, aku juga takut kehilangan kepalaku. Sekarang,
cepat beritahu aku apa yang disukai olehnya." Seberkas sinar terang
memancar dari matanya. Selama aku mengetahui preferensi Pangeran Hao,
aku bisa mendekatinya tanpa membuatnya jijik.
Su Xi-er tahu kalau Shui Ying
Lian telah memakan umpannya. "Pangeran Hao menyukai wanita pemberani; dan
mereka harus berani dengan cara yang sesuai dengan seleranya. Susah untuk
menjelaskan seleranya ini. Apabila Anda dengan lancang menantang kekuasaannya
di hadapan orang lain, Pangeran Hao akan langsung menghukum Anda. Tetapi, jika Anda
sedikit lebih berani di malam hari, saat tidak ada orang lain, ia mungkin akan
menyukai Anda."
Shui Ying Lian mengingat-ingat hari
kemarin dengan hati-hati. Pantas saja ekspresi Pangeran Hao tidak
senang hari itu. Ternyata, karena aku bertingkah berani di waktu yang salah.
Semua orang hadir, jadi bukankah aku membuatnya kehilangan muka?
Jadi begitu! Sebuah ide
muncul di mata Shui Ying Lian. Ia memandangi teko di atas tungku dan tersenyum.
"Apakah tidak masalah jika aku membawakan air panasnya pada Pangeran
Hao?"
Su Xi-er sengaja mengibaskan
tangannya berulang kali. "Tidak boleh. Karena Pangeran Hao sudah
memerintahkanku untuk mengantarkannya, aku akan menanggung akibatnya jika ia
tahu kalau Anda mengambil alih tugasku."
"Aku punya sebuah
cara!" Shui Ying Lian tersenyum dan mengangkat tangannya, baru saja akan
mengincar titik akupuntur tidur Su Xi-er. "Aku akan membuatmu pingsan. Bagaimana
kau akan mengantarkan airnya kalau kau sedang tidak sadarkan diri?"
Su Xi-er bergerak dengan cepat ke
samping, menghindari serangan Shui Ying Lian. Ia adalah seorang putri
yang dibesarkan dengan baik dari sebuah keluarga bangsawan, tetapi ia tahu dimana
letak titik akupuntur tidur berada.
Alis Shui Ying Lian mengernyit
karena ia tidak memahami maksud Su Xi-er. Hanya jika ia pingsan,
Pangeran Hao tidak akan menyalahkan Su Xi-er meskipun ia mengetahuinya.
"Anda tak harus membuatku
pingsan. Aku bisa berpura-pura pingsan. Apakah Anda ingin mengganti baju Anda
jadi seragam abu-abu kasar sebelum masuk? Kalau tidak, dengan gaun kuning
terang Anda ini, Anda akan ditendang keluar sebelum Anda bisa masuk." Su
Xi-er mengusulkan lambat. Membiarkan Shui Ying Lian mengganti bajunya
dan mengantarkan air dengan menyamar menjadi diriku bisa dianggap sebagai
'kejutan menyenangkan' besar untuk 'membalas' tindakannya.
Ekspresi Shui Ying Lian jadi
cerah. "Baiklah! Ayo lakukan! Kita akan bertukar pakaian, maka kau akan
berpura-pura tidak sadarkan diri sementara aku mengantarkan air panasnya. Jika
itu berhasil, aku akan berterima kasih padamu dengan benar."
"Anda tidak perlu berterima
kasih padaku."
Selagi Su Xi-er dan Shui Ying
Lian bertukar pakaian, Shui Ying Lian tanpa sengaja melihat bekas luka di
bagian belakang pundak gadis itu.
Tanpa sadar, tubuh Shui Ying Lian
pun gemetaran. Wanita ini sudah menderita begitu banyak. Ia dipukuli
sampai jadi begini.
"Apabila aku menjadi Hao Wang Fei di masa mendatang, kau tidak
akan kekurangan keuntungan. Tidak akan ada lagi orang yang mencambukimu."
Shui Ying Lian bersumpah khidmat.
Selama ia tidak memperebutkan
Pangeran Hao denganku, semua hal lainnya bisa dengan mudah dinegosiasikan.
Su Xi-er terkekeh. "Aku
harap Anda beruntung. Pastikan Anda membawakan airnya hanya setelah Anda
menambahkan sedikit air dingin dan mengatur suhunya dengan benar."
Shui Ying Lian mengikuti
instruksi Su Xi-er, dan segera membawakan sebaskom air keluar dari ruang
mendidihkan air.
Saat ia mencapai ambang pintu, Su
Xi-er menasihatinya, "Tundukkan kepala Anda. Jangan biarkan Pangeran Hao
melihat wajah Anda."
Shui Ying Lian mengangguk.
Jantungnya berdebar sangat kencang bersamaan langkah kakinya yang memberat.
Su Xi-er memadamkan api di bawah
tungku dan duduk di atas bangku kayu, memandangi pemandangan malam di halaman
melalui jendela.
Cahaya bulan bersinar menerangi
wajah Su Xi-er. Dilengkapi dengan gaun kuning terang, ia tampak mirip ilusi
yang indah. Jika ada orang di sekitarnya, mereka pasti akan tertegun melihat
pemandangan tak terlupakan ini.
Su Xi-er mengangkat sudut
bibirnya. Pei Qian Hao, aku penasaran, apakah kau akan menyukai kejutan
menyenangkan yang kukirimkan padamu? Dasar pria tidak tahu malu. Saat
ia teringat akan apa yang telah dilakukan padanya, ekspresinya berubah
mengerikan.
***
Shui Ying Lian membawakan baskom
air panas itu sembari berjalan ke kamar Pei Qian Hao. Setelah menarik napas
dalam-dalam, ia membuka pintunya, dan masuk.
Suara dalam dan rendah pun
terdengar, membuatnya membayangkan bagaimana bibir tipisnya bergerak. Bahkan
suaranya saja begitu mempesona.
"Bawakan airnya dan
singkirkan hidangan di atas meja."
Shui Ying Lian tidak berani
bersuara, takut kalau ia akan mengenali suaranya. Ia menundukkan kepala selagi
berjalan masuk kamar dalam selangkah demi selangkah!
Sewaktu ia mengangkat kepalanya,
ia melihat Pangeran Hao ... sedang melepas pakaian!
Baju bagian atasnya tergantung di
pundak Pei Qian Hao, sosok kuatnya menyebabkan Shui Ying Lian menatapnya penuh
gairah.
"Turunkan baskom kayunya dan
keluarlah."
Melihat kalau Pangeran Hao terus
melepaskan pakaiannya, Shui Ying Lian meneguk ludahnya gugup. Ia sudah
mendengar ketidaksenangan dalam suaranya.
Ia pun menundukkan kepala dan
meletakkan baskom kayu di samping, sehelai saputangan tergantung di sisinya.
Bersamaan angin malam yang
berembus, aroma tubuh wanita itu melayang masuk ke hidung Pei Qian Hao,
menyebabkan alisnya mengerut sementara ekspresinya jadi tak terbaca.
Ia mengangkat lagi bajunya dan
mengenakannya dengan benar sebelum berbalik menghadap wanita di depannya.
Walaupun ia tidak mengatakan
apa-apa, Shui Ying Lian merasakan intimidasi yang kuat.
"Kau bukan dia."
Perkataan itu diucapkan dengan intonasi dalam, nada suara yang percaya diri,
dan juga tekanan mengancam.
Shui Ying Lian merasa kalau pria
ini sangatlah berbahaya, bahkan lebih daripada ia di hari itu!
"Kau mengenakan baju yang
sama dan juga gaya rambut yang sama dengannya." Pei Qian Hao agak
menyipitkan matanya. Hanya saja ... aromanya berbeda.
Shui Ying Lian tidak berani
mengangkat kepalanya, gemetaran tak terkendali sewaktu ia bersimpuh di atas
tanah. "Mohon ampuni aku, Pangeran Hao."
Pei Qian Hao mendengus dingin.
"Berlututlah di halaman dan angkat baskom air itu di atas kepalamu
semalaman. Jika kau menurunkannya, nyawamu akan melayang besok."
Shui Ying Lian begitu ketakutan
sampai-sampai ia jadi tak mampu berbicara dan membeku di tempat.
"Enyahlah." Suara dalam
dan rendah itu terdengar lagi. Sekujur tubuh Shui Ying Lian gemetaran saat ia
segera bangkit pergi.
Pei Qian Hao berdiri dan berjalan
keluar kamar. Menilai dari kenyataan bahwa mereka bahkan bertukar
pakaian, ini pasti idenya. Kalau tidak, aku tidak percaya kalau ada seseorang
di dunia ini yang mampu memaksanya untuk mengikuti hal semacam ini.
Saat ia tiba di halaman, Pei Qian
Hao menyapukan pandangannya sambil lalu pada si gadis yang tengah memegangi
baskom air.
Ekspresi di matanya mirip seperti
sebilah pedang diselubungi es, menyebabkan Shui Ying Lian merasakan pedang beku
menancap di sekujur tubuhnya.
Ia teringat hari dimana ia pertama
bertemu Pangeran Hao. Ia menunjuk dengan jari teracung padanya dan
mengumumkan, "Ayah, aku ingin menikahi pria ini."
Pada waktu itu, ia tidak tahu
kalau orang yang dimaksud adalah si Pangeran Hao yang termahsyur. Hanya setelah
ayahnya menegurnya, barulah ia mengetahui tentang identitasnya.
0 comments:
Posting Komentar