Minggu, 21 November 2021

CTF - Chapter 131

Consort of A Thousand Faces

Chapter 131 : Wajah yang Memerah

Sementara Su Xi-er masih menatap kosong, Pei Qian Hao sudah masuk ke kamarnya.

Memandangi pemerah pipi yang tumpah di tanah, sudut mulut Pei Qian Hao pun sedikit terangkat. Walaupun sangat samar, Pei Qian Hao segera menyadari aroma dari pemerah pipi wewangian pekasih tepat saat ia berjalan masuk ke dalam kamar.

"Jadi, kau membeli ini? Berencana untuk menggunakannya sendiri?"

Su Xi-er baru saja masuk ke dalam kamar. Memandangi pemerah pipi merah muda yang retak, berserakan di tanah, pipinya pun tersipu.

Aku salah mengambil pemerah pipinya, tetapi bagaimana aku menjelaskan ini pada Pei Qian Hao? Meskipun aku mengatakan yang sejujurnya, ia tidak akan mempercayainya.

Su Xi-er berujar pelan sembari tersipu, "Aku tidak membeli ini. Aku hanya salah mengambilnya saja."

Pei Qian Hao tersenyum. "Oh, benarkah? Salah mengambilnya .... Menarik."

Wajahnya jadi kian memerah selagi ia berbicara dengan nada suara yang agak marah. "Aku salah mengambilnya, percaya atau tidak."

Pei Qian Hao hanya memandanginya sewaktu ia sengaja terus meninggikan suaranya. "Apakah terlihat bagus?"

Su Xi-er mengibaskan bulu matanya dengan sejejak daya tarik di wajahnya.

Melihat Su Xi-er yang begitu menggemaskan, senyum tak terlalu nampak pun muncul di wajah Pei Qian Hao. Ia mempertahankan ketenangannya dan memungut kotak pemerah pipi tersebut.

Setelah melihat ini, Su Xi-er buru-buru bertanya, "Pangeran Hao, apa yang sedang Anda lakukan?"

Pei Qian Hao meliriknya seraya menghentikan tangannya yang sedang akan membuka kotak pemerah pipi itu. "Apa yang sedang kulakukan? Menurutmu, apa yang bisa Pangeran ini lakukan?"

Wewangian pekasih digunakan di kamar tidur untuk meningkatkan suasananya. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi jika ia membukanya!

"Jangan dibuka; terlalu berbahaya. Siapa yang tahu kalau pemerah pipi wewangian pekasih ini berkonsentrasi tinggi atau rendah." Jantung Su Xi-er menegangApa yang akan kuperbuat apabila ia membukanya dan berubah menjadi binatang buas?

Pei Qian Hao menundukkan kepalanya dan berbisik di telinganya. "Apa, menurutmu Pangeran ini takut pada benda ini?"

Napas hangat yang bertiup di sebelah telinga Su Xi-er, membuat warna merah kembali merayapi pipinya lagi. Mengambil selangkah mundur, ia menanggapi, "Hamba tidak berani."

Pei Qian Hao berpura-pura membuka kotak pemerah pipinya, menyebabkan Su Xi-er langsung memalingkan wajah menatapnya. Melihat senyum sok tahu di wajah pria itu, Su Xi-er tahu ia sudah dikerjai, tetapi masih cemas apabila ia benar-benar akan membukanya. Melihat pergerakannya, Pei Qian Hao merasakan sesuatu mengaduk hatinya, tetapi mengabaikannya.

Mengambil kesempatan, Pei Qian Hao membuka kotaknya dan membaui wewangian itu.

Di saat ini, Su Xi-er yang memerhatikan Pei Qian Hao lekat, menyadari kalau ia terasa berbeda. Tidak mungkin, kan, ia terkena efek dari wewangian pekasih itu?

"Pangeran Hao, apakah ada seseuatu yang tidak biasa?" Su Xi-er bertanya hati-hati.

Melihat ke arah Su Xi-er yang ada di dekatnya, Pei Qian Hao mengulurkan tangannya dan menyentuhnya.

Karena ia curiga kalau aku terkena efek dari wewangian pekasih, aku harus mengikutinya saja selagi aku bisa. Waktunya untuk sedikit menakuti wanita ini.

Melihat ini, pengawal kekaisaran pun dengan bijak mundur dari kamar tersebut.

Su Xi-er tidak mengira kalau Pei Qian Hao akan jadi begini. Ia menatap kosong sebentar sebelum mendorong Pei Qian Hao menjauh saat ia tersadar dari keterguncangannya.

Apa yang paling kubenci adalah pria yang mendekatiku. Tak terkecuali Pei Qian Hao.

Tanpa sadar ia mengangkat tangannya untuk menamparnya karena kebiasaan, akan tetapi ....

Tangannya terhenti di tengah-tengah, mengizinkan Pei Qian Hao dengan cepat bereaksi dan menangkap pergelangan tangannya. "Apa, kau masih ingin memukul Pangeran ini? Apakah kau kira akan semudah itu kali ini?"

Su Xi-er melemparkan pelototan galaknya, tetapi dengan sopan berkata, "Hamba tidak akan berani; hanya saja aku tidak terbiasa. Pangeran Hao, mohon berbelaskasihanlah pada hamba."

Pei Qian Hao menggenggam tangannya dan menariknya mendekat, memeluknya erat. Tak peduli seberapa keras Su Xi-er mencoba untuk melepaskan diri, ia tidak bisa. Bagaimanapun juga, terdapat perbedaan fisik antara pria dan wanita.

Su Xi-er mendongak menatapnya. "Pangeran Hao, mohon jaga sikap Anda dengan kehormatan."

Pei Qian Hao tertawa dan berkata dengan suara dalamnya yang memikat. "Bukannya kau sudah tahu apa yang ingin Pangeran ini perbuat?"

Wajah Su Xi-er memerah, tetapi tidak jelas apakah itu dikarenakan ia malu atau marah.

Pei Qian Hao menggunakan satu tangan untuk memeluk Su Xi-er sementara yang lainnya mengelus wajah halusnya, senyum puas muncul di wajahnya.

Seluruh rambut di tubuh Su Xi-er rasanya sedang berdiri di saat ini. "Pangeran Hao, mohon jaga sikap Anda dengan kehormatan. Kalau tidak ...."

Kalau tidak? Kalau tidak, apa yang ingin dilakukannya?

Pei Qian Hao tertawa dan bertanya, "Kalau tidak, apa?"

Su Xi-er tidak tahu apa yang harus dikatakan dan menginjakkan kakinya kuat-kuat ke punggung kaki pria itu, disusul dengan dirinya yang langsung menyundul dadanya.

Pei Qian Hao melepaskannya dan mundur beberapa langkah sebelum menatap Su Xi-er. Kegelisahannya di bawah pengamatan tajamnya itu tak bisa disembunyikan.

Ia perlahan-lahan mendekat dan Su Xi-er berangsur mundur.

"Pangeran ini memerintahkanmu untuk berdiri diam!" Suara Pei Qian Hao agak marah.

Tentu saja, Su Xi-er tidak mendengarkan dan terus mundur.

Pei Qian Hao memandanginya dengan tatapan tak terbaca dan terus berjalan maju.

Namun, Su Xi-er tiba-tiba saja kehilangan keseimbangannya dan hampir terjatuh. Panik, ia menarik apa pun yang berada dalam jangkauannya sewaktu ia jatuh, menarik Pei Qian Hao jatuh ke atas ranjang bersamanya.

Posisi mereka saat ini akan membuat siapa pun yang melihatnya salah paham; Su Xi-er berbaring di atas ranjang sementara Pei Qian Hao berada di atasnya.

"Jadi kau ... sebenarnya bersemangat sekali menginginkan Pangeran ini. Kalau kau menginginkannya, katakan saja; Pangeran ini tidak akan menolak seorang gadis cantik."

Su Xi-er memutar bola matanya. "Pangeran Hao, Anda berpikir berlebihan."

Orang ini, apakah ia benar-benar sangat narsis? Merasa begitu hebat soal dirinya sendiri?

Pei Qian Hao tidak berbicara dan hanya memandangi Su Xi-er.

Su Xi-er berjuang keras mendorongnya, tetapi tak berdaya sewaktu pria itu memegangi tangannya di atas kepalanya dan mencium bibir merahnya.

Su Xi-er melemparkan tatapan galaknya dan menggumamkan, "Lepaskan ...."

Pei Qian Hao tidak marah, tetapi ia menggunakan giginya untuk menggigiti telinga Su Xi-er sebagai hukumannya.

Ia mendadak merinding. Aku benar-benar ingin menampar pria ini sampai mati, tetapi aku tidak bisa melakukan apa pun sekarang ini. "Pangeran Hao, Anda breng—" Sebelum ia bisa mengucapkan kata 'brengsek', Pei Qian Hao mengunci mulutnya dengan sebuah ciuman.

Setelah sekian lama, Pei Qian Hao melepaskan bibirnya dari bibir Su Xi-er. "Pangeran ini brengsek?"

Bukankah ia brengsek? Mata Su Xi-er bertatapan dengan mata Pei Qian Hao tanpa keraguan. "Pangeran Hao, bisakah Anda bangun lebih dulu sebelum berbicara?"

Pei Qian Hao mengabaikannya dan mempertahankan posisi sugestif tersebut.

Setelah sekian lama, Pei Qian Hao berkomentar, "Apakah Pangeran ini harus mendengarkanmu?!"

Kemudian, ia pun menciumnya lagi, kali ini di lehernya yang jenjang.

Di saat inilah ada ketukan pintu.

Pei Qian Hao tidak senang karena diinterupsi, menghentikan tindakannya dan berbicara dengan nada suara kesal. "Ada apa?"

Pengawal itu bisa mendengar kalau Pangeran Hao tidak senang. Aku baru saja keluar. Sekarang ini Pangeran Hao dan Su Xi-er pasti .... Gawat, aku datang di saat yang tidak tepat!

Suara dalam Pei Qian Hao terdengar lagi. "Ada masalah apa?"

Dibawah aura kuat Pangeran Hao, si pengawal langsung melaporkan, "Melapor pada Yang Mulia, seorang pengawal kekaisaran dari Kediaman Pangeran Yun baru saja tiba untuk menyampaikan bahwa Anda diundang datang ke Kediaman Pangeran Yun untuk bertemu dan makan malam."

Pei Qian Hao terdiam sebentar sebelum menjawab acuh tak acuh. "Aku mengerti. Kau boleh mundur."

Si pengawal pun mengiyakan dan langsung undur diri. 

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar