Rabu, 16 Juni 2021

CTF - Chapter 94

Consort of A Thousand Faces

Chapter 94 : Belas Kasihan


Di saat Su Xi-er mendongak menatap Pei Qian Hao, ia sudah mulai menuju ke arah sayap Heavenly Word.

(T/N : ini merupakan cara bagi penginapan untuk merujuk pada kamar berkualitas tertinggi mereka.)

Luasnya kekuasaan Bei Min bisa terlihat bahkan di dalam sebuah penginapan kecil di perbatasan provinsi yang berdekorasi mewah. Sayap ruangannya dibagi jadi tiga peringkat, Heavenly Word, Human Word, dan Earth Word.

"Nona, apa yang ingin Anda makan dan minum?" Seorang pelayan berjalan ke arah Su Xi-er. Saat ia melihat wanita secantik itu, rona kemerahan pun tanpa disadari merayapi wajah malu-malunya.

Su Xi-er menggelengkan kepalanya. "Aku tidak lapar. Terima kasih banyak."

Pelayannya kaget sesaat sebelum ia mencoba membujuknya, "Tidak boleh; seorang bangsawan baru saja memberitahukan kami agar menyiapkan makanan yang sesuai dengan selera Anda."

"Bangsawan? Bangsawan mana?" Keheranan muncul di wajah Su Xi-er sebelum ia menyadari, tak mungkin lagi ada orang lain selain Pei Qian Hao.

"Bangsawan ini ramping ... beralis yang miring ke atas layaknya pedang, dan mata besar terang mirip bintang. Nona, aku bukan orang terpelajar, dan kekurangan kosakata untuk menggambarkannya. Singkatnya, ia punya aura luar biasa yang cocok dengan Anda." Semakin pelayan itu menjelaskan, semakin malulah dirinya. Aku bahkan tidak bisa bicara dengan benar karena sebegitu tak terpelajarnya diriku.

"Aku sudah tahu siapa orangnya. Deskripsimu sangat bagus." Su Xi-er tersenyum, meredakan atmosfer canggungnya.

Pelayan itu langsung mengangkat kepalanya. "Nona, bangsawan itu menghadiahi orang rendahan ini dengan sebongkah perak, secara khusus untuk menyajikan makanan Anda. Kedai kami ini dekat dengan Nan Zhao dan Bei Min, jadi kami punya hidangan dari kedua kerajaan!"

Hidangan Nan Zhao .... Mata Su Xi-er berbinar sesaat sebelum kembali normal. "Apakah kau punya daftar makanannya? Biarkan aku melihatnya."

"Aku punya! Nona, mohon duduklah di sini." Si pelayan langsung melayani Su Xi-er sementara pelayan lainnya yang sibuk dengan pekerjaan mereka pun terkekeh sendiri. Orang ini terlalu girang hanya karena berjumpa dengan seorang gadis cantik.

Su Xi-er membolak-balikkan daftar makanannya dan menyapukan pandangannya di sepanjang kolom makanan Bei Min sebelum membalikkan ke Nan Zhao. Ada berbagai macam hidangan yang familier, dan walaupun ia belum memakannya, ia sudah bisa mencium aromanya.

Jarinya mendarat di Salad Akar Tertatai selagi ia berpikir sendiri, tempat ini juga punya hidangan ini?

(T/N : sepertinya hidangannya mirip seperti ini.)

Salad Akar Teratai

Pelayan itu menyadari gerakannya dan berkomentar cepat, "Nona, Anda sungguh punya selera yang bagus. Polong teratainya baru saja dikirimkan pagi ini. Ditemani dengan jus dingin ...."

Su Xi-er menyelanya. "Namanya terdengar bagus. Aku akan pilih itu. Dan kurasa, beberapa roti kukus jagung."

(T/N : ada beberapa variasi, jadi ini salah satu contoh roti kukus jagungnya.)

Roti Kukus Jagung

"Ah, roti kukus?" Pelayan itu merasa ini agak tak terduga. Roti kukus adalah untuk orang-orang miskin, sementara Salad Akar Teratai untuk orang-orang kaya. Dua hidangan berdampingan di meja yang sama ....

"Mhm, bawakan sayur asin juga. Pergilah." Su Xi-er tersenyum selagi ia mengembalikan daftar makanannya pada si pelayan.

Pelayan itu mengambil daftar makanannya. "Mohon tunggu sebentar Nona; ini ada seteko teh bening. Walaupun daun tehnya berasal dari musim gugur terakhir, rasanya tak terlalu buruk."

Ia menjelaskan selagi menuangkan secangkir teh untuknya.

Su Xi-er mengangkat cangkir tehnya dan mengendusnya. Ini adalah ....

"Nona, ini adalah teh harum Nan Zhao. Murah, tetapi harum. Ini adalah yang terbaik untuk menghibur para pelanggan di kedai-kedai teh dan restoran. Silakan nikmati perlahan-lahan. Orang rendahan ini akan pergi dan memesankan hidangan Anda." Pelayannya pergi dengan ekspresi tersenyum. Aku telah melayani seorang gadis cantik, bahkan menerima sebongkah perak. Si bangsawan dan nona ini benar-benar cocok sekali satu sama lainnya, hanya berdasarkan penampilan mereka saja!

Su Xi-er mendekati cangkir tehnya. Ini aroma familier dari teh harum. Teh harum adalah kesukaan Yun Ruo Feng ....

Dulu, Lü Liu pernah bertanya padanya sembari tersenyum, "Yang Mulia, Jenderal Yun tak lagi seperti hari-hari dulunya. Kenapa ia masih meminum teh harum meski statusnya luar biasa? Teh harum kan teh yang diminum oleh keluarga biasa."

Dendam muncul di mata Su Xi-er selagi ia menggenggam cangkir tehnya seolah itu adalah leher Yun Ruo Feng. Tak ada hal lain yang diinginkannya ketimbang menyiksanya sampai mati dan membuatnya mati tanpa adanya makam!

Ekspresinya jadi kian berat sampai si pelayan datang membawa hidangan di atas nampan. Di waktu ia menangkap penampilan Su Xi-er saat ini, ia melompat ketakutan. Apa yang terjadi?

"Nona ...." Pelayan itu menurunkan nampannya seraya gemetar ketakutan. "Hidangan Anda sudah di sini."

Su Xi-er terus mempertahankan tatapan dinginnya dan berterima kasih pada si pelayan. Kemudian, ia mengambil sumpitnya dan pelan-pelan memakan Salad Akar Teratainya.

Salad Akar Tertai merupakan hidangan khas Nan Zhao. Terdapat rasa manis tercakup dalam rasa pahitnya, dan berfungsi sebagai nutrisi penting bagi wanita.

"Nona, silakan nikmati perlahan-lahan. Mohon panggil orang rendahan ini lagi jika Anda punya instruksi lainnya." Melihat roman muka Su Xi-er yang menyeramkan, pelayan itu langsung mundur.

Su Xi-er memakan beberapa suap Salad Akar Teratainya sebelum beralih ke roti kukus jagungnya. Ia merobeknya sebelum menambahkan sayur asin ke dalamnya dan menggigitinya.

Selama kekacauan dalam perang, hanya ada sedikit makanan, bahkan bisa memakan roti kukus saja sudah bisa dianggap sebagai kemewahan.

Tak peduli seberapa kerasnya itu, ia harus menahannya demi meredakan kerusuhan. Setelah perang berakhir, semuanya kembali pada jalurnya. Kebijakan baru pun diimplementasikan, membawanya pada peningkatan cepat pada keseluruhan kondisi Nan Zhao. Hanya dalam beberapa bulan saja, mereka jadi peringkat kedua di seluruh empat kerajaan, tetapi mereka masih tertinggal jauh dari Bei Min. Paling tidak, situasinya jauh lebih baik ketimbang di masa lalu.

Tadinya, ia mengira kalau situasinya akan terus berkembang, tetapi siapa yang menyangka ....

Sedikit demi sedikit, Su Xi-er mendongakkan kepalanya. Kepedihannya seperti sungai yang mengalir deras di dalam hatinya.

***

Pei Qian Hao menatap ke bawah selagi ia berdiri di ujung lantai dua. Walaupun ia tidak bisa melihat wajah Su Xi-er, ia bisa tahu dari sosok belakangnya kalau ia merasa sangat sedih sekarang ini. Bukan kesedihan, bukan pula duka, tetapi penderitaan mendalamlah yang tengah dirasakannya.

Sebelum ia masuk ke istana, ia pernah ditindas orang lain, dan pengurus yang baik hati mati karena menyelamatkan dirinya. Pria sudah terkucil menjadi keberadaan yang menjijikkan dalam matanya. Namun, kalau begitu, semestinya ia membenci Bei Min. Tetapi, mengapa penderitaan mendalamnya jadi kian jelas selagi kami mendekati Nan Zhao?

"Yang Mulia ...." Melihat Pangeran Hao menatap Su Xi-er sekian lama, mau tak mau, Wu Ling pun memanggilnya.

"Apakah kau sudah menyelidiki secara mendalam mengenai Su Xi-er sebelum ia masuk ke dalam istana?"

Wu Ling mengangguk. "Semuanya sudah diselidiki dengan mendalam. Sementara untuk orang tuanya, mereka sudah mati, dan orang mati tak bisa bercerita, jadi aku pun tidak bisa mencari tahu dari mana-mana lagi."

"Apakah orang tuanya berhubungan dengan Nan Zhao?"

Wu Ling tidak paham. Kenapa sekarang Nan Zhao jadi ikut ditarik juga?

"Yang Mulia, orang tuanya adalah warga Bei Min. Mereka lahir dan meninggal di Bei Min. Kerena mereka terlalu miskin, jasad mereka bahkan tak dimakamkan dengan baik. Hamba sudah berkeliling di sekitar area itu dan tidak menemukan makam mereka."

Pei Qian Hao mendengus dingin. "Mereka merosot hingga ke tahap menjual putri mereka sendiri. Sudah sepatutnya mereka mengalami akhir semacam itu."

Tubuh Wu Ling menegang. Ia bisa membedakan rasa kasihan juga kebencian dalam nada bicara Pangeran Hao. Demi Su Xi-er, emosi Pangeran Hao sudah jadi seperti ini?

"Yang Mulia, tidakkah Anda merasa kalau kata-kata Anda agak aneh? Anda tidak pernah mengasihani ...."

Pei Qian Hao menembakkan tatapan dingin yang langsung membungkam Wu Ling. "Kapan Pangeran ini mengasihani seseorang? Aku hanya menilai masalah ini sesuai kenyataannya. Mereka mengabaikan putri mereka dan berjuang untuk hidup dengan mengurangi sedikit keberadaannya."

"Yang Mulia ... barangkali Anda tidak memahami orang-orang miskin." Wu Ling tidak berani mengangkat kepalanya, tetapi merasa apa yang dikatakannya sangat masuk akal.

Pei Qian Hao tertawa dan menatap Su Xi-er. Saat ini, eskpresinya sudah kembali normal selagi ia memakan roti kukus dan Salad Akar Teratainya pelan-pelan.

"Pangeran ini memang tidak memahami orang miskin." Namun, aku tahu bahwa, tak peduli sekeras apa pun itu, orang tuaku tidak akan mengabaikanku. Tetapi, hubungan di antara manusia tidak bisa mengalahkan betapa takdir mempermainkan manusia.

Kemudian, ia turun ke bawah.

Wu Ling memerhatikan selagi Pei Qian Hao berjalan perlahan ke sisi Su Xi-er, jelas-jelas jadi lebih berbelas kasihan.

Jika kupikirkan lagi, tidak masuk akal. Tak peduli seberapa tak berperasaannya seseorang, setelah mereka mendengarkan tentang masa lalu tragis Su Xi-er, hati mereka pasti akan mengasihaninya. Walaupun Pangeran Hao dingin, ia memperlakukan bawahannya dengan sangat baik.

Namun, Su Xi-er benar-benar unik. Ia berulang kali memancing ketidakpuasan Pangeran Hao, tetapi lagi-lagi lolos dari bahaya.

Kalau ini adalah wanita lain, kehilangan kepala mereka saja tak akan cukup untuk membayarkan kesalahan mereka!

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar