Consort of A Thousand Faces
Chapter 131 : Wajah yang Memerah
Sementara
Su Xi-er masih menatap kosong, Pei Qian Hao sudah masuk ke kamarnya.
Memandangi
pemerah pipi yang tumpah di tanah, sudut mulut Pei Qian Hao pun sedikit
terangkat. Walaupun sangat samar, Pei Qian Hao segera menyadari aroma dari
pemerah pipi wewangian pekasih tepat saat ia berjalan masuk ke dalam kamar.
"Jadi,
kau membeli ini? Berencana untuk menggunakannya sendiri?"
Su
Xi-er baru saja masuk ke dalam kamar. Memandangi pemerah pipi merah muda yang
retak, berserakan di tanah, pipinya pun tersipu.
Aku
salah mengambil pemerah pipinya, tetapi bagaimana aku menjelaskan ini pada Pei
Qian Hao? Meskipun aku mengatakan yang sejujurnya, ia tidak akan
mempercayainya.
Su
Xi-er berujar pelan sembari tersipu, "Aku tidak membeli ini. Aku hanya
salah mengambilnya saja."
Pei
Qian Hao tersenyum. "Oh, benarkah? Salah mengambilnya ....
Menarik."
Wajahnya
jadi kian memerah selagi ia berbicara dengan nada suara yang agak marah.
"Aku salah mengambilnya, percaya atau tidak."
Pei
Qian Hao hanya memandanginya sewaktu ia sengaja terus meninggikan suaranya.
"Apakah terlihat bagus?"
Su
Xi-er mengibaskan bulu matanya dengan sejejak daya tarik di wajahnya.
Melihat
Su Xi-er yang begitu menggemaskan, senyum tak terlalu nampak pun muncul di wajah
Pei Qian Hao. Ia mempertahankan ketenangannya dan memungut kotak pemerah pipi
tersebut.
Setelah
melihat ini, Su Xi-er buru-buru bertanya, "Pangeran Hao, apa yang sedang Anda lakukan?"
Pei
Qian Hao meliriknya seraya menghentikan tangannya yang sedang akan membuka
kotak pemerah pipi itu. "Apa yang sedang kulakukan? Menurutmu, apa yang
bisa Pangeran ini lakukan?"
Wewangian
pekasih digunakan di kamar tidur untuk meningkatkan suasananya. Siapa yang tahu
apa yang akan terjadi jika ia membukanya!
"Jangan
dibuka; terlalu berbahaya. Siapa yang tahu kalau pemerah pipi wewangian pekasih
ini berkonsentrasi tinggi atau rendah." Jantung Su Xi-er menegang. Apa yang akan kuperbuat apabila ia
membukanya dan berubah menjadi binatang buas?
Pei
Qian Hao menundukkan kepalanya dan berbisik di telinganya. "Apa, menurutmu
Pangeran ini takut pada benda ini?"
Napas
hangat yang bertiup di sebelah telinga Su Xi-er, membuat warna merah kembali
merayapi pipinya lagi. Mengambil selangkah mundur, ia menanggapi, "Hamba
tidak berani."
Pei
Qian Hao berpura-pura membuka kotak pemerah pipinya, menyebabkan Su Xi-er
langsung memalingkan wajah menatapnya. Melihat senyum sok tahu di wajah pria
itu, Su Xi-er tahu ia sudah dikerjai, tetapi masih cemas apabila ia benar-benar
akan membukanya. Melihat pergerakannya, Pei Qian Hao merasakan sesuatu mengaduk
hatinya, tetapi mengabaikannya.
Mengambil
kesempatan, Pei Qian Hao membuka kotaknya dan membaui wewangian itu.
Di
saat ini, Su Xi-er yang memerhatikan Pei Qian Hao lekat, menyadari kalau ia
terasa berbeda. Tidak mungkin, kan, ia terkena efek dari wewangian
pekasih itu?
"Pangeran
Hao, apakah ada seseuatu yang tidak biasa?" Su Xi-er bertanya hati-hati.
Melihat
ke arah Su Xi-er yang ada di dekatnya, Pei Qian Hao mengulurkan tangannya dan
menyentuhnya.
Karena
ia curiga kalau aku terkena efek dari wewangian pekasih, aku harus mengikutinya
saja selagi aku bisa. Waktunya untuk sedikit menakuti wanita ini.
Melihat
ini, pengawal kekaisaran pun dengan bijak mundur dari kamar tersebut.
Su
Xi-er tidak mengira kalau Pei Qian Hao akan jadi begini. Ia menatap kosong
sebentar sebelum mendorong Pei Qian Hao menjauh saat ia tersadar dari
keterguncangannya.
Apa
yang paling kubenci adalah pria yang mendekatiku. Tak terkecuali Pei Qian Hao.
Tanpa
sadar ia mengangkat tangannya untuk menamparnya karena kebiasaan, akan tetapi
....
Tangannya
terhenti di tengah-tengah, mengizinkan Pei Qian Hao dengan cepat bereaksi dan
menangkap pergelangan tangannya. "Apa, kau masih ingin memukul Pangeran
ini? Apakah kau kira akan semudah itu kali ini?"
Su
Xi-er melemparkan pelototan galaknya, tetapi dengan sopan berkata, "Hamba
tidak akan berani; hanya saja aku tidak terbiasa. Pangeran Hao, mohon
berbelaskasihanlah pada hamba."
Pei
Qian Hao menggenggam tangannya dan menariknya mendekat, memeluknya erat. Tak
peduli seberapa keras Su Xi-er mencoba untuk melepaskan diri, ia tidak bisa.
Bagaimanapun juga, terdapat perbedaan fisik antara pria dan wanita.
Su
Xi-er mendongak menatapnya. "Pangeran Hao, mohon jaga sikap Anda dengan
kehormatan."
Pei
Qian Hao tertawa dan berkata dengan suara dalamnya yang memikat. "Bukannya
kau sudah tahu apa yang ingin Pangeran ini perbuat?"
Wajah
Su Xi-er memerah, tetapi tidak jelas apakah itu dikarenakan ia malu atau marah.
Pei
Qian Hao menggunakan satu tangan untuk memeluk Su Xi-er sementara yang lainnya
mengelus wajah halusnya, senyum puas muncul di wajahnya.
Seluruh
rambut di tubuh Su Xi-er rasanya sedang berdiri di saat ini. "Pangeran
Hao, mohon jaga sikap Anda dengan kehormatan. Kalau tidak ...."
Kalau
tidak? Kalau tidak, apa yang ingin dilakukannya?
Pei
Qian Hao tertawa dan bertanya, "Kalau tidak, apa?"
Su
Xi-er tidak tahu apa yang harus dikatakan dan menginjakkan kakinya kuat-kuat ke
punggung kaki pria itu, disusul dengan dirinya yang langsung menyundul dadanya.
Pei
Qian Hao melepaskannya dan mundur beberapa langkah sebelum menatap Su Xi-er.
Kegelisahannya di bawah pengamatan tajamnya itu tak bisa disembunyikan.
Ia
perlahan-lahan mendekat dan Su Xi-er berangsur mundur.
"Pangeran
ini memerintahkanmu untuk berdiri diam!" Suara Pei Qian Hao agak marah.
Tentu
saja, Su Xi-er tidak mendengarkan dan terus mundur.
Pei
Qian Hao memandanginya dengan tatapan tak terbaca dan terus berjalan maju.
Namun,
Su Xi-er tiba-tiba saja kehilangan keseimbangannya dan hampir terjatuh. Panik,
ia menarik apa pun
yang berada dalam jangkauannya sewaktu ia jatuh, menarik Pei Qian Hao jatuh ke
atas ranjang bersamanya.
Posisi
mereka saat ini akan membuat siapa pun yang
melihatnya salah paham; Su Xi-er berbaring di atas ranjang sementara Pei Qian
Hao berada di atasnya.
"Jadi
kau ... sebenarnya bersemangat sekali menginginkan
Pangeran ini. Kalau kau menginginkannya, katakan saja; Pangeran ini tidak akan
menolak seorang gadis cantik."
Su
Xi-er memutar bola matanya. "Pangeran Hao, Anda
berpikir berlebihan."
Orang
ini, apakah ia benar-benar sangat narsis? Merasa begitu hebat soal dirinya
sendiri?
Pei
Qian Hao tidak berbicara dan hanya memandangi Su Xi-er.
Su
Xi-er berjuang keras mendorongnya, tetapi tak berdaya sewaktu pria itu
memegangi tangannya di atas kepalanya dan mencium bibir merahnya.
Su
Xi-er melemparkan tatapan galaknya dan
menggumamkan, "Lepaskan ...."
Pei
Qian Hao tidak marah, tetapi ia menggunakan giginya untuk menggigiti
telinga Su Xi-er sebagai hukumannya.
Ia
mendadak merinding. Aku benar-benar ingin menampar pria ini sampai
mati, tetapi aku tidak bisa melakukan apa pun sekarang
ini. "Pangeran
Hao, Anda breng—" Sebelum ia bisa mengucapkan kata
'brengsek', Pei Qian Hao mengunci mulutnya dengan sebuah ciuman.
Setelah
sekian lama, Pei Qian Hao melepaskan bibirnya dari bibir Su Xi-er.
"Pangeran ini brengsek?"
Bukankah
ia brengsek? Mata
Su Xi-er bertatapan dengan mata Pei Qian Hao tanpa
keraguan. "Pangeran Hao, bisakah Anda bangun lebih
dulu sebelum berbicara?"
Pei
Qian Hao mengabaikannya dan mempertahankan posisi sugestif tersebut.
Setelah
sekian lama, Pei Qian Hao berkomentar, "Apakah Pangeran ini harus
mendengarkanmu?!"
Kemudian,
ia pun menciumnya lagi, kali ini di lehernya yang jenjang.
Di
saat inilah ada ketukan pintu.
Pei
Qian Hao tidak senang karena diinterupsi, menghentikan tindakannya dan
berbicara dengan nada suara kesal. "Ada apa?"
Pengawal
itu bisa mendengar kalau Pangeran Hao tidak senang. Aku baru saja
keluar. Sekarang ini Pangeran Hao dan Su Xi-er pasti .... Gawat, aku datang di saat yang tidak tepat!
Suara
dalam Pei Qian Hao terdengar lagi. "Ada masalah apa?"
Dibawah
aura kuat Pangeran Hao, si pengawal langsung melaporkan, "Melapor pada
Yang Mulia, seorang pengawal kekaisaran dari Kediaman Pangeran Yun baru saja
tiba untuk menyampaikan bahwa Anda diundang datang
ke Kediaman Pangeran Yun untuk bertemu dan makan malam."
Pei
Qian Hao terdiam sebentar sebelum menjawab acuh tak acuh. "Aku mengerti.
Kau boleh mundur."
Si
pengawal pun mengiyakan dan langsung undur diri.
0 comments:
Posting Komentar