Selasa, 01 Juni 2021

CTF - Chapter 91

Consort of A Thousand Faces

Chapter 91 : Orang Dengan Marga 'Yun'


"Angkat kepalamu. Kau tidak berani menatap Pangeran ini karena rasa bersalahmu? Apakah 'Yun' adalah sebuah marga? Pria atau wanita?" Pei Qian Hao melemparkan beberapa pertanyaan beruntun, tiap pertanyaannya menimpa hati Su Xi-er dengan berat layaknya bebatuan.

Su Xi-er menekan emosinya dan mengangkat kepalanya setelah ekspresinya kembali normal. "Pangeran Hao, hamba tidak paham apa yang sedang Anda bicarakan. Yun apa? Apanya yang pria atau wanita?"

"Ketika kau sedang tidak sadar, kau terus menjeritkan 'Yun'. Jikalau kau tidak sedang menyebut seseorang, apakah kau mau bilang kalau itu adalah awan putih yang mengambang di langit?"

(T/N : Karakter 'Yun' di sini berarti awan, tetapi bisa juga sebuah marga.)

Su Xi-er mendadak tersenyum. "Anda benar. 'Yun' yang aku maksud tak lain tak bukan adalah awan putih yang melayang di atas langit. Sebelum hamba masuk istana, aku punya seorang adik lelaki yang suka sekali memakan permen kapas di rumah tetangga. Segumpal permen kapas putih itu mirip sekali dengan awan."

"Jadi, 'Yun' yang kau sebut ini maksudnya adalah adik lelaki di rumah tetangga. Kau begitu mempedulikannya sampai-sampai memikirkannya ketika kau tertidur?"

Su Xi-er merasakan ada yang tidak beres dengan ekspresi Pei Qian Hao dan langsung menambahkan, "Pangeran Hao, Anda terlalu banyak berpikir. Apa yang hamba kenang adalah masa-masa sebelum aku masuk ke dalam istana. 'Yun' merujuk pada masa-masa menyenangkan itu."

Pei Qian Hao mengangkat alisnya. "Benarkah?"

"Tiap katanya adalah kenyataan. Mengapa hamba ingin membohongi Anda, Pangeran Hao?"

Ada senyum tak terbaca yang menggantung di sudut mulut Pei Qian Hao. "Memang benar, mengapa kau berani membohongi Pangeran ini? Lagipula, kau saja berani mengakui kau mengerjai Pangeran ini." Mengapa ekspresinya begitu menyakitkan jika ia sungguh mengenang masa menyenangkan? Mengapa tabib bilang kalau ia punya terlalu banyak hal dalam benaknya jika ia sungguh berkata jujur? Wanita ini sedang berbohong.

Tetapi, aku tidak akan membongkarnya. Aku ingin agar kebohongannya runtuh dengan sendirinya.

"Pangeran Hao, hamba akan pergi tidur ke kamar samping." Kemudian, Su Xi-er menggunakan tangannya untuk menopang dirinya di sandaran ranjang, mulai bangkit.

Akan tetapi, sebelum ia bisa cukup jauh, ia ditekan ke bawah oleh tangan besar. "Tidur saja di sini. Apakah kau kira Pangeran ini tetap akan menggunakan ranjangnya setelah dikotori oleh baumu?"

Su Xi-er menengadah menatapnya. Setelah merenunginya sejenak, ia menjawab pelan, "Hamba mematuhi perintah."

"Apakah kau tahu apa yang kau katakan mengenai Pangeran ini sebelum kau hilang kesadaran?"

Jantung Su Xi-er berdebar. Apakah aku mengatakan sesuatu yang buruk lagi?

"Kau bilang kalau kau takut pada Pangeran ini. Takut akan aura yang menyelimuti Pangeran ini akan membekukanmu sampai mati. Su Xi-er, karena kebetulan saja kau tengah demam sekarang ini, bagaimana kalau kau bersandar lebih dekat pada Pangeran ini dan menurunkan suhu tubuhmu?"

Su Xi-er memandanginya bingung. Aku mengucapkan sesuatu seperti itu? Meskipun aura dinginnya memang membuat orang merasa seakan terjatuh ke dalam sebuah lubang es, aku pasti sangat linglung hingga mengatakan sesuatu seperti itu.

"Pangeran Hao, Anda tidak boleh menganggap perkataan hamba secara serius. Anda harusnya mencemaskan tentang istirahat yang cukup. Sudah larut malam, dan besok kita akan melanjutkan perjalanan kita."

"Kita memang harus bergegas meneruskan perjalanan, tetapi bagaimana bisa Pangeran ini tidur? Apakah kau akan melayani Pangeran ini tidur?"

Kata-kata itu meluap dari bibirnya, tetapi ekspresinya tetap tak berperasaan, membuat Su Xi-er tak mampu membaca tujuan pria itu sebenarnya.

Karena ia tidak mengizinkannya turun dari ranjang, maka ia pun kembali berbaring. "Pangeran Hao, jika Anda tidak tidur, maka hamba yang akan tidur."

Aku sedang sakit. Ia tidak akan sembarangan melepaskan bajuku.

Baju ... Su Xi-er baru memejamkan mata ketika ia membukanya dengan cepat dan menurunkan kepalanya untuk memeriksa baju di tubuhnya.

Ini bajunya! Ia menggantikan bajuku dengan bajunya!

"Akhirnya kau menyadari baju yang kau kenakan. Reaksimu lebih lambat dari biasanya."

"Pangeran Hao!" Tubuhku sudah dilihat semua olehnya ....

"Pangeran ini tidak pernah membantu siapa pun mengenakan pakaian sebelumnya. Tetapi, daripada menganggapnya sebagai suatu kehormatan dan bersyukur, kau malah marah?"

Su Xi-er mengerucutkan bibirnya. Sekarang, karena sudah jadi begini, tak akan ada gunanya lagi walaupun aku berkata lebih banyak.

"Terima kasih, Pangeran Hao." Kemudian, ia berbaring, memejamkan mata, dan memutar tubuhnya, tak lagi melihatnya.

Pei Qian Hao tidak bicara, memilih duduk di atas bangku kayu hingga langit berubah terang.

***

Pangeran Hao terbangun di hari berikutnya berkat ketukan di pintu kamarnya. Itu adalah Wu Ling, yang menunggangi kuda terbaik agar dapat menempuh perjalanan dengan sangat cepat demi melakukan perjalanan pulang-pergi ke ibu kota dan Kantor Pemerintahan Provinsi dalam semalam.

Di luar kamar, Wu Ling membungkuk dan berbisik, "Su Xi-er dijual oleh orang tuanya saat masih kecil, kemudian disuruh melakukan pekerjaan kasar di kedai minuman setelah itu. Sebagai gadis kecil yang mulai menampakkan kecantikannya, ada banyak orang yang mengincarnya waktu itu."

Suhunya tampak turun drastis selagi Pei Qian Hao menjawab, kini, terdapat aura berbahaya dalam suaranya. "Teruskan laporanmu."

"Ia mengalami banyak sekali kesukaran di kedai minuman itu. Beberapa pria ingin membawanya pulang untuk dibesarkan sebagai calon pengantin cilik, sementara yang lainnya ingin bermain-main dengannya, meski ia masih seorang bocah ...." Di titik ini, Wu Ling tak mampu terus menguraikannya. Terlalu tragis.

Pei Qian Hao mendengus dingin, aura membekunya cukup untuk meresap hingga ke tulang. "Lanjutkan."

"Yang Mulia, Su Xi-er ini terlalu menyedihkan. Ketika ia masih kecil, seseorang menyentuh wajahnya dan ia hampir saja .... Beruntungnya, pengurus kedai teh itu adalah seseorang yang baik hati dan menyelamatkan Su Xi-er. Namun, bukan hanya si pengurus kehilangan nyawanya karena masalah ini, bahkan kedai tehnya pun terkena imbasnya karena ia menyinggung seorang bangsawan. Di bawah keadaan semacam ini, kedai tehnya juga tak bisa terus beroperasi."

Akhirnya, Pei Qian Hao memahami mengapa ia memperlihatkan ekspresi sesakit itu. Aku tidak menyangka kalau pengalaman masa kecilnya sangat ....

Tampaknya, aku sudah kelewatan dengan tindakanku.

"Yang Mulia, hamba sudah menyelidikinya dengan cermat. Orang yang menyebabkan Su Xi-er nyaris kehilangan nyawanya tahun itu adalah orang dari cabang Keluarga Pei. Ia adalah sepupu tertua dari ayah Ibu Suri, Pei Yong."

"Pangeran ini sudah paham dengan sangat jelas. Mundur dan siapkan beberapa gaun wanita yang cantik dan kirimkan kemari. Ditambah lagi, bawakan sup jamur putih polong teratai juga.

(T/N : ini contoh supnya.)

Sup Jamur Putih Polong Teratai

Wu Ling tercengang. Apa! Gaun wanita dan sup jamur putih polong teratai? Apa yang ingin dilakukan oleh Pangeran Hao?

"Cepatlah pergi." Pei Qian Hao menyapukan tatapan dingin padanya.

Wu Ling masih belum pulih dari ketakjubannya. Namun, ia tidak berani membantah perintah Pangeran Hao.

Oleh karenanya, Wu Ling segera menerima perintah dan pergi. Sekali lagi, aku melakukan hal yang berkaitan dengan wanita. Ya ampun, belakangan ini, apa pun yang kulakukan hanya bisa berkaitan dengan Su Xi-er.

(T/N : maklumi ya, Su Xi-er kan calon majikan masa depanmu juga abang Wu Ling wkwk)

Pei Qian Hao berbalik memandangi kamar, memikirkan tentang wanita yang tengah berbaring di dalamnya. Masa-masa menyenangkan. Aku menduga, itu sebelum ia dijual oleh orang tuanya, bukan?

Adik lelaki tetangga. Permen kapas. Yun. Semua ini adalah kenangan terindah dalam hatinya. Semuanya setelah itu hanya diisi oleh rasa sakit.

Itulah mengapa ia akan menjeritkan 'Yun' dengan wajah diliputi kesengsaraan. Ia tak akan pernah kembali ke masa-masa indah dalam hidupnya, ditakdirkan untuk dihantui oleh kenangan menyakitkan itu.

Akan tetapi, Pei Qian Hao tidak tahu bahwa pengalaman ini, sama sekali bukan milik Su Xi-er yang sekarang. Sebenarnya, jiwa lain yang kini mendiami tubuh Su Xi-er punya pengalaman yang jauh lebih malang dari ini.

Rasa sakit yang mengikis tulangnya layaknya mimpi buruk itu, terlalu sulit dilenyapkan dari benaknya.

***

Saat Pei Qian Hao kembali ke dalam kamar, Su Xi-er sudah bangun. Namun, dikarenakan kurangnya baju yang sesuai, ia tetap diam di ranjang selama ini.

"Jangan khawatir, Pangeran ini tak akan membiarkanmu keluar selagi mengenakan ini."

"Pakaian hamba ...."

"Lebih baik kau berhenti memakai seragam kasar itu. Ini bukanlah istana kekaisaran Bei Min. Bagaimana kalau kau mengenakan apa yang semestinya dikenakan seorang wanita?"

Su Xi-er baru saja akan menolaknya saat Pei Qian Hao melanjutkan, "Bukankah kau bilang kalau Pangeran ini paling menyukai gadis cantik? Apakah kau tidak takut Pangeran ini akan tiba-tiba murka dan melemparkanmu pada serigala jika kau tidak mengenakan baju yang bagus selagi berada di sisiku?"

Ia yang paling berkuasa di sini. Aku tidak bisa membantah. Jika aku tetap bersikeras mengenakan seragam kasarnya, aku tak akan bisa melawannya yang akan mengambil dan membuang seragam itu.

"Hamba mematuhi instruksi Pangeran Hao."

Tepat setelah ia bicara, ada ketukan lagi di pintu, dan suara Wu Ling pun terdengar. "Yang Mulia, sup jamur putih polong teratainya sudah di sini. Gaunnya harus dibeli di pabrik sutra."

Pei Qian Hao berjalan menuju pintu, membukanya. Ia mengambil sup jamur putih polong teratai dan menutup pintu tanpa mengutarakan sepatah kata pun. 

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar