Rabu, 16 Juni 2021

CTF - Chapter 99

Consort of A Thousand Faces

Chapter 99 : Tarian Solo


Sementara semua orang masih tertegun, Pei Qian Hao mengangguk. "Pangeran ini akan menginap di sini malam ini. Suruh juru masak nomor satu untuk menyiapkan Salad Akar Teratai dan antarkan ke kamar Pangeran ini."

Semua orang bingung. Salad Akar Teratai digunakan untuk menutrisi tubuh seorang wanita, menjaga penampilannya, atau dikonsumsi ketika sedang masa menstruasi. Tetapi, dari semua makanan, Pangeran Hao secara khusus ingin Salad Akar Teratai! Ada apa ini?

Hanya Yun Ruo Feng yang paham kalau Pei Qian Hao meminta Salad Akar Teratai bukan untuk dirinya, melainkan untuk dayangnya.

Gaya rambut Falling Bun, Salad Akar Teratai .... Hal yang disukai wanita ini semuanya berasal dari Nan Zhao. Apakah ia adalah warga Nan Zhao? Bahkan walaupun bukan, paling tidak, ia masih sedikit terkait dengan Nan Zhao.

Akan tetapi, walaupun jika Yun Ruo Feng bisa menyimpulkan itu, eskpresi lembutnya tak menunjukkan apa-apa.

"Hanya Salad Akar Teratai. Pangeran Hao, kau bisa membawa pulang bersamamu saat kau meninggalkan Nan Zhao jika kau menyukainya. Bunga dan polong teratai Nan Zhao punya reputasi di setiap kerajaan." Yun Ruo Feng menuangkan anggur ke cangkirnya sendiri dan mengangkatnya lagi.

Pei Qian Hao tidak menolak dan menuangkan anggur lagi, menghabiskannya dalam satu tegukan. Tadinya, Kantor Hakim Provinsi sudah mempersiapkan penghibur-penghibur cantik guna ditawarkan untuk menuangkan anggur bagi Pangeran Hao, tetapi ditolak. Karena sudah begitu, aku hanya bisa bersulang sendiri untuknya.

Berdiri diam di satu sisi, Hakim Provinsi menjadi begitu resah. Jika ia tidak mengizinkan penghibur cantik mendekat, maka bukankah pertunjukan para penari nantinya juga tak akan ada gunanya?

Sia-sia saja aku mempersiapkan ini semua .... Hakim Provinsi pun hanya bisa menghela napas. Setelah mengetahui kalau Pangeran Hao akan melewati Provinsi Bunga Teratai selama perjalanannya ke Nan Zhao, ia menghabiskan sejumlah besar uang untuk mencari penari dan mendesak mereka berlatih setiap hari. Hari ini semestinya menjadi puncak dari usaha kerasku, tetapi siapa sangka kalau Pangeran Hao hanya memerlukan satu dayang di sisinya.

Tatapan Yun Ruo Feng melayang ke arah Su Xi-er lagi sebelum tersenyum. "Hakim Provinsi Bunga Teratai sudah susah payah mencarikan beberapa penari, berlatih setiap harinya demi kita, tetapi takutnya, Pangeran Hao tidak akan memberikan kita kehormatan itu."

Ia mengubah topiknya di titik ini. "Dari apa yang Pangeran ini lihat, dayang yang berdiri di belakang Pangeran Hao jauh lebih baik ketimbang para penari itu. Aku yakin ia terampil baik dalam menyanyi dan menari. Bagaimana kalau kita memintanya menari atau menyanyikan sebuah lagu?"

Su Xi-er mampu membedakan tatapan bermakna di mata Yun Ruo Feng. Tepat saat ia akan merespon, suara Pei Qian Hao terdengar. "Bagaimana bisa dayang Pangeran ini dibandingkan dengan para penari itu? Sementara untuk mempersembahkan satu tarian, Su Xi-er, kemarilah."

Yun Ruo Feng mengangkat alisnya. Namanya Su Xi-er. Itu nama yang cukup bagus.

"Karena Pangeran Yun sudah mengatakannya, persembahkan satu tarian."

Sudut mulut Su Xi-er terangkat saat ia memperlihatkan senyuman yang nyaris melelehkan hati orang. Ketika Yun Ruo Feng melihatnya, tanpa sadar hatinya pun tenggelam, dan tangannya terkepal bersamaan di dalam lengan jubahnya. Mereka tampak berbeda, tetapi mengapa temperamen mereka begitu mirip?

"Pangeran Yun berpengalaman dan berpengetahuan, pernah melihat tarian yang dipersembahkan oleh Putri Pertama Kekaisaran tiap tahunnya di perjamuaan kerajaan Nan Zhao. Hamba tidak berani mempermalukan diri sendiri di hadapan seorang ahli dengan keterampilan biasa-biasa saja milikku." Su Xi-er melafalkan kata-katanya secara perlahan.

Putri Pertama Kekaisaran .... Ada sedikit perubahan pada ekspresi lembut Yun Ruo Feng. Orang yang mempersembahkan tarian tahun ini sudah berubah.

Beberapa saat kemudian, ekspresi Yun Ruo Feng kembali normal seraya melambaikan tangannya. "Dayang Pangeran Hao pandai berbicara. Karena kau tidak ingin menari, maka Pangeran ini tidak akan mempersulitmu lagi."

Su Xi-er membungkuk. "Terima kasih banyak, Pangeran Yun."

Suara dalam dan rendah Pei Qian Hao segera berbunyi. "Pergi ke halaman belakang dan cari sebuah kamar sebelum merapikannya."

Merasakan ada sesuatu yang tidak beres di antara Su Xi-er dan Yun Ruo Feng, Pei Qian Hao sengaja menggunakan kata-kata ini untuk mengusir Su Xi-er. Mereka berdua bahkan 'bertukar tatapan menggoda satu sama lain'.

Su Xi-er mengangguk sembari membungkuk, meninggalkan taman belakang sembari membawa buntalan kain.

Hakim Provinsi langsung mengutus seorang gadis pelayan untuk membimbing Su Xi-er ke bagian samping rumah.

***

Di sepanjang jalan, gadis pelayan itu tak berani bicara, tetapi merasa penasaran juga iri terhadap Su Xi-er. Sungguh ada seorang wanita secantik ini di dunia. Setiap pergerakannya menggugah hati orang.

Yang lebih mengagumkan adalah ia sama sekali tidak gugup bahkan saat berhadapan dengan Pangeran Yun dan Pangeran Hao. Ia berhasil mempertahankan sikap tenang dan kalemnya sementara para gadis pelayan yang berdiri di belakangnya begitu kebingungan dan emosional hingga tak berani bernapas, tetapi Su Xi-er menghadapinya dengan mahir sekali.

"Apakah ini tempatnya?" Su Xi-er menunjuk ke barisan kamar-kamar di samping.

Si gadis pelayan segera tersadar dari keadaan terguncangnya dan menggelengkan kepalanya berulang-ulang. "Bukan, jika kita terus berjalan lebih jauh ke depan, akan ada ruang tersendiri yang khusus untuk melayani para bangsawan. Kalau kau mengikutiku, kita akan segera sampai di sana."

Si gadis pelayan pun membimbing jalan, dan kurang dari sepuluh menit, mereka berdua tiba di depan kamar yang dimaksud.

"Ini tempatnya. Kau bisa merapikannya sedikit. Jika kau butuh sesuatu, beritahu aku dan aku bisa membawakannya kemari."

Su Xi-er melambaikan tangannya dan menurunkan buntalan kainnya. "Tidak perlu. Aku seorang pelayan, bukan majikan."

Si gadis pelayan pun hanya bisa tertawa. "Mana mungkin kau seorang pelayan? Dari ekspresi Pangeran Hao dan nada bicaranya, kami semua bisa tahu kalau kau akan mendapatkan posisi sebagai istrinya di masa depan."

Su Xi-er menjawab perlahan, "Kau terlalu banyak berpikir. Apabila Pangeran Hao menyukaiku, mengapa ia menyarankan untuk menganugerahkanku pada Pangeran Yun."

"Yah, Pangeran Yun dan Pangeran Hao kurang lebih sama, bukan? Mereka berdua menyukaimu. Tak peduli siapa yang kau ikuti, kau pasti akan punya kehidupan yang jauh lebih baik ketimbang menjadi seorang dayang."

Su Xi-er melambaikan tangannya. "Cukup, kau boleh pergi."

Si gadis pelayan bisa melihat kalau Su Xi-er tidak senang dan langsung mengangguk. "Baiklah, aku akan keluar sekarang."

Kemudian, pintunya pun tertutup, meninggalkan Su Xi-er seorang diri.

Ia duduk di atas sebuah bangku kayu, matanya terfokus di atas permukaan meja. Ia jelas bisa merasakan tatapan menyelidik Yun Ruo Feng padanya sepanjang waktu; sebuah tatapan yang penuh dengan perasaan yang tak terjelaskan.

Kebencian yang meluap dari mata Su Xi-er langsung lenyap saat sudut bibirnya terangkat. Ia tertawa kecil, diwarnai dengan perasaan jahat.

Tidak jelas berapa lama waktu berlalu sebelum Su Xi-er mulai merapikan kamarnya. Jelas-jelas kamar itu sudah bersih sempurna, tetapi ia masih menyapu dan mengelap seluruh tempat itu. Sewaktu akhirnya ia bisa berbaring di atas selimut, ia menyadari kalau matahari sudah tergantikan oleh bulan sabit yang naik sedikit demi sedikit.

Ada bulan sabit dan tak ada bintang. Bulan sabit melambangkan ketidaksempurnaan, sementara tak adanya bintang menyiratkan kalau cuacanya akan berubah buruk.

Su Xi-er berjalan keluar pintu kamar dan mendongakkan kepala untuk menatap langit malam tak berujung, hatinya perlahan-lahan menjadi tenang. Aku sudah berada di dalam perbatasan Nan Zhao.

Kebetulan sekali Pei Qian Hao melihat penampilan damainya, menyebabkan pria itu tanpa sadar melambatkan langkah kakinya hingga Su Xi-er menyadari keberadaannya.

"Hamba memberi salam pada Pangeran Hao."

Pei Qian Hao berhenti di hadapannya dan menyerahkan satu mangkuk berwarna putih padanya. "Makanlah."

Su Xi-er menundukkan kepala, melihatnya. Salad Akar Teratai.

Melihat ia tidak memakannya, Pei Qian Hao bicara lagi. "Bukannya kau menyukai Salad Akar Teratai? Cepat dimakan."

Su Xi-er mengangguk sebelum mengangkat sendoknya dan mulai menyantapnya. Ia memang menyukai Salad Akar Teratai, tetapi makanan bernutrisi tidak bisa dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Moderasi dalam segala hal.

"Usap mulutmu setelah kau selesai makan. Setelahnya, menarilah untuk Pangeran ini di bawah cahaya bulan di halaman ini." Ekspresi Pei Qian Hao sungguh-sungguh dan nada bicaranya tak tampak seakan ia tengah bercanda.

Tangan Su Xi-er yang sedang memegangi sendok pun menegang. Ini sungguh membuktikan bahwa, "Setelah makan malam, datanglah perhitungannya." Karena aku telah menerima keramahannya, sulit bagiku untuk menolaknya.

"Mempertimbangkan kau menyelesaikannya begitu cepat, tampaknya kau benar-benar menyukai Salad Akar Teratai itu. Apakah sungguh selezat itu?" Tatapan Pei Qian Hao menyapu ke arah mangkuk putih, hanya melihat mangkuk itu sudah kosong.

Su Xi-er tidak merespon. Ia mengeluarkan sehelai saputangan dari lengan pakaiannya, mengusap mulutnya sebelum membawa masuk mangkuk itu ke dalam kamar dan meletakkannya di atas meja.

Sebelum ia bisa berbalik, suara Pei Qian Hao sudah terdengar. "Su Xi-er, keluar dan menarilah."

Su Xi-er mengatupkan bibirnya. Ia tahu, setelah emosinya menyala, pria ini tidak akan menariknya kembali. Aku tidak bisa lolos dari menari kali ini.

Oleh karenanya, ia berjalan keluar kamar dengan tenang, dan membungkuk saat ia berdiri di halaman. "Hamba akan mematuhi perintah Pangeran Hao. Semoga Anda tidak menertawakanku." 

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar