Senin, 04 Januari 2021

CTF - Chapter 66

Consort of A Thousand Faces

Chapter 66 : Aura yang Istimewa


Setelah Wu Ling pergi, Su Xi-er beristirahat di kamarnya.

Sekitar pukul 7.30 malam, Su Xi-er mendengar ribut-ribut di depan kamarnya, diikuti dengan teriakan He Ying. "Hebat sekali, Su Xi-er! Baju Ibu Suri begitu berharga, tetapi kau sungguh berani merobeknya! Kau pasti sengaja melakukannya. Seret dia keluar dari kamarnya."

Tanpa menunggu Su Xi-er berjalan keluar kamarnya, pintunya ditendang hingga terbuka oleh dua orang pengawal kekaisaran. Mereka masuk ke dalam kamar dan memanjangkan lengan seraya ingin menangkap Su Xi-er.

Pada saat ini, Pei Qian Hao sudah memulai perjalanannya menuju Nan Zhao, dan tidak mengetahui keadaan Su Xi-er sekarang.

Meskipun menghadapi dua pengawal kekar, Su Xi-er sama sekali tidak kebingungan. Ia memutar kakinya dengan cekatan dan mengelak.

Para pengawal itu mengerahkan tenaga yang terlalu kuat, menyebabkan mereka jatuh dengan posisi kepala lebih dahulu akibat kelembaman. Mereka tampak begitu menyedihkan selagi terkapar di atas lantai.

Su Xi-er berjalan keluar dengan sikap tenangnya. Pemandangan ini nyaris membuat He Ying geram sampai mau mati rasanya.

Ada beberapa pengawal kekaisaran di halaman selagi He Ying memegangi baju yang robek di tangannya. Praktisnya, menjeritkan kalau ia tengah menjebak Su Xi-er.

"Kau membangkang! Kau bahkan bisa dijatuhi hukuman mati karena telah merusak baju berharga. Ikuti aku dengan patuh kembali ke Istana Kedamaian Penuh Kasih untuk menanti putusan hukumanmu. Mungkin, Ibu Suri akan mengampuni nyawamu."

Su Xi-er berkomentar tanpa tergesa, "Tidak ada pengawal kekaisaran di Biro Layanan Binatu, tetapi ada begitu banyak pengawal ini yang bermunculan segera setelah Anda berteriak. Nona He, bisa jadi mereka dibawa kemari oleh Anda. Nyaris seolah Anda sudah lama mengetahui kalau pakaian Ibu Suri akan sobek."

Para dayang yang berdiri di samping langsung memperlihatkan ekspresi tercengang. Apabila ia tiba-tiba menyadari bajunya robek, tetap butuh waktu hingga para pengawal kekaisaran tiba. Fakta bahwa mereka bisa datang secepat ini membuktikan bahwa sebelumnya, mereka sudah tahu kalau Nona He akan memanggil mereka.

Ini berarti, sandiwara lelucon ini sudah direncanakan!

Su Xi-er sepenuhnya membalik keadaan, menyatakan bahwa He Ying-lah yang bersalah. Tetapi, aku harus membawa Su Xi-er pergi malam ini.

"Pengawal, bawa ia pergi!" He Ying menggunakan kekuasaannya untuk mengintimidasi dayang istana di sekitar, membuat mereka semua langsung menundukkan kepala mereka.

Su Xi-er tidak menghindar, tetapi dengan hormat memberitahunya, "Hamba mematuhi perintah Nona He. Aku akan langsung pergi ke Istana Kedamaian Penuh Kasih. Tidak perlu pengawal kekaisaran untuk membawa hamba ke sana."

Saat He Ying melihat penampilan Su Xi-er ini, ia merasa lebih berang lagi dalam hatinya. Tetapi, ia sudah sepatuh ini. Jika aku tetap membuat para pengawal menyeretnya ke sana, akan tampak seolah aku sengaja mempersulit seorang dayang istana rendahan. Seluruh kejadian ini akan sia-sia saja!

Karenanya, di bawah tatapan penuh perhatian semua orang, Su Xi-er dan He Ying pergi tanpa iringan pengawal kekaisaran yang mengikuti mereka.

Dayang Senior Li menggelengkan kepalanya. Ibu Suri sudah lama menargetkan Su Xi-er. Kalau tidak, Nona He tidak mungkin berulang kali mempersulit seorang dayang biasa. Aku penasaran, apakah Su Xi-er mampu menghindari musibah ini.

Sekelompok orang itu langsung menghilang dari pandangan semua orang. Pada saat ini, ada satu kepala bundar yang tengah bersembunyi di pintu gerbang Biro Layanan Binatu. Seorang dayang yang mengenakan seragam istana keabuan kasar.

Tubuhnya bayak (besar, gemuk), dan kegugupan tertulis di wajahnya. Wanita ini tak lain tak bukan adalah Ruo Yuan. Tepat setelah tubuhnya pulih, ia mengumpulkan keberaniannya dan menyelinap keluar diam-diam untuk memeriksa keadaan Su Xi-er.

Ia pernah tinggal di Biro Layanan Binatu sebelumnya dan memahami kesulitan yang akan ditemui di sini. Karenanya, ia memutuskan datang kemari guna meredakan kecemasannya. Siapa sangka, segera setelah ia tiba, ia akan melihat Su Xi-er dibawa pergi oleh sekelompok pengawal kekaisaran yang dipimpin oleh Nona He dari Istana Kedamaian Penuh Kasih?

Ruo Yuan cemas dan ketakutan. Tidak boleh terjadi apa pun terhadap Su Xi-er. Aku harus cepat-cepat pulang dan mengabari Dayang Senior Liu. Mungkin ia punya ide!

Kemudian, Ruo Yuan berlari pulang ke Istana Samping secepat yang ia bisa.

***

Sekarang ini, Su Xi-er dan kelompok itu berada di jalur setapak, tiba di Istana Kedamaian Penuh Kasih dalam waktu kurang dari lima belas menit.

Nyala api lilin di dalam istana peristirahatan itu terbakar dengan terang. Para dayang yang bertugas, semuanya bekerja dengan sungguh-sungguh, dan para pengawal pun berdiri tegak lurus. Tidak tampak seperti mereka akan undur diri sepanjang malam.

Semua ini menambah jelas bukti kalau mereka sudah lama merencanakan insiden ini untuk menjebak Su Xi-er.

Pei Ya Ran berbaring di atas bangku rotan bambu dengan mata terpejam sementara dua dayang di sisinya mengipasinya dengan hati-hati.

Ini adalah pemandangan yang menyambut Su Xi-er saat ia masuk.

"Kenapa kau masih belum berlutut juga saat kau bertemu dengan Ibu Suri!" He Ying mencerca dan mengangkat tangannya, baru akan menekan pundaknya dan membuat Su Xi-er berlutut.

Su Xi-er melangkah ke samping, membuat He Ying kelewatan.

Tepat saat ini, suara Pei Ya Ran pun terdengar. "Biarkan saja ia berdiri. Ibu Suri ini tidak akan sembarangan menghukum orang." Lalu, ia berdiri dari bangku rotan dan berjalan ke arah Su Xi-er selangkah demi selangkah.

Ini merupakan kali pertama Su Xi-er menjumpai Pei Ya Ran. Walaupun baru berusia 18 tahun, di periode terbaik masa mudanya, Ibu Suri sekarang ini memiliki kematangan yang tidak sesuai dengan usianya. Ekspresi dalam dan tenang di matanya hanya memperuncing perasaan ini.

Yang dirasakan Su Xi-er paling hanya keluhan, sementara Pei Ya Ran terkejut. Namun, ia berhasil menahan ekspresinya dengan baik sebelum apa pun bisa terlihat, karenanya masih bisa mempertahankan tampak luarnya yang bermartabat dan tenang.

Masuk ke dalam istana kekaisaran, menaiki posisi sebagai Permaisuri dan setelahnya masuk ke Istana Kedamaian Penuh Kasih menjadi seorang Ibu Suri, Pei Ya Ran sudah pernah melihat semua gadis cantik di sepanjang jalannya mendaki posisi menjadi Ibu Suri. Ada begitu banyak jenis postur serta ekspresi. Namun, ketika ia melihat Su Xi-er, mau tak mau ia harus mengakui kalau penampilan tiada taranya itu cukup untuk membuat semua pria jatuh hati padanya.

Terutama sepasang mata itu. Seakan mereka punya energi spiritual yang memberkahi Su Xi-er satu perasaan serta aura istimewa tersendiri.

Saat ia berjarak satu meter dari Su Xi-er, Pei Ya Ran berhenti dan mengamatinya dengan cermat. Jangankan dayang istana, bahkan para nona muda dari keluarga bangsawan dan wanita dengan posisi tinggi saja tidak akan punya aura semacam ini.

Ada sedetik ketika Pei Ya Ran jadi kebingungan. Jika ia seperti para gadis cantik di Istana Kecantikan, aku bisa mengabaikan semuanya hanya dengan satu senyuman. Paling banyak, Pangeran Hao akan mengurungnya di Istana Kecantikan dan tidak pernah memperhatikannya lagi. Tetapi, Su Xi-er ...

"Hamba memberi salam pada Ibu Suri." Pada saat ini, Su Xi-er agak menekuk lututnya dan membungkuk.

Panggilan ini menyadarkan Pei Ya Ran dengan sentakan. Ia memperbaiki suasana hatinya dan perkataannya dipenuhi dengan kekuatan mengesankan. "Meskipun Bunga tidak secara langsung dibunuh olehmu, kau pun tidak sepenuhnya bebas dari tanggung jawab. Aku benar, kan?"

"Hamba juga sangat sedih atas kematian Bunga, tetapi itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan hamba."

Pei Ya Ran tertawa. "Baju Ibu Suri yang robek ini juga tidak ada hubungannya denganmu?"

Su Xi-er menjawab dengan gaya tak terpengaruh. "Tidak ada hubungannya dengan hamba."

Di satu sisi, He Ying tak tahan lagi. "Bagaimana bisa tidak ada hubungannya denganmu? Kaulah yang mencuci, menggantung, dan mengeringkan bajunya. Baju ini sobek saat aku pergi mengambilnya. Tetapi, kau bilang kalau kau tidak tahu bagaimana mereka bisa berakhir dengan keadaan begini?"

Su Xi-er memandangi He Ying polos. "Hamba tidak tahu. Nona He, bagaimana kalau Anda jelaskan kenapa baju ini bisa sobek ketika dikeringkan di atas batang bambu?"

Arti di balik ucapannya sangat jelas. Itu secara langsung menunjuk He Ying dan memberitahunya, "Kaulah orang yang dengan sengaja merobek bajunya."

He Ying murka sampai ia tak mampu berkata-kata. Pei Ya Ran menyipitkan mata sebelum ekspresinya kembali normal. Ia benar-benar punya mulut yang pandai bicara.

"Bei Min selalu memerintah kerajaan berdasarkan kebajikan, sehingga Ibu Suri ini tidak akan menghukummu dengan berat. Ada beberapa pot bunga di halaman belakang Istana Kedamaian Penuh Kasih yang baru saja dikirim kemari. Atur bunga-bunga itu dengan susunan yang benar sebelum kau kembali ke Biro Layanan Binatu."

He Ying merasa agak lebih baik setelah mendengar itu. Sebenarnya, ada lebih dari 100 pot bunga berbagai ukuran yang baru saja dikirim kemari. Beberapa potnya besar sekali untuk diangkat seorang wanita. Kali ini, Su Xi-er pasti akan menderita.

"He Ying, bawa dia ke halaman belakang." Pei Ya Ran melambaikan tangan dan berpura-pura lelah.

"Baik, Ibu Suri." He Ying menjawab hormat. Kemudian, ia memandang Su Xi-er. "Ibu Suri begitu penyayang dan murah hati, menyelesaikan urusan ini hanya dengan membiarkanmu memindahkan beberapa pot bunga. Cepat ikut aku!"

Su Xi-er mengangguk dan mengikuti He Ying ke halaman belakang. Ia tahu jelas kalau itu sudah pasti bukan hanya beberapa pot bunga.

Ketika tentara datang, hadapi mereka dengan jenderal. Saat banjir datang, bendung mereka dengan tanah. Akan selalu ada solusi yang cocok untuk setiap permasalahan. Karena Ibu Suri sudah memilih melakukan ini, tentu saja aku punya cara untuk menanganinya.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar