Kamis, 14 Januari 2021

CTF - Chapter 79

Consort of A Thousand Faces

Chapter 79 : Enyah


"Putriku, ibumu tahu bahwa hatimu menderita, tetapi kau harus menahannya. Apabila kau masih menghayal tak realistis dan memikirkan hal-hal yang tak relevan, bagaimana kalau aku menyuruh An Ru datang dan menemanimu selama beberapa hari?"

Pei Ya Ran kaget. "An Ru apa? Siapa dia?"

Lu Ning Xiang tersenyum. "Putri pertama, sepupu dari ayahmu, Pei An Ru. Tahun ini berusia tiga belas tahun. Karena He Ying pulang ke Kediaman Pei, tidak ada orang dari keluarga kita yang menemanimu. Oleh sebab itu, ibumu ini sedang berpikir untuk membawa An Ru kemari."

"Ibu, apa maksudmu begini? Apakah kau berencana untuk menyuruh putrimu mencarikan calon suami untuk An Ru?" Suaranya jadi galak, dan ekspresi di mata Pei Ya Ran berubah selagi ia dengan cepat melepaskan tangan Lu Ning Xiang.

Penampilannya ini menakuti Lu Ning Xiang. "Ibumu ini hanya asal mengungkitnya saja. Kalau kau tidak bersedia, aku tidak akan membiarkan An Ru datang."

"Ibu, beritahu aku. Apakah Ayah yang memikirkan ide untuk menyuruh An Ru masuk istana?" Pei Ya Ran memperhatikan Lu Ning Xiang lekat, tampang sungguh-sungguh terpatri di wajahnya.

Hanya setelah beberapa saat barulah Lu Ning Xiang mengangguk. "Memang ayahmu yang menyarankannya, tetapi mempertimbangkan perasaanmu, aku tidak bersedia melakukannya. Ibumu tidak akan memaksamu."

Pei Ya Ran mencemooh sebelum berjalan menuju bangku utama dan duduk. "Ayah benar-benar tahu bagaimana caranya bermain catur. Ia ingin menikahkan An Ru dengan siapa? Orang paling berkuasa di istana, masing-masing adalah Pangeran Hao dan Commandery Prince Xie. Meskipun keduanya belum mempersunting istri sah, status An Ru bahkan jauh dari pantas bagi keduanya."

Ia sangat jelas akan tujuan ayahnya. Mungkin, ia ingin menikahkan An Ru pada ... Pei Qian Hao. Hanya dengan melakukan ini barulah ia bisa memastikan dukungan Pangeran Hao dengan mengikatnya erat. Mengapa ia mengorbankanku untuk membantu wanita lain berhasil?!

"Ia tidak bermaksud begitu. Hanya saja, An Ru belum pernah masuk istana sebelumnya, hanya tahu kalau bibinya adalah Ibu Suri yang sekarang. Hasilnya, si gadis kecil ini sangat senang ingin bertemu denganmu."

"Bertemu denganku? Aku adalah seorang janda di istana kekaisaran, kesepian dan kedinginan. Bisakah An Ru menemaniku seumur hidup dan tidak menikah di kehidupan ini?" Pei Ya Ran membalas dengan nada dingin.

"Sudah larut malam. Menginaplah di Istana Kedamaian Penuh Kasih malam ini. Aku akan memerintahkan seseorang untuk mengantarkanmu pulang ke kediaman besok, pagi-pagi sekali." Kemudian, Pei Ya Ran menginstruksikan seorang dayang untuk masuk dan membawa Lu Ning Xiang ke aula istana samping Istana Kedamaian Penuh Kasih untuk beristirahat.

Lu Ning Xiang tahu kalau putrinya tidak senang, karena itu, ia membungkuk sebelum pergi. Sebagai seorang ibu, ia paling memahami perasaan putrinya terhadap Pangeran Hao.

Hanya saja, mereka berdua sama sekali tidak boleh bersama!

Selagi Pei Ya Ran memperhatikan sosok Lu Ning Xiang yang pergi, ekspresi di matanya menjadi serius. Ia berjalan menuju pintu masuk aula dan menatap cahaya bulan yang menyinari halaman.

Sekarang ini, aku hanya perlu memastikan satu hal sebelum aku bisa tenang. Saat Pei Qian Hao tahu kalau Su Xi-er berada di Istana Kecantikan, bagaimana ia akan menanganinya? Apakah ia akan membiarkannya tinggal, atau mengusirnya?

Namun, Pei Ya Ran tidak tahu kalau Su Xi-er tidak dipaksa tinggal, maupun diusir pergi. Sebaliknya, ia malah langsung dipersembahkan ke hadapan Pei Qian Hao.

***

Kereta kudanya berjalan semakin cepat tanpa berhenti istirahat sepanjang malam.

Walaupun Su Xi-er merasa sangat tidak nyaman karena perjalanan yang berguncang, ia tidak memperlihatkan sedikit pun kejengkelan di roman wajahnya.

Ia tahu kalau semakin cepat kereta kudanya berjalan, semakin jauh pula ia dari Bei Min, dan semakin dekatlah ia dengan Nan Zhao.

Setelah menempuh perjalanan selama delapan jam, suara Wu Ling terdengar. "Di depan adalah Provinsi Zhi. Pangeran Hao berada di kediaman pemerintahan provinsi."

Su Xi-er mengiyakan pelan. Ia akrab dengan semua kota dan dan pedesaan di wilayah Nan Zhao, tak peduli ukuran mereka. Provinsi Zhi bukan milik Nan Zhao, yang berarti kita masih berada di dalam Bei Min.

Keretanya melambat dan memasuki provinsi. Kurang lebih sepuluh menit kemudian, kereta kudanya berhenti di luar pintu belakang Kantor Pemerintahan Provinsi.

Hanya ada satu pengawal kekaisaran yang bertugas di pintu belakang. Setelah melihat Wu Ling, ia langsung membungkuk dan memberi hormat, "Memberi hormat pada Komandan Wu."

Wu Ling melambaikan tangannya, memberi isyarat padanya agar bangkit. Lalu, ia berbalik mengangkat tirai kereta kudanya terbuka dan berbicara, "Kita sudah sampai. Waktunya turun dari kereta."

Si penjaga yang bertugas membelalakkan matanya dengan wajah penuh rasa ingin tahu. Tepatnya, orang semacam apa yang mengharuskan Wu Ling mengantarkannya sendiri kemari? Dan apakah hubungannya orang ini dengan Pangeran Hao? Orang berkuasa di Bei Min? Atau apakah ia adalah saudara tersumpah Pangeran Hao?

Tak lama setelahnya, seorang wanita yang mengenakan pakaian kasar turun dari kereta kuda, pergerakannya tidak tergesa. Saat ia menengadahkan kepalanya, pengawal yang bertugas melihat wajahnya.

Dalam sekejap, mulut si pengawal pun menganga, dan wajahnya diliputi ketidakpercayaan.

Seorang wanita! Terlebih lagi, ia sangat cantik! Kecantikan semacam ini ... tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Walau sudah tua, aku belum pernah melihat yang secantik ini.

Wu Ling melihat mata si pengawal yang menatap kosong dan langsung menepuk pundaknya. "Jaga pintu belakangnya dengan benar. Kau tidak boleh lengah."

Dengan tepukan dari Wu Ling, si pengawal pun langsung mendapatkan kembali kesadarannya dan berdiri tegak. "Baik, Komandan Wu!" Ia tak lagi berani memandangi wajah Su Xi-er. Jika ia terus menatapnya, maka ia akan kembali menatap kosong.

Wu Ling membukakan pintu belakangnya. "Ikut denganku."

Su Xi-er mengangguk dan mengikuti Wu Ling selagi ia berjalan masuk ke dalam Kantor Pemerintahan Provinsi.

Di perjalanan, Wu Ling terus menasihatinya tentang apa-apa saja yang perlu diperhatikan olehnya. "Saat kau berjumpa dengan Pangeran Hao nanti, kau tidak boleh bertingkah seperti terakhir kali dan membantahnya. Biarkan saja mengalir apa adanya."

Su Xi-er mengangguk ringan. Kalau begitu, semua terserah katanya saja.

Wu Ling tidak terbiasa dengan penampilan Su Xi-er yang penurut ini dan itu hanya menambah kegelisahannya.

Akhirnya, saat mereka hampir sampai di aula Kantor Pemerintahan Provinsi, Wu Ling mendadak berhenti di jalannya. "Su Xi-er, kau tidak boleh menolak bahkan jikalau Pangeran Hao melakukan sesuatu yang membuatmu merasa canggung."

Su Xi-er tidak mengangguk, tetapi malah memandangi Wu Ling. Apakah tindakan canggung itu maksudnya adalah Pei Qian Hao memanfaatkanku? Pengawal pribadi Pangeran Hao memang benar-benar punya kemampuan mengamati yang akurat.

"Kau bisa pergi sendiri ke dalam. Pangeran Hao tahu kalau kau akan tiba hari ini."

Su Xi-er tertawa. "Mengurusi semua masalah, besar maupun kecil. Pengawal Kekaisaran Wu, Anda benar-benar pantas dipanggil sebagai pengawal pribadi Pangeran Hao karena begitu setia."

Kemudian, ia pun berjalan menuju aula Kantor Pemerintahan Provinsi.

Tentu saja, Wu Ling mengerti apa maksudnya. Ia mengatakan kalau aku menasihatinya berulang-ulang untuk hal-hal remeh.

Mau tak mau, Wu Ling pun menghela napas. Tadinya aku tidak seperti ini. Bukankah ini karena ...

***

Su Xi-er berjalan masuk aula Kantor Pemerintahan Provinsi selangkah demi selangkah. Di saat ini, Pei Qian Hao tengah duduk di bangku utama sementara Hakim Provinsi berdiri di sebelahnya.

Atmosfernya tidak menyenangkan. Seluruh tubuh Hakim Provinsi gemetaran, sementara mata Pei Qian Hao sedalam kolam tak dasar, membuat orang lain tak mampu menebak suasana hatinya.

Setelah menyadari kehadiran Su Xi-er, ia melengkungkan alisnya dan menurunkan cangkir teh berwarna hijau giok di tangannya. Pergerakannya ringan, sampai-sampai tak ada suara ketika cangkir tehnya menyentuh meja.

Tubuh Hakim Provinsi mengigil lagi. "Pangeran Hao, aku mohon pada Anda, mohon ampuni putri hamba ini. Hamba hanya punya satu putri ini." Si Hakim Provinsi langsung berlutut setelah pidatonya.

Pei Qian Hao sedang bicara pada Hakim Provinsi, tetapi tatapannya tertuju pada Su Xi-er. "Tidak akan ada yang terjadi pada putrimu. Sebaliknya, bagaimana Pangeran ini harus menghukum seorang wanita yang kurang ajar?"

Si Hakim Provinsi tidak mengerti dan mendongakkan kepala memandangi Pangeran Hao, mengikuti garis pandangnya.

Ketika akhirnya ia menyadari Su Xi-er, Hakim Provinsi jadi semakin panik. Ia mengangkat tangannya dan menunjuk selagi tubuhnya gemetaran tak terkendali. "Darimana datangnya kau? Pemerintahan Provinsi ini tidak punya dayang sepertimu!"

Di saat ini, jantung Hakim Provinsi kembali mengigil selagi memandangi Pei Qian Hao. "Pangeran Hao, wanita ini bukanlah dayang dari Pemerintahan Provinsi!"

"Bagaimana mungkin wanita yang Pangeran ini perintahkan untuk dibawa kemari menjadi seorang dayang di Pemerintahan Provinsimu?"

Aura arogan yang tak dapat disangkal menyerang indranya dan menelan seluruh aula. Terasa seakan udaranya membeku.

Su Xi-er menekuk lututnya selagi ia menyampaikan salamnya. "Hamba memberi hormat pada Pangeran Hao."

Pei Qian Hao terkekeh. "Tidakkah menurutmu apa yang kau katakan itu agak terlambat? Kau sudah masuk dari tadi."

Si Hakim Provinsi berlutut di satu sisi, mati rasa, gagal memahami situasinya.

"Kenapa kau masih belum enyah juga?" Suara sedingin es Pei Qian Hao mengalir masuk ke telinga Hakim Provinsi.

Si Hakim Provinsi langsung bangkit berdiri. "Hamba akan enyah sekarang juga."

Tidak masalah selama ia tidak menghukum putri semata wayangku.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar