Selasa, 11 Januari 2022

CTF - Chapter 154

Consort of A Thousand Faces

Chapter 154 : Sengaja Bersembunyi dari Pangeran Ini


Si bocah penjual bunga mulai berlari, tawanya seakan membawa suara lonceng.

Yun Ruo Feng mendengar tawa itu dan merasa bahwa itu familier sekaligus tidak. Tawa Ning Ru Lan juga sejernih lonceng perak, atau seperti suara aliran sungai.

Su Xi-er menangkap tampang mengenang di dalam mata Yun Ruo Feng. Apakah ada yang bisa diingatnya? Ia mendengus sendiri sebelum menggantungkan keranjang bunga di tangan pria itu. "Terima kasih banyak pada Pangeran Yun, tetapi pelayan ini tidak bisa menerima hadiah Anda. Silakan nikmati jalan-jalan Anda di Provinsi Bulan."

Ia pergi segera setelah berbicara, meninggalkan Yun Ruo Feng memerhatikan kepergiannya sewaktu entah mengapa, bayangan Ning Ru Lan memenuhi benaknya. Sedikit demi sedikit, ia pun jadi yakin bahwa penampilan Su Xi-er yang menyebabkan obesesinya pada Ning Ru Lan belakangan ini.

Apakah langit sedang mempermainkanku? Ning Ru Lan sudah mati, tetapi sekarang ada seorang wanita yang sangat mirip berada tepat di hadapanku. Apakah ini adalah suatu pengingat untukku?

Senyuman di sekitar mulut Yun Ruo Feng menghilang. Ketika ia melihat Su Xi-er hampir berbelok ke jalan lain, ia dengan cepat mengikuti.

Para tentara dari Kediaman Pangeran Yun yang diam-diam bersembunyi dalam kegelapan pun keherananAda apa dengan Pangeran Yun? Ia bertingkah aneh. Apakah karena dayang Pangeran Hao?

Tepat saat Su Xi-er berbelok ke jalan lain, ia mendengar langkah pelan di belakangnya. Di waktu bersamaan, suara lembut Yun Ruo Feng dapat terdengar.

"Su Xi-er, mengapa Pangeran ini merasa kalau kau sengaja bersembunyi dariku?" Ia mengangkat satu tangan untuk menarik lengannya.

Tubuh Su Xi-er menghindar sebelum berbalik, ekspresinya tampak jauh. "Tentu saja aku menghindari Anda. Sebagai Prince Regent Nan Zhao, akan seperti apakah kelihatannya apabila Pangeran Yun terus mengejar seorang dayang dari Bei Min tanpa henti?"

Yun Ruo Feng tersentak sejenak ketika ia mendengar kata-kata 'mengejar tanpa henti' sebelum kembali normal.

Aku beruntung karena ini adalah sebuah gang kecil yang terpisah dari jalan utama. Kalau tidak, konsekuensinya tidak bisa dibayangkan apabila masyarakat mengetahui bahwa aku, Pangeran Yun dari Nan Zhao, mengejar dayang Pangeran Hao dari Bei Min tanpa henti. Ini pastinya akan menjadi kabar besar yang akan menyebar ke seluruh penjuru empat kerajaan.

"Bunga-bunga ini adalah hadiah dari Pangeran ini. Karena aku telah memberikan mereka untukmu, mereka milikmu sekarang. Ambillah." Yun Ruo Feng menyerahkan keranjang bunga itu pada Su Xi-er selagi ia mempertahankan senyum lembut di wajahnya.

"Apabila Pangeran Yun menghadiahkan pelayan ini sebilah belati atau sehelai sutra putih, apakah aku tetap harus menerima mereka? Hanya karena mereka dihadiahkan oleh Pangeran Yun?" Ekspresi Su Xi-er acuh tak acuh dan nada bicaranya sedingin es.

(T/N : di zaman Tiongkok kuno, belati dan sutera putih digunakan untuk bunuh diri. Saat belati atau sehelai sutra putih diberikan pada seseorang, orang yang menerimanya diharapkan untuk membunuh atau menggantung diri mereka sendiri sebagai hukuman.)

Tangan Yun Ruo Feng yang tadinya memegangi keranjang bunga membeku bersamaan dengan ekspresinya. Belati? Kain sutra putih? Apa yang dipikirkan wanita ini dalam kepalanya? Bagaimana ia bisa mengingat kedua senjata ini dari bunga-bunga ini? Aku tahu dari matanya, bahwa ia sangat tidak menyukaiku.

Tiba-tiba saja, ia jadi bingung. Mengapa ia menatapku dengan mata itu? Mungkinkah aku pernah bertemu dengan wanita ini sebelumnya?

"Kau menatap Pangeran ini dengan mata penuh kebencian. Apakah Pangeran ini pernah bertemu denganmu sebelumnya?"

Su Xi-er tersenyum cerah. "Pangeran Yun, pelayan ini selalu tinggal di Bei Min, mana mungkin aku datang ke Nan Zhao, bertemu dengan Anda? Sementara untuk tatapan kebencian, pelayan ini tidak mengerti apa yang sedang Anda bicarakan. Apakah Anda mengharapkan seorang wanita untuk membenci Anda, Pangeran Yun?"

Ucapannya seperti belati sedingin es yang menancap ke dalam hati Yun Ruo Feng. Napasnya lambat sampai-sampai nyaris terhenti. Tatapan Su Xi-er mirip dengan tatapan Ning Ru Lan dalam mimpiku.

Su Xi-er melihat bahwa Yun Ruo Feng tampak teralihkan lagi dan merasa itu aneh. Semestinya, ia bukan jenis orang seperti itu.

Beberapa saat setelahnya, Yun Ruo Feng terkekeh. "Su Xi-er, pernahkah Pangeran Hao memberitahumu kalau kau lancang dengan keahilanmu berbicara itu?"

Sebelum ia dapat membalas, suara sedingin es seorang pria dapat terdengar. "Pangeran ini belum pernah mengatakan itu sebelumnya, tetapi kau boleh bertanya secara langsung pada Pangeran ini jika kau ingin mengetahuinya, Pangeran Yun. Mengapa Pangeran Yun mencari dayang Pangeran ini dengan bertele-tele, terutama saat Pangeran ini sedang tidak ada?"

Su Xi-er tidak berbalik, tetapi merasakan satu tatapan muram dan dingin tertuju padanya. Akhirnya, ia mengangkat kepala dan membungkuk kepada pria tinggi yang berjalan ke arahnya. "Hamba memberi hormat pada Pangeran Hao."

Pei Qian Hao tidak melambaikan tangannya untuk memberi isyarat baginya untuk bangkit. Ia memandangi keranjang bunga di tangan Yun Ruo Feng sebelum beralih kepada Su Xi-er. "Karena Pangeran Yun telah menghadiahkanmu dengan Ling Rui kesukaanmu, kau harus menerimanya. Tidak baik membuat seorang pria besar seperti Pangeran Yun mengejar-ngejar dirimu sembari membawa sekeranjang bunga."

Perkataannya menunjukkan bahwa ia sudah lama hadir, menyaksikan adegan Yun Ruo Feng menghadiahinya bunga.

Itu berarti bahwa, Pei Qian Hao mendengarkan percakapan antara diriku dan Yun Ruo Feng di gang kecil ini. Apa yang sedang dimainkan oleh pria ini?

Yun Ruo Feng menggunakan kesempatan ini untuk menyerahkan keranjang bunga tersebut pada Su Xi-er. "Peganglah."

Tepat setelahnya, tatapan dingin Pei Qian Hao tertuju padanya seperti panah tajam.

Su Xi-er memutuskan untuk bangkit dari bungkukannya tanpa izin Pei Qian Hao dan berujar singkat, "Ini adalah pertama kalinya hamba mengunjungi Provinsi Bulan, dan aku ingin meluangkan waktu untuk mengamati perbedaannya dari Bei Min. Pangeran Hao, apabila Anda belum ingin pergi hari ini, maka hamba akan menunggu Anda di Penginapan Flowers Arrive setelah melihat-lihat sejenak."

Ia mengabaikan ekspresi dingin Pei Qian Hao, berbalik meninggalkan gang dengan langkah cepat. Tak lama sebelum ia sepenuhnya menghilang dari pandangan.

Setelah ia pergi, ada nuansa aneh di gang kecil tersebut. Yun Ruo Feng mengenakan pakaian bermotif awan dan dipenuhi aura kelembutan dengan sekeranjang bunga di tangannya. Di sebelahnya adalah Pei Qian Hao, yang wajahnya menggelap. Itu merupakan adegan salah tempat, yang mana aura dingin dan hangat disatukan, dengan sekeranjang bunga di sampingnya ....

Kalau ada warga yang melihat ini, mereka pasti akan mengubah detailnya sedikit dan membuatnya menjadi satu kisah yang dramatis.

Yun Ruo Feng tertawa enteng dan meletakkan keranjang bunganya di tanah. "Ini adalah pertama kalinya ada seseorang yang menolak sesuatu yang dianugerahkan oleh Pangeran ini. Oh, baiklah, aku akan meninggalkannya di sini."

Pei Qian Hao menatap keranjang bunga tersebut dan memperingatkannya dingin. "Pangeran Yun, dayang Pangeran ini tidak mempedulikan status seseorang saat ia berbicara. Lebih baik kau menjaga jarak dengannya di masa mendatang."

Pei Qian Hao melangkah keluar dari gang dan meninggalkan Yun Ruo Feng sendirian setelah ia selesai berbicara. Yun Ruo Feng pun berangsur paham. Alasan temperamen Su Xi-er seperti itu, barangkali adalah karena Pei Qian Hao bersikap lunak padanya.

Kalau bukan karena itu, mana mungkin ia berani mengucapkan kata-kata itu, "Apakah Anda mengharapkan seorang wanita membenci Anda, Pangeran Yun?"

Setelah teringat akan kalimat itu, mata Yun Ruo Feng jadi kian menggelap.

***

Su Xi-er berjalan-jalan santai, melihat-lihat setelah ia keluar dari jalan di gang kecil tersebut. Walaupun Provinsi Bulan kecil, provinsi ini merupakan salah satu provinsi teratas di Nan Zhao. Bukan dikarenakan para penduduknya yang menjalani kehidupan yang paling nyaman, tetapi karena tempat itu unik.

Jalanan utamanya dipenuhi dengan harumnya bunga-bunga, sampai-sampai makanan dari Provinsi Bulan dinamai dengan nama-nama bunga.

Su Xi-er berbelok di sudut dan tiba-tiba saja disambut dengan sekerumunan besar orang berkumpul di hadapannya. Bahkan para pemilik kedai saja keluar dari dari toko mereka untuk menyaksikan dua orang di jalanan saling melemparkan sumpah serapahnya.

Ia berjalan mendekat beberapa langkah untuk melihat, dan melihat seorang wanita yang lebih tinggi daripada pria rata-rata, dan jauh lebih kuat daripada wanita kebanyakan. Wanita ini dipukuli oleh seorang pria dan jatuh ke tanah dengan kening yang membengkak dan banyak sekali jejak kaki di tubuhnya.

Sudah jelas kalau wanita ini telah ditendang beberapa kali oleh pria tersebut.

Di sebelah wanita itu, satu bocah lelaki menjerit, "Ayah, jangan tinggalkan aku dan Ibu. Aku mohon padamu, jangan pukuli Ibu." 

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar