Consort of A Thousand Faces
Chapter 78 : Kebingungan Di Hati
Mata Ruo Yuan
melebar selagi ia menyaksikan kereta kudanya berpacu pergi. Ia sungguh mulai
mengejarnya, tetapi dengan cepat ditarik kembali oleh Hong Li. "Apa kau
sudah gila? Karena Pengawal Kekaisaran Wu datang, perintah membawa Su Xi-er
pasti diberikan oleh Pangeran Hao."
"Pangeran
Hao ..." Napas Ruo Yuan tercekat. Segera setelahnya, ia jadi bingung dan
menggenggam pergelangan tangan Hong Li dengan kuat. "Apakah Su Xi-er
menyinggung Pangeran Hao? Apa yang harus kita lakukan? Apakah ia akan
mati?"
Selagi Hong Li
memandangi arah perginya kereta kuda, bibirnya terkatup sebelum ia memasang
ekspresi sungguh-sungguh. "Ia tidak akan mati. Aku mempercayainya. Ruo
Yuan, ayo periksa apakah Istana Kecantikan punya pintu belakang dimana kita
bisa menyelinap diam-diam. Kita akan menunggu kepulangan Su Xi-er di
sini!"
Tepat setelah
pernyataannya, seorang pengawal dari Istana Kecantikan mendadak muncul.
"Kasim Sun sudah memerintahkan agar kalian berdua di bawa masuk melalui
pintu samping Istana Kecantikan. Sementara untuk Nona Muda lainnya, anggap saja
seolah ia masih berada di Istana Kecantikan."
Hong Li
langsung memahami apa yang dimaksudkan si pengawal. Berpura-pura seolah
Su Xi-er masih berada di Istana Kecantikan. Ruo Yuan dan aku harus
bersandiwara. Kami harus tetap menyibukkan diri dengan 'melayani' Su Xi-er
sementara mengecoh wanita-wanita cantik yang datang mengganggu kami.
"Kalian
berdua masih tidak ikut juga?" Si pengawal melihat keduanya tidak
menanggapi dan mau tak mau memanggil mereka lagi.
Hong Li menarik
Ruo Yuan, yang masih belum tersadar. "Ayo, cepat ikuti."
Ruo Yuan
mengangguk, masih mencemaskan Su Xi-er dalam hatinya. Semua orang tahu
kalau Pangeran Hao menuju Nan Zhao. Kenapa ia memerintahkan Pengawal Kekaisaran
Wu untuk membawa Su Xi-er bersamanya?
Mungkinkah agar
Su Xi-er melayani di sisinya? Bukankah ada dayang di Kediaman Pangeran Hao?
Begitu banyak
pertanyaan membanjiri otak Ruo Yuan, dan mau tak mau hanya bisa menggelengkan
kepalanya. Hanya ada satu hal—Su Xi-er harus kembali dengan selamat.
***
Pada saat ini,
Wu Ling duduk di sebelah pengawal yang sedang mengendarai keretanya menuju
gerbang ibu kota. Dipisahkan oleh tirai kereta kuda, ia menasihati Su Xi-er,
"Aku tidak tahu apa tujuan sebenarnya dari Pangeran Hao, tetapi menilik
dari ekspresinya, tampaknya tidak akan terlalu baik bagimu. Kau harus lebih
bijaksana."
Perkataan ini
bisa dianggap sebagai peringatan. Biar bagaimanapun juga, Su Xi-er ini orang
yang patut dikasihani. Suasana hati Pangeran Hao tidak terduga. Walaupun ia
agak tertarik pada Su Xi-er sekarang, siapa yang bisa tahu kalau nantinya ia
akan membunuhnya?
Su Xi-er
mengangguk dan menjawab tenang, "Terima kasih banyak atas peringatan Anda,
Pengawal Kekaisaran Wu." Lalu, ia pun tenggelam dalam lamunannya,
tangannya mengepal erat berbarengan.
Aku tidak
menduga kalau aku akan pergi ke Nan Zhao secepat ini. Ekspresinya
perlahan-lahan berubah selagi ia mengingat-ingat kenangan malam itu yang
menghanguskan benaknya seperti cap besi panas.
Su Xi-er
memejamkan matanya beberapa saat. Ketika ia membukanya, hilang sudah kesusahan
yang menghantui dirinya hingga kini. Sebagai gantinya, terdapat sifat mendalam
dan keganasan yang mampu mengintimidasi siapa pun yang melihatnya.
Kereta kudanya
berjalan ke gerbang kota dimana disambut oleh penjaga yang bertugas. Namun,
setelah mereka melihat Wu Ling, gerbangnya terbuka tanpa adanya pertanyaan ...
Setelah mereka keluar dari gerbang kota, jangkauan pandang mereka pun meluas,
begitu pula dengan kecepatan keretanya.
Angin malam
meniup tirai kereta kudanya terbuka, memperlihatkan Su Xi-er yang sedang
bersandar di dinding kereta kuda dengan mata terpejam. Tampak seakan ia sedang
tidur, tetapi juga tengah merenungkan sesuatu.
Hampir tidak
ada yang tahu mengenai kepergian Su Xi-er dari ibu kota. Bahkan, Pei Ya Ran
mengira kalau ia masih berada di Istana Kecantikan, tak repot-repot menyuruh
orang mengawasi situasi.
Berdasarkan
temperamennya, apabila Pei Ya Ran mengetahui kalau Pangeran Hao memerintahkan
orang membawa pergi Su Xi-er, ia pasti tidak akan tetap tinggal di Istana
Kedamaian Penuh Kasih dengan damai. Ia mungkin akan mengutus orang untuk
membawa Su Xi-er kembali.
***
Pei Ya Ran
sekarang tengah duduk di bangku utama aula Istana Kedamaian Penuh Kasih, menantikan
Nyonya Besar Pei masuk ke istana.
"He Ying,
seduhkan seteko teh musim semi kualitas terbaik." Pei Ya Ran memijat
keningnya pelan dan menginstruksikan dayang di sisinya bahkan tanpa melirik ke
arahnya.
Si dayang jadi
gugup dan bergumam tergagap, "Ibu Suri, Anda telah mengirimkan Nona He
keluar dari istana kekaisaran dan pulang ke Kediaman Pei."
Tangan Pei Ya
Ran terhenti selagi ia tiba-tiba teringat kalau He Ying tak lagi berada di
Istana Kedamaian Penuh Kasih. Semua ini gara-gara Su Xi-er. Segera
setelah Pei Qian Hao kembali, aku bisa mengerti sikapnya terhadap gadis itu!
Dayang itu
menyadari ekspresi Ibu Suri aneh, dan jadi kian ketakutan. He Ying
selalu melayani Ibu Suri, dan dibawa kemari dari Kediaman Pei olehnya.
Sekarang, karena ia tak lagi di sini, dalam hati, Ibu Suri pasti merasa tidak
senang.
Tepat saat ini,
seorang kasim mengumumkan dengan suara tajamnya. "Nyonya Besar Pei sudah
tiba!"
Pei Ya Ran
langsung meleparkan pandangan bermakna pada si dayang di sebelahnya dan
menyuruh mereka pergi.
Lu Ning Xiang,
atau dikenal dengan Nyonya Besar Pei, masuk ke aula Istana Kedamaian Penuh
Kasih segera setelah para dayang undur diri.
Meskipun Lu
Ning Xiang berusia lebih dari 50 tahun, ia sangat memperhatikan kesehatannya.
Kulitnya tidak mengendur, dan wajah Pei Ya Ran mirip sekali dengannya.
"Istri
pejabat ini menyampaikan salam pada Ibu Suri. Semoga Anda diberkahi
keberuntungan dan kesehatan, Ibu Suri." Lu Ning Xiang menekuk lututnya
selagi ia memberi salam dengan penuh hormat.
Pei Ya Ran
langsung bangun dan membantu Lu Ning Xiang bangkit. "Ibu, apa yang kau
bicarakan? Tidak ada orang luar di sini, tetapi kau tetap menggunakan 'istri
pejabat ini' untuk menyebut dirimu sendiri."
"Kita
tetap tidak boleh menghilangkan formalitas yang dibutuhkan, agar dapat
menghindari munculnya gosip." Lu Ning Xiang tersenyum dan menepuk tangan
putrinya dengan lembut.
"Aku tidak
peduli. Sebelum aku menjadi Ibu Suri, aku adalah putrimu. Di seluruh dunia,
mana ada seorang ibu yang bicara sesungkan itu pada putrinya?"
"Baiklah,
ibu tidak akan bisa menang melawan mulutmu itu. Apakah kau buru-buru
memanggilku masuk istana karena Pangeran Hao ..." Lu Ning Xiang berhenti,
dan mengamati ekspresi putrinya, menghela napas dalam paham selagi ia melihat
wajah yang serasa dipojokkan milik putrinya itu.
"Sulit
sekali bagimu memasuki istana. Kau masih muda, dan meskipun posisimu tinggi ...
aku merasakan ganjalan di hatiku." Lu Ning Xiang mengangkat tangan untuk
mengusap air matanya.
"Ibu,
jangan menangis. Putrimu ini yang bersedia memasuki istana dulu. Lihatlah, jika
putrimu tidak masuk istana, Kediaman Pei tidak akan mampu menaikkan kekuasaan
dengan begitu cepat. Kini, Keluarga Pei berada di puncak kekuasaannya, dan
merupakan klan terbesar Bei Min!"
Lu Ning Xiang
menatap putrinya. "Walaupun kau berkontribusi, Keluarga Pei di sini hari
ini juga berkat usaha Pangeran Hao. Jika bukan karena dirinya ..."
"Ibu!"
Pei Ya Ran menjerit, sebelum ia memelankan suaranya lagi. "Jika Ayah tidak
menerima Pei Qian Hao masuk Keluarga Pei, mana mungkin ia bisa bangkit di
posisinya sekarang? Sama halnya, jika putrimu ini tidak membantunya mengurusi
berbagai hal di istana kekaisaran, mungkinkah ia bisa berkuasa dengan semudah
itu?"
"Ibu tahu
itu, tetapi kau pun jauh lebih mengetahuinya daripada diriku, bahwa kontribusinya
lebih besar ketimbang dirimu. Karena kau telah menjadi Ibu Suri Bei Min, akan
lebih baik bagimu untuk menguburkan kisah cinta dan perasaanmu di dasar hatimu
yang terdalam."
"Ibu, aku
baru berusia 18 tahun, dan aku juga tidak punya hubungan darah dengan Pei Qian
Hao, jadi kenapa kami tidak bisa bersama? Keberhasilan tergantung pada usaha
seseorang!"
Lu Ning Xiang
langsung menjadi serius. "Kau bertingkah keras kepala! Melakukan ini akan
menyebabkan Rumah Tangga Kekaisaran Situ dipermalukan! Kau sama sekali tidak
bersikap seperti seorang Ibu Suri. Apabila kau ingin bersama-sama dengan
Pangeran Hao, kau harus menunggu hingga kehidupan berikutnya dan menyingkirkan
pemikiran serta perasaan itu."
Pei Ya Ran
mengatupkan bibirnya. Tidak ada pilihan. Aku sudah terlanjur tenggelam.
Sejak lama, bahkan sebelum aku masuk istana, aku sudah jatuh hati pada Pei Qian
Hao. Harapanku di kehidupan ini adalah untuk bisa bersama-sama dengannya.
Memasuki istana
dan bertarung di harem istana, semuanya kulakukan demi dirinya.
Selama rumah
tangga kekaisaran ditumbangkan, semuanya berada dalam jangkauanku. Biar
kulihat, siapa yang berani mengutarakan omong kosong saat itu!
Tetapi sekarang
ini, aku harus tahu dengan pasti apa pemikiran yang dimiliki Pei Qian Hao
terhadap Su Xi-er.
Aku tidak takut
apa pun. Aku hanya takut kalau Pei Qian Hao akan jatuh cinta pada wanita lain!
Namun, aku juga tahu kalau hanya ada beberapa wanita saja di dunia ini yang
mampu membuat Pei Qian Hao terpikat pada mereka.
0 comments:
Posting Komentar