Minggu, 21 November 2021

CTF - Chapter 134

Consort of A Thousand Faces

Chapter 134 : Perbandingan

Pei Qian Hao menatap Yun Ruo Feng, satu senyuman terlintas di matanya. "Apa yang kau bicarakan, Pangeran Yun? Ini merupakan kehormatan bagi Pangeran ini diundang ke kediamanmu untuk makan bersama."

"Pangeran Hao, kau terlalu merendah. Justru ini adalah kehormatan Pangeran ini karena kau bisa hadir." Yun Ruo Feng membalas dengan suara lembut.

Sementara keduanya berbincang dengan sopan, mata Yun Ruo Feng secara tak sadar melirik ke arah Su Xi-er.

Meskipun Yun Ruo Feng berdiri berseberangan dengan Su Xi-er, ia sama sekali tidak melihat ke arahnya sepanjang waktu ini. Akan tetapi, tidak jelas apakah tatapan membaranya yang mendorong Su Xi-er bertemu pandang dengan tatapannya.

Selagi Yun Ruo Feng memeriksanya dengan tatapan lembut, hanya Su Xi-er yang tahu seberapa dalam kebenciannya untuk pria itu di balik ekspresi netralnya.

Kukunya tertancap di dalam telapak tangan di bawah lengan bajunya, menyebabkan sakit yang menusuk.

Su Xi-er mencemooh dalam hatinya. Dibandingkan luka yang diberikan Yun Ruo Feng padaku, mana bisa rasa sakit kecil ini diungkit?

Tatapan Pei Qian Hao berubah agak dingin sewaktu ia menyadari interaksi di antara Su Xi-er dan Yun Ruo Feng. Dari sudut pandangnya, keduanya tampak seolah mereka diam-diam berkomunikasi tentang hubungan tersembunyi.

"Pangeran Yun, berapa lama lagi kau berencana untuk menatap dayang Pangeran ini?" suara membekukan Pei Qian Hao mendadak terdengar.

Su Xi-er buru-buru mengembalikan akal sehatnya dan diam-diam memperingatkan diri sendiri bahwa sekarang bukan saatnya menyerang Yun Ruo Feng, kecuali ia ingin menarik perhatian yang tak diharapkan pada dirinya sendiri.

Yun Ruo Feng tidak terpengaruh seraya tersenyum. "Pangeran ini hanya merasa iri dengan Pangeran Hao. Bahkan seorang dayang biasa saja tampak begitu cantik."

Pei Qian Hao mengejek pada diri sendiri dalam hati, tetapi tidak ada perubahan dalam penampilan luarnya.

Keduanya tidak bicara lebih jauh sewaktu Yun Ruo Feng membimbing mereka masuk ke ruang depan.

Karena masih ada sedikit waktu sebelum perjamuannya, Yun Ruo Feng memerintahkan satu pelayan untuk mempersiapkan teh bagi para tamunya.

Aroma samar teh menguar masuk ke hidung mereka saat dua helai daun teh melayang di atas permukaan airnya.

Pei Qian Hao menghirupnya ringan sewaktu ia meletakkan cangkir teh tersebut dekat dengan hidungnya dan memejamkan matanya, kelihatan seolah ia sangat menikmatinya. Namun, ia tidak langsung meminumnya, sebaliknya malah bertanya, "Apakah ini teh Tai Ping Hou Kui?"

(T/N : teh terkenal di Tiongkok. Jika diterjemahkan namanya jadi seperti 'Pemimpin Kera yang Damai'. Artikel terkait tehnya: https://en.wikipedia.org/wiki/Taiping_houkui)

Pei Qian Hao membuka matanya, tetapi perhatiannya tetap berada pada teh di cangkirnya.

Yun Ruo Feng agak kaget sebelum tersenyum. "Memang teh Tai Ping Hou Kui. Langsung diproses setelah dipetik di kebun teh di atas pegunungan di awal musim panas, jadi aromanya kaya dan tahan lama."

Su Xi-er memerhatikan dingin di samping. Aku paling suka meminum teh Tai Ping Hou Kui di kehidupanku sebelumnya. Namun, aku hampir tidak pernah melihat Yun Ruo Feng meminumnya. Aku tidak menyangka ia akan mengadopsi kebiasaanku setelah aku mati.

Meskipun sudah memperingatkan diri sebelumnya, ia tidak bisa menghentikan tatapan mengamatinya dari Yun Ruo Feng. Aku sungguh tidak bisa menebak pria kejam ini. Apa sebenarnya yang ia lakukan?

Yun Ruo Feng selalu bisa menangkap tatapan Su Xi-er. Kapan pun ia memandanginya, ia selalu mengikutinya.

Mata mereka bertemu lagi, meskipun kali ini, Su Xi-er cepat-cepat mengalihkan pandangannya.

Tetapi, walaupun kejadian ini begitu halus, Pei Qian Hao masih menyadarinya.

Ada sedikit perubahan dalam ekspresi di matanya sebelum ia menoleh untuk menginstruksikan Su Xi-er. "Pergi dan cuci perlengkapan makan yang akan Pangeran ini gunakan di perjamuan makan malam ini."

Ia menggumam dalam hatinya, ia bahkan mengharuskan peralatan makannya dicuci secara khusus.

Pei Qian Hao melanjutkan, "Perlengkapan makan yang akan digunakan Pangeran ini harus dicuci olehmu."

Walaupun aku agak enggan, tetap lebih baik untuk menuruti Pei Qian Hao sekarang.

Oleh karenanya, Su Xi-er agak membungkuk dan menjawab dengan hormat, "Baik."

Berseberangan dengan mereka, ekspresi Yun Ruo Feng tetap lembut sewaktu ia tersenyum ke arah Su Xi-er, matanya mengikutinya sewaktu ia pergi.

Su Xi-er bisa merasakan tatapan yang tertuju pada dirinya, tetapi mempercepat langkah kakinya demi melepaskan kecurigaan apa pun dari Pei Qian Hao.

Akhirnya, seorang gadis pelayan membawanya ke taman belakang. Saat Su Xi-er melihat ke tempat yang sangat familier ini, ia menyadari kalau taman belakang tampaknya jadi lebih besar. Ada berbagai macam jenis bunga yang ditanam di seluruh tempatnya.

Saat aku memikirkannya, ini juga masuk akal. Mana mungkin ia membiarkan taman belakangnya begitu terpencil dan sederhana ketika statusnya sudah melonjak begitu tinggi, dari seorang jenderal menjadi seorang prince regent?

Gadis pelayan melihat keterkejutan di matanya dan merasa agak bangga. "Siapa namamu? Apakah kau merasa bahwa taman belakang Pangeran Yun ataukah taman belakang Pangeran Hao yang lebih indah?"

Su Xi-er tidak menyangka mendapat pertanyaan semacam itu darinya. Keduanya adalah Prince Regent. Kediaman mereka didekorasi berdasarkan gaya unik kerajaan mereka, sehingga dapat dikatakan kalau masing-masing punya kelebihannya. Namun, aku tidak menduga kalau gadis pelayan kecil ini akan mencoba membandingkan mereka.

Su Xi-er menampilkan senyuman dalam raut wajahnya. "Namaku Su Xi-er. Sementara untuk taman belakangnya, keduanya tampak indah, dan masing-masing punya kelebihan mereka sendiri."

Tetapi, si gadis pelayan ini sepertinya tidak merasa puas. "Tidak mungkin kalau keduanya sama, kan? Pasti ada salah satu yang lebih baik daripada yang lainnya."

Su Xi-er tahu kalau ia berniat membandingkan. Yun Ruo Feng adalah puncak dari orang-orang yang ada di kediaman ini, jadi mereka pasti berharap agar ia lebih baik daripada Pei Qian Hao.

Melihat pemandangan di hadapannya, ia menjawab acuh tak acuh, "Kita semua adalah pelayan rendahan. Pemandangan dari kediaman pangeran bukanlah sesuatu yang bisa kita komentari. Meskipun kita merasa kalau itu baik atau buruk, pendapat setiap orang berbeda, berarti, tidak ada apa pun yang bisa dibandingkan."

Ekspresi gadis pelayan itu berubah saat ia mendengarkan jawaban Su Xi-er, mengeluarkan senyuman malu. "Itu masuk akal juga."

Dapur belakang Kediaman Pangeran Yun dipenuhi orang-orang yang sibuk mempersiapkan perjamuan makan malam ini.

Gadis pelayan itu melihat ke arah orang-orang di dapur dan menunjuk Su Xi-er. "Ini adalah Nona Xi-er nya Pangeran Hao. Di bawah perintah Pangeran Hao, ia kemari untuk mencucikan perlengkapan makan Pangeran Hao."

Semua orang sudah pernah mendengarkan reputasi Pangeran Hao, hasilnya semua orang bersatu padu menyapa sopan, "Salam pada Nona Xi-er."

Su Xi-er hanya sedikit menganggukan kepalanya sebelum bergerak maju mengambil perlengkapan makan Pangeran Hao, memastikan untuk mencuci mereka dengan hati-hati.

Hanya sebentar saja sebelum ia selesai. Melihat betapa sibuknya semua orang, ia pun hanya bisa bertanya, "Apakah ada hal lainnya yang kalian ingin agar kubantu?"

Mana mungkin mereka berani meminta bantuan Su Xi-er? Ini adalah dayang yang melayani di sisi Pangeran Hao. Karena Pangeran Hao membawanya sepanjang perjalanan ke Nan Zhao, ia pastilah kesukaannya.

Oleh sebab itu, banyak orang menggelengkan kepala mereka dan melambaikan tangan mereka. "Tidak perlu, tidak perlu."

Berhadapan dengan respon seperti ini, Su Xi-er juga memutuskan untuk tidak berada di dapur lebih lama lagi. Namun, tepat saat ia baru saja akan pergi, seorang gadis pelayan kecil berlari dengan tergesa mendekatinya dan menatapnya gelisah.

Gadis pelayan ini berperingkat rendah, yang membelah kayu bakar di Kediaman Pangeran Yun.

Si gadis pelayan pembelah kayu bakar ini menarik tangan Su Xi-er dan meminta dengan cemas, "Bagaimana kalau kau datang dan menolongku memindahkan kayu bakarnya? Aku tidak bisa menanganinya sendirian."

Sebelum Su Xi-er bisa menganggukkan kepalanya, gadis pelayan itu sudah menariknya keluar dengan genggaman erat di pergelangan tangannya.

Segera saja, keduanya keluar dari dapur.

Di dalam dapur, orang-orang yang baru saja tersadar pun menghentikan apa yang tengah mereka kerjakan dan bertanya, "Apakah Xiao Cui baru saja menarik Nona Xi-er keluar?"

Realisasi membuat mereka tersadar, tetapi mereka tidak berkomentar lebih jauh dan meneruskan pekerjaan mereka.

***

Si gadis pelayan pembelah kayu bakar, Xiao Cui, membawa Su Xi-er ke tempat penuh dengan tumpukan kayu bakar. Dengan buru-buru ia mengambil beberapa kayu bakar dan meletakkannya di atas tunggul kayu bundar yang digunakan untuk menahannya tetap di tempatnya, mengisyaratkan agar Su Xi-er menirunya.

"Bawakan kayu bakar itu kemari." Ia menunjuk ke area di sebelah tunggul kayu bundar tersebut.

Su Xi-er mengangguk. Membelah kayu bakar adalah pekerjaan berat, dan aku tidak punya kerjaan sekarang ini. Aku mungkin bisa membantunya.

Selagi Xiao Cui bekerja, ia bertanya, "Kau baru di sini, kan? Aku rasa aku belum pernah melihatmu sebelumnya."

Su Xi-er tidak menjawab, tanpa sadar mengabaikan kata-kata Xiao Cui sewaktu benaknya dipenuhi dengan urusan lain.

Xiao Cui juga sepertinya tidak keberatan Su Xi-er mengabaikannya. Lagipula, pelayan baru semuanya pemalu. Mereka bahkan tidak berani bicara satu kata lebih banyak. Sama sepertiku saat aku baru datang juga.

Akan tetapi, setelah tinggal di Kediaman Pangeran Yun sekian lama dan merasa bahwa Pangeran Yun adalah orang yang baik, Xiao Cui jadi lebih banyak bicara. Ia tersenyum cerah pada Su Xi-er. "Mereka semua bilang kalau Pangeran Hao handal baik dalam seni literatur dan ilmu bela dirinya, dan bahwa ia memiliki penampilan yang luar biasa. Namun, ia punya banyak sekali selir di kediamannya. Sebaliknya, aku sebenarnya merasa kalau pangeran kami jauh lebih baik ketimbang Pangeran Hao."

(T/N : oh ya, kau belum tahu saja wahai anak muda :/)

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar