Senin, 11 Januari 2021

CTF - Chapter 75

Consort of A Thousand Faces

Chapter 75 : Menyelinap Keluar Diam-Diam


Saat malam tiba, Su Xi-er menjejalkan beberapa bantal di bawah selimut sebelum membawa uang perak yang diberikan oleh Dayang Senior Liu padanya dan memasukkannya ke dalam kantong parfum di pinggangnya. Kemudian, ia membawa Hong Li dan Ruo Yuan bersamanya selagi mereka menuju keluar halaman.

Tidak ada seorang pun di jalur kecilnya. Saat mereka hampir mencapai paviliun di tengah danau, suara merdu lagu dari seruling bambu Cina pun memasuki telinga mereka.

Dengan bantuan cahaya bulan, mereka menyadari ada seorang wanita mengenakan gaun putih di paviliun kecil itu. Meskipun ia menyadari kalau ada tiga orang di jalur itu, jarak jauhnya membuatnya mustahil untuk mengetahui siapakah mereka sebenarnya.

Hong Li agak gugup. "Su Xi-er, aku rasa, sepertinya, ia sudah mengetahui keberadaan kita."

Su Xi-er menenangkannya lembut, "Jangan takut. Ia tidak tahu siapa kita. Selain itu, bahkan jika ia tahu pun, ia tetap tak akan membongkar tindakan kita."

Istana Kecantikan ini sama seperti harem kekaisaran. Siapa pun yang agak berotak akan mengetahui apa yang harus maupun tak harus diucapkannya.

Tepat ketika mereka baru saja mencapai Aula Kecantikan, Su Xi-er sengaja berputar, memilih jalur sempit dan berangin di sampingnya.

Saat mereka masuk Istana Kecantikan tadi, ia sudah mengingat-ingat jalur di sekitar sini. Ia tahu kalau ada jalur kecil berangin di samping Aula Kecantikan yang melewati hutan kecil dan menuju ke pintu masuknya.

Hong Li dan Ruo Yuan mengikuti Su Xi-er selagi ia berbelok ke kiri dan kanan sebelum mereka tiba di pintu masuk. Gerbang tembaga raksasa di hadapan mereka menyembunyikan dua pengawal kekaisaran yang sudah pasti ada di belakang gerbang.

Su Xi-er menujuk ke gerbang tembaganya. "Ruo Yuan, kau akan sangat berguna."

Ruo Yuan melebarkan mulutnya. "Bukankah kita diam-diam menyelinap keluar? Mengapa kita pergi lewat pintu depan?"

"Karena kita pergi lewat depan, sudah pasti kau harus membantu membukakan pintunya. Ruo Yuan, kau bertanggung jawab pada yang di sebelah kiri, sementara Hong Li dan aku bertanggung jawab pada yang di sebelah kanan." Su Xi-er menunjuk ke kiri dan kanan pintu gerbang tembaganya selagi dengan cepat menyampaikan rencana pada mereka.

Ruo Yuan menganggukkan kepalanya, menyingsingkan lengan bajunya dan mengambil langkah besar ke depan sementara Hong Li mengikuti di belakangnya.

Tetapi, sebelum mereka benar-benar muncul dari hutan kecil, gerbang tembaganya sudah terbuka, membiarkan beberapa pengawal kekaisaran masuk Istana Kecantikan.

Su Xi-er mengamati para pengawal. Dilihat dari cara mereka berjalan lurus ke depan, tampaknya mereka tengah membawa tugas resmi di bawah perintah seseorang.

Beberapa pengawal kekaisaran baru saja masuk ke Istana Kecantikan ketika Kasim Sun bergegas menuju ke sana. Sayang sekali, ia berada terlalu jauh untuk mendengar apa yang mereka bicarakan.

Segera setelah itu, Kasim Sun memimpin beberapa pengawal itu ke depan. Pengawal yang tadinya berjaga di pintu depan Istana Kecantikan sudah diutus ke tempat lain di menit terakhir tanpa alasan jelas.

Pokoknya, setelah penjaganya menghilang, tak ada seorang pun yang menjaga gerbang tembaga itu.

Su Xi-er langsung melempar pandang bermakna pada Ruo Yuan dan Hong Li. "Betapa beruntungnya karena kita bisa menghemat tenaga dan bagus sekali karena jalannya sudah bersih."

Keduanya memahami isyaratnya, dan tak lama setelahnya, mereka bertiga berjalan keluar Istana Kecantikan tanpa halangan.

Hong Li merentangkan tangannya dan menarik napas dalam-dalam. "Udara di luar memang luar biasa. Begitu segar!"

Mata Ruo Yuan terus berputar selagi ia melihat keadaan sekitarnya dan bertanya kebingungan, "Ke arah mana ya, pasar malamnya?"

"Kalian berdua bisa menunjukkan kekaguman, rasa penasaran, juga kegembiraan ini nanti; sekarang ini, kita masih terlalu dekat dengan Istana Kecantikan." Su Xi-er mengingatkan selagi ia mempercepat langkah kakinya.

Setelah berjalan selama lima belas menit, akhirnya Su Xi-er berhasil memberhentikan satu kereta kuda di jalan berdekatan dengan lambaian tangannya.

Si kusir pun menghentikan kereta kudanya, ekspresi jengkel muncul di wajahnya saat ia melihat baju kasar yang dikenakan ketiga wanita ini. Bagaimana mungkin gadis-gadis seperti ini, yang sepertinya mereka melakukan pekerjaan serabutan, punya uang untuk naik kereta kuda?

Dengan impresi semacam ini, si kusir langsung mengangkat cemetinya selagi bersiap mengendarai keretanya ke depan.

Su Xi-er dengan cekatan mengulurkan tangan untuk menarik tali kekangnya. "Kau tidak menerima bisnis?"

"Lihat baju yang kalian pakai!" Si kusir pun mengeluh kesal.

Su Xi-er tertawa. "Apakah kau melihat baju atau peraknya?" Kemudian, Su Xi-er mengeluarkan sebongkah perak dari kantong parfumnya.

Mata si kusir langsung menyala. Hanya dibutuhkan beberapa koin tembaga untuk naik kereta kuda, tetapi ini benar-benar satu tael kepingan perak.

Langsung saja, ekspresi si kusir jadi tenang dan ia berseru gembira, "Kita bisa membicarakannya baik-baik. Kemana aku harus membawa kalian semua?"

"Tempat termakmur dan paling ramai." Lalu, Su Xi-er melempar pandang penuh arti pada Hong Li dan Ruo Yuan.

Sebuah gagasan muncul dalam benak si kusir. Sekarang aku paham! Nona muda ini pastinya adalah seorang putri keluarga bangsawan yang mengubah pakaiannya dengan baju pelayan dan diam-diam menyelinap keluar untuk mengunjungi pasar malam!

Aku sungguh kurang jeli karena gagal menebak identitasnya. Senyum di wajahnya mendalam. "Ketiga nona, duduklah. Kita akan segera berangkat sekarang!"

Cambuknya mendarat di bokong kuda, menyebabkan keretanya melaju menuju pasar malam.

Akan tetapi, di Istana Kecantikan, adegan yang sepenuhnya berbeda tengah dimainkan.

***

Kasim Sun mengangkat kepalanya untuk melihat pria di hadapannya sebelum berbicara. "Pengawal Kekaisaran Wu, mengapa tiba-tiba saja Anda mencari Su Xi-er?"

Pengawal Kekaisaran Wu mengangkat topi hitam di kepalanya. "Aku mengikuti perintah Pangeran Hao untuk membawa Su Xi-er pergi. Di area manakah ia berada?"

"Perintah Pangeran Hao?" Wajah Kasim Sun diliputi kebingungan. Mengapa Pangeran Hao mempedulikan wanita yang dikirim kemari oleh Ibu Suri?

"Meski itu seseorang yang dikirim kemari oleh Ibu Suri, tetap tak boleh tinggal tanpa adanya persetujuan Pangeran Hao. Bawa aku ke area tempat tinggalnya."

Mendengarkan nada suram Wu Ling, Kasim Sun pun segera menjawab, "Hamba akan membawamu ke sana sekarang. Namun, aku menduga, kalau ia sudah tidur." Ia pun melangkah maju menuju area tempat tinggal Su Xi-er.

Mereka berdua langsung tiba di area Su Xi-er, melewati paviliun di dalam danau sepanjang perjalanannya. Wanita yang mengenakan gaun putih di paviliun kini tengah duduk di sebuah perahu yang didayung oleh gadis pelayannya. Perahunya berlayar lamban di pinggir danau sebelum tertambat pelan di tepian. Mendongak, wanita itu langsung mengenali Wu Ling.

"Nona Muda, ada apa?"

Ekspresi wanita itu tetap teralihkan, baru berhasil bebas dari keterguncangannya saat gadis pelayan itu melambaikan tangan di depan matanya. "Pengawal Kekaisaran yang barusan lewat adalah Pengawal Kekaisaran Wu."

Si gadis pelayan pun langsung memekik. "Pengawal Kekaisaran Wu?! Ia adalah pengawal pribadi Pangeran Hao. Mungkinkah Pangeran Hao masuk Istana Kecantikan? Ya Tuhan, area kecantikan mana yang dikunjunginya? Nona Muda, mari kita pergi melihatnya."

Si wanita langsung menarik kembali pelayannya. "Mana mungkin kita menghentikan Pangeran Hao masuk ke area kecantikan? Kita hanya perlu menunggu dan mengamati perkembangannya."

"Nona Muda, Anda adalah putri dari keluarga yang terkenal, dan putri resmi tertua dari pejabat. Anda tidak boleh melupakan ucapan Tuan Besar! Sebenarnya demi tujuan apa Anda masuk ke Istana Kecantikan?"

"Aku tidak lupa. Hanya saja, aku bahkan belum pernah melihat sekelebat bayangan Pangeran Hao semenjak aku masuk ke Istana Keacantikan. Biarpun He Xiang Yu disayangi sebelumnya, selalu pengawal yang menganugerahkan tusuk rambut padanya di bawah perintah Pangeran Hao ..."

"Nona Muda, Pangeran Hao hanya ingin memancing He Xiang Yu. Bukankah kita mendengarnya, bahwa ..."

Wanita itu langsung menutup mulut pelayannya. "Jangan sembarangan berkomentar sembrono. Kita kembali ke area kita."

Si gadis pelayan hanya mampu mengangguk. Meski Nona Muda sangat waspada dalam menangani masalah, ia tidak punya cukup keberanian. Kalau ini terus berlanjut, bagaimana ia bisa berjumpa dengan Pangeran Hao?

Sekarang, karena Pengawal Kekaisaran Wu sudah datang, semestinya Pangeran Hao juga akan segera tiba, bukan? Kita harus memanfaatkan kesempatan ini!

Tetapi, Nona Muda sudah bertekad kembali ke area kami. Haah.

***

Ketika Wu Ling tiba di area Su Xi-er, lilin di kamar sudah dipadamkan.

"Pengawal Kekaisaran Wu, mohon tunggu sebentar. Hamba akan pergi memanggilnya." Kemudian, Kasim Sun pun maju dan meneriakkan nama Su Xi-er dari luar pintu kamar.

Namun, tak ada seorang pun yang menanggapi setelah ia mencoba beberapa kali.

Karenanya, Wu Ling pun maju. "Su Xi-er."

Bahkan setelah memanggil beberapa kali, tetap tidak ada tanggapan. Ia tertidur lelap?

Wu Ling kebingungan, tetapi karena perintah Pangeran Hao, ia hanya bisa menendang pintunya hingga terbuka dan masuk ke dalam kamar.

Clang! Pintu kamarnya terbuka, menyebabkan Kasim Sun melompat kaget.

"Pengawal Kekaisaran Wu, Anda adalah seorang pria dewasa. Tidak pantas bagi Anda masuk ke kamar seorang wanita!"

Panggilan Kasim Sun mengingatkan Wu Ling. Bagaimana jika Su Xi-er benar-benar tidur lelap? Saat ini, tingkah laku Pangeran Hao terhadap Su Xi-er sangat ambigu. Walaupun sekarang ini ia tengah menindasnya dengan seluruh tenaganya, rasanya, Pangeran Hao juga punya tujuan lain.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar