Rabu, 16 Juni 2021

CTF - Chapter 95

Consort of A Thousand Faces

Chapter 95 : Ning Ru Lan


"Salad akar teratainya ataukah roti kukus jagungnya yang lebih lezat?" Suara dalam dan rendah pun terdengar. Beberapa saat setelahnya, Pei Qian Hao sudah duduk di seberang Su Xi-er, di matanya terkandung tatapan iseng.

Su Xi-er mengambil roti kukus jagungnya. "Pangeran Hao, aku tidak menyangka kalau Anda akan tahu apa ini. Keluarga miskin terlalu akrab dengan roti kukus jagung, tetapi beberapa warga miskin bahkan tidak seberuntung itu."

"Tentu saja Pangeran ini tahu tentang roti kukus jagung. Apa kau mengira kalau Pangeran ini hanya duduk santai di istana kekaisaran dan menikmati buah dari orang lain? Saat Pangeran ini tengah memerintah, kau masih menggosoki pispot." Pei Qian Hao membantah selagi ia mengambil dan memasukkan sayur asin ke dalam roti kukusnya sebelum mulai menyantapnya.

Meskipun itu adalah makanan kasar, aura bangsawan yang menyelimuti tubuhnya membuat si roti kukus jagung pun ikut beraura bangsawan.

Su Xi-er tahu mengenai Pei Qian Hao yang memerintah. Dulu, ia bukan menggosoki pispot, melainkan mendiskusikan peperangan bersama Yun Ruo Feng di kemah militer.

Pertama kalinya Pangeran Hao dari Bei Min memerintah, ia memimpin seribu pasukan elit untuk menangkis dua puluh ribu pasukan musuh, bergantung pada tipu dayanya yang luar biasa.

Kabar mengenai seribu pasukan elit membantai dua puluh ribu pasukan musuh menjadi kabar yang menggemparkan selama beberapa waktu. Nama Pangeran Hao menyebar bak kebakaran bahkan di kerajaan lain, membuat Su Xi-er mengaguminya.

Aku tidak menyangka kalau aku akan berada di sini, memakan roti kukus jagung bersamanya.

"Kampanye militer itu menyebabkan kehebohan besar-besaran. Bahkan di Istana Samping saja, semua dayang memperbincangkannya."

Pei Qian Hao sudah selesai makan sepotong roti kukus jagungnya. Dengan lembut mengusap bibirnya mengunakan saputangan di atas meja, ia bertanya, "Apakah kau juga ikut berdiskusi?"

"Para dayang mengucilkan hamba, jadi aku hanya mendengarkan mereka berdiskusi."

"Kalau begitu, Pangeran ini akan memberikanmu sebuah kesempatan untuk memperbincangkannya denganku. Mendiskusikannya denganku jauh lebih baik ketimbang bersama dayang mana pun."

Su Xi-er tidak tahu bagaimana menanggapinya. Bolehkah aku tidak mendiskusikannya. Aku tidak memerlukan kesempatan ini. Tetapi, saat ia melihat tatapan bersikeras Pei Qian Hao, ia hanya bisa mengikutinya. "Gagah dan tak tertandingi. Tak ada seorang pun yang bisa dibandingkan dengan Anda. Hanya dengan Anda, barulah Bei Min berkembang dan menjadi makmur."

Pei Qian Hao mengetuk mejanya pelan. "Mendengarkan orang lain memujiku, cukup menyenangkan."

Su Xi-er menatapnya keheranan. Akan lebih baik jika ia ... minum obat. Ucapannya sama sekali tidak seperti apa yang akan diucapkan oleh Pangeran Hao yang hebat.

"Ada seorang jenderal di Nan Zhao .... Yah, kita harus memanggilnya Prince Regent Yun sekarang. Strategi militernya tidak buruk, dan ahli dalam memimpin pasukan dan mengurusi para jenderalnya." Pei Qian Hao berkomentar acuh tak acuh.

Ekspresi Su Xi-er tidak berubah. Kenapa tiba-tiba ia menyebut soal Yun Ruo Feng?

"Akan tetapi, walaupun ia berbakat dalam memimpin pasukan, kemampuannya dalam bermanufer di mahkamah kekaisaran masih terlalu jauh ketimbang orang tertentu." Kekaguman tulus terpancar di mata Pangeran Hao selagi ia berbicara.

Su Xi-er dapat membedakan kekaguman di matanya dan memahaminya. 'Orang itu' yang dimaksudnya adalah ... Ning Ru Lan.

"Kalau saja ia seorang pria, Pangeran ini pasti akan lebih mengaguminya. Sayang sekali, ia adalah seorang wanita."

Su Xi-er balik bertanya dengan tenang padanya, "Memangnya kenapa kalau ia adalah seorang wanita?" Ia tak akan pernah melupakan adegan dimana semua pejabat mengirimkan petisi. Hanya karena ia seorang wanita yang terlibat dalam urusan mahkamah kekaisaran, ia diusir dan diasingkan dari rumah tangga kekaisaran.

"Wanita hanya perlu tinggal di kamarnya saja. Seorang wanita yang terlalu kuat dan berpendirian teguh akan dianggap sebagai seorang istri yang ganas dan nakal di hadapan orang-orang, dipukuli, juga dicemooh oleh semua orang. Dalam rumah tangga kekaisaran, ia akan dianggap sebagai seorang wanita serakah dan kuat, dan hanya akan ada satu akhirnya—kematian."

Su Xi-er sungguh ingin menengadah menatap langit dan tertawa terbahak-bahak. Aku serakah dan berkuasa, memonopoli urusan di mahkamah. Bukan hanya rakyat Nan Zhao, bahkan ketiga kerajaan pun memandang kematianku sebagai hal yang pantas didapatkan! Kematianku sama sekali tidak disesali!

"Menilai dari ekspresimu, kau pasti ingin sekali meneriakkan ketidakadilan terhadap Ning Ru Lan?" tiba-tiba saja Pei Qian Hao bertanya selagi ia memandangi wajahnya, tidak memahami ekspresinya.

Su Xi-er tersenyum. "Mana mungkin hamba berani meneriakkan tentang ketidakadilan? Apa hubungannya Putri Pertama Kekaisaran Nan Zhao dengan hamba?"

"Jika saja ia seorang pria, ia pasti akan mempunyai prestasi yang luhur. Yun Ruo Feng bahkan tak akan sanggup menandingi separuh dirinya." Pei Qian Hao menyatakan dengan yakin sekali. Ini merupakan pujian tertingginya terhadap seorang wanita hingga saat ini.

"Pangeran Hao, hamba lelah dan ingin beristirahat lebih awal." Su Xi-er tidak ingin terus bicara dengannya. Percakapannya sudah membuat hatinya tidak tenang, dan ia takut kalau pria ini akan menyadari ada sesuatu yang tidak beres.

Pei Qian Hao mengangguk setuju, dan Su Xi-er membungkuk sebelum pergi. Kamar Earth Wordnya berada di sayap lain penginapan.

Kamar Earth Word berada di ujung terjauh lantai dua. Kamarnya lebih kecil, hanya dengan satu ranjang dan satu set meja kursi terletak di dalamnya.

Su Xi-er baru saja akan menutup pintu ketika ia melihat dua pria paruh baya berjalan keluar dari kamar lainnya.

"Pangeran Hao sungguh pergi ke perjamuan kerajaan Nan Zhao kali ini. Aku penasaran, apakah ia akan mengusulkan lamaran untuk menikahi Putri Pertama Kekaisaran?"

"Putri Pertama Kekaisaran yang sekarang adalah Ning An Lian. Aku penasaran, seperti apakah rupanya? Dengan semua rumor yang tersebar mengenai Rumah Tangga Kekaisaran Ning menghasilkan wanita-wanita cantik, ia pastinya sangat cantik!"

"Itulah tepatnya mengapa kemungkinan Pangeran Hao mengajukan lamaran menikahinya lebih tinggi. Siapa yang tidak tahu kalau Pangeran Hao menyukai wanita cantik." Pria itu mendadak mendongak dan kebetulan sekali melihat Su Xi-er.

Hanya dengan satu tatapan, ia membeku di tempat. Matanya menatap kosong ke depan, sementara liurnya nyaris saja mengalir keluar dari mulutnya.

Pria lainnya baru saja akan menertawainya ketika ia mengikuti arah pandangannya dan benar-benar tercengang.

Darimana datangnya gadis cantik ini? Jangan-jangan bahkan Putri Kekaisaran Ning An Lian saja tak bisa menandinginya, kan?

Alis ramping Su Xi-er agak mengerut ke atas sewaktu ia menutup pintunya. Ia menyadari hasrat serta nafsu birahi di mata para pria itu, membuatnya mual.

Namun, tepat setelah ia menutup pintunya, pintu itu dibuka paksa dengan tendangan. Kedua pria itu menyerobot masuk, melemparkan sejumlah perak ke atas meja.

"Cantik, temani kakak-kakak ini dengan baik hari ini. Kalau pelayananmu memuaskan, semua perak ini akan jadi milikmu!" Keduanya bertukar pandang satu sama lain sebelum langsung menyerang Su Xi-er dari dua arah.

Dengan tangkas Su Xi-er mengelak, seraya dengan cepat pula mengarah ke sisi meja, diam-diam menyelundupkan gunting yang tadinya terletak di lengan bajunya.

"Berhati-hatilah agar kalian berdua tidak mati secara tragis jika kalian mencoba mendekatiku lagi." Ada kilatan berbahaya di mata Su Xi-er, menyebabkan kedua pria itu menegang.

Beberapa saat kemudian, keduanya tertawa sembari memperlihatkan niat jahatnya. "Kami tidak akan mati secara tragis, melainkan mati dengan senang hati."

Tanpa kata lain, keduanya menyerang lagi.

Dengan tubuh Su Xi-er yang masih belum pulih, tak dipungkiri, mengelak dari dua orang ini menghabiskan tenaganya. Ketika mereka menyerang sekali lagi, ia teringat akan hari dimana ia berada dalam penjara. Ia dibelenggu dengan rantai besi, menghadapi seorang sipir penjara yang menyembunyikan niatan jahatnya ....

Dalam sekejap, kebencian membara di mata Su Xi-er. Ia mengerahkan seluruh tenaganya sewaktu ia berputar di lantai, mengeluarkan gunting dari lengan bajunya dan menebaskannya ke leher kedua pria itu.

Bersamaan dengan jeritan "ah", kedua pria itu sudah terkapar di tanah, darah mereka mengalir deras sewaktu tubuh mereka terus-terusan menggelepar.

Kericuhan di lantai atas terlampau besar, membuat semua orang waspada. Pei Qian Hao memerintahkan Wu Ling untuk menghentikan semua orang di lantai satu dan pergi seorang diri ke atas.

Selama itu, Su Xi-er hanya berdiri tempatnya, matanya sedalam sumur tak berdasar. Satu-satunya suara yang bisa terdengar adalah bunyi cairan menetes ke lantai, dari gunting yang berlumuran darah itu.

Saat Pei Qian Hao melihat Su Xi-er lagi, inilah tepatnya adegan yang menyambutnya.

Tanpa bertanya, Pei Qian Hao menyimpulkan apa yang terjadi dan segera berjalan ke arah Su Xi-er.

Tetapi, Su Xi-er mengangkat guntingnya dan mengarahkan gunting itu padanya, kebencian tertulis di wajahnya.

"Turunkan guntingnya." Suara dalam dan rendah Pei Qian Hao terdengar selagi jemari panjang dan rampingnya menyentuh guntingnya.

Clang! Guntingnya terjatuh ke lantai. Su Xi-er tahu kalau ia tidak mengendalikan emosinya dan sudah membunuh.

Pei Qian Hao tidak mengatakan apa-apa, mengulurkan tangannya, membawanya ke dalam pelukannya.

Bahu lebarnya dipenuhi dengan kehangatan. Su Xi-er tak lagi mempedulikan apa pun dan dengan serakah menghirup aroma tubuhnya, menggunakan kedua tangannya untuk memeluknya dengan sangat erat.

"Jangan ditahan. Menangislah kalau kau ingin menangis." Perkataan lembut Pei Qian Hao menyentuh hati sanubari Su Xi-er.

Bagaimana bisa aku menangis saat aku sudah lama kehilangan hak untuk menangis? Aku hanya ingin membuat orang-orang yang menyakitiku menangis!

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar