Rabu, 16 Juni 2021

CTF - Chapter 100

Consort of A Thousand Faces

Chapter 100 : Tarian


Su Xi-er berjalan ke tengah halaman, mengangkat kepalanya, memandangi bulan sabit di langit malam sebelum memejamkan matanya sejenak. Ketika ia membuka matanya lagi, ekspresi di wajahnya sudah sepenuhnya berubah. Memberi rasa damai dan elegan berserta sejejak rasa malu-malu.

Ia bergoyang maju-mundur di bawah cahaya bulan dengan kakinya sebagai titik tumpu perputaran tubuhnya, keliman roknya seperti serangkaian gelombang yang mengalir saat airnya beriak.

Warna kemerahan di bibirnya, dilengkapi dengan rona merah muda di pipinya, dan ia tampak seakan ingin menyampaikan sesuatu tetapi terlalu malu untuk melakukannya. Rupanya yang jelita seperti kelopak bunga persik merah muda; tiap pergerakannya menampilkan kesucian dan sifat menyendiri khas bunga anggrek. Mengenakan gaun panjang anggunnya, rambut hitamnya terlempar di sepanjang bahunya, dan senyum tipis menghiasi wajahnya yang tanpa riasan, memancarkan aura yang unik.

Ekspresi Pei Qian Hao agak berubah. Apabila aku menghina tarian ini, takutnya tidak ada tarian lain di dunia ini yang bisa kuapresiasi.

Angin malamnya berembus lagi, menyebabkan pepohonannya berayun dan bergemerisik. Di halaman yang diterangi cahaya bulan, seorang gadis di usia terprimanya tengah menari dengan lincah, menawan hati semua orang yang memandanginya. Satu tatapan saja cukup untuk membuat semua orang benar-benar terpesona.

Selagi Pei Qian Hao menonton tarian indah ini, sedikit demi sedikit ia mengerutkan alisnya. Apakah ia benar-benar hanya seorang dayang dari Istana Samping? Lupakan tentang putri bangsawan, bahkan penari terbaik di Bei Min saja tidak akan bisa dibandingkan dengan ini.

Bagaimana bisa ia mengetahui ini? Ia dijual oleh orang tuanya dan tinggal dalam sebuah keluarga yang miskin. Bagaimana mungkin baginya mendapatkan seorang guru dan mempelajari tarian ini? Semakin ia memikirkannya, semakin dalam pula kecurigaannya.

Tarian Su Xi-er menjadi semakin cepat, seperti seorang dewi di bawah cahaya bulan. Meski begitu, napasnya tidak terengah sama sekali, seolah ia sudah terbiasa menampilkan tarian ini.

Pinggiran gaunnya mengembang membentuk bunga bercahaya selagi ia berputar dengan sangat cepat, memancarkan keindahan yang membuat orang lain pun termangu.

Di sisi lain halaman, berdirilah seorang pria yang mengenakan jubah putih bermotif awan, aura lembutnya terpampang jelas. Akan tetapi, alisnya yang sedikit bertautan mendustakan emosinya saat ini.

Aku pernah melihat tarian ini sebelumnya, tetapi ini jelas-jelas wanita lain. Mengapa dayang Pangeran Hao tahu bagaimana cara membawakan tariannya? Tidak mungkin. Selain Ning Ru Lan, tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa menampilkan tarian ini.

Pada saat ini, seorang pengawal muncul di sisi Yun Ruo Feng dan berbisik, "Pangeran Yun ...."

Yun Ruo Feng melambaikan tangannya. "Tempat ini tidak cocok untuk mendiskusikan masalah." Kemudian, ia melirik ke arah Su Xi-er lagi sebelum menghilang di kejauhan.

Melirik ke arah Su Xi-er, wajah si pengawal langsung terlukis dengan ekspresi takjub yang tetap ada meski setelah ia pergi dengan cepat.

Setelah menyelesaikan tariannya, Su Xi-er agak terengah. Ia membungkuk menyampaikan hormatnya, "Pangeran Hao, terima kasih karena telah bertahan menyaksikan penampilan biasa-biasa saja dariku."

Pei Qian Hao menyimpan kecurigaan di matanya dan mengangkat kedua tangannya, suara tepukan tangan yang nyaring pun berdering di udara. "Pangeran ini belum pernah memuji orang dengan gampangnya. Tarian ini unik dan tak tertandingi di dunia, sama halnya dengan si penari."

"Terima kasih banyak atas pujiannya, Pangeran Hao. Karena hamba sudah memenuhi perintah Anda, aku akan pergi membawakan air ke kamar Anda. Pangeran Hao, karena sudah larut, silakan kembali ke kamar Anda untuk beristirahat." Kemudian, ia pun berbalik, berjalan ke arah ruang mendidihkan air.

Ia memperhatikan sekitarnya saat ia dibawa ke kamarnya tadi, mengetahui kalau ruang mendidihkan airnya ada satu ruangan di depannya.

"Kau tidak perlu pergi. Pengawal yang akan mengantarkannya. Jika aku membiarkanmu pergi mengambilnya, siapa yang tahu kalau kau akan menemukan gadis pelayan lain untuk Pangeran ini lagi." Pangeran Hao sengaja berhenti dan menilainya hati-hati.

Su Xi-er mendongak dan menjawab dengan hormat. "Hamba tidak sebodoh itu untuk melakukannya kedua kali. Selain itu, Anda juga sudah mengambil langkah pencegahan di dalam hati."

"Biarkan Pangeran ini bertanya padamu, siapa yang mengajarimu tarian itu? Kakak perempuan yang mana lagi?" Pei Qian Hao sengaja menggunakan kata 'kakak perempuan' agar menghalanginya menggunakan alasan ini untuk menyelesaikan masalah.

Saat Su Xi-er mendengarnya, ia tahu ia tak lagi bisa menggunakan alasan seorang jie jie yang mengajarinya untuk menipunya. Tetapi, karena aku sudah berani menari, tentu saja aku sudah mempersiapkan sebuah penjelasan.

"Hamba berasal dari keluarga miskin, jadi kakak perempuan yang kutahu sudah pasti tidak tahu bagaimana caranya menari. Sebaliknya, suatu hari, hamba melewati sebuah sanggar tari dan diam-diam mengintip apa yang sedang mereka lakukan. Melihat para penari di dalamnya tengah berlatih, hamba juga ikut serta."

Nada Pei Qian Hao meninggi. "Apabila kau bisa mempelajari sebanyak itu hanya dengan melihat, membuatmu menggosok pispot atau mencuci baju benar-benar menyia-nyiakan bakat luar biasamu."

"Pangeran Hao, kemana Anda akan memindahkan hamba?" Cuacanya masih panas, jadi menggosok pispot atau mencuci baju bukan masalah. Namun, sekalinya musim dingin tiba, jari-jariku tidak akan sanggup bertahan jika aku mencuci di malam hari. Akan lebih baik jika aku bisa mengubah tugasku di Istana Samping.

"Tidak ada wanita di Departemen Musik Kekaisaran yang sebanding denganmu. Tak ada gunanya walaupun kau pergi ke sana. Akan lebih baik jika kau tetap di Istana Samping dan mengerjakan tugasmu dengan rajin."

Pei Qian Hao memperhatikannya diam-diam. Tak ada sejejak pun emosi terefleksikan pada sepasang mata hitamnya. Ia telah memindahkannya dari Biro Layanan Binatu dan kembali ke Istana Samping, tempatnya.

Su Xi-er mengangguk dan tidak keberatan. "Terima kasih banyak karena sudah mengirimkan hamba kembali ke Istana Samping, Pangeran Hao."

"Kelihatannya, kau suka sekali di Istana Samping. Apakah karena kau merasa terikat secara emosional setelah tinggal di sana sekian tahun?"

Su Xi-er tercengang. "Pangeran Hao, hamba bodoh dan tidak bisa mengartikan maksud tersirat dalam ucapan Anda. Bolehkah Anda menjelaskannya?"

Pei Qian Hao melambaikan tangannya dan mengangkat dagunya, dan terpikirkan hal lain. "Walaupun aku bilang kalau akan lebih baik bagimu tetap berada di Istana Samping, tak ada alasan bagimu untuk memilih demikian. Sebaliknya, keterampilan menarimu mampu menjadikanmu sebagai Dayang Senior Tingkat Lima di Departemen Musik Kekaisaran. Memohonlah pada Pangeran ini, dan aku akan memindahkanmu ke sana."

Dengan dagunya yang terangkat, ia dipaksa menerima tatapan dinginnya. Aku tidak memahami pria ini. Terkadang aku merasa ia dekat, sementara di lain kesempatan, ia terasa sejauh langit.

"Pangeran Hao, hamba hanyalah seorang dayang dari Istana Samping. Jika aku dikirimkan ke Departemen Musik Kekaisaran menjadi Dayang Senior Tingkat Lima, orang lain pasti akan menggosipkannya. Hamba tidak akan memohon, dan hamba juga tak bersedia pergi ke sana." Ia melafalkan tiap katanya dengan paksa, menunjukkan sikap tegasnya.

Yang terpenting, ia sudah membuat fondasi di Istana Samping. Dimulai dari sana, ia bisa memperluas ke bagian lain istana kekaisaran secara perlahan.

Dalam kehidupan ini, aku tidak akan menggantungkan harapanku pada pria mana pun. Hubungan Pei Qian Hao denganku tidak jelas. Walaupun sepertinya kami ini lebih daripada majikan dan pelayan, pada akhirnya, aku benar-benar hanya seperti seekor ikan yang berada di atas talenan.

Pei Qian Hao mengelus bagian bawah dagunya dan tersenyum. "Tak akan memohon dan tidak bersedia. Pangeran ini memberikanmu kesempatan memohon, tetapi kau menolaknya dengan tegas. Pangeran ini tidak suka memaksa orang lain. Sesuai harapanmu, teruslah tinggal di Istana Samping untuk menggosok pispot. Akan tetapi ...."

Di titik ini, Pei Qian Hao terkekeh dan melepaskan dagunya. "Jika Pangeran ini sedang ingin melihatmu menari, kau harus datang ke sisi Pangeran ini tak peduli dimana pun kau berada. Apabila kau bukan seorang Dayang Senior Tingkat Lima di Departemen Musik Kekaisaran, kau tidak boleh menari untuk orang lain. Kalau tidak ...."

Su Xi-er menatap lekat matanya, hanya menemukan tatapan jahat di dalamnya.

"Orang-orang yang pernah melihat tarianmu, Pangeran ini akan mencungkil mata mereka."

Su Xi-er memandanginya hati-hati. Orang ini dipenuhi dengan aura menakutkan. Namun, tak akan ada mata siapa pun yang dicungkil, karena aku tidak akan pernah menampilkan tarian ini lagi.

"Kau bilang, kau diam-diam mempelajarinya dari sebuah sanggar tari, tetapi Pangeran ini belum pernah melihat tarian ini di sanggar tari mana pun di ibu kota Bei Min." Pei Qian Hao mengubah topiknya menjadi tarian lagi.

"Pangeran Hao, apakah Anda sudah pernah pergi semua sanggar tari? Bagaimana Anda begitu yakin kalau tidak ada tarian itu?"

Pei Qian Hao tertawa kecil. "Bei Min tidak punya seorang putri kekaisaran. Oleh karena itulah, selama perjamuan kerajaan tiap tahunnya, sanggar tari paling termahsyur di ibu kota akan menampilkan sebuah pertunjukan. Pangeran ini tidak pernah pergi ke sanggar tari, tetapi aku sudah pernah menyaksikan banyak tarian. Biar begitu, aku belum pernah melihat tarian seperti tarianmu."

Su Xi-er memperhatikannya dalam diam, hanya menjawabnya setelah beberapa saat. "Mungkin, wanita yang mengetahui tarian ini sudah mati, membawa tarian itu bersamanya ke liang kubur. Dulu hamba hanya mempelajarinya, sepenuhnya karena kebetulan semata."

Rasanya seakan udaranya membeku selagi mata hitam berbinar Pei Qian Hao menembus masuk kepadanya.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar