Consort of A Thousand Faces
Chapter 66 : Aura yang Istimewa
Setelah Wu Ling
pergi, Su Xi-er beristirahat di kamarnya.
Sekitar pukul
7.30 malam, Su Xi-er mendengar ribut-ribut di depan kamarnya, diikuti dengan
teriakan He Ying. "Hebat sekali, Su Xi-er! Baju Ibu Suri begitu berharga,
tetapi kau sungguh berani merobeknya! Kau pasti sengaja melakukannya. Seret dia keluar dari
kamarnya."
Tanpa menunggu
Su Xi-er berjalan keluar kamarnya, pintunya ditendang hingga terbuka oleh dua
orang pengawal kekaisaran. Mereka masuk ke dalam kamar dan memanjangkan lengan
seraya ingin menangkap Su Xi-er.
Pada saat ini,
Pei Qian Hao sudah memulai perjalanannya menuju Nan Zhao, dan tidak mengetahui
keadaan Su Xi-er sekarang.
Meskipun
menghadapi dua pengawal kekar, Su Xi-er sama sekali tidak kebingungan. Ia
memutar kakinya dengan cekatan dan mengelak.
Para pengawal
itu mengerahkan tenaga yang terlalu kuat, menyebabkan mereka jatuh dengan
posisi kepala lebih dahulu akibat kelembaman. Mereka tampak begitu menyedihkan
selagi terkapar di atas lantai.
Su Xi-er
berjalan keluar dengan sikap tenangnya. Pemandangan ini nyaris membuat He Ying
geram sampai mau mati rasanya.
Ada beberapa
pengawal kekaisaran di halaman selagi He Ying memegangi baju yang robek di
tangannya. Praktisnya, menjeritkan kalau ia tengah menjebak Su Xi-er.
"Kau
membangkang! Kau bahkan bisa dijatuhi hukuman mati karena telah merusak baju
berharga. Ikuti aku dengan patuh kembali ke Istana Kedamaian Penuh Kasih untuk
menanti putusan hukumanmu. Mungkin, Ibu Suri akan mengampuni nyawamu."
Su Xi-er
berkomentar tanpa tergesa, "Tidak ada pengawal kekaisaran di Biro Layanan
Binatu, tetapi ada begitu banyak pengawal ini yang bermunculan segera setelah Anda berteriak. Nona He,
bisa jadi mereka dibawa kemari oleh
Anda. Nyaris seolah Anda
sudah lama mengetahui kalau pakaian
Ibu Suri akan sobek."
Para dayang
yang berdiri di samping langsung memperlihatkan ekspresi tercengang. Apabila
ia tiba-tiba menyadari bajunya robek, tetap butuh waktu hingga para pengawal
kekaisaran tiba. Fakta bahwa mereka bisa datang secepat ini membuktikan bahwa
sebelumnya, mereka sudah tahu kalau Nona He akan memanggil mereka.
Ini berarti,
sandiwara lelucon ini sudah direncanakan!
Su Xi-er
sepenuhnya membalik keadaan, menyatakan bahwa He Ying-lah yang bersalah. Tetapi,
aku harus membawa Su Xi-er pergi malam ini.
"Pengawal,
bawa ia pergi!" He Ying menggunakan kekuasaannya untuk mengintimidasi
dayang istana di sekitar, membuat mereka semua langsung menundukkan kepala
mereka.
Su Xi-er tidak
menghindar, tetapi dengan hormat memberitahunya, "Hamba mematuhi perintah
Nona He. Aku akan langsung pergi ke Istana Kedamaian Penuh Kasih. Tidak perlu
pengawal kekaisaran untuk membawa hamba ke sana."
Saat He Ying
melihat penampilan Su Xi-er ini, ia merasa lebih berang lagi dalam
hatinya. Tetapi, ia sudah sepatuh ini. Jika aku tetap membuat para
pengawal menyeretnya ke sana, akan tampak seolah aku sengaja mempersulit seorang
dayang istana rendahan. Seluruh kejadian ini akan sia-sia saja!
Karenanya, di
bawah tatapan penuh perhatian semua orang, Su Xi-er dan He Ying pergi tanpa
iringan pengawal kekaisaran yang mengikuti mereka.
Dayang Senior
Li menggelengkan kepalanya. Ibu Suri sudah lama menargetkan Su Xi-er.
Kalau tidak, Nona He tidak mungkin berulang kali mempersulit seorang dayang
biasa. Aku penasaran, apakah Su Xi-er mampu menghindari musibah ini.
Sekelompok
orang itu langsung menghilang dari pandangan semua orang. Pada saat ini, ada
satu kepala bundar yang tengah bersembunyi di pintu gerbang Biro Layanan
Binatu. Seorang dayang yang mengenakan seragam istana keabuan kasar.
Tubuhnya bayak
(besar, gemuk), dan kegugupan tertulis di wajahnya. Wanita ini tak lain tak
bukan adalah Ruo Yuan. Tepat setelah tubuhnya pulih, ia mengumpulkan
keberaniannya dan menyelinap keluar diam-diam untuk memeriksa keadaan Su Xi-er.
Ia pernah
tinggal di Biro Layanan Binatu sebelumnya dan memahami kesulitan yang akan
ditemui di sini. Karenanya, ia memutuskan datang kemari guna meredakan
kecemasannya. Siapa sangka, segera setelah ia tiba, ia akan melihat Su Xi-er
dibawa pergi oleh sekelompok pengawal kekaisaran yang dipimpin oleh Nona He
dari Istana Kedamaian Penuh Kasih?
Ruo Yuan cemas
dan ketakutan. Tidak boleh terjadi apa pun terhadap Su Xi-er. Aku harus
cepat-cepat pulang dan mengabari Dayang Senior Liu. Mungkin ia punya ide!
Kemudian, Ruo
Yuan berlari pulang ke Istana Samping secepat yang ia bisa.
***
Sekarang ini,
Su Xi-er dan kelompok itu berada di jalur setapak, tiba di Istana Kedamaian
Penuh Kasih dalam waktu kurang dari lima belas menit.
Nyala api lilin
di dalam istana peristirahatan itu terbakar dengan terang. Para dayang yang
bertugas, semuanya bekerja dengan sungguh-sungguh, dan para pengawal pun
berdiri tegak lurus. Tidak tampak seperti mereka akan undur diri sepanjang
malam.
Semua ini
menambah jelas bukti kalau mereka sudah lama merencanakan insiden ini untuk
menjebak Su Xi-er.
Pei Ya Ran
berbaring di atas bangku rotan bambu dengan mata terpejam sementara dua dayang
di sisinya mengipasinya dengan hati-hati.
Ini adalah
pemandangan yang menyambut Su Xi-er saat ia masuk.
"Kenapa
kau masih belum berlutut juga saat kau bertemu dengan Ibu Suri!" He Ying
mencerca dan mengangkat tangannya, baru akan menekan pundaknya dan membuat Su
Xi-er berlutut.
Su Xi-er
melangkah ke samping, membuat He Ying kelewatan.
Tepat saat ini,
suara Pei Ya Ran pun terdengar. "Biarkan saja ia berdiri. Ibu Suri ini
tidak akan sembarangan menghukum orang." Lalu, ia berdiri dari bangku
rotan dan berjalan ke arah Su Xi-er selangkah demi selangkah.
Ini merupakan
kali pertama Su Xi-er menjumpai Pei Ya Ran. Walaupun baru berusia 18 tahun, di periode
terbaik masa mudanya, Ibu Suri sekarang ini memiliki kematangan yang tidak
sesuai dengan usianya. Ekspresi dalam dan tenang di matanya hanya memperuncing
perasaan ini.
Yang dirasakan
Su Xi-er paling hanya keluhan, sementara Pei Ya Ran terkejut. Namun, ia
berhasil menahan ekspresinya dengan baik sebelum apa pun bisa terlihat,
karenanya masih bisa mempertahankan tampak luarnya yang bermartabat dan tenang.
Masuk ke dalam
istana kekaisaran, menaiki posisi sebagai Permaisuri dan setelahnya masuk ke
Istana Kedamaian Penuh Kasih menjadi seorang Ibu Suri, Pei Ya Ran sudah pernah
melihat semua gadis cantik di sepanjang jalannya mendaki posisi menjadi Ibu
Suri. Ada begitu banyak jenis postur serta ekspresi. Namun, ketika ia melihat
Su Xi-er, mau tak mau ia harus mengakui kalau penampilan tiada taranya itu
cukup untuk membuat semua pria jatuh hati padanya.
Terutama
sepasang mata itu. Seakan mereka punya energi spiritual yang memberkahi Su
Xi-er satu perasaan serta aura istimewa tersendiri.
Saat ia
berjarak satu meter dari Su Xi-er, Pei Ya Ran berhenti dan mengamatinya dengan
cermat. Jangankan dayang istana, bahkan para nona muda dari keluarga
bangsawan dan wanita dengan posisi tinggi saja tidak akan punya aura semacam
ini.
Ada sedetik
ketika Pei Ya Ran jadi kebingungan. Jika ia seperti para gadis cantik
di Istana Kecantikan, aku bisa mengabaikan semuanya hanya dengan satu senyuman.
Paling banyak, Pangeran Hao akan mengurungnya di Istana Kecantikan dan tidak
pernah memperhatikannya lagi. Tetapi, Su Xi-er ...
"Hamba
memberi salam pada Ibu Suri." Pada saat ini, Su Xi-er agak menekuk
lututnya dan membungkuk.
Panggilan ini
menyadarkan Pei Ya Ran dengan sentakan. Ia memperbaiki suasana hatinya dan
perkataannya dipenuhi dengan kekuatan mengesankan. "Meskipun Bunga tidak
secara langsung dibunuh olehmu, kau pun tidak sepenuhnya bebas dari tanggung
jawab. Aku benar, kan?"
"Hamba
juga sangat sedih atas kematian Bunga, tetapi itu sama sekali tidak ada
hubungannya dengan hamba."
Pei Ya Ran
tertawa. "Baju Ibu Suri yang robek ini juga tidak ada hubungannya
denganmu?"
Su Xi-er
menjawab dengan gaya tak terpengaruh. "Tidak ada hubungannya dengan
hamba."
Di satu sisi,
He Ying tak tahan lagi. "Bagaimana bisa tidak ada hubungannya denganmu?
Kaulah yang mencuci, menggantung, dan mengeringkan bajunya. Baju ini sobek saat
aku pergi mengambilnya. Tetapi, kau bilang kalau kau tidak tahu bagaimana
mereka bisa berakhir dengan keadaan begini?"
Su Xi-er
memandangi He Ying polos. "Hamba tidak tahu. Nona He, bagaimana kalau Anda
jelaskan kenapa baju ini bisa sobek ketika dikeringkan di atas batang
bambu?"
Arti di balik
ucapannya sangat jelas. Itu secara langsung menunjuk He Ying dan
memberitahunya, "Kaulah orang yang dengan sengaja merobek
bajunya."
He Ying murka
sampai ia tak mampu berkata-kata. Pei Ya Ran menyipitkan mata sebelum
ekspresinya kembali normal. Ia benar-benar punya mulut yang
pandai bicara.
"Bei Min
selalu memerintah kerajaan berdasarkan kebajikan, sehingga Ibu Suri ini tidak
akan menghukummu dengan berat. Ada beberapa pot bunga di halaman belakang
Istana Kedamaian Penuh Kasih yang baru saja dikirim kemari. Atur bunga-bunga itu
dengan susunan yang benar sebelum kau kembali ke Biro Layanan Binatu."
He Ying merasa
agak lebih baik setelah mendengar itu. Sebenarnya, ada lebih dari 100
pot bunga berbagai ukuran yang baru saja dikirim kemari. Beberapa potnya besar
sekali untuk diangkat seorang wanita. Kali ini, Su Xi-er pasti akan menderita.
"He Ying,
bawa dia ke halaman belakang." Pei Ya Ran melambaikan tangan dan
berpura-pura lelah.
"Baik, Ibu
Suri." He Ying menjawab hormat. Kemudian, ia memandang Su Xi-er. "Ibu
Suri begitu penyayang dan murah hati, menyelesaikan urusan ini hanya dengan
membiarkanmu memindahkan beberapa pot bunga. Cepat ikut aku!"
Su Xi-er
mengangguk dan mengikuti He Ying ke halaman belakang. Ia tahu jelas kalau itu
sudah pasti bukan hanya beberapa pot bunga.
Ketika tentara
datang, hadapi mereka dengan jenderal. Saat banjir datang, bendung mereka
dengan tanah. Akan selalu ada solusi yang cocok untuk setiap permasalahan.
Karena Ibu Suri sudah memilih melakukan ini, tentu saja aku punya cara untuk
menanganinya.
0 comments:
Posting Komentar