Rabu, 21 Juli 2021

CTF - Chapter 105

Consort of A Thousand Faces

Chapter 105 : Siapa Dia


Su Xi-er turun dari kudanya setelah menungganginya beberapa lama, dan masuk ke dalam semak-semak di sebelah jalanan, berjalan menuju arahnya datang. Ketika aku pergi barusan, tempat ini masih penuh kekacauan, tetapi sebaliknya, sekarang malah benar-benar senyap.

Yang melapisi padang rumputnya kini adalah berbagai mayat pria berbaju hitam, begitu pula dengan pasukan dari kedua kerajaan. Akan tetapi, sisanya menghilang. Tak perlu dikatakan lagi, Pei Qian Hao juga tak ditemukan dimana pun.

Su Xi-er mengamati mayat-mayat itu diam-diam dan berjalan ke arah satu mayat berbaju hitam. Ia berjongkok dan menyibak kain hitam di wajahnya. Pria ini mati karena menegak pil beracun yang disembunyikan di mulutnya. Kemudian, ia melakukan hal yang sama terhadap pembunuh lainnya, memperlihatkan warna kulit biru kehijauan, dan oleh karenanyalah memastikan kalau mereka semua mati dengan cara yang sama.

Pria-pria berbaju hitam ini adalah pembunuh bayaran yang bersembunyi dalam kegelapan. Melihat betapa ganasnya pertarungan yang terjadi beberapa waktu yang lalu, Su Xi-er pun agak mengerutkan alisnya. Dengan sebegitu kuatnya Pei Qian Hao, sudah pasti ia akan baik-baik saja.

Tetapi, sebelum pertarungannya dimulai, ia mengirimku pergi .... Mungkinkah ia sudah mengetahui kalau akan ada pembunuh bayaran yang menanti untuk menyergap di sini?

Tidak, aku harus menemukannya. Aku harus mengetahui apa yang terjadi. Meskipun tidak ada apa-apa di padang rumputnya, barangkali ada sesuatu di dalam semak belukarnya.

Ekspresi Su Xi-er serius selagi ia berjalan lebih jauh ke dalam semak-semak, menemukan kalau itu hanya tampak seperti padang rumput yang terbengkalai. Bahkan tidak kelihatan seorang pun.

Ada begitu banyak orang di iringan-iringannya, tetapi hanya ada beberapa kuda yang tertinggal. Tetapi, saat aku menghitung jumlah mayatnya ....

Tiba-tiba saja, ia dilanda kecemasan. Bagaimana dengan yang lainnya? Sebenarnya, kemanakah mereka pergi? Tepat saat ia baru saja akan terus maju, tangan panjang terulur dari samping dan menariknya.

Punggung Su Xi-er menyentuh dada hangat seorang pria, dan sebelum ia bisa berbalik, ia mendengar suara yang familier, "Ada seekor krait berpita di dalam semak di depanmu; kalau kau masuk ke sana tergesa-gesa, tak akan lama sebelum kau mati karena bisanya."

(T/N : Sejenis ular dengan belang kuning-hitam.)

Su Xi-er berputar dengan cepat dan memperhatikannya saksama. Bajunya bersih dan rapi, napasnya juga stabil. Ia tidak tampak seperti baru saja mengalami pertarungan sengit.

"Pangeran ini sudah mengirimmu pergi, tetapi kau malah bersikeras kembali. Kau tahu cara menunggang kuda?" Pei Qian Hao memeluk pinggangnya dengan kedua tangan dan bertanya.

Su Xi-er menggelengkan kepalanya, "Kudanya berhenti dengan sendirinya, yang mana setelahnya, hamba mengikuti lagi jejakku, tetapi tidak menemukan siapa-siapa, jadi aku berakhir di sini." Setelah itu, ia mengamatinya dengan hati-hati lagi. Apakah ia benar-benar tidak terluka?

"Aneh, kau sudah tidak membenci Pangeran ini lagi? Kau bersedia berhubungan dengan Pangeran ini?" Suara nakalnya mengingatkan Su Xi-er.

Su Xi-er langsung tersadar dan menampar tangannya. "Ini adalah pertama kalinya hamba melihat begitu banyak orang mati. Jika Pangeran Hao tertimpa musibah, bagaimana bisa hamba pulang ke Bei Min? Jika seorang wanita lemah berkeliaran sendirian, kuduga ...."

Pei Qian Hao tertawa, "Kau cerdas dan pintar, bagaimana bisa kau takut berkelana seorang diri? Akan tetapi, tampaknya, kadang kala, dirimu saja bisa bodoh. Dengan kemampuan Pangeran ini, meski jika aku dikelilingi oleh ribuan pasukan elit, aku tetap punya jalan keluar. Siapa yang mengizinkanmu melakukannya dan berlari kembali sendirian?"

Meskpun ia cerdas, tidak akan berguna jika ia berhadapan dengan panah tajam. Di dunia ini, hanya aku yang berhak membunuhnya. Selain diriku, tidak ada yang boleh.

"Pangeran Hao, bagaimana dengan sisa rombongannya? Mengapa hanya tersisa Anda sendirian?" Su Xi-er bertanya keheranan.

Pei Qian Hao menunjuk ke arah semak-semak di depan mereka, "Beberapa pria berbaju hitam dipanah sampai mati, sementara sisanya mundur terburu-buru. Semua pengawal kekaisaran dari Kediaman Pangeran sudah pergi mengejar mereka, sementara pasukan dari Nan Zhao sedang mencari Pangeran Yun."

"Hamba melihat kuda gilanya sudah tidak lagi berada di semak belukar, tetapi malah jatuh, mati. Karena kita kehilangan petunjuk, jika mereka harus menemukan Pangeran Yun, para pasukan hanya perlu mencari keretanya; Mengapa mereka lama sekali?"

Pei Qian Hao menggelengkan kepalanya. "Kau ini bodoh atau tolol? Kalau ia tetap di dalam kereta, mereka pasti sudah menemukannya. Mengapa mereka masih membuang-buang begitu banyak tenaga?"

Jadi, Yun Ruo Feng menghilang dari kereta kudanya. Apabila ini benar-benar keadaan darurat, paling tidak, semestinya ia tetap berada dekat dengan keretanya sendiri. Namun sekarang, ada begitu banyak pasukan yang mencarinya tanpa ada banyak petunjuk.

Kalau memang demikian, maka penjelasannya adalah ....

Pei Qian Hao menatap ke kejauhan dan berkomentar tanpa tergesa, "Ia tampak hangat dan lembut, tetapi sebenarnya, hatinya lebih jahat daripada siapa pun juga. Penyergapan oleh para pria berbaju hitam itu adalah sesuatu yang sudah diduga oleh Yun Ruo Feng. Biar begitu, sebelum hal itu terjadi, ia tidak mengutarakan sepatah kata pun pada orang lain dan masih bisa mempertahankan watak tenangnya. Apakah ia berencana membuat para pria berbaju hitam itu memanah Pangeran ini sampai mati secara tak sengaja?"

Tanpa terdengar kaget sama sekali, Pei Qian Hao membeberkan karakter asli Yun Ruo Feng. Aku harus mengakuinya, Pei Qian Hao sangat cerdas. Dibutuhkan satu kehidupan penuh rasa sakit dan penderitaan agar akhirnya menyadari orang macam apakah Yun Ruo Feng sesungguhnya, tetapi Pei Qian Hao berhasil melakukannya hanya dalam satu pertemuan biasa. Belum lagi menyebutkan, dengan begitu mudahnya!

Melihat tatapan Pei Qian Hao tertuju padanya, Su Xi-er tahu kalau pria itu ingin melihat bagaimana ia akan bereaksi.

Ia langsung menggelengkan kepalanya dan berpura-pura bodoh. "Pangeran Hao, mengapa Anda mengatakan ini? Jika Anda benar-benar terpanah dan terbunuh di dalam perbatasan Nan Zhao, Bei Min pasti akan memulai perang dengan Nan Zhao. Nan Zhao bukan tandingan Bei Min."

Pei Qian Hao tidak membalas. Yun Ruo Feng tidak bisa memerintah kerajaan, tetapi ia adalah salah satu yang terbaik saat memimpin suatu pasukan. Apabila yang dikatakan Su Xi-er jadi nyata, dan aku mati di Nan Zhao, Bei Min belum tentu bisa memenangkan perang tanpa diriku.

"Pangeran Hao, apa yang harus kita lakukan sekarang? Apakah kita hanya akan menunggu di sini?"

"Pangeran ini tidak pernah menunggu orang lain. Kalau tebakan Pangeran ini benar, tangan kanan Yun Ruo Feng, Wei Mo Hai, akan segera tiba."

Ketika Su Xi-er mendengar nama 'Wei Mo Hai', tangan kanan yang begitu dipandang tinggi dan diperlakukan layaknya saudara oleh Yun Ruo Feng, ia langsung teringat akan Lü Liu. Ia sudah seperti saudari bagiku, tetapi ia mati dengan tragisnya karena satu tembakan Panah Penembus Jantung. Sementara itu, Yun Ruo Feng dan orang kepercayaannya menjalani kehidupan yang baik.

Kilatan amarah berkedip di matanya sebelum dengan cepat menghilang. Su Xi-er tersenyum. "Pangeran Hao, hamba tidak mengenal siapa Wei Mo Hai. Karena Anda baik-baik saja, hamba pun lega."

Tiba-tiba tersenyum tanpa alasan, Pei Qian Hao merasa ada yang tidak beres.

Namun, sebelum ia bisa menanyainya, mereka mendengar suara keras di belakang mereka, mendorong Su Xi-er melihat ke arah datangnya keributan itu. Itu adalah Komandan Pasukan Pengawal Kekaisaran, Wei Mo Hai.

Wei Mo Hai tidak pernah melihat Pei Qian Hao, dan tentu saja tidak mengenalinya. Akan tetapi, ia teringat kalau Pangeran Yun pergi untuk menyambut Pangeran Hao. Dengan sikapnya yang begitu, pria ini tak mungkin kalau bukan Pangeran Hao dari Bei Min.

Oleh sebab itulah, Wei Mo Hai membungkuk. "Memberi hormat kepada Pangeran Hao."

Pangeran Hao melambaikan tangannya. "Tidak perlu terlalu sopan. Pangeran Yun menghilang ke dalam semak-semak itu, kau harus pergi dan segera mencarinya."

Wei Mo Hai mengangguk dan melihat Su Xi-er saat ia berjalan maju, tatapannya terhenti padanya selama beberapa waktu sebelum dengan cepat berpindah. Walaupun ia merasa ada yang aneh, ia tahu kalau sekarang bukanlah waktunya untuk penasaran.

Selagi Su Xi-er memperhatikan Wei Mo Hai menghilang ke dalam semak-semak, ada masanya saat ia berharap sekali agar Yun Ruo Feng dan Wei Mo Hai tidak akan pernah kembali lagi. Akan lebih baik jika mereka mati karena bisa ular krait.

Tetapi setelah dipikirkan lagi, kematian semacam itu terlalu mudah untuk mereka. Meskipun mereka mati, mereka harus disiksa dan mati dengan kebencian yang tak terbalaskan.

"Su Xi-er, walaupun kau jelas berasal dari Bei Min, Pangeran ini punya kesan kalau kau adalah seseorang yang berasal dari Nan Zhao, dan kau sudah hidup di Nan Zhao selama bertahun-tahun."

Su Xi-er menarik pandangannya dari kejauhan. "Hamba berasal dari Bei Min. Sudah dipastikan oleh Departemen Rumah Tangga Kekaisaran sebelum hamba masuk istana. Mana mungkin hamba masuk ke dalam istana jika aku berasal dari Nan Zhao?"

Apa yang dikatakannya, tepat seperti yang diragukan oleh Pei Qian Hao. Pemeriksaan latar belakang jelas-jelas menunjukkan kalau ia berasal dari Bei Min, tetapi ia memiliki sentimen spesial terhadap Nan Zhao. Pei Qian Hao yakin akan hal itu setelah mengamatinya di sepanjang perjalanan ke Nan Zhao, tetapi kecurigaannya digulingkan oleh fakta ini.

"Pangeran Hao, sudah waktunya pergi?" Su Xi-er menyela pemikirannya. Semakin lama ia merenung, semakin banyak kecurigaannya terhadapku.

Tetapi dalam kehidupan ini, aku adalah Su Xi-er. Tidak peduli bagaimana ia memeriksanya, ia tidak akan pernah mengetahui siapa 'aku' sebenarnya.

Pei Qian Hao tidak berbicara, sebaliknya, berputar, berjalan menuju ke arah padang rumput di samping jalan.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar