Consort of A Thousand Faces
Chapter 73 : Bertemu Dengan He Xiang Yu Lagi
Alis Su Xi-er melengkung.
Walaupun ia tersenyum, nada bicaranya diselubungi kegarangan tipis. "Kasim
Sun, Anda tidak perlu mengukir namaku. Jika ada orang yang menanyai tentang
masalah ini, suruh mereka mencariku."
Kasim Sun sudah mengurusi
Istana Kecantikan sekian lama, dan selama ia melakukannya, tidak ada satu pun
wanita yang diperlakukan secara berbeda. Tak peduli apa posisi mereka
sebelumnya, setelah mereka tiba di sini, mereka semua akan didandani dengan
cantik dan menantikan Pangeran Hao memasuki kamar mereka, tetapi tak ada seorang
pun yang pernah berani bicara seperti ini.
"Kasim Sun, laci-laci
ini bukan hanya untuk menggantungkan Lempeng Kecantikan, bukan?"
Kasim Sun menurunkan
lempengan di tangannya. "Kalau Anda sebegitu tidak bersedianya, maka
lupakan saja. Lagipula, kedatangan Anda kemari bukanlah sesuatu yang dititahkan
oleh Pangeran Hao. Namun, apabila Pangeran Hao kembali dari Nan Zhao dan secara
resmi menerima Anda masuk ke dalam Istana Kecantikan, lain lagi ceritanya. Saat
itu terjadi, Anda harus mengukirkan nama Anda di atas lempengannya."
Su Xi-er mengangguk.
"Aku tahu, tetapi apa isi lacinya?"
"Tanggal lahir tiap
wanita dan asal usul keluarga mereka. Ada pula beberapa catatan yang berkaitan
tentang kamar wanita mana yang dimasuki Pangeran Hao."
Ada begitu banyak wanita
di Istana Kecantikan hingga cara mereka mengurusinya meniru istana harem
kekaisaran. Persis seperti harem kekaisaran, tetapi tidak ada yang menyebut Pei
Qian Hao.
Menghadapi
ini, akhirnya Su Xi-er terpikirkan alasan lainnya dari keberadaan Istana
Kecantikan ini. Barangkali, ini merupakan ketertarikan Pei Qian Hao;
mengurung para wanita cantik dan menikmati perasaan ketika menonton mereka
berkelahi. Lagipula, ia cukup mesum untuk melakukan hal semacam itu. Sehingga,
ada pula kemungkinan lainnya—ia mendirikan Istana Kecantikan ini sebagai sebuah
peringatan pada mereka yang menantang martabatnya.
Kaisar kecil Bei Min
seperti boneka. Kalau tidak, tak ada yang akan berani selancang ini mendirikan
sebuah Istana Kecantikan dengan metode pengawasan yang begitu mirip
dengan Divisi Urusan Kekaisaran.
(T/N : Bagian dari
Departemen Rumah Tangga Kekaisaran. Divisi Urusan Kekaisaran ini utamanya
bertanggung jawab atas urusan para kasim dan dayang. Salah satu tugasnya adalah
mengawasi dan mencatat selir mana yang dikunjungi oleh Kaisar, yang mana mirip
dengan sistem di Istana Kecantikan, karena itulah dalam hal ini, referensinya
berasal dari Divisi Urusan Kekaisaran.)
Su Xi-er mengatupkan
bibirnya. Apakah adik lelakiku, Ning Lian Chen, juga sama seperti
kaisar kecil Bei Min, sepenuhnya dicekik oleh Yun Ruo Feng?
Ketika Yun Ruo Feng marah,
akankah ia menghukum adik lelakiku dengan bengis? Atau apakah ia bahkan tak
mengizinkan hal itu terjadi? Bisa jadi, ia akan menahannya dan merebut kendali
takhta kerajaan, menjadi kaisar?
"Nona Su, karena Anda
tidak bersedia mengukir nama Anda di lempengannya, mari keluar. Hamba akan
membawa Anda ke tempat tinggal Anda."
"Baiklah," Su
Xi-er menanggapi pelan sebelum melirik dua lempengan yang disingkirkan di satu
sisi.
Satunya kosong, sementara
yang lainnya terukir dengan kata 'Shi Liu'. Kurasa, 'Shi Liu' ini
adalah wanita yang sudah meninggal itu.
***
Di luar pintu, Hong Li dan
Ruo Yuan resah selagi mereka menunggu. Ia sudah pergi begitu lama dan
masih belum keluar juga. Apa yang sebenarnya mereka lakukan di dalam sana? Apa
pula arti papan penanda 'Lempeng Kecantikan' ini?
Ruo Yuan berasal dari
keluarga sederhana dan tidak bisa membaca. Hong Li-lah yang memberitahukannya
soal kata-kata 'Lempengan Kecantikan'.
Hanya saat keduanya
melihat Su Xi-er berjalan keluar, barulah mereka tenang.
Kasim Sun tidak berbicara,
sebaliknya, langsung memilih menuju jalur lain.
Hong Li dan Ruo Yuan
saling berpandangan penuh kekaguman pada pemandangan sekitar. Bahkan ada satu
danau kecil, dan sebuah paviliun yang melengkapinya.
Beberapa wanita cantik ada
di paviliun kecil itu. Gaya berpakaian mereka sangat mencolok mata; mengenakan
gaun kasa ringan dan menyanyi selagi bermain kecapi.
"Nona Su, tiap wanita
akan memilih sendiri nama tempat tinggal mereka. Tempat yang akan Anda tinggali
ini tadinya dihuni oleh wanita yang sebelumnya telah meninggal. Papan penanda
dengan nama yang dipilihnya sudah diturunkan untuk memberi ruang bagi Anda.
Setelah Anda memutuskan akan menggunakan nama apa, Anda bisa
menginformasikannya padaku agar aku bisa menyuruh seseorang memasangkan
tandanya untuk Anda."
Su Xi-er menjawab tanpa
tergesa, "Aku tidak akan merepotkan Anda, Kasim Sun. Tidak diperlukan
sebuah nama, karena aku hanya akan tinggal sebentar saja di sini."
Ekspresi Kasim Sun agak
berubah. Nada bicara dalam perkataannya terlampau jelas. Ia berusaha
keras memisahkan diri dari Istana Kecantikan. Ia sudah berulang kali
memberitahukanku kalau ia hanya akan tinggal sebentar di sini.
Orang yang didambakan tiap
wanita berpengaruh di dunia ini adalah Pangeran Hao. Tetapi, kenapa gadis muda
ini bertingkah sebaliknya? Ia menegaskan kalau ia tidak punya hubungan apa pun
dengan Istana Kecantikan dan tidak memihak pada Pangeran Hao.
Di saat ini, tiba-tiba
saja Su Xi-er buka suara, "Kasim Sun, apa yang sedang Anda pikirkan? Mata
Anda menatap kosong ke depan."
Hanya setelah itu, Kasim
Sun tersadar dari lamunannya, dan terus membimbing jalannya. "Ada di depan
sana."
Setelah berjalan sebentar,
Su Xi-er melihat sebuah tempat kecil.
Ada sebuah meja batu dan
beberapa bangku serupa bersama dengan sebatang pohon delima yang
ditanam di sisi halamannya. Tempat itu sangat kecil. Selain beberapa batang
pohon hijau, hanya ada pohon-pohon delima. Kebetulan, cocok dengan nama
penghuni sebelumnya.
(T/N : disebut 'shi liu'
dalam bahasa mandarin dan hurufnya sama persis dengan nama yang Su Xi-er lihat
barusan ini.)
"Nona Su, jika Andaa
tidak menyukai pohon delimanya, Anda bisa menyuruhku untuk menyingkirkan
mereka."
"Kasim Sun, Anda
terlalu sungkan. Anda adalah orang yang bertanggung jawab di Istana Kecantikan.
Alasan mengapa begitu banyak wanita bisa hidup bersama-sama secara harmonis ini
tentunya berkat pengawasan ketat Anda. Sebenarnya, yang pelayan bukanlah diri
Anda, tetapi aku. Mana mungkin aku menyuruh-nyuruh Anda?"
Kasim Sun menilai wanita
di hadapannya ini lagi. Saat pertama ia melihatnya, ia berani mengatakan kalau
ia akan jadi wanita tercantik apabila ia masuk secara resmi di Istana
Kecantikan. Terutama, sepasang mata yang memancarkan kilau yang menarik
semua orang.
Sekarang, seraya
menaksirnya lagi, penilaiannya tentang Su Xi-er pun meningkat. Bukan
hanya wanita ini berparas cantik, tetapi ia pun berotak. Jawabannya ringkas dan
konklusif, tak memberi ruang untuk dibantah orang lain.
"Nona Su, kemarilah.
Ada dua aula makan, masing-masing di bagian timur dan barat. Biarkan gadis
pelayan yang datang bersama Anda untuk pergi ke sana dan mengambil makanan Anda
setiap hari pada pukul tujuh pagi, sebelas siang, dan lima sore. Apabila mereka
tidak tiba di jam-jam itu, mereka tidak akan bisa mengambil makanan lagi."
Su Xi-er mengangguk.
"Terima kasih, Kasim Sun."
"Hamba akan pergi
dulu. Merapikan tempat ini dengan baik."
Su Xi-er mengangguk lagi
dan menjawab lembut namun tegas.
Setelah Kasim Sun pergi,
Hong Li langsung berseru, "Istana Kecantikan ini sangat mewah! Juga, aku
menyadari kalau beberapa wanita di paviliun itu menengok ke arah kita selagi
kita lewat barusan ini."
Ruo Yuan meneruskan,
"Sisi sini sepertinya dijaga dengan ketat. Bagaimana kita bisa menyelinap
keluar diam-diam?"
Su Xi-er menyeringai.
"Tentu saja aku punya caranya. Tak peduli seketat apa pun penjagaannya,
tetap tak sebanding dengan yang ada di istana kekaisaran."
Tepat setelah ia
mengatakan itu, mereka mendengar suara dari luar halaman. Segera setelah ia
mendengar suaranya, ia tahu siapa yang datang—He Xiang Yu.
"Aku dengar ada mei
mei baru yang datang hari ini. Bukan hanya itu saja, ia bahkan
ditugaskan kemari oleh Ibu Suri. Aku penasaran, apakah Ibu Suri sungguh
menganugerahkan seorang wanita pada Pangeran Hao?"
(T/N : para selir biasanya
menggunakan kata 'jie jie' yang artinya kakak perempuan, atau 'mei mei' yang
artinya adik perempuan untuk memanggil satu sama lain, menunjukkan
kesenioritasan padahal posisi mereka semua nyaris sama saja.)
Ketika ia melihat Su
Xi-er, matanya pun melebar tanpa sadar.
Kenapa bisa Su Xi-er!
Su Xi-er menatap He Xiang
Yu. Dulu, aku sudah menggores wajahnya dengan tusuk rambut, tetapi tak
ada bekas luka yang tertinggal. Tak lama setelah itu, Ibu Suri memerintahkan
agar ia dipukuli dengan papan kayu, tetapi dari apa yang kulihat sekarang,
tampaknya tubuhnya pun sudah pulih.
Oleh karena itu, Su Xi-er
tersenyum. "He Xiang Yu, apakah kau sangat terkejut berjumpa denganku? Ada
apa? Kau masih belum mempelajari sesuatu setelah Ibu Suri memukulimu dengan
papan kayu? Kau masih ingin menikmati pukulan?"
"Kau ..." Mata
He Xiang Yu memperlihatkan dendam. Dulu, Su Xi-er masih menggosok
pispot di Istana Samping, sementara aku sudah dibawa masuk ke Istana
Kecantikan.
Kebetulan, aku disayangi
waktu itu, Pangeran Hao memperbolehkanku masuk ke istana kekaisaran. Namun
kini, aku benar-benar diabaikan dan ditindas di Istana Kecantikan.
Bahkan, Su Xi-er saja
datang kemari untuk mengolok-olok diriku! Namun, atas dasar apakah ia bisa
melakukannya? Ia hanyalah seorang dayang biasa yang menggosok pispot di Istana
Samping.
"Menilai dari matamu
itu, kau masih membenciku? Bagaimana bisa kau membenciku? Dulu, akulah orang
yang menanggung kesalahan demi dirimu."
He Xiang Yu jadi semakin
jengkel selagi ia melihat ekspresi acuh tak acuh Su Xi-er. Setelah dipikirkan
dua kali, ia berhasil mengendalikan dirinya saat ia menduga, Su Xi-er sengaja
mendorongnya.
Pada saat ini, tiba-tiba
saja Hong Li berkomentar, "Kau dihukum oleh Ibu Suri, sementara Su Xi-er
dikirim ke Istana Kecantikan dibawah titah lisan Ibu Suri. Jurang perbedaan di
antara kalian berdua tidaklah kecil. Hanya melihatmu sepintas saja, aku bisa
tahu kalau penampilanmu adalah penampilan seseorang yang menanti di kamar
tidurmu seorang diri. Tampaknya, Pangeran Hao sudah lama sekali tidak masuk ke
kamarmu."
0 comments:
Posting Komentar