Minggu, 21 November 2021

CTF - Chapter 132

Consort of A Thousand Faces

Chapter 132 : Pandai Bicara

Tidak lama setelah pengawal pertama pergi, pintu kamarnya terbuka dan memunculkan pengawal lainnya yang langsung membungkuk.

"Memberi hormat pada Pangeran Hao."

Su Xi-er masih terheran akan waktu datangnya pesan dari Yun Ruo Feng. Walau racun dari bisa ular krait sudah dikeluarkan, tetap dibutuhkan beberapa hari bagi tubuh untuk bisa pulih. Bukan hanya itu saja, Yun Ruo Feng mengundang Pei Qian Hao ke Istana Kekaisaran baru beberapa hari yang lalu. Kini, ia mengundangnya lagi ke Kediaman Pangeran Yun.

Apa yang sebenarnya diincar Yun Ruo Feng? Adat Nan Zhao mendiktekan kalau seorang tuan rumah harus menghibur tamu mereka dengan anggur premium Nan Zhao yang terkenal, mengajak mereka bersulang tidak boleh kurang dari tiga kali. Bagi seseorang dengan status seperti Pei Qian Hao, yang datang ke Nan Zhao untuk pertama kalinya, paling sedikit ada lima kali sulangan dalam kunjungan sebelumnya ke istana.

Dan lagi, meski kesehatannya buruk, sekali lagi, Yun Ruo Feng mengundang Pei Qian Hao datang tepat sebelum perjamuan kerajaannya. Mana mungkin tidak ada minum-minum dalam suatu perjamuan? Terlebih lagi, Nan Zhao terkenal dengan anggur buah dan anggur bunganya, begitu pula dengan kebanyakan warganya yang bertoleransi alkohol tinggi. Setelah melihat seberapa banyak Pei Qian Hao minum terakhir kali, aku yakin tidak mungkin kalau hanya ada sedikit alkohol saja kali ini.

Pei Qian Hao melirik Su Xi-er dan setelahnya berujar, "Ganti bajumu dan temani Pangeran ini ke Kediaman Pangeran Yun."

Ini membuatnya jelas kalau ia setuju untuk pergi ke Kediaman Pangeran Yun.

"Pangeran Hao, hamba tidak bisa pergi," Su Xi-er langsung menolaknya. Kenapa aku harus pergi ke Kediaman Pangeran Yun?

Pei Qian Hao terkekeh. "Kau adalah dayang Pangeran ini, tetapi kau berani menentang perintah Pangeran ini?" Walaupun ia mengajukan pertanyaan, nada suaranya tidak mengizinkan adanya argumen.

"Hamba lelah setelah berjalan-jalan hari ini. Pangeran Hao, mohon minum sedikit saja anggurnya saat Anda berada di Kediaman Pangeran Yun. Hamba akan berada di dapur belakang." Nada bicara Su Xi-er hormat, tetapi kata-katanya jelas tidak.

Tanpa izin Pei Qian Hao, ia pun berlalu.

Pei Qian Hao tidak menghentikannya maupun mengatakan apa-apa; ia hanya menyaksikannya pergi.

Pengawal tersebut risau. Ia tidak berani mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah Pei Qian Hao, dan hanya merasa ada aura dingin. Setelah sekian lama, akhirnya ia mendengar Pangeran Hao berbicara.

"Pergi ke dapur belakang dan beritahukan pada Su Xi-er kalau Pangeran ini akan berada di kereta kuda di luar rumah pos. Jika ia tidak keluar, pemerah pipi berkualitas tinggi akan dikirimkan padanya."

Si pengawal terus memandangi pintu depan rumah posnya, tidak tahu jenis pemerah pipi macam apa yang akan dihadiahkan. Kalau Su Xi-er tidak datang, bukan hanya ia tidak akan dihukum, ia akan diberikan hadiah! Logika macam apa itu?!

Pei Qian Hao jelas sekali tidak senang. "Masih belum pergi juga?"

Si pengawal merasakan tekanan itu dan gemetaran sewaktu ia cepat-cepat pergi, mempercepat langkahnya saat ia berlalu.

***

Su Xi-er sudah berada di dapur belakang. Tadinya, kukira Pei Qian Hao akan menghentikanku dan memaksaku untuk pergi, tak peduli seberapa keras aku menolaknya. Namun, ia mengizinkanku untuk kabur.

Kemarin, Yun Ruo Feng datang ke rumah pos saat Pei Qian Hao tidak berada di sini. Hari ini, ia mengundang Pei Qian Hao ke Kediaman Pangeran Hao. Tubuh Yun Ruo Feng semestinya masih belum sembuh secepat ini akibat bisa ularnya.

Su Xi-er agak mengerutkan alis rampingnya dan duduk di atas bangku kayu, mengangkat tangan kanannya untuk memijat keningnya. Tak peduli apa pun itu, aku tidak akan pergi malam ini, aku juga tidak berniat untuk pergi. Terlebih lagi, Pei Qian Hao bertanya padaku apakah aku mengenal Yun Ruo Feng tanpa sebab dan alasan; semakin menambah alasan mengapa aku tidak boleh pergi.

Tetapi, tidak mudah menggoyahkan Pei Qian Hao. Ia tidak akan mengubah keputusannya.

Tak lama setelah Su Xi-er duduk di dapur, suara pengawal pun terdengar. "Su Xi-er, Pangeran Hao telah menginstruksikan, ia menunggumu di kereta kuda di luar rumah pos. Kalau kau tidak datang, pemerah pipi berkualitas tinggi akan dipersiapkan untukmu."

Saat ia mendengar kata 'pemerah pipi kualitas tinggi', dada Su Xi-er pun menegang. Ia bukan membicarakan tentang pemerah pipi biasa, namun pemerah pipi wewangian pekasih.

Tidak keluar dan pemerah pipi wewangian pekasih akan dibawa masuk ke dalam kamarku. Ini benar-benar ....

Su Xi-er yakin kalau Pei Qian Hao pasti akan melakukan hal semacam itu. Ia menggebrak mejanya kuat dengan tangan kanannya. "Aku akan segera keluar."

Kemudian, ia pergi dari dapur belakang dan menuju ke kamarnya bersama si pengawal yang mengikuti di belakangnya, diikuti dengan pengawal itu berjaga di luar kamarnya.

Setelah ia masuk, ia membuka lemari pakaiannya dan mengeluarkan sebuah gaun berwarna biru muda murni. Terdapat beberapa motif bunga di keliman gaunnya, tetapi sisanya sangat sederhana.

Karena bajunya merupakan hadiah dari Pei Qian Hao, kainnya bukan dari kain kasar dan terasa nyaman.

Setelah selesai berganti pakaian dengan cepat, Su Xi-er mulai merapikan rambutnya. Masih tetap tertata dengan gaya seperti seorang dayang istana, bukannya gaya rambut Falling Bun.

Pengawal yang berjaga di luar merasakan matanya melebar kala ia melihat Su Xi-er melangkah keluar dari kamar. Ia bisa membawakan tampilan yang benar-benar berbeda setiap kali ia berganti pakaian.

Dengan warna merah muda, ia anggun; dengan hijau, ia elegan dan tampak murah hati; dengan biru, ia pendiam dan tenang. Aku penasaran, akankah ia memberikan perasaan berbeda lain kali?

Su Xi-er meliriknya. "Aku tidak bisa menentang perintah Pangeran Hao. Aku akan pergi sekarang."

Pengawal itu pun mengangguk. "Jangan membuat Pangeran Hao menunggu terlalu lama."

Su Xi-er tidak membalasnya, hanya berjalan lurus ke depan. Tetapi, pengawal tersebut hanya bisa terus memandanginya dari belakang, baru tersadar ketika salah satu temannya memukuli kepalanya.

"Dari semua orang, kenapa kau malah memandangi Su Xi-er!"

Si pengawal yang dipukuli pun mengusap kepalanya. "Aku ... aku tidak bisa menghentikan diriku."

"Tahan dirimu di masa yang akan datang. Tidakkah kau melihat kalau Pangeran Hao bersikap berbeda kapan pun ada sesuatu yang berhubungan dengan Su Xi-er?"

Si pengawal mendengarkan dan mengangguk berulang kali. "Beberapa orang diam-diam bilang kalau ia adalah Dayang Selir Kamar-nya .... Pangeran Hao."

Temannya segera menutupi mulutnya setelah ia bicara. "Kata-kata ini, jangan ucapkan lagi di masa depan. Kita akan mengetahui kebenarannya ketika saatnya tiba."

Su Xi-er tidak tahu kalau dirinya telah menjadi istimewa sekaligus berbahaya di mata para pengawal kekaisaran.

***

Sementara itu, Su Xi-er sudah berjalan keluar rumah pos dan segera melihat sebuah kereta kuda besar dan luas dengan satu lirikan. Ini merupakan kereta kuda yang diberikan sementara waktu oleh Yun Ruo Feng kepada Pei Qian Hao untuk digunakannya di Nan Zhao.

Orang lain yang datang ke Nan Zhao untuk menghadiri perjamuan kerajaan sudah pasti tidak menerima perlakuan semacam ini.

Su Xi-er berjalan ke sisi kereta kudanya dan pengawal yang mengemudikan kereta mengangguk padanya. Setelahnya, ia melaporkan, "Pangeran Hao, Su Xi-er sudah di sini."

Suara sengau pun terdengar. "Naiklah."

Karena isyarat, si kusir pun memberi sinyal pada Su Xi-er untuk naik. Su Xi-er langsung menaikkan dirinya dengan berpegangan pada tiang kereta.

Kali ini, Pei Qian Hao tidak menariknya masuk ke dalam kereta seperti sebelumnya.

Saat Su Xi-er masuk ke dalam kereta, kusirnya langsung naik, mengangkat cemetinya dan dengan suara 'pah', roda keretanya mulai bergerak.

***

Di dalam kereta kuda.

Nada suara Pei Qian Hao dingin sewaktu ia mendaratkan lirikannya pada Su Xi-er. "Apakah kau masih berani menentang instruksi Pangeran ini di masa yang akan datang?"

Su Xi-er menjawab jujur. "Hamba terpaksa."

"Apakah kau takut pergi ke Kediaman Pangeran Yun? Siapa yang takut kau temui?" Pei Qian Hao bertanya langsung dan memerhatikannya lekat dengan mata seperti elangnya.

"Normal bagi hamba untuk merasa takut. Ada begitu banyak hal yang menakutkan bagi hamba; aku takut mati, takut api."

"Takut mati, takut api ... apakah kau takut pada Pangeran ini?"

Su Xi-er mengangkat kepala untuk menatapnya. "Tentu saja aku takut."

Pei Qian Hao terkekeh. "Jika kau takut, maka kenapa kau membantah Pangeran ini? Akan lebih pantas bagimu untuk memohon dengan putus asa pada Pangeran ini seperti semua orang lainnya."

"Pangeran Hao, hamba kerap kali dipukuli di istana kekaisaran. Memohon tidak pernah membuat hamba tidak dihukum, jadi mengapa aku harus terus melakukannya? Selain itu, bagaimana bisa hamba menjungkirbalikkan keputusan Anda?"

Tubuh bagian atas Pei Qian Hao mendadak mencondong ke depan, tangan kanannya yang ramping tiba-tiba saja terulur dan menangkap dagu Su Xi-er dengan kecepatan cahaya. "Pandai bicara, tetapi karena kau tahu kalau keputusan Pangeran ini adalah final, semestinya kau tidak beranjak tadi. Su Xi-er, pernahkah kau mengalami, menembaki kakimu sendiri?"

Su Xi-er memalingkan kepalanya tetapi tidak bisa membebaskan diri darinya. "Pangeran Hao, apa yang ingin Anda lakukan?"

Tidak peduli apa pun yang kukatakan, akan salah. Ia akan memikirkan cara lain untuk berurusan denganku.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar