Consort of A Thousand Faces
Chapter 151 : Yun Ruo Feng Pergi Ke Provinsi Bulan
Kereta
kudanya bukanlah yang berasal dari Kediaman Pangeran Yun; sebaliknya itu
merupakan sebuah kereta kuda kayu biasa. Tidak menarik perhatian orang ketika
berjalan di jalanan.
Saat
keretanya mendekati gerbang kota, pengawal yang bertugas menghadang jalannya
dengan tombak kerajaan dan menuntut dingin, "Perjamuan
Kerajaan Nan Zhao sudah dekat, semua pejalan kaki dan kereta kuda yang berjalan
harus diperiksa dengan ketat. Siapa yang sedang duduk di dalam kereta kudanya,
dan kemana kalian akan pergi?"
(T/N
: Sejenis senjata Tiongkok kuno dengan
pedang batu atau perunggu yang ditempelkan pada sebatang tiang kayu.)
Tak
lama setelahnya, satu lengan panjang terulur keluar dari dalam kereta memegangi
satu tablet penanda pinggang dengan huruf 'Yun' terukir di atasnya. Setelah
melihat itu, mata si pengawal yang bertugas mulai tersengat.
Jantungnya
berdebar, dan ia langsung menurunkan tombak kerajaannya
sebelum membungkuk untuk memberikan hormatnya. "Bawahan ini pantas mati.
Aku tidak tahu ini adalah Pangeran Yun."
Suara
lembut seorang pria datang dari dalam kereta kuda tersebut. "Jangan
beritahukan pada siapa pun
mengenai kepergian Pangeran ini dari ibu kota, dan
biarkan kami lewat." Meskipun suaranya lembut bagaikan air, itu juga penuh
dengan kekuatan.
Pengawal
yang bertugas langsung mengiyakan dan mundur ke samping. Ia memerintahkan
pengawal lainnya untuk mundur dan membiarkan kereta kudanya lewat.
Kusir keretanya mengangkat cemeti tersebut dan roda
keretanya mulai berputar sekali lagi.
Selain
dari kusir kereta, tak seorang pun yang tahu kemana perginya
Pangeran Yun. Bahkan Komandan Wei, Wei Mo Hai pun tidak mengetahuinya.
Di
dalam kereta kuda, mata Yun Ruo Feng terang dan jernih selagi ia bersandar di
dindingnya. Ia tidak tahu mengapa ia terus-terusan memimpikan Ning Ru Lan
beberapa malam terakhir ini. Wanita itu selalu menatapnya penuh nestapa dan
dendam di dalam mimpi, mempertanyakannya, mengapa ia memperlakukannya seperti
itu, dan mengapa ia melakukan hal semacam itu dengan Ning An Lian.
Setelah
tatapan penuh nestapa itu berlalu, mata Ning Ru Lan akan dipenuhi kebencian. Ia
mengambil sebatang tusuk rambut emas sebelum mengibaskan pergelangan
tangannya, melemparkan ujung tajam tusuk rambut tersebut ke arah tenggorokannya.
Selalu di saat itulah ia akan terbangun.
Aku
bahkan tidak memimpikan Ning Ru Lan di malam kematiannya, jadi mengapa aku
memimpikannya sekarang? Mata Yun Ruo Feng tak lagi terang dan jernih,
sebaliknya berubah dalam dan tak terbaca. Aura hangatnya telah tergantikan oleh
sesuatu yang lebih dingin, serius, dan memperhitungkan.
"Pangeran
Yun, ada pengemis di depan kita." Saat si kusir melihat pengemis dari
kejauhan, ia segera melaporkannya pada Yun Ruo Feng dan bersiap-siap menarik
tali kekangnya untuk berhenti.
Perlahan,
Yun Ruo Feng kembali normal setelah mendengarkan suara si pengawal. Ia membuka
tirai jendela kereta untuk melihat ke kejauhan. Memang ada enam pengemis yang
tengah membakar ubi jalar bersama-sama; pakaian mereka compang-camping, dan tongkat
berjalan mereka tergeletak begitu saja di satu sisi.
Sewaktu
keretanya semakin mendekati para pengemis, Yun Ruo Feng berujar, "Hentikan
keretanya."
Pengawal
tersebut mendengarkan dan menarik tali kekang kuda-kudanya, membuat keretanya
berhenti.
Keenam
pengemis itu tidak mengerti kenapa. Kami hanya sedang membakar ubi
jalar; mengapa kereta kudanya mendadak berhenti? Ketika mereka melihat
pria tampan yang mengenakan pakaian mahal keluar dari dalam kereta kuda
tersebut, mereka semua terkejut.
Apa
yang harus kita lakukan? Apakah kita menghalangi jalannya? Ia tidak akan
menghukum kita, para pengemis ini, dengan terlalu kasar,
kan?
"Semua
pengemis telah diberikan satu tempat untuk ditinggali selama perjamuan kerajaan
Nan Zhao. Mengapa kalian masih di luar sini?" Yun Ruo Feng berjalan ke
hadapan mereka. Nada suaranya hangat dan tidak sok.
Keenam
pengemis tersebut pun menghela napas lega. Bangsawan terhormat ini
mudah diajak bicara. Sehingga mereka memberitahunya segalanya.
"Walaupun tempat itu cukup besar untuk ditinggali, tidak ada cukup
makanan. Setiap hari hanya ada bubur, membuat semua orang masih kelaparan.
Jadi, kami keluar untuk mencuri beberapa ubi jalar dari ladang orang dan
membakar mereka, dijadikan makanan. Kami tidak bermaksud untuk mencuri, tetapi
kami benar-benar sangat kelaparan!"
Yun
Ruo Feng terus tersenyum. "Berapa banyak dari kalian yang menyelinap
keluar?"
Ketua
dari para pengemis itu berpikir hati-hati dan menjawab jujur. "Ada cukup
banyak, tetapi kami telah mendiskusikannya dan membuat satu rencana. Agar
menghindari orang-orang mengenali kami, ada pertukaran enam orang yang akan
keluar setiap harinya."
Setelah
Yun Ruo Feng mendengar ini, ia menyerahkan beberapa batangan perak pada para
pengemis dengan senyuman terpatri di wajahnya. "Ambil ini untuk membeli
makanan dan baju baru. Setelah itu, kalian harus segera kembali ke tempat
dimana kalian harus tinggal."
Ada
kilatan cahaya yang berkedip di mata pengemis tersebut kala ia melihat
peraknya, dan ia langsung mengambilnya. "Terima kasih banyak, Tuan."
Yun
Ruo Feng pun berbalik. Kilat dingin muncul di matanya, dan ia menginstruksikan
salah satu kusirnya pelan. "Sisir kota dengan ketat, cari para pengemis,
dan pindahkan siapa pun
yang berpura-pura menjadi penjaja keliling. Tambahkan lebih banyak makanan bagi
mereka yang telah dipindahkan, dan berikan daging untuk mereka secara berkala
selain bubur. Apabila masih ada orang yang menyelinap keluar, bunuh mereka
tanpa ampun."
Di
saat ini, Yun Ruo Feng melihat ke arah keenam pengemis yang kini berada jauh di
belakang mereka dan melanjutkan. "Suruh orang yang bertugas untuk membunuh
keenam pengemis yang menyelinap keluar hari ini karena mencuri perak."
Dengan
begitu, tidak akan ada lagi
pengemis yang berani menyelinap keluar. Tidak boleh ada satu pun pengemis yang
terlihat selama perjamuan kerajaan Nan Zhao. Namun, setelah perjamuannya
berakhir, aku akan membuka gudang makanan dan menyuruh mereka bekerja.
Aku
tidak percaya kalau aku tidak mampu memerintah suatu kerajaan tanpa adanya
kebijakan baru ataupun Ning Ru Lan.
Si
pengawal tidak berbicara, tetapi ia tidak pergi juga. Ia hanya memandangi Yun
Ruo Feng. Apakah kita sungguh akan membunuh keenam pengemis itu? Ini
... bukankah ini terlalu kejam?
"Masih
belum pergi juga?" Perkataan lembut mengalir keluar dari mulut Yun Ruo
Feng.
Pengawal
tersebut langsung mengindahkan perintah dan berjalan ke arah dimana adanya para
pengemis.
Kini,
hanya ada satu pengawal tersisa untuk mengendarai keretanya, dan ia berdiri di
satu sisi. Pangeran Yun baik hati dan tidak pernah membunuh satu pun
orang yang tidak berdosa. Mengapa ia ingin membunuh pengemis menyedihkan dan
tak berbahaya itu sekarang?
Yun
Ruo Feng menaiki kereta, menunggu setelah memberikan perintahnya, mengernyitkan
alisnya sewaktu ia mulai berpikir.
Pei
Qian Hao setuju datang ke Nan Zhao kali ini karena ia punya motifnya sendiri.
Dengan ini menjadi tahun pertamaku, Yun Ruo Feng, bertindak sebagai Prince
Regent, tak diragukan lagi, ia datang untuk mengamati kemampuanku. Ia ingin
tahu apakah aku mampu memerintah kerajaan dengan baik, atau apakah aku hanya
hebat dalam memimpin tentara.
Biarpun
aku telah membuktikan kemampuanku sebagai seorang jenderal, bagi Pei Qian Hao,
dan barangkali bagi para putra mahkota dari dua kerajaan lainnya, aku kalah
dari seorang wanita dalam hal memerintah. Tentu saja, wanita ini adalah Ning Ru
Lan.
Ia
sudah mati, tetapi lingkaran cahaya dari kecemerlangannya masih tetap ada.
Namun, lingkaran cahaya ini, melemparkan bayangan yang
menutupi diriku. Untuk menghilangkannya, Nan Zhao hanya boleh menjadi lebih
baik di bawah pemerintahanku.
Yun
Ruo Feng memikirkan tentang mimpi yang sering mendatanginya lagi. Mimpi
berasal dari dalam hati atau disebabkan oleh sesuatu yang kulihat setiap
harinya.
Siapakah
yang mampu mengingatkanku akan Ning Ru Lan? Saat ia
memikirkan tentang itu, mata Yun Ruo Feng menggelap. Su Xi-er, dayang
Pangeran Hao.
Aku
mampu merasakan betapa berbedanya wanita itu dari pandangan pertama. Aura di
sekitarnya, responnya, dan tatapan sambil lalunya, mereka semua mirip dengan
Ning Ru Lan.
Setelah
menghabiskan begitu banyak waktu bersama Ning Ru Lan, siang dan malam, ia
sangat memahaminya. Itulah mengapa, ia begitu terkejut dan penasaran saat
pertama kali ia melihat Su Xi-er.
Tepat
ketika ia baru saja akan tenggelam lebih jauh dalam pikirannya, suara pengawal
kekaisaran terdengar. "Melaporkan pada Pangeran Yun, keenam pengemis sudah
dipenggal karena mencuri perak. Saat pengemis lainnya mengetahuinya, mereka
semua tercengang. Tidak akan ada seorang pun yang berani menyelinap keluar
setelah ini."
"Mmm,
kerja bagus. Jalankan kereta kudanya." Yun Ruo Feng memberikan perintahnya
dengan lembut.
Kedua
pengawal tersebut langsung melompat naik ke atas kereta kuda dan menuju ke
Provinsi Bulan. Walau mereka tidak tahu mengapa Pangeran Yun mendadak ingin
pergi ke Provinsi Bulan, mereka menganggap orang itu sebagai langit, dan orang
yang harus dipuja dalam hati mereka.
Apabila Pangeran Yun memerintahkan kami untuk pergi ke Provinsi Bulan, pasti ada alasannya. Kita hanya perlu memenuhi perintahnya.
0 comments:
Posting Komentar