Rabu, 16 Juni 2021

CTF - Chapter 92

Consort of A Thousand Faces

Chapter 92 : Wanita Memang Merepotkan


Wu Ling berdiri di luar pintu seorang diri saat kelopak matanya mendadak berkedut. Sup jamur putih polong teratai itu pasti disiapkan untuk Su Xi-er, itu, aku bisa menerimanya. Apa yang tak bisa kuterima adalah, Pangeran Hao sendiri yang membawakannya masuk. Jangan bilang padaku, kalau ia bahkan akan menyuapinya?

Bayangkan, benar-benar ada seorang wanita di dunia ini yang dapat menikmati perlakuan semacam ini. Takutnya, bahkan calon Hao Wang Fei saja tak akan mendapatkan perlakuan dengan cara seperti itu.

Semakin ia memikirkannya, semakin ia merasa segalanya tidak meyakinkan. Su Xi-er hanyalah seorang dayang dari Istana Samping. Wu Ling menggelengkan kepalanya. Hanya setelah suara dingin dari dalam kamar terdengar, barulah ia tersadar.

"Cepat pergi ke pabrik sutranya."

Wu Ling segera membungkuk dan menerima perintah. "Hamba akan berangkat sekarang." Kemudian, ia berbalik dan dengan cepat berjalan pergi.

***

Di dalam kamar, Pei Qian Hao meletakkan sup jamur putih polong teratainya di atas meja. "Kemari dan minum sendiri."

Su Xi-er mengangguk dan bersiap turun dari ranjang, tetapi ia tidak memperhitungkan kalau bajunya panjang, dan kerahnya lebar. Tak dapat dihindari, ia akan tanpa sengaja memperlihatkan bagian tubuhnya yang tak semestinya terekspos.

Setelah melihatnya, Pei Qian Hao mengerutkan alisnya dan memelankan suaranya. "Wanita memang merepotkan."

Kemudian, ia mengangkat sup jamur putih polong teratainya. "Duduk di tepi ranjang dan jangan bergerak." Ia menggunakan nada memerintah. Dengan ekspresi tidak senang, ia membawakan mangkuknya dan berjalan mendekat.

Ketika ia hendak menyerahkan mangkuknya pada Su Xi-er, ia menyadari bagian bawah mangkuknya masih panas dan menggumam lagi, "Wanita memang merepotkan."

Meskipun ia mengeluh, ia tetap segera menyendokkan satu sendok penuh sup ke mulut Su Xi-er. "Hati-hati, masih panas."

"Pangeran Hao, hamba akan minum sendiri. Aku tidak perlu disuapi oleh Anda."

"Apakah kau tahu betapa panas bagian bawah mangkuknya? Tanganmu akan mulai melepuh segera setelah kau menyentuhnya." Tepat setelah ia selesai mengatakannya, ia merasa sepertinya sudah terlalu banyak bicara.

Oleh sebab itu, setelahnya, Pei Qian Hao menggunakan sendok untuk membuka mulut Su Xi-er, memaksa menyuapinya.

Begitulah, Su Xi-er minum sesendok demi sesendok, meniupnya sebelum meminumnya.

Ketika bagian bawah mangkuknya terlihat, suara Wu Ling terdengar lagi. "Hamba telah kembali. Di antara banyak gaun di pabrik sutra, hamba hanya mengambil beberapa gaun secara acak karena aku tidak mengerti tentang busana wanita. Aku tidak tahu apakah Su Xi-er akan menyukai mereka."

Di kalimat terakhirnya, Wu Ling merasa kalau ia telah mengucapkan sesuatu yang salah! Tetapi perkataan seperti susu yang tumpah, dan tak bisa ditarik kembali.

Segera setelah pintu terbuka, baju di tangan Wu Ling diambil dan digantikan oleh satu mangkuk kosong.

"Bersihkan ini, begitu juga dengan sisa makanan di meja kamar bagian luar."

'Sisa makanan' itu tepatnya adalah produk gagal masakan Su Xi-er.

Setelah ia menyelesaikan instruksinya, Pei Qian Hao membawa bajunya dan berjalan ke arah kamar dalam. Wu Ling jadi semakin keheranan. Sandiwara apa yang tengah dimainkan Pangeran Hao?

"Untuk sementara, pakailah baju-baju ini."

Beberapa helai baju berwarna terang dilemparkan ke tangan Su Xi-er. Kilauan gaunnya tampak jelas, dan desain dekoratif pada kelimannya pun beragam. Beberapa berbentuk kelopak bunga, rerumputan, kupu-kupu, dan yang lainnya berwarna polos.

"Pangeran ini akan keluar. Datanglah ke pintu masuk utama Kantor Pemerintahan Provinsi setelah kau berganti pakaian dan membersihkan dirimu." Kemudian, Pei Qian Hao berjalan keluar kamar tanpa melirik sedikit pun ke arahnya.

Setelah melihat Pei Qian Hao pergi, tergesa-gesa, Wu Ling membersihkan semuanya sebelum mengikutinya.

Su Xi-er memilih sehelai gaun dengan motif dedaunan dan mengganti baju Pei Qian Hao.

Setelahnya, ia menyisir rambunya sederhana dan menggulungnya tinggi-tinggi, tetapi merasa kalau gaya rambut semacam ini tidak sesuai dengan pakaiannya.

Tiba-tiba saja, beberapa perkataan yang pernah diucapkan Lü Liu pun masuk dalam benaknya. "Putri Pertama Kekaisaran, Anda tampak cantik tak peduli gaya rambut macam apa yang Anda pakai. Namun, hamba merasa kalau Falling Bun lebih cocok dengan Anda."

Falling Bun .... Sudah lama semenjak aku menggunakannya. Bola mata Su Xi-er meredup sesaat sebelum ia mengangkat tangannya sekali lagi, terus memutar-mutar mereka di sekitar kepalanya.

Beberapa saat kemudian, gaya rambut Falling Bun pun selesai. Itu membuatnya terlihat jauh lebih cantik lagi. Setelah meminum semangkuk sup jamur putih polong teratai, warna kulitnya pun membaik.

Su Xi-er melipat baju yang ada di ranjang bersamaan dengan milik Pei Qian Hao. Ketika ia membuka lemari bajunya, ia menyadari ada sebuah buntalan kain di dalamnya.

Tadinya, hanya baju Pei Qian Hao saja yang boleh dimasukkan dalam buntalan kain itu. Akan tetapi, tidak akan baik pula apabila ia membiarkan orang lain melihatnya berkeliaran dengan setumpuk gaun cerah dan cantik ini.

Karenanya, ia memasukkan semua baju yang terlipat ke dalam buntalan kain.

Setelah semuanya selesai, Su Xi-er berjalan keluar dari pintu kamar dan menuju Kantor Pemerintahan Provinsi.

Hari ini, mereka akan melanjutkan perjalanan mereka menuju Nan Zhao tanpa berhenti di Kantor Pemerintahan Provinsi lagi.

Angin dan hujan dari semalam telah reda, dan cuaca hari ini hangat juga indah. Mataharinya tidak terlalu terik, sebaliknya, meminjamkan cahaya berkilaunya pada siapa pun yang disinarinya.

Di sepanjang perjalanan menuju Kantor Pemerintahan Provinsi, semua orang dan dayang yang melihat Su Xi-er akan berhenti sembari melongo memandangnya .

Darimana datangnya gadis cantik tak tertandingi ini? Kami tidak pernah melihat gaya rambut semacam itu sebelumnya. Ada tiga setengah lingkaran di bagian belakang kepalanya dan sisa rambutnya yang lain menyilang di pundaknya, terurai longgar di atas dadanya. Ia mengenakan gaun merah muda dengan sulaman rerumputan di kelimannya.

Roman wajah berhiaskan senyum tipis ditambah dengan hidung sedikit terangkat sementara mata berkilaunya dilengkapi dengan alis rampingnya.

Hanya setelah Su Xi-er hilang di kejauhan barulah segerombolan orang dan dayang itu tersadar.

Kita baru saja melihat seorang dewi. Bagaimana bisa ada orang secantik itu di dunia manusia!

Sisa perjalanan Su Xi-er ke Kantor Pemerintahan Provinsi dilalui dengan cara yang serupa.

Hakim Provinsi Shui, Wu Ling, begitu pula sekelompok pengawal kekaisaran yang berasal dari Kediaman Pangeran Hao, berdiri di pintu masuk utama. Saat semua orang melihat Su Xi-er, mereka pun tertegun.

Hanya Tuan Shui dan Wu Ling yang mengenali siapa wanita ini.

Mata Wu Ling melebar. "Su Xi-er?"

Su Xi-er menekuk lututnya dan memberi salam. "Hamba memberi hormat pada Pengawal Kekaisaran Wu."

Ia sudah sangat cantik selagi mengenakan seragam dayang istana. Sekarang, karena ia sudah berdandan dengan layak, ia tampak lebih .... Wu Ling tidak mampu memikirkan kalimat untuk menggambarkannya. Tatapannya melayang ke arah kereta kuda yang besar itu. Akankah Pangeran Hao tak mampu mengendalikan dirinya?

Setelah menyadari apa yang baru saja dipikirkannya, Wu Ling berharap ia bisa memukuli dirinya sendiri untuk membuatnya tersadar. Tentu saja Pangeran Hao bisa mengendalikan dirinya! Apakah aku masih harus mempertanyakan tentang itu? Gadis cantik mana yang belum pernah dijumpai Pangeran Hao? Ini hanya Su Xi-er!

"Pengawal Kekaisaran Wu, pejabat rendahan ini tidak mampu menyambut Pangeran Hao dengan baik dan telah menyebabkan banyak masalah. Aku memohon ampun atas kesalahanku."

Wu Ling melambaikan tangannya. "Tidak perlu. Tuan Shui, kau hanya perlu mengurus Provinsi Zhi dengan baik. Sementara itu, untuk yang lainnya, Pangeran Hao tidak akan mengambil hati."

Setelahnya, ia memandangi Su Xi-er. Apakah Pangeran Hao ingin agar ia naik ke kereta kuda? Ia sudah berada di dalam kereta kudanya, tetapi kenapa juga ia belum memberikan perintah ...?

"Pengawal Kekaisaran Wu, hamba akan duduk di kereta kuda itu." Su Xi-er menunjuk ke arah sebuah kereta kuda yang lebih biasa di bagian belakang sebelum berjalan ke arahnya.

Saat ia melewati kereta Pei Qian Hao, suara dinginnya terdengar dari balik tirai. "Naik ke kereta kudanya."

Segera setelah Wu Ling mendengar itu, ia langsung bergerak maju. "Yang Mulia menyuruhmu naik ke kereta kudanya. Kenapa kau masih berdiri saja di sini? Cepatlah naik!" Ia bicara dengan sangat cepat, seolah ia ingin mendesak Su Xi-er menaiki kereta kudanya.

Su Xi-er melirik ke kereta kuda di sebelahnya. Sebuah kereta kuda luas dengan rumbai kuning tergantung di sekelilingnya. Kalau aku naik, aku tidak akan bisa meninggalkan kereta kuda ini sepanjang perjalanan.

Aku akan sendirian saja bersama Pei Qian Hao hingga kami tiba di Nan Zhao ....

"Su Xi-er, cepatlah. Jangan menghabiskan kesabaran Pangeran Hao." Wu Ling jadi gelisah, dan berharap ia bisa mendorongnya masuk ke dalam kereta kuda.

Terjebak di antara bongkahan batu dan tempat yang keras, Su Xi-er hanya mampu menganggukkan kepalanya, mengikuti seraya menggunakan tangannya, mendorong pintu kereta kudanya pelan dan mengerahkan tenaga di kakinya.

Tepat saat ia akan bangkit, tangan besar mendadak terulur dari dalam tirainya dan menarik tangannya yang ada di kusen pintu, langsung menariknya naik.

Su Xi-er kehilangan keseimbangan, alhasil, ia mendorong jatuh pria yang telah menariknya naik. Demi menstabilkan dirinya, tangannya menarik baju pria itu.

Tepat di saat ini, kereta kudanya berjalan maju.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar