Senin, 26 Juli 2021

CTF - Chapter 107

Consort of A Thousand Faces

Chapter 107 : Kecantikan yang Menakjubkan


Sebaris kereta kuda dan gerobak kerbau berhenti di atas rerumputan, tak lama diikuti oleh banyak pengawal kekaisaran yang mulai membawa pergi mayat-mayat tersebut.

Saat seorang pengawal melihatnya, ia langsung menunjuk ke arah kereta kuda di bagian depan. "Apakah kau adalah dayang Pangeran Hao, Su Xi-er?"

Su Xi-er mengangguk, mendorong pengawal itu terus berbicara, "Cepatlah naik ke kereta kuda itu dan menuju rumah pos ibu kota. Pangeran Hao tidak punya kesabaran sebanyak itu."

Pengawal lain langsung berjalan ke depan kereta kuda dan mengangkat cambuk kuda sebelum mendesaknya agar cepat-cepat naik. "Cepatlah."

Segera saja, Su Xi-er duduk di dalam kereta kuda, mulai menghilang ke kejauhan, menuju ibu kota Nan Zhao.

Di balik pepohonan, pria berbaju biru agak menyipitkan matanya. Namanya adalah Su Xi-er, dan ia adalah dayang Pangeran Hao dari Bei Min.

***

Dalam waktu kurang dari satu jam, kereta kudanya memasuki ibu kota Nan Zhao. Su Xi-er pun tak tahan untuk menyibakkan tirai kereta kuda, memandangi pemandangan di sepanjang jalannya. Tampak sama seperti yang diingatnya, dengan orang-orang berjalan mondar-mandir, penjaja dagangan berteriak, restoran dan kedai teh dipenuhi pengunjung, begitu pula dengan anak-anak kecil yang bersenda-gurau di depan kios-kios.

Akan tetapi, jalanan ini lebih lebar daripada yang dulu. Yun Ruo Feng pasti mengutus orang untuk merenovasi jalanan ibu kota sebelum perjamuan kerajaan untuk memamerkan kekuatan Nan Zhao.

Dengan kereta kuda yang melambat dikarenakan banyaknya warga sipil, Su Xi-er mengambil kesempatan untuk mengamati keadaan terkini di ibu kota. Biar bagaimanapun juga, ini adalah tempat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan, menghadirkan rasa nostalgia yang membuncah. Namun, perasaan ini ternoda oleh sejejak kebencian.

Tatapan Su Xi-er pelan-pelan melayang ke arah istana kekaisaran berada.

Tiba-tiba saja, kereta kudanya berhenti padahal masih belum sampai di rumah pos.

(T/N : rumah pos di sini adalah penginapan untuk para pelancong yang berpergian menggunakan kereta kuda, menunggang kuda, juga untuk tempat menginap bagi para pembawa surat.)

"Aku tidak yakin apa yang terjadi di depan sana, tetapi kereta kudanya tidak bisa lewat, jadi kita hanya bisa menunggu."

Su Xi-er mengangguk sebelum mengangkat tirai kuda dan turun. "Tunggu di sini. Aku akan ke depan melihatnya."

Sebelum pengawal bisa menghentikannya, Su Xi-er sudah mulai berjalan ke depan. Hanya setelah beberapa meter saja, ia menemukan segerombolan orang di jalanan. Jadi kerumunan orang-orang inilah yang menghalangi jalannya.

Su Xi-er menerobos maju ke bagian depan kerumunan, hanya melihat dua wanita saling mencerca satu sama lainnya di tepi jalanan. Akan tetapi, alasan keduanya saling melemparkan umpatan satu sama lain adalah ....

Seorang wanita paruh baya di samping menggelengkan kepalanya. "Pangeran Hao dari Bei Min baru saja tiba di Nan Zhao, dan mereka sudah memperebutkannya karena cemburu. Orang yang diperdebatkan saja tidak mengatakan akan membawa mereka."

Su Xi-er mengambil kesempatan untuk bertanya, "Apakah mereka sudah pernah melihat Pangeran Hao sebelumnya?" Suaranya sangat enak didengar, seperti kicauan burung kepodang kuning.

Si wanita paruh baya menilainya dengan hati-hati, matanya mendadak berbinar. Wanita ini sangat cantik! Begitu cantiknya sampai-sampai aku tidak punya kata-kata untuk menggambarkannya!

"Bibi, apakah mereka pernah melihat Pangeran Hao sebelumnya? Mengapa tiba-tiba mereka mulai melempar cercaan satu sama lain?" Su Xi-er bertanya lagi, menarik si wanita paruh baya kembali tersadar.

Wanita itu buru-buru menjawab, "Dengan begitu tinggi dan agungnya Pangeran Hao, mana mungkin mereka pernah melihatnya? Kedua wanita ini hanya melihat seorang pria tampan menunggang kuda yang melintas dengan cepat, dan bersikeras kalau ia adalah Pangeran Hao dari Bei Min. Mereka bertengkar mengenai siapa yang akan menikahinya semenjak saat itu. Seseorang sudah pergi memanggil petugas kehakiman."

Para wanita di Nan Zhao selalu berpegang pada rasa hormat, dan tidak pernah berani melanggar batasan. Tetapi, di sini, ada dua wanita saling mencerca satu sama lain di jalanan; dan itu bahkan hanya karena memperebutkan seorang pria.

Berdasarkan kepribadian Pei Qian Hao, ia tidak akan muluk-muluk menunggangi kuda melewati jalanan yang ramai. Ia pasti akan memilih gang sepi, atau naik ke kereta kuda menuju rumah pos.

Bahkan, kalaupun kedua wanita ini melihatnya, barangkali tak lebih dari sekelebat tampak sampingnya saja.

Para wanita itu jadi semakin terpancing dalam omelan-omelan mereka. "Untuk apa kau menyombongkan diri? Bukankah kau hanyalah putri pertama seorang pejabat? Pinggangmu mirip gentong air. Pangeran Hao tidak akan menerimamu kecuali matanya sudah buta!"

"Aku sanggup melewatkan makan jika itu yang diperlukan. Bagaimana denganmu? Kau ceking seperti papan dari kayu kering, bahkan punya penyakit tersembunyi."

Amarah salah satu wanita itu jadi lebih parah selagi ia berjalan mendekat beberapa langkah, berencana memukul wanita lainnya. "Omong kosong, bersihkan mulutmu itu! Siapa yang kau bilang punya penyakit tersembunyi itu?!"

Su Xi-er hanya bisa menggelengkan kepalanya. Kemudian, ia berjongkok dan memungut dua bongkah batu. Dengan kibasan pergelangan tangannya, batu-batu itu mengenai lutut keduanya.

Kedua wanita itu segera menangis kesakitan; langsung berlutut di tanah akibat rasa sakit di lutut mereka.

Semua orang tercengang. Keduanya bahkan belum mulai berkelahi. Mengapa mereka sudah berlutut duluan di tanah?

Adegan itu langsung mereda sekaligus, memperbolehkan Su Xi-er memecah keheningannya. "Aku dengar, Pangeran Hao dari Bei Min sangatlah kejam, dan paling membenci orang-orang yang membicarakannya di balik punggungnya. Mungkin saja, pengawal kekaisaran Pangeran Hao sudah lama mendengarkan percakapan kalian, dan akan menunggu sampai waktu yang tepat di malam hari untuk mencungkil mata kalian."

Tatapan semua orang mendarat pada Su Xi-er, tanpa sadar mata mereka pun melebar melihat kecantikannya yang menakjubkan.

Kedua wanita itu merangkak dari lantai, kemarahan mereka kini terkunci pada Su Xi-er. "Darimana munculnya kau? Kau benar-benar berani mengganggu urusanku. Aku lihat, sepertinya kau sudah bosan hidup."

Su Xi-er tersenyum. "Ucapanku hanya untuk menakuti kalian berdua. Akan tetapi, orang-orang yang berstatus memang faktanya membenci orang yang sembarangan berbicara tentang mereka. Aku sarankan agar kalian berdua segera pulang ke rumah dan meningkatkan postur tubuh kalian atau mengobati penyakit tersembunyi kalian."

Seseorang menimpali, "Itu benar! Dengan kalian berdua yang membuat keributan di sini dan menghalangi seluruh jalanan, bagaimana kami bisa menjalankan bisnis kami? Bukankah kalian ini hanyalah putri tuan tanah? Dan kalian juga kan hanya terkait dengan beberapa pejabat di mahkamah saja?"

"Akan tetapi, kerabat menteri kalian itu sama sekali tidak menganggap kalian penting. Kalian sudah lama melewatkan masa muda prima kalian, tetapi kenapa kerabat menteri itu masih belum juga mencarikan pernikahan untuk kalian?"

Kebencian terpancar di mata kedua wanita itu sewaktu suara meremehkan dari keadaan sekitar tak henti-hentinya melekat di telinga mereka. Mereka tahu kalau orang-orang ini menyukai wanita cantik. Mereka pasti membantu wanita yang tiba-tiba muncul ini hanya karena ia cantik!

Kami kalah. Kalah karena tidak cantik. Kedua wanita itu menggertakkan gigi mereka dan berbalik pergi. Hmph, kami akan membalasnya dan membuatnya menanggung akibatnya cepat atau lambat.

Bahkan setelah kedua wanita itu pergi, kerumunan masih belum menyebar, sebaliknya malah memandangi Su Xi-er. Si wanita paruh baya yang paling dekat dengan Su Xi-er pun memasang ekspresi cemas di wajahnya. "Nona, kau harus berhati-hati. Kedua wanita itu adalah putri resmi dan putri kelahiran selir dari Tuan Tanah Wei. Mereka punya kerabat jauh yang merupakan Komandan Pasukan Pengawal Kekaisaran di mahkamah."

Kebetulan sekali! Wanita-wanita ini 'berhubungan' dengan Wei Mo Hai. Dengan demikian, aku harus memperlakukan mereka dengan layak.

Pada saat ini, seorang pengawal mendesak kereta kudanya maju dan perlahan-lahan berjalan, memaksa kerumunan sedikit menyebar.

Su Xi-er tersenyum ke arah si wanita paruh baya sebelum berbalik naik ke atas kereta kuda. Walaupun kereta kudanya biasa, agak lebih luas daripada kereta biasa.

Kerumunannya terbagi jadi dua barisan dengan sendirinya, dan memerhatikan kereta kudanya berjalan menuju kejauhan. Hanya setelah benar-benar menghilang dari pandangan mereka, barulah mereka tersadar kembali.

"Apakah wanita itu adalah putri dari keluarga terkemuka?"

"Walaupun sikap dan penampilannya memang sesuai dengan putri seorang bangsawan, menurut peraturan Nan Zhao, para putri itu harus tinggal di dalam kamar mereka. Mana mungkin mereka bisa meninggalkan kediaman?"

"Mungkin saja ... ia baru datang ke Nan Zhao, dan keluarganya agak kaya."

Semua orang menerima teori yang terakhir. Entah apakah keluarganya kaya raya ataukah ia adalah putri dari keluarga terkenal, penampilannya sudah meninggalkan kesan mendalam di benak orang-orang ini.

Terlebih lagi, ia bahkan tidak menggunakan kekuatan fisik, tetapi mengandalkan kebijaksanaannya untuk membuat dua wanita tak tahu adat itu mundur, menghasilkan rasa hormat yang tanpa sadar muncul di mata semua orang.

Pada akhirnya, paling tidak, separuh warga di ibu kota Nan Zhao sudah mendengar tentang adanya gadis cantik tiada tara yang tiba di Nan Zhao. Bukan hanya ia cantik, tetapi ia pun seseorang yang cerdas, mampu menaklukkan dua wanita yang sangat sulit diatur.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar