Consort of A Thousand Faces
Chapter 137 : Dua Orang Minum-Minum Bersama
Perjamuan
malamnya dimulai, dan taman belakang Kediaman Pangeran Yun bercahaya di malam
yang gelap.
Bunga
yang sebelumnya bermekaran, berdiri diam setengah terbuka saat mataharinya
terbenam, layaknya gadis-gadis cantik pemalu yang diterangi cahaya lilin di
malam hari, membentuk pemandangan yang indah.
Permukaan
danau terdekat samar-samar merefleksikan bayangan dari orang-orang yang tengah
mengadakan perjamuan megah. Walaupun hanya ada dua orang, keduanya adalah Prince
Regent Nan Zhao dan Bei Min.
Pangeran
Hao duduk di kursi utama, sementara Yun Ruo Feng duduk di kursi
samping. Kerelaan Yun Ruo Feng untuk membiarkannya melakukan itu sudah cukup
untuk menunjukkan 'rasa hormat' terhadap Pangeran Hao.
(T/N
: Kursi utama (Kursi teratas) biasanya untuk orang dengan status tertinggi.
Orang-orang biasanya duduk berdasarkan posisi mereka selama perjamuan, dengan
yang paling berkuasa duduk paling dekat dengan tuan rumah atau kursi utama.)
Melihat
ke arah pemandangan sekitarnya yang indah, Pei Qian Hao berkomentar pelan,
"Hanya taman belakang dari Kediaman Pangeran Yun sudah begitu cantik dan
unik. Sepertinya bisa bersaing dengan Taman Kekaisaran di istana."
Apa
yang diutarakan Pei Qian Hao, pernyataan sarkasme yang diekspresikan
secara serius; mana mungkin Yun Ruo Feng tidak memahami maksudnya?
Senyuman
lembut terbentuk di sudut mulutnya, dengan tenang ia menanggapi. "Pangeran
ini hanya menyukai bunga dan tanaman, sehingga aku menyuruh orang untuk menanam
lebih banyak."
Pei
Qian Hao berhenti berbicara. Maju dari tempatnya di samping, Su Xi-er merapikan
mangkuk dan sumpit di depan Pei Qian Hao. Setiap pergerakan yang dibuatnya
berhati-hati dan terukur, menyita seluruh perhatiannya. Namun, karena ini, ia
tidak menyadari kalau orang lain yang ada di meja telah mengalihkan pandangan
ke arahnya.
Hanya
dengan dua orang yang berada di meja besar tersebut, atmosfernya jadi sangat
dingin.
Saat
Yun Ruo Feng melihat kalau sebagian besar hidangan telah tiba di meja, senyum
kecil muncul di sudut mulutnya. Ia menatap ke arah Su Xi-er dan tak mampu
menahan untuk berkata, "Nona Xi-er, meskipun kau adalah dayang Pangeran
Hao, kau juga adalah seorang tamu Nan Zhao. Bagaimana kalau kau duduk di kursi
rendah dan makan bersama kami?"
Setelah
mendengarkan saran Yun Ruo Feng, dayang lainnya hanya bisa menghirup udara
dingin dan diam-diam menyumpahi. Bahkan seorang dayang bisa makan
bersama para pria paling terhormat di dunia. Kehormatan macam apa ini?
Siapa
saja akan merasa gembira luar biasa; ini merupakan hadiah besar yang mampu
membuat siapa pun bahagia!
Akan
tetapi, wajah Su Xi-er tetap acuh tak acuh; ia terus melayani Pangeran Hao, tak
terpengaruh akan lusinan tatapan yang menantikan jawabannya.
Sebelum
Pei Qian Hao dapat menjawab, ia membalas, "Hamba hanyalah seorang dayang;
tidak pantas makan di meja yang sama dengan Pangeran Yun dan Pangeran
Hao."
Setelah
ia selesai melayani Pei Qian Hao, Su Xi-er perlahan mundur, berdiri di
belakangnya.
Semua
orang yang ada di sekitar memandangi Su Xi-er dengan kecemburuan yang tercetak
jelas, kaget karena ia menyerahkan kesempatan sebagus itu. Di waktu bersamaan,
mereka senang karena wanita itu tidak makan bersama-sama para Prince
Regent.
Pei
Qian Hao meliriknya dan berujar dingin. "Seorang dayang memang tidak
pantas makan di meja yang sama."
Yun
Ruo Feng tertawa dan tidak mencoba meyakinkannya lagi, sebaliknya, melambaikan
tangannya pada dayang yang berada di sebelahnya.
Dayang
itu paham, dan perlahan berjalan ke sisi Pei Qian Hao
membawa seguci anggur.
Dari
kursinya, Yun Ruo Feng berkata, "Ini bukanlah anggur yang berasal dari
istana kekaisaran, dan bukan pula anggur bunga. Sebaliknya, ini adalah anggur
buah yang lezat. Terdapat ginko, kurma Cina, delima, dan lusinan buah-buahan di
dalamnya; rasa anggur buahnya murni dan meninggalkan aroma luar biasa di
mulutmu, tetapi tidak membuatmu mabuk. Pangeran Hao, kau harus
mencobanya."
Sementara
ia berbicara, dayang tersebut sudah maju dua langkah ke depan dan bersiap
menuangkan anggurnya ke dalam cangkir di depan Pangeran Hao.
Sebelum
dayang itu bisa menuangkan anggurnya, Pangeran Hao melambaikan tangannya.
"Biarkan dayang Pangeran ini yang menuangkan anggurnya untukku; aku tidak
ingin merepotkan orang lain."
Mendengarkan
ini, Yun Ruo Feng melambaikan tangannya dan memberi isyarat pada si dayang
untuk mundur.
Dayang
tersebut menganggukkan kepalanya ringan dan menyerahkan guci anggurnya pada Su
Xi-er sebelum berbalik.
Su
Xi-er menerima guci anggurnya dan perlahan menuangkan anggur buahnya ke dalam
cangkir Pei Qian Hao.
Aroma
anggur buahnya keluar, tetapi sebelum ia selesai menuangkannya, Su Xi-er
merasakan cubitan kuat di pahanya ....
(T/N
: Pei Qian Hao yang super sekali ....
sempet-sempetnya cubit-cubit paha, bang
.... XD)
Sudah
jelas siapa pelakunya; Su Xi-er hanya tidak mengira kalau pria itu akan sangat jail sekarang.
Alhasil,
tangannya berkedut dan anggurnya tumpah.
Semua
orang menyadari insiden ini; bagaimanapun juga, malam ini adalah tentang
Pangeran Hao.
Saat
Su Xi-er melihat apa yang terjadi, ia selesai menuangkan anggurnya dan dengan
hati-hati mengelap pinggiran cangkirnya.
Pei
Qian Hao meliriknya sekilas dan berbisik padanya sehingga hanya mereka berdua
yang bisa mendengarnya, "Jadi, kau benar-benar tidak suka menuangkan
anggur untuk Pangeran ini? Atau apakah kau ingin menuangkan anggur untuk
Pangeran Yun?" Setelah itu, ia mengangkat cangkirnya dan menyesapnya satu kali.
Wajah
Su Xi-er masih acuh tak acuh. Tanpa rasa takut, ia berkata, "Tentu saja
tidak."
"Hmph,
lebih baik kau berhati-hati agar Pangeran ini tidak menemukan sebaliknya."
Mata
Pei Qian Hao tetap tertuju ke arah Yun Ruo Feng sementara ia berbicara. Orang
itu pun hanya membalas dengan senyuman hangat yang akan memikat wanita mana pun.
Su
Xi-er membisikkan balasannya agar hanya mereka berdua yang bisa
mendengarkannya. "Pangeran Hao semestinya tahu apa yang hamba pikirkan;
sungguh berkah besar bisa melayani Pangeran Hao."
"Oh?"
Ia menjawab penuh makna. Pei Qian Hao jelas tidak mempercayainya, tetapi karena
jawabannya itu menyanjungnya, ia pun tidak terus mempersulitnya.
Setelah
itu, keduanya berhenti berbicara.
Ketika
Yun Ruo Feng melihat kalau Pei Qian Hao telah menghabiskan secangkir anggurnya,
ia bertanya, "Pangeran Hao, bagaimana rasanya anggur buah ini?"
"Aromanya
enak, dan rasanya juga menyegarkan, meninggalkan sisa rasa yang menyenangkan
pula. Sudah jelas tidak mempermalukan reputasi Nan Zhao sebagai kerajaannya
anggur." Sanjungan murah hati Pei Qian Hao menyenangkan semua orang yang
ada di sekitar.
Sesuai
dugaan, bahkan Prince Regent Bei Min juga dimenangkan dengan anggur Nan Zhao.
Akan
tetapi, Yun Ruo Feng tidak merasa bangga seperti yang lainnya. Pei Qian
Hao bertemperamen aneh. Tak peduli apakah ia positif atau negatif, kata-katanya
hanyalah: kata-kata.
Meskipun
itu adalah yang dipikirkannya, Yun Ruo Feng tetap berujar lembut,
"Pangeran Hao, silakan minum dua cangkir lagi. Bagaimanapun juga, anggur
buah ini merupakan spesialisasi Nan Zhao. Mungkin, kau tidak akan bisa
menikmatinya lagi setelah kembali ke Bei Min."
Pangeran
Hao mencibir. "Walaupun anggur buah ini beraroma murni dan tidak membuatmu
mabuk, sebenarnya Pangeran ini menikmati anggur yang terasa lebih pedas. Tentu
saja, kadang-kadang meminum anggur semacam ini juga tidak masalah."
Setelah
menghabiskan apa yang ada di cangkirnya, Pei Qian Hao melambaikan tangannya
untuk mengisyaratkan Su Xi-er mengisi ulang cangkirnya, menyeruputnya dengan
hati-hati.
Keheningan
di udara tampak membeku. Ada begitu banyak orang di taman belakang yang luas
itu, tetapi sunyi hingga suara burung dan serangga saja tidak terdengar.
Kedua
pria itu tidak berbicara, hanya menyeruput anggurnya, secangkir demi secangkir
dalam diam.
Guci
anggur yang ada di tangan Su Xi-er pun berangsur kosong karena ia terus mengisi
ulang cangkir Pei Qian Hao, membuatnya pergi dan mengambil guci baru.
Melihatnya
pergi sementara, Pei Qian Hao sedikit menggeser tubuhnya dan bertanya pada Yun
Ruo Feng, "Pangeran ini mendengar kalau Pangeran Yun telah mencopot
kebijakan baru yang ditetapkan oleh Putri Pertama Kekaisaran yang terdahulu tak
lama setelah kematiannya. Apakah benar begitu?"
Su
Xi-er baru saja kembali dengan seguci anggur baru dan mendengar Pei Qian Hao
membicarakan tentang kebijakan baru. Matanya agak menyipit, tetapi kembali
normal saat Yun Ruo Feng menoleh.
Memang
benar, kebijakan barunya dicopot oleh Yun Ruo Feng. Bagaimanapun juga,
kebijakan itu telah dipopulerkan ketika Ning Ru Lan masih hidup. Kini, wanita
itu telah dibunuh dengan kejam olehnya, mana mungkin ia membiarkan kebijakannya
tetap ada?
0 comments:
Posting Komentar