Consort of A Thousand Faces
Chapter 93 : Melucuti Pakaian
Su Xi-er berusaha menopang dirinya
dari lantai kereta dengan kedua tangan, mencoba untuk bangkit. Namun, sebelum
ia bisa melakukannya, satu lengan melingkari pinggangnya dengan erat.
Alhasil, ia tak berhasil
bangkit, tetapi ia pun tidak mau membiarkan dirinya jatuh menimpa pria itu
juga, sehingga, ia hanya bisa tetap tersangkut di posisi ini.
"Pangeran ini hanya
memanggilmu untuk naik ke kereta kuda, tetapi, bajuku saja tidak diampuni saat
kau mendorongku jatuh." Mata Pei Qian Hao tersirat candaan, dan sudut
bibirnya tanpa sadar terangkat.
Tubuh Su Xi-er belum
sepenuhnya pulih, dan menopang dirinya dengan kedua tangan membutuhkan tenaga
yang tak dimilikinya. Ia masih bisa bertahan hingga beberapa saat, tetapi pada
akhirnya lengannya akan lemas juga.
"Pangeran Hao, hamba
masih sakit. Apabila Anda jatuh sakit karena karena Anda terlalu dekat dengan
hamba, aku akan menjadi seorang penjahat." Su Xi-er mencoba membuat
suaranya jadi sedatar mungkin. Ia tahu kalau ia tak akan bisa bertahan lebih
lama lagi. Jika pria itu masih tidak melepaskannya, hasilnya jelas—jatuh
menimpanya sekali lagi.
"Melucuti pakaian
Pangeran ini tidak termasuk sebuah kejahatan?" Tatapan Pei Qian Hao
beralih dari dadanya sebelum berbalik mengamati ekspresi Su Xi-er.
Mata Su Xi-er membelalak
sewaktu ia memandangi dada pria itu. Ia tidak menyadari kalau tanpa sengaja ia
telah melucuti bajunya saat mereka jatuh.
Apakah karena aku mengerahkan
terlalu banyak tenaga? Atau karena ia sengaja melonggarkan bajunya sebelum aku
naik ke kereta.
Kalau saja Pei Qian Hao
mengetahui pemikiran Su Xi-er, wajahnya pasti sudah menggelap setelah
mengetahui dirinya telah menjadi entitas semacam itu di matanya. Sesuatu
seperti itu hanya akan diperbuat oleh orang bodoh.
Su Xi-er ingin menanggapi
saat lengannya lemas, membuatnya terjatuh dengan kepala lebih dulu pada Pei
Qian Hao.
Tubuh mereka saling menempel
satu sama lain, sementara kepalanya bahkan terbaring di bagian dimana bajunya
jadi longgar.
Ini sama saja dengan
keintiman .... kontak dengan kulit.
(T/N
: ini juga dapat digunakan merujuk pada kegiatan ranjang.)
Rasa tak nyaman melanda
benaknya sekali lagi. Tatapan mendalam muncul di mata Su Xi-er selagi ia
mengatupkan bibirnya dan mencoba untuk bangkit lagi.
Tangan yang melingkari
pinggangnya mendadak mengerahkan tenaga dan membaliknya. Tiba-tiba saja, ia
berada di bawah, tertindih olehnya, tangan Su Xi-er mendarat di atas dada
telanjangnya.
Ia dapat merasakan detak
jantung stabil dan kuat pria itu di telapak tangannya, rasa panasnya seperti
cap besi di tangannya.
Secara tak sadar, ia mulai
memindahkan tangannya, tetapi kemudian di pegang erat oleh Pei Qian Hao.
Suara dalam dan rendah
ditemani dengan rasa tekanan yang kuat pun dapat terdengar. "Pangeran ini
ingin melihat, hingga batas mana kau membenci pria. Apakah kau membenci pria
Bei Min, atau Nan Zhao? Atau mungkinkah semua pria ...?"
Ia diinterupsi oleh Su Xi-er.
Matanya menatap lurus pria itu, emosi sungguh-sungguh dan serius menghambur
dari tatapannya. "Pangeran Hao, apabila Anda mengambil hak hamba lagi, aku
pasti akan langsung turun dari kereta kuda ini."
Mata sehitam jelaga Pei Qian
Hao menilainya hati-hati, dan merasa kalau wajahnya penuh keseriusan. Mau tak
mau, ia kembali teringat apa yang dikatakan Wu Ling pagi itu.
"Wanita ini menyedihkan.
Tak hanya ia menderita dari berbagai hal keji perbuatan pria di usia semuda
itu, pria yang melakukannya bahkan berasal dari Keluarga Pei."
Menjalani pengalaman semacam
ini, tak heran kalau kebenciannya terhadap pria mengakar dengan sebegitu kuat.
Tidak akan mengejutkan pula apabila ia terus merasakan trauma ini sepanjang
sisa hidupnya. Lupakan saja, tidak semestinya aku mempersulitnya kali ini.
Pei Qian Hao melepaskan
tangannya dan bersandar di dinding kereta kuda dengan mata terpejam. "Kau
yang melucuti pakaian Pangeran ini; tanggung jawab dan bantu Pangeran ini
mengenakannya lagi dengan benar."
Su Xi-er memandanginya.
Matanya tertutup, dan napasnya pun ringan.
Perlahan-lahan mendekatinya,
ia mengangkat tangan sebelum dengan cepat menariknya setelah menyentuh bajunya,
takut kalau pria itu akan mendadak membuka mata dan mencengkeram tangannya.
Namun, Pei Qian Hao tetap
diam. Su Xi-er mengembuskan napas lega dan dengan hati-hati meluruskan
pakaiannya, mengancingkannya, dan mengikatkan beberapa simpul di ikat
pinggangnya.
Setelah semuanya selesai,
dengan cepat Su Xi-er mundur sejauh mungkin dari Pei Qian Hao, sejauh kereta
kuda itu mengizinkan. Ia terus menatapnya, bersiap langsung turun dari kereta
kuda jika ia membuat sedikit saja pergerakan.
Pei Qian Hao tergelak.
"Apakah Pangeran ini adalah seekor hewan buas? Apa perlu sampai sejauh
itu?" Su Xi-er, orang ini telah meluaskan pandanganku. Belum
pernah ada wanita yang akan menjauhiku hingga begini.
"Pangeran Hao, bagi
hamba, Anda adalah hewan buas." Su Xi-er hanya mengikuti saja ucapannya.
Ia membenci pria yang bersandar terlalu dekat dengannya. Membuatnya terpikirkan
....
Su Xi-er menundukkan
kepalanya, matanya agak tertutup selagi hatinya terperangkap dalam rasa sakit.
Penampilannya ini kebetulan
saja tertangkap oleh mata Pei Qian Hao. "Kenangan dari masa lalu bisa
menyenangkan juga mengerikan. Kau harus melupakan yang buruk itu jika kau
berencana untuk tetap hidup."
Su Xi-er kaget. Mengapa
ia membicarakan perihal masa lalu denganku?
Pei Qian Hao membuka matanya,
bola mata gelapnya memandang lurus ke arahnya. "Pangeran ini bukanlah
hewan buas, tetapi bahkan jauh lebih kejam dari itu. Karena semua orang yang
memancing ketidakpuasan terhadap Pangeran ini sudah dijatuhi dengan hukuman ibu
kota, mustahil bagiku untuk mengingat-ingat berbagai kenangan mengerikan itu."
Hukuman ibukota ....
Ekspresi Su Xi-er jadi agak
kosong sebelum ia tertawa. "Pangeran Hao, mengapa Anda menceritakan ini
pada hamba? Tinggal sebegitu lamanya di istana kekaisaran, orang-orang yang
berada di dekatku antara dayang lain atau para kasim. Sekarang, karena hamba
sudah dipindahkan kemari oleh Anda, aku akan melayani Anda dengan baik. Membawa
dan menyeduhkan teh, mencuci dan memperbaiki pakaian, mohon jangan ragu untuk
menginstruksikannya padaku, Pangeran Hao."
Pei Qian Hao meliriknya
sebelum ia memejamkan matanya dan bersandar di dinding kereta. Secara
tak langsung, aku telah memberitahukan padanya bagaimana cara agar ia bisa
memecahkan masalahnya. Tidak perlu lagi mengutarakan kata-kata berlebihan
lainnya.
Su Xi-er memalingkan
kepalanya dan memperhatikan pemandangan di luar sana melalui tirai kereta
kudanya. Pepohonan di sekitarnya terlewati tiada henti, dan semakin cepat
mereka berjalan, semakin dekat pula mereka pada Nan Zhao.
Di saat ini, benaknya
dipenuhi dengan kata-kata, 'dijatuhi dengan hukuman ibu kota'. Aku
tidak akan puas hanya dengan itu. Bahkan, hukuman ibu kota tidak akan cukup
untuk membayarkan rasa sakit yang ditorehkan oleh seseorang padaku! Yun Ruo
Feng juga harus menanggung rasa sakitku!
Kereta kudanya melewati
provinsi demi provinsi selagi mereka terus melaju. Mereka beristirahat di
sebuah penginapan atau di pinggiran kota, tak lagi berhenti di kantor
pemerintahan provinsi. Sebagai hasilnya, kemajuan mereka pun jadi lebih cepat.
***
Beberapa hari setelahnya,
kereta kudanya sudah sampai di perbatasan antara Bei Min dan Nan Zhao.
Hanya setelah mereka
meninggalkan provinsi kecil ini, mereka baru akan tiba di Nan Zhao. Su Xi-er
tertawa pahit sendiri. Ia 'meninggalkan' Nan Zhao dengan cara setegas itu,
tetapi kembali dengan jenis identitas semacam ini.
Dengan penampilan, tubuh, dan
identitas ini, tak akan ada seorang pun yang mengenaliku.
"Yang Mulia, kita akan
segera tiba di Nan Zhao setelah melewati provinsi ini. Apakah Anda ingin mampir
dulu di provinsi ini?"
Pei Qian Hao melirik Su Xi-er
sebelum memerintahkan, "Kita akan istirahat sejenak dan memasuki Nan Zhao
besok. Di waktu bersamaan, kirimkan sepucuk surat dengan seekor merpati pos
pada Pangeran Yun dari Nan Zhao, memberitahukan padanya kalau besok Pangeran
ini akan tiba."
Wu Ling menyetujuinya dengan
hormat. Segera saja, kereta kudanya memasuki provinsi, dan berhenti di depan
sebuah penginapan untuk istirahat singkat.
Benak Su Xi-er dipenuhi
dengan kata-kata, 'Pangeran Yun'. Pangeran Yun .... Ia tidak langsung
menaiki takhta dan juga bukan lagi Jenderal Pelindung Kerajaan, tetapi seorang
Prince Regent, kehadiran yang muncul, dengan menjual nama untuk membantu kaisar
kecil.
Lian Chen jauh lebih tua
daripada Situ Lin, dan tak lagi membutuhkan posisi seorang Prince Regent.
Tetapi, Yun Ruo Feng tak langsung menaiki takhta; apa tujuannya sebenarnya ...?
"Apa yang sedang kau
pikirkan? Bahkan, rohmu saja seperti tersedot keluar." Suara menyelidik
seorang pria pun terdengar.
Su Xi-er tersadar dan
menjawab hormat, "Hamba sedang memikirkan tentang akan seperti apakah
kelihatannya Nan Zhao."
"Mereka baru saja
menekan kekacauan yang disebabkan oleh peperangan belum lama ini. Mereka tak
punya banyak warga seperti Bei Min, dan keseluruhan kekuatan mereka pun lebih
lemah."
Beberapa kata yang diucapkannya
secara objektif merujuk pada fakta bahwa Nan Zhao tak bisa dibandingkan dengan
Bei Min.
"Di antara keempat
kerajaan, Nan Zhao berada di peringkat kedua. Namun, Pangeran ini ragu apakah
itu akan tetap jadi kenyataan. Sementara, untuk alasannya, itu cukup karena
kini, Nan Zhao kekurangan satu orang tertentu." Saat Pei Qian Hao
menjelaskan, kekaguman muncul dalam roman mukanya.
'Kurang orang tertentu ....'
Siapakah si orang tertentu yang dimaksudkannya ini?
0 comments:
Posting Komentar