Senin, 17 Januari 2022

CTF - Chapter 156

Consort of A Thousand Faces

Chapter 156 : Su Xi-er Menunjukkan Kebolehannya


Dengan mentalitas massa yang tengah bermain sepenuhnya, ekspresi keduanya, baik Janda Liu dan Zhang Zhuang pun langsung berubah, dan mereka mengakar di tempatnya.

Janda Liu bukanlah orang yang mudah untuk ditangani. Meskipun mereka yang berada di sekelilingnya terus-terusan melemparkan caci-maki, tidak pernah sekali pun ia terpikirkan untuk menyelinap kabur. Sebaliknya, ia melotot galak pada mereka yang melemparkan sayur-mayur busuk tersebut.

Langsung saja, orang-orang yang melempari sayuran pun berhenti, takut akan pembalasan.

Melihat kalau ia telah mencapai tujuannya, Janda Liu pun kemudian mengalihkan tatapannya dan memelototi Su Xi-er. Melepaskan dirinya dari genggaman Zhang Zhuang, ia maju ke depan sampai ia berdiri langsung di hadapan wanita lain tersebut.

Ia tersenyum dengan penuh perasaan, menatap Su Xi-er angkuh. "Oh, siapakah ini? Kenapa kau ikut campur dengan urusan orang lain? Apakah kau tidak sadar dengan status sosialmu sendiri?"

Wanita biasa mana pun pasti sudah dibuat terbirit-birit oleh kata-katanya. Namun, Su Xi-er, bukanlah seorang wanita biasa.

Su Xi-er mengangkat sebelah alis, memerhatikan Janda Liu dengan tatapan menghina di matanya. "Kau akan mengetahui status sosialku nanti."

"Nona, mohon pergilah. Ini adalah urusan keluargaku, dan aku tidak ingin melibatkan dirimu." Née Li mencoba membujuk Su Xi-er, tangannya dengan putus asa mencoba mendorong orang itu agar pergi karena ia takut kalau Janda Liu akan menyakiti Su Xi-er.

Tetapi, Su Xi-er tidak mengindahkan perkataannya. "Nyonya, aku baik-baik saja. Kalau seseorang tanpa adanya rasa malu atau pun rasa bersalah bisa sesombong ini, aku harus membelamu dan menegakkan keadilan."

"Ha ... mulia sekali kedengarannya, apakah kau mengetahui siapa saudaraku?"

"Apakah penting siapa dirinya? Mungkinkah kau ingin menekanku dengan kekuasaanmu?" Aura membekukan Su Xi-er, berbarengan dengan fakta bahwa pakaian yang dikenakannya bukanlah baju orang biasa, membuat Janda Liu mulai menebak-nebak sendiri.

Dari pakaian yang dikenakan gadis ini, sepertinya ia bukan berasal dari keluarga biasa, dan aksennya tidak terdengar seolah ia berasal dari Provinsi Bulan juga.

Tetapi seperti kata pepatah, 'naga yang perkasa tidak akan bisa menghancurkan seekor ular di sarangnya'. Janda Liu termasuk tokoh berpengaruh di Provinsi Bulan. Kakak lelakinya bekerja di kantor kehakiman, memberikan keluarganya status yang tak tersentuh di Provinsi Bulan.

Walaupun Janda Liu merasa bahwa Su Xi-er bukanlah orang biasa, ia tidak bisa melihat bantuan yang mungkin akan menolong orang tersebut. Kemungkinan, ia hanyalah seorang nona muda dari keluarga kaya raya di provinsi lain yang diam-diam menyelinap keluar untuk bermain.

Berdasarkan asumsi ini, Janda Liu merasa bahwa ia tidak perlu takut pada seorang gadis dungu. "Nona, kalau aku adalah kau, aku sudah lama enyah. Kalau tidak, kau bahkan tidak akan tahu bagaimana akhirnya kau akan mati nanti."

Janda Liu sangat sombong, karena selain kakak lelakinya, bisnis keluarganya yang menjual gandum, minyak, dan beras berjalan dengan sangat baik.

Dikarenakan sokongan itulah, orang lain hanya mampu membicarakannya di balik punggungnya, walaupun faktanya ia telah menggoda seorang pria yang telah menikah sebagai janda. Mereka tidak berani membicarakannya di depan mukanya, apalagi mencoba membantu Née Li.

"Jadi, apa yang akan kau perbuat kalau aku tidak pergi?" Su Xi-er bertanya, memegangi Née Li dan membantunya bangun. Ia menghibur orang itu, "Nyonya, jangan cemas. Wanita ini jelas-jelas adalah rubah betina berkulit tebal. Kau pasti tahu, kalau suamimu bisa mengkhianatimu demi uangnya, ia pun dapat melakukan hal yang sama padanya ketika ia menemukan seorang wanita yang jauh lebih kaya lagi! Ia juga tidak akan lebih baik!"

Meskipun mata Su Xi-er tertuju Née Li saat ia mengucapkan kata-kata ini, itu pada dasarnya ditargetkan pada Janda Liu.

Raut wajah Janda Liu berubah seketika, wajahnya berubah menghitam penuh amarah. "Apa kau bilang?"

Zhang Zhuang buru-buru menenangkannya, "Tao-er, jangan khawatir. Aku hanya akan mencintaimu dalam kehidupan ini; aku tidak akan pernah jatuh cinta pada wanita lain lagi."

Biarpun demikian, Janda Liu tidak merasa tentram dan melepaskan dengusan dingin. "Lebih baik kau sadar tempatmu. Akan kupatahkan kakimu kalau kau jatuh cinta pada orang lain!"

Mendengarkan perkataannya, pria itu gemetaran dan seketika menjadi lesu.

Su Xi-er tepat saat mengatakan bahwa pria semuanya sama saja. Janda Liu jelas-jelas mengetahui kalau Zhang Zhuang memilih dirinya dikarenakan oleh latar belakangnya, dan itulah mengapa ia akan melakukan apa pun untuk menyenangkan dirinya. Apabila ia menemukan seorang wanita yang lebih kaya, tidak ada jaminan kalau ia tidak akan mengubah pikirannya.

Su Xi-er pun hanya mampu tertawa selagi ia menatap mereka berdua.

Janda Liu sudah tampak kesal, tetapi benar-benar marah akibat tawa Su Xi-er. "Apa yang kau tertawakan? Jalang!"

"Siapa jalang yang sedang kau bicarakan?"

"Kau ...." Janda Liu cerdas karena menghentikan dirinya, tak sudi mengambil risiko menjawab lebih jauh. Sebaliknya, ia langsung maju, mencoba menampar wajah Su Xi-er.

"Ah!"

Seseorang dari kerumunan terkesiap ketakutan. Mereka merasa kalau gadis yang membela Née Li pasti akan ditampar oleh Janda Liu.

Plak! Suara nyaring dari daging yang saling bertemu pun menggema di antara kerumunan.

Semua orang menengadah dan melihat kalau Su Xi-er telah meraih pergelangan tangan Janda Liu.

"Kau ...."

Su Xi-er menatapnya sambil tersenyum dan berkata, "Yang kau miliki hanyalah uang busukmu itu, tetapi kau masih sangat sombong. Kau bahkan tidak cantik, dan sekalinya ada wanita kaya raya yang muncul, situasimu tidak akan lebih baik daripada nyonya ini di sini. Barangkali, kau akan berakhir lebih buruk!"

Kata-kata ini seperti jarum beracun yang menyengat hati Janda Liu. Ia dipermalukan dan berang, tetapi mengetahui bahwa ia tidak punya pilihan. Kekuatan wanita ini cukup kuat untuk menahanku tetap di tempat.

Tanpa mendapat tanggapan dari Janda Liu, Su Xi-er langsung mendorongnya mundur. Janda Liu pun bersandar ke belakang dan terhuyung-huyung beberapa langkah mundur.

Sama seperti bagaimana cara ia menatap Ning An Lian dulu, Su Xi-er dengan dinginnya memandang remeh wanita sombong di hadapannya. Orang itu bertingkah seolah ia adalah orang tertinggi di atas tumpuan, menganggap semua yang berada di bawahnya sebagai serangga belaka.

Mereka kira diri mereka hebat, tetapi sesungguhnya mereka hanya membuang-buang waktu.

Zhang Zhuang marah besar sewaktu ia melihat Janda Liu didorong. "Berani sekali kau memukulnya?" Lalu, ia mendekati Su Xi-er, mencoba menyerangnya.

Namun, ia baru saja maju dua langkah sebelum ia merasa lututnya lemas, membuatnya berlutut di depan Su Xi-er.

Semua orang terpana akan tindakannya.

Su Xi-er tertawa kecil. "Oh, kakak, mengapa kau berlutut di hadapanku? Bagaimana bisa aku menerima salam seagung ini?"

"Kau ...." Zhang Zhuang ingin bangkit berdiri tetapi tubuhnya tidak bertenaga. "Apa yang kau lakukan padaku?"

"Tidak ada!" Mata Su Xi-er cerah tanpa adanya satu jejak pun kebohongan. "Barangkali, kau merasa kalau kau telah melakukan begitu banyak kesalahan terhadap istrimu, dan sekarang kau sedang menyesalinya?"

Sebelum Zhang Zhuang dapat berbicara, Janda Liu berteriak, "Zhang Zhuang, lebih baik kau menjelaskan dirimu!"

"Tao-er, bukan begitu ...."

Su Xi-er menginterupsi Zhang Zhuang. "Apanya yang kau maksud dengan 'bukan begitu'? Jelas sekali kau sudah menyadari kesalahanmu sendiri."

"Aku ...." Zhang Zhuang hanya merasakan kalau tenggorokannya serak dan kering, tidak mampu mengeluarkan suara apa-apa. Tiba-tiba saja, sesuatu mengenai dagunya, menyebabkannya mengangguk kesakitan. Meski demikian, bagi orang lain, tampak seolah ia diam-diam menyetujuinya.

"Kakak, kau bersama dengan Janda Liu karena sebenarnya kau mendambakan harta kekayaan keluarganya, kan? Apabila keluarganya jadi miskin, bukankah kau akan segera meninggalkannya?"

Zhang Zhuang ingin menggeleng, tetapi ia merasakan rasa sakit di dagunya lagi, dan mengangguk tanpa sebab.

Janda Liu tidak dapat melihat ekspresinya sementara berdiri di belakangnya, tetapi Zhang Zhuang mengangguk dua kali sungguh membuatnya marah.

Tiba-tiba saja, ia bergegas mendekat dan menarik kerah Zhang Zhuang, mempertanyakan penuh kegeraman, "Apa yang baru saja kau katakan? Kau hanya mengincar harta kekayaan keluargaku? Brengsek!"

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar