Consort of A Thousand Faces
Chapter 107 : Kecantikan yang Menakjubkan
Sebaris kereta kuda dan
gerobak kerbau berhenti di atas rerumputan, tak lama diikuti oleh banyak
pengawal kekaisaran yang mulai membawa pergi mayat-mayat tersebut.
Saat seorang pengawal melihatnya, ia langsung menunjuk ke
arah kereta kuda di bagian depan. "Apakah kau adalah dayang Pangeran Hao,
Su Xi-er?"
Su Xi-er mengangguk, mendorong pengawal itu terus
berbicara, "Cepatlah naik ke kereta kuda itu dan menuju rumah pos ibu kota.
Pangeran Hao tidak punya kesabaran sebanyak itu."
Pengawal lain langsung berjalan ke depan kereta kuda dan
mengangkat cambuk kuda sebelum mendesaknya agar cepat-cepat naik.
"Cepatlah."
Segera saja, Su Xi-er duduk di dalam kereta kuda, mulai
menghilang ke kejauhan, menuju ibu kota Nan Zhao.
Di balik pepohonan, pria berbaju biru agak menyipitkan
matanya. Namanya adalah Su Xi-er, dan ia adalah dayang Pangeran Hao
dari Bei Min.
***
Dalam waktu kurang dari satu jam, kereta kudanya memasuki
ibu kota Nan Zhao. Su Xi-er pun tak tahan untuk menyibakkan tirai kereta kuda,
memandangi pemandangan di sepanjang jalannya. Tampak sama seperti yang
diingatnya, dengan orang-orang berjalan mondar-mandir, penjaja dagangan
berteriak, restoran dan kedai teh dipenuhi pengunjung, begitu pula dengan
anak-anak kecil yang bersenda-gurau di depan kios-kios.
Akan tetapi, jalanan ini lebih lebar daripada yang dulu.
Yun Ruo Feng pasti mengutus orang untuk merenovasi jalanan ibu kota sebelum
perjamuan kerajaan untuk memamerkan kekuatan Nan Zhao.
Dengan kereta kuda yang melambat dikarenakan banyaknya
warga sipil, Su Xi-er mengambil kesempatan untuk mengamati keadaan terkini di
ibu kota. Biar bagaimanapun juga, ini adalah tempat dimana ia dilahirkan dan
dibesarkan, menghadirkan rasa nostalgia yang membuncah. Namun, perasaan ini ternoda
oleh sejejak kebencian.
Tatapan Su Xi-er pelan-pelan melayang ke arah istana
kekaisaran berada.
Tiba-tiba saja, kereta kudanya berhenti padahal masih
belum sampai di rumah pos.
(T/N :
rumah pos di sini adalah penginapan untuk para pelancong yang berpergian
menggunakan kereta kuda, menunggang kuda, juga untuk tempat menginap bagi para
pembawa surat.)
"Aku tidak yakin apa yang terjadi di depan sana,
tetapi kereta kudanya tidak bisa lewat, jadi kita hanya bisa menunggu."
Su Xi-er mengangguk sebelum mengangkat tirai kuda dan
turun. "Tunggu di sini. Aku akan ke depan melihatnya."
Sebelum pengawal bisa menghentikannya, Su Xi-er sudah
mulai berjalan ke depan. Hanya setelah beberapa meter saja, ia menemukan
segerombolan orang di jalanan. Jadi kerumunan orang-orang inilah yang
menghalangi jalannya.
Su Xi-er menerobos maju ke bagian depan kerumunan, hanya
melihat dua wanita saling mencerca satu sama lainnya di tepi jalanan. Akan tetapi,
alasan keduanya saling melemparkan umpatan satu sama lain adalah ....
Seorang wanita paruh baya di samping menggelengkan
kepalanya. "Pangeran Hao dari Bei Min baru saja tiba di Nan Zhao, dan
mereka sudah memperebutkannya karena cemburu. Orang yang diperdebatkan saja
tidak mengatakan akan membawa mereka."
Su Xi-er mengambil kesempatan untuk bertanya,
"Apakah mereka sudah pernah melihat Pangeran Hao sebelumnya?"
Suaranya sangat enak didengar, seperti kicauan burung kepodang kuning.
Si wanita paruh baya menilainya dengan hati-hati, matanya
mendadak berbinar. Wanita ini sangat cantik! Begitu cantiknya
sampai-sampai aku tidak punya kata-kata untuk menggambarkannya!
"Bibi, apakah mereka pernah melihat Pangeran Hao
sebelumnya? Mengapa tiba-tiba mereka mulai melempar cercaan satu sama
lain?" Su Xi-er bertanya lagi, menarik si wanita paruh baya kembali
tersadar.
Wanita itu buru-buru menjawab, "Dengan begitu tinggi
dan agungnya Pangeran Hao, mana mungkin mereka pernah melihatnya? Kedua wanita
ini hanya melihat seorang pria tampan menunggang kuda yang melintas dengan
cepat, dan bersikeras kalau ia adalah Pangeran Hao dari Bei Min. Mereka
bertengkar mengenai siapa yang akan menikahinya semenjak saat itu. Seseorang
sudah pergi memanggil petugas kehakiman."
Para wanita di Nan Zhao selalu berpegang pada rasa
hormat, dan tidak pernah berani melanggar batasan. Tetapi, di sini, ada dua
wanita saling mencerca satu sama lain di jalanan; dan itu bahkan hanya karena
memperebutkan seorang pria.
Berdasarkan kepribadian Pei Qian Hao, ia tidak akan
muluk-muluk menunggangi kuda melewati jalanan yang ramai. Ia pasti akan memilih
gang sepi, atau naik ke kereta kuda menuju rumah pos.
Bahkan, kalaupun kedua wanita ini melihatnya, barangkali
tak lebih dari sekelebat tampak sampingnya saja.
Para wanita itu jadi semakin terpancing dalam
omelan-omelan mereka. "Untuk apa kau menyombongkan diri? Bukankah kau
hanyalah putri pertama seorang pejabat? Pinggangmu mirip gentong air. Pangeran
Hao tidak akan menerimamu kecuali matanya sudah buta!"
"Aku sanggup melewatkan makan jika itu yang
diperlukan. Bagaimana denganmu? Kau ceking seperti papan dari kayu kering,
bahkan punya penyakit tersembunyi."
Amarah salah satu wanita itu jadi lebih parah selagi ia
berjalan mendekat beberapa langkah, berencana memukul wanita lainnya.
"Omong kosong, bersihkan mulutmu itu! Siapa yang kau bilang punya penyakit
tersembunyi itu?!"
Su Xi-er hanya bisa menggelengkan kepalanya. Kemudian, ia
berjongkok dan memungut dua bongkah batu. Dengan kibasan pergelangan tangannya,
batu-batu itu mengenai lutut keduanya.
Kedua wanita itu segera menangis kesakitan; langsung
berlutut di tanah akibat rasa sakit di lutut mereka.
Semua orang tercengang. Keduanya bahkan belum
mulai berkelahi. Mengapa mereka sudah berlutut duluan di tanah?
Adegan itu langsung mereda sekaligus, memperbolehkan Su
Xi-er memecah keheningannya. "Aku dengar, Pangeran Hao dari Bei Min
sangatlah kejam, dan paling membenci orang-orang yang membicarakannya di balik
punggungnya. Mungkin saja, pengawal kekaisaran Pangeran Hao sudah lama
mendengarkan percakapan kalian, dan akan menunggu sampai waktu yang tepat di
malam hari untuk mencungkil mata kalian."
Tatapan semua orang mendarat pada Su Xi-er, tanpa sadar
mata mereka pun melebar melihat kecantikannya yang menakjubkan.
Kedua wanita itu merangkak dari lantai, kemarahan mereka
kini terkunci pada Su Xi-er. "Darimana munculnya kau? Kau benar-benar
berani mengganggu urusanku. Aku lihat, sepertinya kau sudah bosan hidup."
Su Xi-er tersenyum. "Ucapanku hanya untuk menakuti
kalian berdua. Akan tetapi, orang-orang yang berstatus memang faktanya membenci
orang yang sembarangan berbicara tentang mereka. Aku sarankan agar kalian
berdua segera pulang ke rumah dan meningkatkan postur tubuh kalian atau
mengobati penyakit tersembunyi kalian."
Seseorang menimpali, "Itu benar! Dengan kalian
berdua yang membuat keributan di sini dan menghalangi seluruh jalanan,
bagaimana kami bisa menjalankan bisnis kami? Bukankah kalian ini hanyalah putri
tuan tanah? Dan kalian juga kan hanya terkait dengan beberapa pejabat di
mahkamah saja?"
"Akan tetapi, kerabat menteri kalian itu sama sekali
tidak menganggap kalian penting. Kalian sudah lama melewatkan masa muda prima
kalian, tetapi kenapa kerabat menteri itu masih belum juga mencarikan
pernikahan untuk kalian?"
Kebencian terpancar di mata kedua wanita itu sewaktu
suara meremehkan dari keadaan sekitar tak henti-hentinya melekat di telinga
mereka. Mereka tahu kalau orang-orang ini menyukai wanita cantik. Mereka
pasti membantu wanita yang tiba-tiba muncul ini hanya karena ia cantik!
Kami kalah. Kalah karena tidak cantik. Kedua
wanita itu menggertakkan gigi mereka dan berbalik pergi. Hmph, kami
akan membalasnya dan membuatnya menanggung akibatnya cepat atau lambat.
Bahkan setelah kedua wanita itu pergi, kerumunan masih belum
menyebar, sebaliknya malah memandangi Su Xi-er. Si wanita paruh baya yang
paling dekat dengan Su Xi-er pun memasang ekspresi cemas di wajahnya.
"Nona, kau harus berhati-hati. Kedua wanita itu adalah putri resmi dan
putri kelahiran selir dari Tuan Tanah Wei. Mereka punya kerabat jauh yang
merupakan Komandan Pasukan Pengawal Kekaisaran di mahkamah."
Kebetulan sekali! Wanita-wanita ini 'berhubungan' dengan
Wei Mo Hai. Dengan demikian, aku harus memperlakukan mereka dengan layak.
Pada saat ini, seorang pengawal mendesak kereta kudanya
maju dan perlahan-lahan berjalan, memaksa kerumunan sedikit menyebar.
Su Xi-er tersenyum ke arah si wanita paruh baya sebelum
berbalik naik ke atas kereta kuda. Walaupun kereta kudanya biasa, agak lebih
luas daripada kereta biasa.
Kerumunannya terbagi jadi dua barisan dengan sendirinya,
dan memerhatikan kereta kudanya berjalan menuju kejauhan. Hanya setelah
benar-benar menghilang dari pandangan mereka, barulah mereka tersadar kembali.
"Apakah wanita itu adalah putri dari keluarga
terkemuka?"
"Walaupun sikap dan penampilannya memang sesuai
dengan putri seorang bangsawan, menurut peraturan Nan Zhao, para putri itu
harus tinggal di dalam kamar mereka. Mana mungkin mereka bisa meninggalkan
kediaman?"
"Mungkin saja ... ia baru datang ke Nan Zhao, dan
keluarganya agak kaya."
Semua orang menerima teori yang terakhir. Entah apakah
keluarganya kaya raya ataukah ia adalah putri dari keluarga terkenal,
penampilannya sudah meninggalkan kesan mendalam di benak orang-orang ini.
Terlebih lagi, ia bahkan tidak menggunakan kekuatan
fisik, tetapi mengandalkan kebijaksanaannya untuk membuat dua wanita tak tahu
adat itu mundur, menghasilkan rasa hormat yang tanpa sadar muncul di mata semua
orang.
Pada akhirnya, paling tidak, separuh warga di ibu kota
Nan Zhao sudah mendengar tentang adanya gadis cantik tiada tara yang tiba di
Nan Zhao. Bukan hanya ia cantik, tetapi ia pun seseorang yang cerdas, mampu
menaklukkan dua wanita yang sangat sulit diatur.
0 comments:
Posting Komentar