Sabtu, 04 Desember 2021

CTF - Chapter 149

Consort of A Thousand Faces

Chapter 149 : Datanglah Pada Pangeran Ini


Provinsi Bulan. Di Dalam Toko Bunga Zhao.

Paman Zhao dengan hati-hati memerhatikan kedua orang di belakangnya sewaktu ia berjalan. Aku tidak boleh meremehkan tamu-tamu penting ini!

Keduanya kini berada di depan bunga-bunga Ling Rui, dimana satu rumpun bunga kuning berbentuk bintang bermekaran dalam pot bunga.

Paman Zhao menunjuk ke arah bunga-bunga tersebut. "Pelanggan. Tidak ada banyak bunga Ling Rui di toko ini, tetapi ini ada beberapa pot yang kumiliki. Ada lebih banyak lagi yang ditanam di padang oleh para petani bunganya. Faktanya, bunga-bunga Ling Rui jauh terlihat lebih baik di padang. Mereka tampak seperti bintang-bintang di dalam langit malam, berkilauan dengan cemerlangnya di malam hari."

Paman Zhao mendesah seraya berbicara. "Bunga Ling Rui tidak mahal dan mereka dapat dengan mudahnya bertahan hidup di Nan Zhao. Mereka tahan baik terhadap suhu dingin maupun panas, tetapi harus terkena angin, kalau tidak mereka akan layu."

Su Xi-er tidak mendengarkan kata-kata Paman Zhao dan hanya memandangi bunga Ling Rui di depannya. Setiap kuntum bunga kuning ini sangat indah. Ibuku menamai mereka 'Wei Yi' ....

Tatapan Pei Qian Hao mengikuti Su Xi-er dan tertuju pada bunga Ling Rui di depannya.

Ia menunjuk ke arah bunga Ling Rui dan bertanya pada Paman Zhao. "Apakah sudah dipastikan kalau bunga-bunga ini tidak akan bertahan hidup apabila dipindahkan keluar dari Nan Zhao?"

Paman Zhao melihat kalau Pangeran Hao tampan dan pandai berbicara sementara memiliki aura seorang kaisar, sehingga ia pun tidak berani bersikap ceroboh.

Paman Zhao bergumam sendiri seolah ia tengah berpikir dengan sangat hati-hati.

Setelah agak lama, ia membalas, "Sebenarnya, tidak pasti. Ada beberapa bagian penting untuk menanam bunga Ling Rui; pertama adalah aerasinya, kedua adalah tanah khusus dari Provinsi Bulan dan ketiga adalah airnya. Semua air di Provinsi Bulan ini berasal dari Danau Bulan, dan ada satu legenda yang sangat kuno mengenai Danau Bulan tersebut."

Paman Zhao berbicara tanpa henti dan menceritakan pada mereka tentang legendanya.

Dahulu kala, Provinsi Bulan merupakan suatu tempat yang sangat miskin dengan banyaknya orang miskin dan kelaparan yang berkeliaran. Dikatakan bahwa, ini disebabkan oleh Hakim Provinsi menyinggung seorang dewi, yang kemudian mendatangkan malapetaka pada seluruh provinsi. Selain dari membawa kemiskinan pada Provinsi Bulan, ada pula banjir bandang yang menghancurkan ladang, membuat semua orang melarikan diri atau mati kelaparan.

Setelahnya, seorang wanita cantik tiba-tiba datang ke Provinsi Bulan, keliman gaunnya penuh dengan bunga. Dikatakan bahwa bunga apa pun dari roknya itu cerah dan cantik, tidak pernah layu meskipun dipetik.

Ia penuh dengan belas kasihan dan mengasihani warga. Handal dalam ilmu pengobatan, ia membantu merawat penduduk Provinsi Bulan. Semua orang mengenalnya sebagai seorang dewi.

Setelah itu, dewi tersebut memberitahukan para penduduk kalau mereka harus menanam bunga. Mempercayai ucapannya, para penduduk pun mulai menanam berbagai macam jenis bunga.

Para penduduk hidup melewati kelaparan dan sedikit demi sedikit menjadi lebih makmur. Bunga-bunga yang mereka tanam juga berbeda dari bunga-bunga di tempat lainnya. Setiap bunganya indah dan cantik, tidak peduli warna ataupun jenisnya, akan jadi peringkat pertama.

Saat waktunya para penduduk berterima kasih pada sang dewi bunga, ia telah menghilang, dan tak ada seorang pun yang pernah melihatnya lagi.

Kemudian, dikatakan bahwa ada orang yang melihatnya di Danau Bulan. Ia hanya mengambang di udara dengan ringannya dan menatap ke bawah ke arah para penduduk Provinsi Bulan.

Beberapa orang mengatakan bahwa si dewi bunga berasal dari Danau Bulan, dan kembali untuk melindunginya. Kabar bahwa bunga-bunga dari Provinsi Bulan adalah yang paling indah baru tumbuh selama bertahun-tahun setelahnya, dan kini semua orang mengetahuinya.

Di saat Paman Zhao selesai menceritakan legendanya, masing-masing memasang ekspresi berbeda.

Wajah Pei Qian Hao acuh tak acuh. Pada akhirnya, legenda hanyalah sebuah legenda. Perbedaannya adalah air, tanah, dan kondisi berbeda di sini. Sama seperti bagaimana mereka mengatakan kalau tangarine tumbuh di selatan dan jeruk tumbuh di utara dikarenakan perbedaan lingkungan, perbedaan dalam kondisinya menyebabkan pertumbuhan bunganya berubah.

Su Xi-er pernah mendengarkan legenda ini dulu sekali. Tentu saja, legendanya tidak nyata; tidak seorang pun pernah benar-benar mengalaminya sendiri. Ini hanya satu legenda indah tentang apa yang diharapkan orang-orang.

Provinsi Bulan sudah menjual bibit bunga ketika ia dilahirkan.

Saat Paman Zhao melihat ekspresi mereka, ia tahu kalau mereka tidak benar-benar mempercayai legenda dari si dewi bunga.

Mau tak mau, ia menjelaskan di samping. "Legenda ini diturunkan dari generasi terdahulu, membuat kami tidak yakin juga apakah ini benar atau tidak. Walau begitu, apa yang kami yakini adalah bahwa air dari Danau Bulan sangat sublim, dan bahwa bunga-bunga tersebut disiram dengan air danaunya, benar-benar berbeda dari bunga-bunga yang disiram dengan air dari sumber lainnya."

"Apakah Danau Bulan sungguh seajaib itu?" Pei Qian Hao tampaknya bertanya pada Paman Zhao, tetapi matanya terfokus pada Su Xi-er.

Wanita ini benar-benar punya koneksi tak terjelaskan dengan Nan Zhao. Aku tidak dapat menjelaskan firasat ini, tetapi aku tahu kalau ia pasti pernah tinggal di Nan Zhao sebelumnya.

Ketika Paman Zhao mendengarkan pertanyaannya, ia langsung mengangguk. "Benar, Danau Bulan memang istimewa. Bahkan saat menanam di lahan yang sama, bunga yang disiram dengan air Danau Bulan tumbuh lebih cepat, dan lebih tahan hama dan penyakit."

"Semua orang menggunakan air dari Danau Bulan untuk menyirami bunga-bunga kami sekarang. Saat dibandingkan dengan bunga-bunga dari provinsi terdekat lainnya, milik kami layaknya lautan bunga, jauh lebih baik ketimbang yang lainnya ... hehe."

Paman Zhao agak malu karena memuji dirinya sendiri. Ia menggaruk kepalanya dan tidak tahu apa yang mesti diucapkan lagi.

"Dimana padang bunga terdekat?" Pei Qian Hao bertanya.

"Tuan, apakah Anda ingin melihat-lihat?"

"Mmm."

"Yang terdekat ada di sebelah selatan, tetapi mereka tidak menanam bunga Ling Rui di sana," Paman Zhao memberitahu. Para pelanggan ini pasti ingin pergi melihat bunga Ling Rui.

"Kalau begitu ada dimana mereka?"

"Menuju ke arah utara. Agak jauh, tetapi petani bunga di sana menanam banyak sekali ladang bunga Ling Rui; lautan kekuningan, dan sangat indah. Tuan, apabila kalian ingin pergi, aku akan meminta penjaga tokoku untuk membawa kalian ke sana."

Paman Zhao antusias, tetapi Pei Qian Hao melambaikan tangannya. "Tidak perlu. Pemilik toko, kau hanya perlu memberitahukan pada kami arahnya dan kami bisa pergi ke sana sendiri."

"Oh, baik, baiklah."

Menerima ucapan Pei Qian Hao, Paman Zhao pergi mendekati pengawal kekaisaran yang mengendari kereta kudanya untuk memberikan petunjuk arah. "Apabila kau benar-benar tersesat, kau bisa bertanya pada siapa pun yang ada di sekitarnya. Setiap petani bunga di Provinsi Bulan mengetahui soal ladang bunga Ling Rui itu."

Pengawal tersebut mengangguk. "Baiklah, aku mengerti."

Melihat kereta kudanya sudah menanti di luar sana, Pei Qian Hao dan Su Xi-er tidak menetap lebih lama, ingin buru-buru pergi menuju ladang bunga tersebut.

Ketika mereka menaiki kereta kudanya, kebetulan Su Xi-er melihat awalnya Pei Qian Hao mendekati pengawal tersebut untuk menyampaikan beberapa patah kata.

Ia tidak bisa mendengarkan apa yang mereka bicarakan, tetapi melihat si pengawal mengangguk ke arah Pei Qian Hao sebelum ia pergi dengan cepat.

Pei Qian Hao baru berbalik dan bertemu pandang dengan Su Xi-er, yang sedang duduk di dalam kereta.

Su Xi-er merasa jantungnya berdebar saat mata mereka bertemu. Cepat-cepat ia menurunkan tirai keretanya dan memalingkan wajah.

Tak lama setelahnya, kereta kuda tersebut bergerak sedikit, dan tirainya pun terangkat. Pei Qian Hao berjalan masuk tanpa ekspresi.

Meskipun ia tidak melihat ke arahnya, bayangan akan Pei Qian Hao yang mendesaknya hingga ke dinding kereta kuda mau tak mau berkedip di benak Su Xi-er. Memikirkan tentang itu, ia segera berpindah ke sisi berlawanan kereta kudanya.

Pei Qian Hao menatap sisi sampingnya dan bertanya, "Kenapa kau pergi jauh sekali? Apakah Pangeran ini akan memakanmu?"

"Tidak, hamba hanya berpikir kalau Pangeran Hao tinggi dan kuat, sehingga hamba ingin memberi sedikit ruang untuk Anda."

Pei Qian Hao mendengus. "Memaksakan logika dengan perkataanmu." Kemudian ia pun mengulurkan tangannya. "Datanglah pada Pangeran ini!" 

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar