Kamis, 14 Januari 2021

CTF - Chapter 77

Consort of A Thousand Faces

Chapter 77 : Mengajaknya Pergi Ke Sana


Keributan langsung pecah di kedai teh itu. Dibandingkan dengan Jenderal Yun Nan Zhao, Pangeran Hao Bei Min jauh lebih menarik. Walaupun Jenderal Yun dari Nan Zhao dan Pangeran Hao keduanya bisa dianggap sebagai pria tampan tiada tara, tetap ada perbedaan dalam ruang lingkup pengaruh mereka sebenarnya.

Dikarenakan kekacauan di Nan Zhao, kekuatan seluruh bangsanya menurun. Sementara itu, di lain pihak, Bei Min, tumbuh kian makmur seiring berjalannya hari dan kekuatan nasionalnya pun merupakan yang terkuat. Dengan statusnya yang luar biasa di Bei Min, Pangeran Hao mungkin dapat dianggap sebagai pria terkuat dan berkuasa di seluruh kerajaan.

Pei Qian Hao dapat digambarkan bermandikan lingkaran cahaya. Tak peduli siapa pun itu, mata mereka akan berbinar setelah kata 'Pangeran Hao' disebut.

Su Xi-er meminum secangkir kecil teh dan membayarnya sebelum berjalan keluar dari kedai teh. Ia menghela napas dalam dan merasa muram.

Ia memeriksa keadaan sekitarnya, tetapi tidak melihat Ruo Yuan dan Hong Li. Kemana pula perginya kedua gadis ini?

Su Xi-er hanya bisa menggelengkan kepala sebelum ia mulai mencari mereka. Mereka tidak akrab dengan ibu kota, jadi mereka mungkin hanya akan bermain-main di sekitar sini.

Setelah mencari selama beberapa waktu, ia menemukan Ruo Yuan dan Hong Li tengah memperhatikan kios yang membuat figurin dari tanah liat dengan mata berbinar gembira.

Su Xi-er baru saja akan berjalan ke arah sana saat sebuah lengan mendadak menariknya mundur. Ia mendongak dan menyadari kalau itu adalah Wu Ling.

Bukankah ia seharusnya mengikuti Pangeran Hao ke Nan Zhao? Mengapa ia mendadak muncul di ibu kota? Mungkinkah Pangeran Hao masih belum berangkat?

Wu Ling mengecilkan suaranya dan memberitahunya serius, "Pangeran Hao menginstruksikanku untuk membawamu pergi."

"Membawaku pergi? Kemana?" Su Xi-er menduga kalau tempat yang didatanginya pasti bukanlah Istana Kecantikan.

"Tentu saja, aku akan membawamu ke sisi Pangeran Hao." Sebuah kereta kuda yang tidak mencolok pun berhenti tepat di sebelahnya selagi ia berbicara. Hanya ini satu-satunya cara membawa Su Xi-er pergi tanpa membuat keributan.

Mengapa ia membawaku ke sana saat ia akan pergi ke Nan Zhao? Bahkan, walau kita mengabaikan bagian itu, apakah ia benar-benar memutuskan untuk membawaku bersamanya ke Nan Zhao meskipun perintah Ibu Suri adalah agar aku tetap berada di Istana Kecantikan?

"Perintah tidak boleh ditentang. Su Xi-er, naiklah ke atas kereta kudanya." Wu Ling menunjuk ke arah kereta kuda dan memberi gestur 'memohon'.

Jika aku naik ke atas kereta kuda ini, aku akan pergi ke Nan Zhao ... Tempat itu ... aku ...

Tanpa sadar, ia menggelengkan kepalanya dan melafalkan kata-katanya, "Maafkan aku karena merasa sulit untuk mematuhi perintahnya." Kemudian, ia pun memutar ke samping dan berjalan ke arah berlawanan.

"Kalau begitu, maafkan aku." Wu Ling bersiap untuk mengangkat tangan, membuatnya pingsan.

Siapa sangka bahwa Su Xi-er mampu mengelak dengan gesit, mata tegasnya dipenuhi kilatan dingin. "Pengawal Kekaisaran Wu, semestinya Anda tenang sedikit saat kita sedang berada di dalam pasar malam ibu kota."

Meninggalkan kata-kata garang itu, ia terus berjalan ke depan.

Wu Ling menurunkan tangannya. Apa yang dikatakannya benar, kami berada di pasar malam ibu kota. Dengan ketangkasannya, satu atau dua gerakan tak akan bisa membuatnya pingsan. Sepertinya, aku hanya bisa menunggu sampai waktuku tiba.

Akhirnya Wu Ling paham mengapa Pangeran Hao menambahkan kalimat itu saat menginstruksikannya. "Apabila ia tidak bersedia, buat saja dia pingsan." Pangeran Hao sudah meramalkan segalanya.

***

Sementara itu, Ruo Yuan dan Hong Li begitu menikmati diri mereka hingga baru tersadar ketika Su Xi-er memanggil mereka.

"Lihatlah betapa hidupnya patung tanah liat ini! Bagaimana kalau kita meminta si penjaja ini membentuk figur kita?" Mata Hong Li dipenuhi harapan, tetapi semua koin tembaganya sudah digunakan. Dengan kata lain, ia tak punya uang lagi.

Su Xi-er langsung menanyai si penjaja, "Berapa harganya untuk membentuk satu patung?"

Si penjaja menjawab sembari tersenyum, "Jika aku harus membentuknya sesuai penampilan kalian, maka harganya sepuluh koin tembaga."

Ruo Yuan mendengking, "Harganya sepuluh koin tembaga! Aku ..." Ia berhenti di sini. Aku nyaris menghabiskan gaji bulananku di Istana Samping.

Aku hanya mendapatkan tiga puluh koin tembaga setelah bekerja keras di Istana Samping, sementara membentuk patung kecil ini membutuhkan sepuluh koin! Takut akan harganya, ia pun menarik Hong Li ke samping.

Su Xi-er malah mengeluarkan dua puluh koin tembaga tanpa berpikir dua kali. "Bentukkan masing-masing satu patung untuk mereka."

Si penjaja menerima koinnya dengan gembira. "Nona, kenapa kau tidak buat juga? Ini pertama kalinya aku melihat seseorang secantik dirimu semenjak aku memulai bisnis ini."

Su Xi-er menggelengkan kepalanya. "Aku tidak membutuhkannya. Kau bentuk saja masing-masing satu untuk mereka."

Karena ia sudah menolak, si penjaja pun hanya mengangguk dan mulai membentuk patung sesuai dengan penampilan Ruo Yuan dan Hong Li.

Ruo Yuan memandangi Su Xi-er, matanya dipenuhi air mata hangat. Sudah lama sekali semenjak aku merasakan jenis kehangatan macam ini.

Hong Li fokus pada si patung tanah liat, ada kalanya memanggil Ruo Yuan, "Ruo Yuan, wajahnya benar-benar mirip denganmu! Punyamu sebentar lagi akan selesai!"

Ruo Yuan mengelap air matanya. "Mhm, sebentar lagi akan selesai."

Di lain pihak, Su Xi-er melihat ke kejauhan. Wu Ling sudah pergi, tetapi karena ia datang di bawah perintah, ia pasti tidak akan pulang dengan tangan kosong. Walaupun ia tidak membawaku pergi sekarang, ia pasti akan muncul dan membawaku pergi pada akhirnya.

Apakah aku sungguh akan pergi ke Nan Zhao? Apakah aku sudah membuat persiapan yang baik untuk berurusan dengan orang-orang itu?

Nan Zhao ... Adegan dari malam itu menelan pikirannya. Dalam sekejap, tatapan di matanya pun mendalam. Aku tak akan melepaskan siapa pun yang telah menyakitiku!

Hanya saja, waktunya masih belum matang.

Ketika Ruo Yuan berputar, memandangi Su Xi-er dengan patung yang sudah selesai, ia menangkap ekspresinya sekarang ini. "Su Xi-er, ada apa?"

Su Xi-er tersadar. "Bukan apa-apa. Sudah larut malam, jadi kita harus kembali setelah si penjaja selesai membentuk patung tanah liatnya."

"Mhm, baiklah." Ruo Yuan mengangguk dan menjawab patuh, mengalihkan perhatiannya pada si patung tanah liat.

Patung Hong Li selesai tak lama setelahnya. Ketika ia mendengar dari Su Xi-er kalau mereka akan kembali, ia pun mendesah. Waktu menyenangkan selalu begitu cepat berlalu.

Setelahnya, Su Xi-er memberhentikan sebuah kereta kuda dan pergi ke jalan di sebelah Istana Kecantikan.

Akhirnya, mereka bertiga berjalan ke Istana Kecantikan setelah meninggalkan kereta kuda sebelum menangkap sosok dua pengawal di pintu masuk.

Hong Li bingung. "Bagaimana kita bisa masuk lagi?"

Ruo Yuan pun resah. "Apakah tidak ada pintu samping atau pintu belakang? Bahkan lubang anjing pun boleh!"

"Baiklah, cukup. Meski ada sebuah lubang anjing, kau tidak akan bisa melewatinya. Tubuhmu terlalu besar." Ucapan Hong Li masuk akal sekali, membuat Ruo Yuan terdiam selagi ia memandangi Su Xi-er.

Su Xi-er menyatakan tanpa tergesa, "Mudah sekali. Kita hanya perlu mengalahkan mereka."

"Ah? Mengalahkan mereka?" Hong Li dan Ruo Yuan tercengang, mata mereka lebar sekali.

Tidak mungkin, kan? Keduanya merupakan pengawal kekaisaran yang terlatih dan bertubuh bugar. Mana mungkin seorang wanita seperti Su Xi-er bisa mengalahkan mereka?!

"Kalian, tetap di sini dan jangan bergerak." Su Xi-er menginstruksikan mereka sebelum berjalan menuju pintu masuknya.

Mengatakan itu, sebenarnya ia tidak sungguh-sungguh akan mengalahkan para pengawal; sebaliknya, ia sedang menantikan orang tertentu untuk muncul. Wu Ling tidak mungkin pergi begitu saja.

Jalanan di Istana Kecantikan terletak di jalan tersepi di ibu kota. Melihat itu sebagai wilayah Pangeran Hao, warga biasa tidak akan repot berjalan melewati pintu masuk utama meski di siang hari.

Ini merupakan kesempatan terbaik bagi Wu Ling untuk 'membawaku pergi'.

Sesuai dugaan, Su Xi-er baru berjalan lima langkah ketika Wu Ling muncul. Ada pula sebuah kereta kuda yang datang.

"Jika kau tidak mau pergi, aku akan membuatmu pingsan." Wu Ling tak lagi berbaik hati dan memperingatkannya dingin.

Su Xi-er malah tertawa, roman wajah penuh senyumnya itu cukup untuk membuat matahari dan bulan kehilangan warna mereka, dan langsung menarik mata orang menatapnya. Wu Ling pun bukan pengecualian.

"Baiklah, karena Anda di bawah perintah, aku tidak akan mempersulit Anda. Namun, Anda harus membuat pengaturan yang baik untuk Ruo Yuan dan Hong Li." Kemudian, mengejutkan Wu Ling, Su Xi-er naik ke dalam kereta kuda.

Wanita benar-benar plin-plan! Meski ia bersikukuh tidak ingin pergi beberapa waktu yang lalu, kini ia dengan sukarela masuk ke dalam kereta kuda!

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar