Consort of A Thousand Faces
Chapter 156 : Su Xi-er Menunjukkan Kebolehannya
Dengan
mentalitas massa yang tengah bermain sepenuhnya, ekspresi keduanya, baik Janda
Liu dan Zhang Zhuang pun langsung berubah, dan mereka mengakar di tempatnya.
Janda
Liu bukanlah orang yang mudah untuk ditangani. Meskipun mereka yang berada di
sekelilingnya terus-terusan melemparkan caci-maki, tidak pernah sekali pun ia
terpikirkan untuk menyelinap kabur. Sebaliknya, ia melotot
galak pada mereka yang melemparkan sayur-mayur busuk
tersebut.
Langsung
saja, orang-orang yang melempari sayuran pun berhenti, takut akan pembalasan.
Melihat
kalau ia telah mencapai tujuannya, Janda Liu pun kemudian mengalihkan
tatapannya dan memelototi Su Xi-er. Melepaskan dirinya dari genggaman Zhang
Zhuang, ia maju ke depan sampai ia berdiri langsung di hadapan wanita lain
tersebut.
Ia
tersenyum dengan penuh perasaan, menatap Su Xi-er angkuh. "Oh, siapakah
ini? Kenapa kau ikut campur dengan urusan orang lain? Apakah kau tidak sadar
dengan status sosialmu sendiri?"
Wanita
biasa mana pun
pasti sudah dibuat terbirit-birit oleh
kata-katanya. Namun, Su Xi-er, bukanlah seorang wanita biasa.
Su
Xi-er mengangkat sebelah alis, memerhatikan Janda Liu dengan tatapan menghina
di matanya. "Kau akan mengetahui status sosialku nanti."
"Nona,
mohon pergilah. Ini adalah urusan keluargaku, dan aku tidak ingin melibatkan
dirimu." Née Li mencoba membujuk Su Xi-er, tangannya dengan putus asa
mencoba mendorong orang itu agar pergi karena ia takut kalau Janda Liu akan
menyakiti Su Xi-er.
Tetapi,
Su Xi-er tidak mengindahkan perkataannya. "Nyonya, aku baik-baik saja.
Kalau seseorang tanpa adanya rasa malu atau pun rasa bersalah bisa sesombong ini, aku harus membelamu
dan menegakkan keadilan."
"Ha
... mulia sekali kedengarannya, apakah kau mengetahui siapa
saudaraku?"
"Apakah
penting siapa dirinya? Mungkinkah kau ingin menekanku dengan kekuasaanmu?"
Aura membekukan Su Xi-er, berbarengan dengan fakta bahwa
pakaian yang dikenakannya bukanlah baju orang biasa, membuat Janda Liu mulai
menebak-nebak sendiri.
Dari
pakaian yang dikenakan gadis ini, sepertinya ia bukan berasal dari keluarga
biasa, dan aksennya tidak terdengar seolah ia berasal dari Provinsi Bulan juga.
Tetapi
seperti kata pepatah, 'naga yang perkasa tidak akan bisa menghancurkan seekor
ular di sarangnya'. Janda Liu termasuk tokoh berpengaruh di Provinsi Bulan.
Kakak lelakinya bekerja di kantor kehakiman, memberikan keluarganya status yang
tak tersentuh di Provinsi Bulan.
Walaupun
Janda Liu merasa bahwa Su Xi-er bukanlah orang biasa, ia tidak bisa melihat
bantuan yang mungkin akan menolong orang tersebut. Kemungkinan, ia
hanyalah seorang nona muda dari keluarga kaya raya di provinsi lain yang
diam-diam menyelinap keluar untuk bermain.
Berdasarkan
asumsi ini, Janda Liu merasa bahwa ia tidak perlu
takut pada seorang gadis dungu. "Nona, kalau aku adalah kau, aku sudah
lama enyah. Kalau tidak, kau bahkan tidak akan tahu bagaimana akhirnya kau akan
mati nanti."
Janda
Liu sangat sombong, karena selain kakak lelakinya, bisnis keluarganya yang
menjual gandum, minyak, dan beras berjalan dengan sangat baik.
Dikarenakan
sokongan itulah, orang lain hanya mampu membicarakannya di balik punggungnya,
walaupun faktanya ia telah menggoda seorang pria yang telah menikah sebagai
janda. Mereka tidak berani membicarakannya di depan mukanya,
apalagi mencoba membantu Née Li.
"Jadi,
apa yang akan kau perbuat kalau aku tidak pergi?" Su Xi-er bertanya,
memegangi Née Li dan membantunya bangun. Ia menghibur orang itu, "Nyonya,
jangan cemas. Wanita ini jelas-jelas adalah rubah betina berkulit tebal. Kau
pasti tahu, kalau suamimu bisa mengkhianatimu demi uangnya, ia pun dapat
melakukan hal yang sama padanya ketika ia menemukan seorang wanita yang jauh
lebih kaya lagi! Ia juga tidak akan lebih baik!"
Meskipun
mata Su Xi-er tertuju Née Li saat ia mengucapkan kata-kata ini, itu pada
dasarnya ditargetkan pada Janda Liu.
Raut
wajah Janda Liu berubah seketika, wajahnya berubah menghitam penuh amarah.
"Apa kau bilang?"
Zhang
Zhuang buru-buru menenangkannya, "Tao-er, jangan khawatir. Aku hanya akan
mencintaimu dalam kehidupan ini; aku tidak akan pernah jatuh cinta pada wanita
lain lagi."
Biarpun
demikian, Janda Liu tidak merasa tentram dan melepaskan dengusan dingin.
"Lebih baik kau sadar tempatmu. Akan kupatahkan kakimu kalau kau jatuh
cinta pada orang lain!"
Mendengarkan
perkataannya, pria itu gemetaran dan seketika menjadi lesu.
Su
Xi-er tepat saat mengatakan bahwa pria semuanya
sama saja. Janda Liu jelas-jelas mengetahui kalau Zhang Zhuang memilih dirinya
dikarenakan oleh latar belakangnya, dan itulah mengapa ia akan melakukan apa pun
untuk menyenangkan dirinya. Apabila ia menemukan seorang wanita yang lebih
kaya, tidak ada jaminan kalau ia tidak akan mengubah pikirannya.
Su
Xi-er pun hanya mampu tertawa selagi ia menatap mereka berdua.
Janda
Liu sudah tampak kesal, tetapi benar-benar marah akibat tawa Su Xi-er.
"Apa yang kau tertawakan? Jalang!"
"Siapa
jalang yang sedang kau bicarakan?"
"Kau
...."
Janda Liu cerdas karena menghentikan dirinya, tak sudi mengambil risiko
menjawab lebih jauh. Sebaliknya, ia langsung maju, mencoba menampar wajah Su
Xi-er.
"Ah!"
Seseorang
dari kerumunan terkesiap ketakutan. Mereka merasa kalau gadis yang membela Née
Li pasti akan ditampar oleh Janda Liu.
Plak! Suara nyaring dari daging yang saling bertemu pun menggema di antara
kerumunan.
Semua
orang menengadah dan melihat kalau Su Xi-er telah meraih pergelangan tangan
Janda Liu.
"Kau
...."
Su
Xi-er menatapnya sambil tersenyum dan berkata, "Yang kau miliki hanyalah
uang busukmu itu, tetapi kau masih sangat sombong. Kau bahkan tidak cantik, dan
sekalinya ada wanita kaya raya yang muncul, situasimu tidak akan lebih baik
daripada nyonya ini di sini. Barangkali, kau akan berakhir lebih buruk!"
Kata-kata
ini seperti jarum beracun yang menyengat hati Janda Liu. Ia dipermalukan dan
berang, tetapi mengetahui bahwa ia tidak punya
pilihan. Kekuatan wanita ini cukup kuat untuk menahanku tetap di
tempat.
Tanpa
mendapat tanggapan dari Janda Liu, Su Xi-er langsung mendorongnya mundur. Janda
Liu pun bersandar ke belakang dan terhuyung-huyung beberapa langkah mundur.
Sama
seperti bagaimana cara ia menatap Ning An Lian dulu, Su Xi-er dengan dinginnya
memandang remeh wanita sombong di hadapannya. Orang itu bertingkah seolah ia
adalah orang tertinggi di atas tumpuan, menganggap semua yang berada di
bawahnya sebagai serangga belaka.
Mereka
kira diri mereka hebat, tetapi sesungguhnya mereka hanya membuang-buang waktu.
Zhang
Zhuang marah besar sewaktu ia melihat Janda Liu didorong. "Berani sekali
kau memukulnya?" Lalu, ia mendekati Su Xi-er, mencoba menyerangnya.
Namun,
ia baru saja maju dua langkah sebelum ia merasa lututnya lemas, membuatnya
berlutut di depan Su Xi-er.
Semua
orang terpana akan tindakannya.
Su
Xi-er tertawa kecil. "Oh, kakak, mengapa kau berlutut di hadapanku?
Bagaimana bisa aku menerima salam seagung ini?"
"Kau
...."
Zhang Zhuang ingin bangkit berdiri tetapi tubuhnya tidak bertenaga. "Apa
yang kau lakukan padaku?"
"Tidak
ada!" Mata Su Xi-er cerah tanpa adanya satu jejak pun kebohongan.
"Barangkali, kau merasa kalau kau telah melakukan begitu banyak kesalahan
terhadap istrimu, dan sekarang kau sedang menyesalinya?"
Sebelum
Zhang Zhuang dapat berbicara, Janda Liu berteriak, "Zhang Zhuang, lebih
baik kau menjelaskan dirimu!"
"Tao-er,
bukan begitu ...."
Su
Xi-er menginterupsi Zhang Zhuang. "Apanya yang kau maksud dengan 'bukan
begitu'? Jelas sekali kau sudah menyadari kesalahanmu sendiri."
"Aku
...."
Zhang Zhuang hanya merasakan kalau tenggorokannya serak dan kering, tidak mampu
mengeluarkan suara apa-apa. Tiba-tiba saja, sesuatu mengenai dagunya,
menyebabkannya mengangguk kesakitan. Meski demikian, bagi orang lain, tampak
seolah ia diam-diam menyetujuinya.
"Kakak,
kau bersama dengan Janda Liu karena sebenarnya kau mendambakan harta kekayaan
keluarganya, kan? Apabila keluarganya jadi miskin, bukankah kau akan segera
meninggalkannya?"
Zhang
Zhuang ingin menggeleng, tetapi ia merasakan rasa sakit di dagunya lagi, dan
mengangguk tanpa sebab.
Janda
Liu tidak dapat melihat ekspresinya sementara berdiri di belakangnya, tetapi
Zhang Zhuang mengangguk dua kali sungguh membuatnya marah.
Tiba-tiba
saja, ia bergegas mendekat dan menarik kerah Zhang Zhuang, mempertanyakan penuh
kegeraman, "Apa yang baru saja kau katakan? Kau hanya mengincar harta
kekayaan keluargaku? Brengsek!"
0 comments:
Posting Komentar