Minggu, 21 November 2021

CTF - Chapter 140

Consort of A Thousand Faces

Chapter 140 : Meneriakkan Caci-Maki

Su Xi-er tidak menahan diri, mengimbangi Ning An Lian sewaktu mereka terus minum, secangkir demi secangkir, tanpa menunjukkan tanda-tanda mabuk.

Melihat kalau wanita di seberangnya tidak masalah mengimbanginya, Ning An Lian jadi semakin cemburu. Tadinya, aku mengira kalau anggur ini cukup untuk membuat jalang ini mabuk dan mempertontonkan kehebatanku. Aku tidak menyangka kalau ia akan baik-baik saja.

Alhasil, Ning An Lian mendadak terpikirkan sesuatu. "Putri ini sedang dalam suasana hati yang baik hari ini, dan aku senang karena bertemu dengan orang yang sama-sama bisa minum anggur." Setelah itu, ia melambaikan tangannya ke arah belakang. "Kemari, seseorang bawakan anggur bunga untuk Putri ini."

Yun Ruo Feng tahu bahwa anggur bunga memiliki kadar alkohol yang tinggi, dan karena Su Xi-er berasal dari Bei Min, toleransi alkoholnya pasti tidak akan bisa bersaing dengan Ning An Lian.

Ia cepat-cepat menghentikannya. "Putri Pertama, tiga babak minum anggur sudah cukup; tidak akan baik bagi tubuh jika kau minum lebih banyak."

Ini sebenarnya adalah pengingat yang baik, tetapi bagi Ning An Lian, terdengar seolah Yun Ruo Feng sedang melindungi jalang itu.

Baik, karena ia mau melindunginya, maka semakin aku tidak boleh mendengarkannya.

Ia tersenyum. "Tidak perlu khawatir, Pangeran Yun. Putri ini bisa mengetahui kalau dayang ini kuat minum, sehingga Putri ini akan terus menemaninya hari ini. Aku menduga, ia pasti merasa sangat terhormat, dapat minum bersama Putri ini."

Selain itu, baik Pangeran Hao maupun si jalang kecil itu juga tidak punya bantuan untuk menghentikanku. Sebagai Prince Regent Nan Zhao, bagaimana ia bisa dalam posisi melibatkan dirinya?

Yun Ruo Feng berhenti bicara dan memfokuskan tatapannya pada Su Xi-er, merasa kalau wajahnya tetap acuh tak acuh, tak memperlihatkan tanda-tanda mabuk.

Tak lama setelahnya, satu dayang datang membawakan anggur bunga ke meja.

Ning An Lian meminta dayang itu menuangkan anggur untuk mereka berdua sebelum menghabiskan satu cangkir sekali teguk. Su Xi-er pun dengan cepat mengikutinya, menolak tertinggal.

Sewaktu semua orang diam-diam menonton pertandingan minum di antara Putri Pertama dan si dayang, mereka pun merasa terkejut.

Apa yang terjadi pada Putri Pertama malam ini? Ia bisa mabuk kalau terus minum sebanyak itu.

Walau wanita dari Nan Zhao jago minum, Su Xi-er pun sepertinya tidak kalah dari Putri Pertama. Jika mereka terus melaju begini, sulit menentukan siapa pemenangnya!

Semua orang menonton selagi anggur bunganya dihabiskan, seguci demi seguci.

Saat semua anggur bunganya dihabiskan, Putri Pertama terus saja meneriakkan lebih banyak anggur meskipun sudah benar-benar mabuk. Ia sudah sepenuhnya kehilangan martabat seorang putri kekaisaran.

Kebalikan darinya, Su Xi-er, yang selagi wajahnya merona merah, jelas sekali tidak mabuk.

Semua orang mendesah. Semua orang bilang bahwa wanita dari Nan Zhao bertoleransi alkohol tinggi, tetapi pada akhirnya, sungguh seorang dayang dari Bei Min-lah pemenangnya!

Ning An Lian cukup mabuk sampai-sampai ia tidak bisa berdiri tegak, memaksa Piao Xu memapahnya dari samping, takut-takut ia akan terjatuh.

"Putri ini ingin minum lagi. Terus tuangkan, terus tuangkan untuk Putri ini! Cepat!" Ning An Lian menyuruh. Dengan mata memerah dan berkabut, ia mencoba menuangkan anggur dari guci yang sudah kosong tetapi sudah pasti tidak berhasil.

"Putri Pertama, Anda mabuk." Alis Piao Xu mengerut selagi pada dasarnya, ia mengangkat Ning An Lian.

Mengapa Putri Pertama semabuk ini hari ini? Aku ingat bahwa toleransi alkohol Putri Pertama hebat.

Mendengar apa yang dikatakan Piao Xu, Ning An Lian menolak mendengarnya, dan sebaliknya, malah meledak dengan amarahnya. "Putri ini tidak mabuk! Mana mungkin Putri ini mabuk?"

Ia menatap ke arah Yun Ruo Feng yang duduk di sebelahnya, menangkap ekspresi tak peduli di wajahnya. Daripada menatap balik dirinya, tatapan kosong pria itu terlihat seolah ia tengah memikirkan tentang sesuatu.

Apakah ia sedang memikirkan si jalang Ning Ru Lan itu? Apakah ia sudah tidak mencintaiku lagi? Aku telah berkorban begitu banyak demi dirinya, tetapi aku masih menunggunya menikahiku dan memberikanku status.

Setelah memikirkan tentang dukanya, Ning An Lian mulai menangis, air matanya menetes seperti mutiara yang berjatuhan dari kalung mutiara yang rusak.

Ia menatap tepat ke arah Su Xi-er dengan mata penuh tuduhan, dan mencaci makinya seolah ia adalah orang yang begitu dibencinya. "Ning Ru Lan, dasar jalang kecil, kau masih mencoba memprovokasi orang bahkan setelah kematianmu. Ning Ru Lan, kau ...."

Ning An Lian baru saja mulai sebelum ekspresi Yun Ruo Feng mendadak berubah, menginterupsi Ning An Lian dengan alis tertaut. "Putri Pertama mabuk. Antarkan ia kembali ke istana peristirahatannya sekarang juga!"

Piao Xu dengan cepat memanggil orang kemari untuk membawa pergi Putri Pertama. Apabila ia terus berbicara, ia akan jadi lelucon.

Dayangnya bertindak dengan cepat, membawa Ning An Lian pergi dalam hitungan detik.

Karena Su Xi-er sudah minum banyak sekali anggur, ekspresi kaburnya menyamarkan semua aura dingin di matanya. Ia hanya memandang tak peduli sewaktu Ning An Lian mencaci-maki dirinya, menonton orang itu kehilangan seluruh harkat dan martabatnya sebagai seorang putri kekaisaran.

Saat Yun Ruo Feng melihat Ning An Lian sudah dibawa pergi, ia meminta maaf kepada Pei Qian Hao. "Putri Pertama mabuk dan lupa siapa dirinya. Kami meminta maaf karena membiarkanmu melihat lelucon ini, Pangeran Hao."

Setelah itu, ia melihat ke arah Su Xi-er yang berada di sebelah Pei Qian Hao. "Dayangmu punya toleransi alkohol yang baik. Pangeran ini tidak menyangka kalau ada wanita dari Bei Min yang mampu menoleransi begitu banyak alkohol."

Jangankan Yun Ruo Feng, bahkan Pei Qian Hao pun terkejut karena Su Xi-er bisa minum sebanyak itu.

Walaupun ia sedikit ragu, ekspresinya tidak berubah dan ia menjawab sopan, "Tidak apa-apa."

Mengikuti pertandingan minum dan hilangnya penguasaan diri Putri Pertama Kekaisaran, tidak ada seorang pun yang bernafsu untuk meneruskan perjamuan malamnya. Pei Qian Hao langsung bangkit berdiri.

"Sudah larut, dan Pangeran ini merasa agak mabuk, jadi aku akan pulang."

Yun Ruo Feng tidak mencoba membujuknya untuk tinggal, bahkan mengantarkan mereka keluar kediamannya secara pribadi.

Yun Ruo Feng berjalan di depan bersama Pangeran Hao, sementara Su Xi-er mengikuti mereka.

Walaupun Su Xi-er tidak kelihatan mabuk, ia nyaris tidak bisa berjalan dengan stabil.

Kereta kudanya menanti di depan pintu masuk, dan kusirnya mengangkat tirai kereta kuda, menyambut Pangeran Hao naik.

Di sampingnya, Su Xi-er merasa pusing. Ia menggelengkan kepalanya sebelum terhuyung ke arah keretanya.

Yun Ruo Feng terus mengawasi Su Xi-er. Meskipun ia berada agak jauh darinya, ia tetap bergegas ke arahnya secepat mungkin ketika Su Xi-er maju ke depan.

Satu tangan besar memapah Su Xi-er, tetapi itu adalah tangan Pangeran Hao.

Melalui mata kaburnya, Su Xi-er melihat ke arah Pei Qian Hao, dan setelahnya melihat tangan Yun Ruo Feng menggantung canggung di udara.

Tiba-tiba saja ia mendengarkan suara Pei Qian Hao di sebelah telinganya. "Pangeran ini tidak akan merepotkan Pangeran Yun dengan dayangku."

Tangan Yun Ruo Feng membeku di udara sejenak sebelum ia menjatuhkannya. Ia masih tersenyum lembut layaknya angin musim semi, dan tidak tampak terpengaruh dengan tindakannya. Bagi orang lain, hanya terlihat seolah Pangeran Yun sedang mencoba memapah seorang dayang karena ia peduli.

Pinggang Su Xi-er dipeluk oleh Pei Qian Hao selagi mereka bergerak menuju ke arah kereta kuda. Ia ingin bergerak sendiri, tetapi dengan betapa mabuk dirinya, ia tak punya pilihan selain mengikuti Pei Qian Hao.

Yun Ruo Feng memerhatikan di samping, sosok pria dan wanita tersebut membekas dalam benaknya.

Matanya dalam, tak terbaca oleh siapa pun. Memerhatikan kereta kudanya menghilang di kejauhan, ia merasakan ada sesuatu yang semakin menjauh darinya.

***

Di dalam kereta kuda yang menghilang di kejauhan.

Su Xi-er benar-benar merasa mabuk sekarang. Walaupun ia menahannya karena ia tidak ingin siapa pun mengetahuinya, sesungguhnya ia sudah mabuk selama beberapa waktu.

Pei Qian Hao melihat ke arahnya, menyadari sentuhan rona di pipinya sebelumnya sekarang telah menyebar di seluruh wajahnya. Sebenarnya, ia tampak cukup menyenangkan dengan penampilan memerahnya ini.

Su Xi-er berbaring di samping, merintih dan mengerang. Tampaknya, mabuk membuatnya jadi agak tidak sehat.

Tanpa mencaci dan pelototan, penampilan malu-malunya ini membuat Pei Qian Hao tanpa sadar menjawil hidungnya.

Sudut mulut Pei Qian Hao terangkat membentuk senyuman, tak mampu menghentikan dirinya berujar, "Penampilan ini sebenarnya agak manis juga."

Dengan hidungnya dicubiti, Su Xi-er tidak bisa bernapas dengan normal. Ia agak berontak sebelum membuka matanya dan memandangi orang yang sedang melecehkannya.

Su Xi-er yang agak mabuk itu menunjuk hidung Pei Qian Hao, dan berpura-pura serius. "Dasar jalang kecil." Setelah itu, ia tertawa terbahak-bahak.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar