Rabu, 16 Juni 2021

CTF - Chapter 93

Consort of A Thousand Faces

Chapter 93 : Melucuti Pakaian


Su Xi-er berusaha menopang dirinya dari lantai kereta dengan kedua tangan, mencoba untuk bangkit. Namun, sebelum ia bisa melakukannya, satu lengan melingkari pinggangnya dengan erat.

Alhasil, ia tak berhasil bangkit, tetapi ia pun tidak mau membiarkan dirinya jatuh menimpa pria itu juga, sehingga, ia hanya bisa tetap tersangkut di posisi ini.

"Pangeran ini hanya memanggilmu untuk naik ke kereta kuda, tetapi, bajuku saja tidak diampuni saat kau mendorongku jatuh." Mata Pei Qian Hao tersirat candaan, dan sudut bibirnya tanpa sadar terangkat.

Tubuh Su Xi-er belum sepenuhnya pulih, dan menopang dirinya dengan kedua tangan membutuhkan tenaga yang tak dimilikinya. Ia masih bisa bertahan hingga beberapa saat, tetapi pada akhirnya lengannya akan lemas juga.

"Pangeran Hao, hamba masih sakit. Apabila Anda jatuh sakit karena karena Anda terlalu dekat dengan hamba, aku akan menjadi seorang penjahat." Su Xi-er mencoba membuat suaranya jadi sedatar mungkin. Ia tahu kalau ia tak akan bisa bertahan lebih lama lagi. Jika pria itu masih tidak melepaskannya, hasilnya jelas—jatuh menimpanya sekali lagi.

"Melucuti pakaian Pangeran ini tidak termasuk sebuah kejahatan?" Tatapan Pei Qian Hao beralih dari dadanya sebelum berbalik mengamati ekspresi Su Xi-er.

Mata Su Xi-er membelalak sewaktu ia memandangi dada pria itu. Ia tidak menyadari kalau tanpa sengaja ia telah melucuti bajunya saat mereka jatuh.

Apakah karena aku mengerahkan terlalu banyak tenaga? Atau karena ia sengaja melonggarkan bajunya sebelum aku naik ke kereta.

Kalau saja Pei Qian Hao mengetahui pemikiran Su Xi-er, wajahnya pasti sudah menggelap setelah mengetahui dirinya telah menjadi entitas semacam itu di matanya. Sesuatu seperti itu hanya akan diperbuat oleh orang bodoh.

Su Xi-er ingin menanggapi saat lengannya lemas, membuatnya terjatuh dengan kepala lebih dulu pada Pei Qian Hao.

Tubuh mereka saling menempel satu sama lain, sementara kepalanya bahkan terbaring di bagian dimana bajunya jadi longgar.

Ini sama saja dengan keintiman .... kontak dengan kulit.

(T/N : ini juga dapat digunakan merujuk pada kegiatan ranjang.)

Rasa tak nyaman melanda benaknya sekali lagi. Tatapan mendalam muncul di mata Su Xi-er selagi ia mengatupkan bibirnya dan mencoba untuk bangkit lagi.

Tangan yang melingkari pinggangnya mendadak mengerahkan tenaga dan membaliknya. Tiba-tiba saja, ia berada di bawah, tertindih olehnya, tangan Su Xi-er mendarat di atas dada telanjangnya.

Ia dapat merasakan detak jantung stabil dan kuat pria itu di telapak tangannya, rasa panasnya seperti cap besi di tangannya.

Secara tak sadar, ia mulai memindahkan tangannya, tetapi kemudian di pegang erat oleh Pei Qian Hao.

Suara dalam dan rendah ditemani dengan rasa tekanan yang kuat pun dapat terdengar. "Pangeran ini ingin melihat, hingga batas mana kau membenci pria. Apakah kau membenci pria Bei Min, atau Nan Zhao? Atau mungkinkah semua pria ...?"

Ia diinterupsi oleh Su Xi-er. Matanya menatap lurus pria itu, emosi sungguh-sungguh dan serius menghambur dari tatapannya. "Pangeran Hao, apabila Anda mengambil hak hamba lagi, aku pasti akan langsung turun dari kereta kuda ini."

Mata sehitam jelaga Pei Qian Hao menilainya hati-hati, dan merasa kalau wajahnya penuh keseriusan. Mau tak mau, ia kembali teringat apa yang dikatakan Wu Ling pagi itu.

"Wanita ini menyedihkan. Tak hanya ia menderita dari berbagai hal keji perbuatan pria di usia semuda itu, pria yang melakukannya bahkan berasal dari Keluarga Pei."

Menjalani pengalaman semacam ini, tak heran kalau kebenciannya terhadap pria mengakar dengan sebegitu kuat. Tidak akan mengejutkan pula apabila ia terus merasakan trauma ini sepanjang sisa hidupnya. Lupakan saja, tidak semestinya aku mempersulitnya kali ini.

Pei Qian Hao melepaskan tangannya dan bersandar di dinding kereta kuda dengan mata terpejam. "Kau yang melucuti pakaian Pangeran ini; tanggung jawab dan bantu Pangeran ini mengenakannya lagi dengan benar."

Su Xi-er memandanginya. Matanya tertutup, dan napasnya pun ringan.

Perlahan-lahan mendekatinya, ia mengangkat tangan sebelum dengan cepat menariknya setelah menyentuh bajunya, takut kalau pria itu akan mendadak membuka mata dan mencengkeram tangannya.

Namun, Pei Qian Hao tetap diam. Su Xi-er mengembuskan napas lega dan dengan hati-hati meluruskan pakaiannya, mengancingkannya, dan mengikatkan beberapa simpul di ikat pinggangnya.

Setelah semuanya selesai, dengan cepat Su Xi-er mundur sejauh mungkin dari Pei Qian Hao, sejauh kereta kuda itu mengizinkan. Ia terus menatapnya, bersiap langsung turun dari kereta kuda jika ia membuat sedikit saja pergerakan.

Pei Qian Hao tergelak. "Apakah Pangeran ini adalah seekor hewan buas? Apa perlu sampai sejauh itu?" Su Xi-er, orang ini telah meluaskan pandanganku. Belum pernah ada wanita yang akan menjauhiku hingga begini.

"Pangeran Hao, bagi hamba, Anda adalah hewan buas." Su Xi-er hanya mengikuti saja ucapannya. Ia membenci pria yang bersandar terlalu dekat dengannya. Membuatnya terpikirkan ....

Su Xi-er menundukkan kepalanya, matanya agak tertutup selagi hatinya terperangkap dalam rasa sakit.

Penampilannya ini kebetulan saja tertangkap oleh mata Pei Qian Hao. "Kenangan dari masa lalu bisa menyenangkan juga mengerikan. Kau harus melupakan yang buruk itu jika kau berencana untuk tetap hidup."

Su Xi-er kaget. Mengapa ia membicarakan perihal masa lalu denganku?

Pei Qian Hao membuka matanya, bola mata gelapnya memandang lurus ke arahnya. "Pangeran ini bukanlah hewan buas, tetapi bahkan jauh lebih kejam dari itu. Karena semua orang yang memancing ketidakpuasan terhadap Pangeran ini sudah dijatuhi dengan hukuman ibu kota, mustahil bagiku untuk mengingat-ingat berbagai kenangan mengerikan itu."

Hukuman ibukota ....

Ekspresi Su Xi-er jadi agak kosong sebelum ia tertawa. "Pangeran Hao, mengapa Anda menceritakan ini pada hamba? Tinggal sebegitu lamanya di istana kekaisaran, orang-orang yang berada di dekatku antara dayang lain atau para kasim. Sekarang, karena hamba sudah dipindahkan kemari oleh Anda, aku akan melayani Anda dengan baik. Membawa dan menyeduhkan teh, mencuci dan memperbaiki pakaian, mohon jangan ragu untuk menginstruksikannya padaku, Pangeran Hao."

Pei Qian Hao meliriknya sebelum ia memejamkan matanya dan bersandar di dinding kereta. Secara tak langsung, aku telah memberitahukan padanya bagaimana cara agar ia bisa memecahkan masalahnya. Tidak perlu lagi mengutarakan kata-kata berlebihan lainnya.

Su Xi-er memalingkan kepalanya dan memperhatikan pemandangan di luar sana melalui tirai kereta kudanya. Pepohonan di sekitarnya terlewati tiada henti, dan semakin cepat mereka berjalan, semakin dekat pula mereka pada Nan Zhao.

Di saat ini, benaknya dipenuhi dengan kata-kata, 'dijatuhi dengan hukuman ibu kota'. Aku tidak akan puas hanya dengan itu. Bahkan, hukuman ibu kota tidak akan cukup untuk membayarkan rasa sakit yang ditorehkan oleh seseorang padaku! Yun Ruo Feng juga harus menanggung rasa sakitku!

Kereta kudanya melewati provinsi demi provinsi selagi mereka terus melaju. Mereka beristirahat di sebuah penginapan atau di pinggiran kota, tak lagi berhenti di kantor pemerintahan provinsi. Sebagai hasilnya, kemajuan mereka pun jadi lebih cepat.

***

Beberapa hari setelahnya, kereta kudanya sudah sampai di perbatasan antara Bei Min dan Nan Zhao.

Hanya setelah mereka meninggalkan provinsi kecil ini, mereka baru akan tiba di Nan Zhao. Su Xi-er tertawa pahit sendiri. Ia 'meninggalkan' Nan Zhao dengan cara setegas itu, tetapi kembali dengan jenis identitas semacam ini.

Dengan penampilan, tubuh, dan identitas ini, tak akan ada seorang pun yang mengenaliku.

"Yang Mulia, kita akan segera tiba di Nan Zhao setelah melewati provinsi ini. Apakah Anda ingin mampir dulu di provinsi ini?"

Pei Qian Hao melirik Su Xi-er sebelum memerintahkan, "Kita akan istirahat sejenak dan memasuki Nan Zhao besok. Di waktu bersamaan, kirimkan sepucuk surat dengan seekor merpati pos pada Pangeran Yun dari Nan Zhao, memberitahukan padanya kalau besok Pangeran ini akan tiba."

Wu Ling menyetujuinya dengan hormat. Segera saja, kereta kudanya memasuki provinsi, dan berhenti di depan sebuah penginapan untuk istirahat singkat.

Benak Su Xi-er dipenuhi dengan kata-kata, 'Pangeran Yun'. Pangeran Yun .... Ia tidak langsung menaiki takhta dan juga bukan lagi Jenderal Pelindung Kerajaan, tetapi seorang Prince Regent, kehadiran yang muncul, dengan menjual nama untuk membantu kaisar kecil.

Lian Chen jauh lebih tua daripada Situ Lin, dan tak lagi membutuhkan posisi seorang Prince Regent. Tetapi, Yun Ruo Feng tak langsung menaiki takhta; apa tujuannya sebenarnya ...?

"Apa yang sedang kau pikirkan? Bahkan, rohmu saja seperti tersedot keluar." Suara menyelidik seorang pria pun terdengar.

Su Xi-er tersadar dan menjawab hormat, "Hamba sedang memikirkan tentang akan seperti apakah kelihatannya Nan Zhao."

"Mereka baru saja menekan kekacauan yang disebabkan oleh peperangan belum lama ini. Mereka tak punya banyak warga seperti Bei Min, dan keseluruhan kekuatan mereka pun lebih lemah."

Beberapa kata yang diucapkannya secara objektif merujuk pada fakta bahwa Nan Zhao tak bisa dibandingkan dengan Bei Min.

"Di antara keempat kerajaan, Nan Zhao berada di peringkat kedua. Namun, Pangeran ini ragu apakah itu akan tetap jadi kenyataan. Sementara, untuk alasannya, itu cukup karena kini, Nan Zhao kekurangan satu orang tertentu." Saat Pei Qian Hao menjelaskan, kekaguman muncul dalam roman mukanya.

'Kurang orang tertentu ....' Siapakah si orang tertentu yang dimaksudkannya ini?

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar