Consort of A Thousand Faces
Chapter 145 : Lebih Baik Jangan
Hanya
dengan pemandangan dan keharuman dari banyaknya bunga segar yang dijual sudah
mampu membuat orang merasa tenang dan rileks.
Mata
Su Xi-er setengah terpejam selagi ia tampaknya menikmati keheningan saat ini.
Pei
Qian Hao memerhatikannya saat sudut mulutnya agak terangkat; Su Xi-er kelihatan
ceria.
"Kenapa?
Apakah kau sangat senang?" Pei Qian Hao bertanya.
Su
Xi-er membuka sedikit matanya ketika ia mendengar Pei Qian Hao dan tersenyum
padanya. "Pangeran Hao, tidakkah menurut Anda harumnya bunga-bunga ini
mampu membuat Anda merasa senang?"
Kebanyakan,
setiap kali Su Xi-er tersenyum, itu adalah topeng senyuman sopan palsu yang
selalu dikenakannya. Apa yang dilihat Pei Qian Hao hari ini merupakan senyuman
asli Su Xi-er.
Untuk
menenangkan dirinya, ia meniru Su Xi-er dan menghirup harumnya bunga-bunga yang
melayang dari luar. Memang benar-benar harum.
"Pangeran
Hao, bukankah Anda merasa lebih santai?" Su Xi-er bertanya dan menatap Pei
Qian Hao seolah ia harus mendengarkan sebuah jawaban darinya.
Pei
Qian Hao melihat bahwa ia sedang memerhatikannya dengan serius, dan
jantungnya berdebar-debar sebelum kembali
normal.
Ia
menjawab, "Pangeran ini memang merasa jauh lebih santai, tetapi Pangeran
ini bahkan akan merasa jauh lebih santai apabila Pangeran ini bisa menamparmu
satu-dua kali."
Apakah
ia tengah mengatakan kalau aku terlalu banyak bicara? Pikir Su
Xi-er. Aku bukan orang bodoh yang meminta untuk ditampar.
Ia
pun mengangkat tirai keretanya diam-diam, berpura-pura ia tidak memahami apa
maksud Pei Qian Hao dan berujar, "Pangeran Hao, Anda sedang mempermainkan
hamba lagi."
Pei
Qian Hao mendengus pelan, tetapi tidak mengatakan apa-apa lagi.
Su
Xi-er tahu kalau pria ini bukanlah seseorang yang dapat disinggung dengan
santainya. Aku memanggilnya 'jalang kecil' sebelumnya, dan takutnya ia
masih marah. Aku sungguh tidak boleh menyinggungnya di saat begini. Kalau aku
tetap diam, maka ia tidak punya alasan untuk marah.
Selain
bunga-bunga, ada banyak sekali pedagang dan pejalan kaki di luar sana,
menciptakan suasana hiruk-pikuk yang ramai.
Dengan
aroma dari bunga magnolia
coco,
melati,
dan juga berbagai bunga yang berada di sekitarnya,
Su Xi-er nyaris bisa membayangkan kalau dirinya sedang berdiri di
tengah-tengah satu lapangan penuh dengan bunga bermekaran, banyak kupu-kupu
berterbangan di sekelilingnya. Membuatnya merasa benar-benar santai.
Akan
tetapi, senyumnya menghilang dengan cepat. Aku tidak bisa tinggal dan
menikmati masa yang disebut kedamaian ini. Lian Chen masih dikendalikan oleh Yun
Ruo Feng; Ning An Lian masihlah si Putri Pertama Kekaisaran; dan Yun Ruo Feng
masih si Prince Regent.
Aura
damai yang tadinya menyelimutinya menghilang dalam sekejap, digantikan dengan
aura dingin mirip iblis yang langsung datang dari neraka.
Berada
begitu dekat dengannya, secara alami Pei Qian Hao menyadari hawa dingin di sekitar Su Xi-er. Dalam keadaannya saat
ini, pergerakan tiba-tiba apa pun akan langsung membuatnya
waspada.
Sebagai Prince
Regent dari Bei Min, ia sudah pernah melalui berbagai macam situasi,
dan dipaksa untuk membuat keputusan sepersekian detik di bawah kondisi
mengancam nyawa. Niat membunuh yang terpancar dari Su Xi-er sangatlah jelas,
tetapi niatan membunuh itu bukan terarah kepadanya.
Dengan
Pei Qian Hao yang tak repot-repot menyembunyikan tatapan panas membaranya itu,
Su Xi-er bisa merasakannya dengan jelas. Ia memutar kepalanya dan bertemu
dengan mata gelapnya yang tampak seolah mereka mampu menghisap orang ke
dalamnya dengan kemampuan ajaib mereka.
Jantung
Su Xi-er berdebar, dan dendam di matanya langsung lenyap.
Ia
memandanginya dan bertanya dengan nada kebingungan. "Pangeran Hao, apa
yang Anda lihat? Apakah ada sesuatu yang kotor di wajah hamba?"
Su
Xi-er sengaja mengusap pipinya sewaktu ia berbicara, berpura-pura bodoh.
"Pangeran
ini hanya sedang penasaran saja, apa yang sedang diam-diam kau sumpah-serapahi.
Apakah kau sedang mengatakan sesuatu yang buruk tentang Pangeran ini?"
"Mana
mungkin hamba berani?" Su Xi-er menjawab dengan hormat.
"Lebih
baik jangan ...."
Pei Qian Hao tidak meneruskannya, tetapi tatapan penuh makna di matanya
memperjelas implikasi dalam perkataannya.
Mengingat
masa-masa yang mereka habiskan bersama, Pei Qian Hao tahu kalau Su Xi-er
merupakan seorang wanita unik, yang tidak takut mengutarakan pikirannya, dan bukan
orang yang pemalu dan penakut seperti dayang lainnya. Meskipun aku bisa
membaca banyak orang dengan mudahnya, dialah satu-satunya yang tak bisa kutebak
dengan sekilas pandang saja.
***
Kereta
kudanya berjalan agak lama sebelum akhirnya berhenti di satu tempat yang
bernama 'Toko Bunga Zhao'.
Pei
Qian Hao baru turun dari kereta, ketika ia berbalik, ingin membantu Su Xi-er
turun juga.
Akan
tetapi, Su Xi-er tidak melihatnya. Sebaliknya, ia mengangkat tirai kereta
sebelum dengan gesit turun sendiri.
Wajah
Pei Qian Hao menggelap sewaktu ia menarik tangannya yang terulur tanpa kata.
Mengalihkan perhatiannya pada toko bunga, samar-samar ia dapat melihat
bunga-bunga yang menjulurkan kepala mereka keluar layaknya gadis cantik kecil
yang pemalu.
Pengawal
kekaisaran di sebelah mereka menyadari kalau aura di sekitar mereka terasa
aneh, tetapi wajah Su Xi-er tetap tenang.
Ketika
Paman Zhao, si pemilik toko, melihat para tamu terhormat tiba, ia langsung
keluar dari ruangannya dan tersenyum lebar menyambut mereka. "Hei, pelanggan
yang terhormat, apakah kalian kemari untuk mencari bunga? Toko kecilku ini
punya berbagai jenis bunga berbeda yang semuanya bermekaran, dan sangat
cantik."
Pei
Qian Hao menatap Su Xi-er dan berujar dengan suara dalam. "Ayo, masuk ke
dalam dan melihat-lihat."
Sebelum
ia melangkah maju, suara tapak kuda terdengar di depan mereka. Seorang pengawal
kekaisaran dari Kediaman Pangeran Hao datang dengan seekor
kuda, berekspresi serius. Dengan cepat
turun dari kuda, ia menyerahkan satu surat kepada Pangeran Hao dan berbisik,
"Yang Mulia, surat dari Komandan Wu."
Pei
Qian Hao mengambil surat tersebut, melirik Su Xi-er, dan menginstruksikan,
"Masuklah duluan, Pangeran ini akan segera ke sana."
"Oh."
Su Xi-er tidak tetap tinggal, dan mengikuti Paman Zhao ke dalam toko.
Walaupun
Paman Zhao tidak pernah meninggalkan Provinsi Bulan, ia masih bisa mengetahui
orang yang ada di depannya adalah seorang bangsawan. Hanya melihat watak pria
itu saja, ia tahu, entah apakah ia adalah orang kaya atau seorang bangsawan
dari tempat besar seperti ibu kota.
Ditambah
lagi, gadis di sebelahnya cantik dan mengenakan pakaian mahal. Tidak
sulit mengetahui kalau pasangan ini luar biasa.
Mengingat
ini, Paman Zhao tidak berani bertindak ceroboh, dan dengan hati-hati menjawab
para tamu terhormat ini.
"Nona,
ada semua jenis bunga di toko kecil ini. Jenis bunga apa yang kau butuhkan?
Orang rendahan ini bisa membawamu ke sana untuk melihat-lihatnya."
Su
Xi-er melambaikan tangannya. "Tidak perlu. Aku hanya melihat-lihat saja
sampai Tuan Muda dari kediamanku masuk."
"Oh,
bagus, bagus." Meski ia berkata begitu, Paman Zhao masih tidak berani
bersikap ceroboh, dan dengan hati-hati melayaninya. Ia mengikuti dua langkah di
belakang Su Xi-er dan menjelaskan berbagai hal.
***
Di
luar sana, Pei Qian Hao memegangi surat dari Wu Ling di tangannya. Seluruhnya
berisi tentang tulisan Wu Ling mengenai setiap kejahatan yang diperbuat oleh
Pei Yong. Bahkan, salah satu dari kejahatan ini saja sudah cukup untuk
menjatuhi Pei Yong dengan hukuman mati yang mengerikan!
Wajahnya
berubah gelap dan dingin. Ia melihat ke arah pengawal di sebelahnya dan
menginstruksikan, "Kau, sampaikan titah lisan Pangeran ini dan pergilah ke
provinsi kecil lewat perbatasan. Temui Wu Ling dan kembali ke ibu kota
Bei Min untuk menangkap Pei Yong!"
Pengawal
tersebut mengangguk tergesa. "Baik."
Pei
Qian Hao baru berbalik dan masuk ke dalam toko bunga ketika pengawalnya sudah
jauh.
Su
Xi-er hanya melihat-lihat sambil lalu dan tidak melihatnya berjalan masuk dari
luar.
Ia
baru saja berjalan ke hadapan satu tandan bunga magnolia
coco,
tampak seperti nona muda yang tenang seraya memandangi kelopak bunga mereka
yang putih alami.
0 comments:
Posting Komentar