Senin, 11 Januari 2021

CTF - Chapter 73

Consort of A Thousand Faces

Chapter 73 : Bertemu Dengan He Xiang Yu Lagi


Alis Su Xi-er melengkung. Walaupun ia tersenyum, nada bicaranya diselubungi kegarangan tipis. "Kasim Sun, Anda tidak perlu mengukir namaku. Jika ada orang yang menanyai tentang masalah ini, suruh mereka mencariku."

Kasim Sun sudah mengurusi Istana Kecantikan sekian lama, dan selama ia melakukannya, tidak ada satu pun wanita yang diperlakukan secara berbeda. Tak peduli apa posisi mereka sebelumnya, setelah mereka tiba di sini, mereka semua akan didandani dengan cantik dan menantikan Pangeran Hao memasuki kamar mereka, tetapi tak ada seorang pun yang pernah berani bicara seperti ini.

"Kasim Sun, laci-laci ini bukan hanya untuk menggantungkan Lempeng Kecantikan, bukan?"

Kasim Sun menurunkan lempengan di tangannya. "Kalau Anda sebegitu tidak bersedianya, maka lupakan saja. Lagipula, kedatangan Anda kemari bukanlah sesuatu yang dititahkan oleh Pangeran Hao. Namun, apabila Pangeran Hao kembali dari Nan Zhao dan secara resmi menerima Anda masuk ke dalam Istana Kecantikan, lain lagi ceritanya. Saat itu terjadi, Anda harus mengukirkan nama Anda di atas lempengannya."

Su Xi-er mengangguk. "Aku tahu, tetapi apa isi lacinya?"

"Tanggal lahir tiap wanita dan asal usul keluarga mereka. Ada pula beberapa catatan yang berkaitan tentang kamar wanita mana yang dimasuki Pangeran Hao."

Ada begitu banyak wanita di Istana Kecantikan hingga cara mereka mengurusinya meniru istana harem kekaisaran. Persis seperti harem kekaisaran, tetapi tidak ada yang menyebut Pei Qian Hao.

Menghadapi ini, akhirnya Su Xi-er terpikirkan alasan lainnya dari keberadaan Istana Kecantikan ini. Barangkali, ini merupakan ketertarikan Pei Qian Hao; mengurung para wanita cantik dan menikmati perasaan ketika menonton mereka berkelahi. Lagipula, ia cukup mesum untuk melakukan hal semacam itu. Sehingga, ada pula kemungkinan lainnya—ia mendirikan Istana Kecantikan ini sebagai sebuah peringatan pada mereka yang menantang martabatnya.

Kaisar kecil Bei Min seperti boneka. Kalau tidak, tak ada yang akan berani selancang ini mendirikan sebuah Istana Kecantikan dengan metode pengawasan yang begitu mirip dengan Divisi Urusan Kekaisaran.

(T/N : Bagian dari Departemen Rumah Tangga Kekaisaran. Divisi Urusan Kekaisaran ini utamanya bertanggung jawab atas urusan para kasim dan dayang. Salah satu tugasnya adalah mengawasi dan mencatat selir mana yang dikunjungi oleh Kaisar, yang mana mirip dengan sistem di Istana Kecantikan, karena itulah dalam hal ini, referensinya berasal dari Divisi Urusan Kekaisaran.)

Su Xi-er mengatupkan bibirnya. Apakah adik lelakiku, Ning Lian Chen, juga sama seperti kaisar kecil Bei Min, sepenuhnya dicekik oleh Yun Ruo Feng?

Ketika Yun Ruo Feng marah, akankah ia menghukum adik lelakiku dengan bengis? Atau apakah ia bahkan tak mengizinkan hal itu terjadi? Bisa jadi, ia akan menahannya dan merebut kendali takhta kerajaan, menjadi kaisar?

"Nona Su, karena Anda tidak bersedia mengukir nama Anda di lempengannya, mari keluar. Hamba akan membawa Anda ke tempat tinggal Anda."

"Baiklah," Su Xi-er menanggapi pelan sebelum melirik dua lempengan yang disingkirkan di satu sisi.

Satunya kosong, sementara yang lainnya terukir dengan kata 'Shi Liu'. Kurasa, 'Shi Liu' ini adalah wanita yang sudah meninggal itu.

***

Di luar pintu, Hong Li dan Ruo Yuan resah selagi mereka menunggu. Ia sudah pergi begitu lama dan masih belum keluar juga. Apa yang sebenarnya mereka lakukan di dalam sana? Apa pula arti papan penanda 'Lempeng Kecantikan' ini?

Ruo Yuan berasal dari keluarga sederhana dan tidak bisa membaca. Hong Li-lah yang memberitahukannya soal kata-kata 'Lempengan Kecantikan'.

Hanya saat keduanya melihat Su Xi-er berjalan keluar, barulah mereka tenang.

Kasim Sun tidak berbicara, sebaliknya, langsung memilih menuju jalur lain.

Hong Li dan Ruo Yuan saling berpandangan penuh kekaguman pada pemandangan sekitar. Bahkan ada satu danau kecil, dan sebuah paviliun yang melengkapinya.

Beberapa wanita cantik ada di paviliun kecil itu. Gaya berpakaian mereka sangat mencolok mata; mengenakan gaun kasa ringan dan menyanyi selagi bermain kecapi.

"Nona Su, tiap wanita akan memilih sendiri nama tempat tinggal mereka. Tempat yang akan Anda tinggali ini tadinya dihuni oleh wanita yang sebelumnya telah meninggal. Papan penanda dengan nama yang dipilihnya sudah diturunkan untuk memberi ruang bagi Anda. Setelah Anda memutuskan akan menggunakan nama apa, Anda bisa menginformasikannya padaku agar aku bisa menyuruh seseorang memasangkan tandanya untuk Anda."

Su Xi-er menjawab tanpa tergesa, "Aku tidak akan merepotkan Anda, Kasim Sun. Tidak diperlukan sebuah nama, karena aku hanya akan tinggal sebentar saja di sini."

Ekspresi Kasim Sun agak berubah. Nada bicara dalam perkataannya terlampau jelas. Ia berusaha keras memisahkan diri dari Istana Kecantikan. Ia sudah berulang kali memberitahukanku kalau ia hanya akan tinggal sebentar di sini.

Orang yang didambakan tiap wanita berpengaruh di dunia ini adalah Pangeran Hao. Tetapi, kenapa gadis muda ini bertingkah sebaliknya? Ia menegaskan kalau ia tidak punya hubungan apa pun dengan Istana Kecantikan dan tidak memihak pada Pangeran Hao.

Di saat ini, tiba-tiba saja Su Xi-er buka suara, "Kasim Sun, apa yang sedang Anda pikirkan? Mata Anda menatap kosong ke depan."

Hanya setelah itu, Kasim Sun tersadar dari lamunannya, dan terus membimbing jalannya. "Ada di depan sana."

Setelah berjalan sebentar, Su Xi-er melihat sebuah tempat kecil.

Ada sebuah meja batu dan beberapa bangku serupa bersama dengan sebatang pohon delima yang ditanam di sisi halamannya. Tempat itu sangat kecil. Selain beberapa batang pohon hijau, hanya ada pohon-pohon delima. Kebetulan, cocok dengan nama penghuni sebelumnya.

(T/N : disebut 'shi liu' dalam bahasa mandarin dan hurufnya sama persis dengan nama yang Su Xi-er lihat barusan ini.)

"Nona Su, jika Andaa tidak menyukai pohon delimanya, Anda bisa menyuruhku untuk menyingkirkan mereka."

"Kasim Sun, Anda terlalu sungkan. Anda adalah orang yang bertanggung jawab di Istana Kecantikan. Alasan mengapa begitu banyak wanita bisa hidup bersama-sama secara harmonis ini tentunya berkat pengawasan ketat Anda. Sebenarnya, yang pelayan bukanlah diri Anda, tetapi aku. Mana mungkin aku menyuruh-nyuruh Anda?"

Kasim Sun menilai wanita di hadapannya ini lagi. Saat pertama ia melihatnya, ia berani mengatakan kalau ia akan jadi wanita tercantik apabila ia masuk secara resmi di Istana Kecantikan. Terutama, sepasang mata yang memancarkan kilau yang menarik semua orang.

Sekarang, seraya menaksirnya lagi, penilaiannya tentang Su Xi-er pun meningkat. Bukan hanya wanita ini berparas cantik, tetapi ia pun berotak. Jawabannya ringkas dan konklusif, tak memberi ruang untuk dibantah orang lain.

"Nona Su, kemarilah. Ada dua aula makan, masing-masing di bagian timur dan barat. Biarkan gadis pelayan yang datang bersama Anda untuk pergi ke sana dan mengambil makanan Anda setiap hari pada pukul tujuh pagi, sebelas siang, dan lima sore. Apabila mereka tidak tiba di jam-jam itu, mereka tidak akan bisa mengambil makanan lagi."

Su Xi-er mengangguk. "Terima kasih, Kasim Sun."

"Hamba akan pergi dulu. Merapikan tempat ini dengan baik."

Su Xi-er mengangguk lagi dan menjawab lembut namun tegas.

Setelah Kasim Sun pergi, Hong Li langsung berseru, "Istana Kecantikan ini sangat mewah! Juga, aku menyadari kalau beberapa wanita di paviliun itu menengok ke arah kita selagi kita lewat barusan ini."

Ruo Yuan meneruskan, "Sisi sini sepertinya dijaga dengan ketat. Bagaimana kita bisa menyelinap keluar diam-diam?"

Su Xi-er menyeringai. "Tentu saja aku punya caranya. Tak peduli seketat apa pun penjagaannya, tetap tak sebanding dengan yang ada di istana kekaisaran."

Tepat setelah ia mengatakan itu, mereka mendengar suara dari luar halaman. Segera setelah ia mendengar suaranya, ia tahu siapa yang datang—He Xiang Yu.

"Aku dengar ada mei mei baru yang datang hari ini. Bukan hanya itu saja, ia bahkan ditugaskan kemari oleh Ibu Suri. Aku penasaran, apakah Ibu Suri sungguh menganugerahkan seorang wanita pada Pangeran Hao?"

(T/N : para selir biasanya menggunakan kata 'jie jie' yang artinya kakak perempuan, atau 'mei mei' yang artinya adik perempuan untuk memanggil satu sama lain, menunjukkan kesenioritasan padahal posisi mereka semua nyaris sama saja.)

Ketika ia melihat Su Xi-er, matanya pun melebar tanpa sadar.

Kenapa bisa Su Xi-er!

Su Xi-er menatap He Xiang Yu. Dulu, aku sudah menggores wajahnya dengan tusuk rambut, tetapi tak ada bekas luka yang tertinggal. Tak lama setelah itu, Ibu Suri memerintahkan agar ia dipukuli dengan papan kayu, tetapi dari apa yang kulihat sekarang, tampaknya tubuhnya pun sudah pulih.

Oleh karena itu, Su Xi-er tersenyum. "He Xiang Yu, apakah kau sangat terkejut berjumpa denganku? Ada apa? Kau masih belum mempelajari sesuatu setelah Ibu Suri memukulimu dengan papan kayu? Kau masih ingin menikmati pukulan?"

"Kau ..." Mata He Xiang Yu memperlihatkan dendam. Dulu, Su Xi-er masih menggosok pispot di Istana Samping, sementara aku sudah dibawa masuk ke Istana Kecantikan.

Kebetulan, aku disayangi waktu itu, Pangeran Hao memperbolehkanku masuk ke istana kekaisaran. Namun kini, aku benar-benar diabaikan dan ditindas di Istana Kecantikan.

Bahkan, Su Xi-er saja datang kemari untuk mengolok-olok diriku! Namun, atas dasar apakah ia bisa melakukannya? Ia hanyalah seorang dayang biasa yang menggosok pispot di Istana Samping.

"Menilai dari matamu itu, kau masih membenciku? Bagaimana bisa kau membenciku? Dulu, akulah orang yang menanggung kesalahan demi dirimu."

He Xiang Yu jadi semakin jengkel selagi ia melihat ekspresi acuh tak acuh Su Xi-er. Setelah dipikirkan dua kali, ia berhasil mengendalikan dirinya saat ia menduga, Su Xi-er sengaja mendorongnya.

Pada saat ini, tiba-tiba saja Hong Li berkomentar, "Kau dihukum oleh Ibu Suri, sementara Su Xi-er dikirim ke Istana Kecantikan dibawah titah lisan Ibu Suri. Jurang perbedaan di antara kalian berdua tidaklah kecil. Hanya melihatmu sepintas saja, aku bisa tahu kalau penampilanmu adalah penampilan seseorang yang menanti di kamar tidurmu seorang diri. Tampaknya, Pangeran Hao sudah lama sekali tidak masuk ke kamarmu."

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar