Selasa, 11 Januari 2022

CTF - Chapter 155

Consort of A Thousand Faces

Chapter 155 : Pasangan Zina


Su Xi-er mendengarkan diam-diam kerumunan yang bergosip, mempelajari kalau nama pria itu adalah Zhang Zhuang. Ia berselingkuh dengan seorang janda kaya raya, Janda Liu, dan oleh karena itulah mengabaikan istrinya, bahkan memukulinya ketika istrinya mencoba menghentikannya.

"Sialan kau, kau sungguh ingin meninggalkan istri dan putramu demi seorang janda. Apakah kau serius? Huh?" Istri Zhang Zhuang menangis selagi ia berpegangan erat pada lengan jubah suaminya, tidak mau melepaskannya.

Tetapi, semua yang terjadi hanyalah omelan dan pemukulan yang lebih keras dari Zhang Zhuang. "Lepaskan aku, lepas! Aku sudah tidak menginginkanmu lagi. Wanita sialan, wanita bau. Bagaimana kau akan memberiku makan tanpa uang? Dulu, aku melihat bahwa keluargamu punya uang, tetapi tidak menduga kalau saudara malangmu menghabiskan semuanya untuk biaya pengobatannya. Sekarang karena kau sudah tidak punya uang sepeser pun, apakah kau akan membiarkanku makan angin?"

"Dasar pria tidak punya hati, betapa tak berperasaan. Bagaimana bisa kau melakukan ini pada Xiao Bao dan aku?" Née Li menangis; sepertinya ia baru mengetahui sifat asli suaminya hari ini.

Anak di sampingnya menangis keras. Segera setelah tangannya bersentuhan dengan lengan jubah ayahnya, orang itu dengan kejam menepisnya. "Kau, barang tidak berguna, menyingkir dari jalanku."

Tindakan itu langsung melemparkan si anak ke tanah. Dengan bocah sekecil itu, menangis dengan sebegitu sedihnya, tak ada manusia mana pun yang tega melakukan hal semacam itu, terlebih lagi ayahnya.

Kerumunan di sekitarnya mengutuk dan menunjuk-nunjuk ke arah si pria tak berperasaan dan amoral tersebut. Ia sungguh berselingkuh dengan seorang janda demi kekayaan, dengan mudahnya meninggalkan istri dan anaknya.

Tetapi, tak peduli seberapa mengerikannya pria ini, di mata Née Li, ia tetaplah suaminya. Ia tidak dapat hidup tanpa suaminya, dan anak mereka tidak bisa hidup tanpa keluarga yang lengkap.

Sehingga, bahkan ketika ia dipukuli hingga menghitam dan membiru, ia tidak akan melepaskannya. Ia tahu, sekalinya ia melepaskannya, ia benar-benar akan kehilangan suaminya dan jadi bahan tertawaan. Keluarga gadisnya tidak akan menerimanya, ia juga tidak akan bisa bertahan hidup di rumahnya sekarang ini. Hanya kematian yang menantinya.

"Suami, jangan pergi. Tak bisakah kau tidak pergi?"

Née Li menarik keliman celananya dengan sisa tenaganya yang terakhir. Ia tampak kacau berantakan, tetapi tak ada satu orang pun yang ada di jalanan tersebut yang maju untuk menolongnya.

Melihat bahwa ini adalah urusan keluarga orang lain, mereka takut kalau mencoba membela malah akan mengenai mereka.

Melihat istrinya menarik-narik keliman celananya, Zhang Zhuang menghentakkan kakinya, mengibaskan tangannya dalam satu gerakan.

Ia memandangi istrinya yang tergeletak di tanah dengan penghinaan dan mendengus dingin, "Aku mungkin masih suamimu kalau kau tidak membawa masalah ini terbuka, tetapi sekarang kau hanya mencari mati. Mulai hari ini dan seterusnya, jangan pernah bermimpi kalau aku akan kembali ke rumah ini. Aku tidak akan pernah menginginkanmu lagi, dasar wanita jelek!"

Air mata merembes menuruni wajah Née Li sewaktu ia mendengarkan ucapan suaminya. Mulutnya terbuka, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar.

Ia berusia enam belas tahun saat bertemu suaminya, terkenal sebagai gadis cantik di desa tempat mereka berasal. Ditambah dengan fakta bahwa keluarganya sedikit kaya, ada banyak pemuda yang berdatangan, melamarnya.

Namun, ia hanya menyukai Zhang Zhuang, dan menghabiskan cukup banyak usaha, memohon pada orang tuanya sebelum mereka membiarkannya menikahi pria ini.

Tetapi, suaminya berasal dari keluarga yang miskin, belum lagi ibunya yang sakit meninggal dunia dalam dua tahun pernikahan mereka.

Meskipun telah dimanjakan semenjak masih muda, setelah menikahi suaminya yang sekarang, Née Li dipaksa mempelajari bagaimana caranya mengurusi keluarga mereka yang miskin. Kerja keras membuat kulitnya kecokelatan, dan sosoknya bukan lagi seperti dulu setelah melahirkan anak. Tinggi dan kuat, ia tak lagi terlihat seperti seorang pengantin muda.

Sekarang, suaminya sungguh mengatakan kalau ia jijik akan kejelekannya, dan bahwa dirinya memandang rendah keluarga gadisnya yang telah menjadi miskin!

"Oh, ada apa ribut-ribut ini?" Suara melengking tiba-tiba terdengar sewaktu seorang wanita berpakaian menarik muncul dari dalam kerumunan.

"Bukankah itu Janda Liu?" Si pria paruh baya yang berdiri di sebelah Su Xi-er berseru. "Itu dia, dialah orang yang menggoda suami orang lain.

Su Xi-er mendengarnya. Jadi, ia adalah si janda yang merampas suami orang lain.

Janda Liu berjalan maju dengan menggoyangkan bahu dan pinggulnya berlebihan, dan menggelayuti lengan Zhang Zhuang di tengah hari bolong.

Ia melirik jijik ke arah anak kecil di dekatnya sebelum mengalihkan tatapannya pada Née Li. Ia berujar sembari tersenyum, "Kau begitu jelek, tetapi ia sudah menoleransi dirimu sekian lama. Semestinya, kau sudah cukup puas dengan itu, tetapi kini, ia adalah milikku."

Setelah mengatakan itu, Janda Liu menutupi mulutnya dan tertawa seolah ia telah mendapatkan harta paling berharga di dunia, dan menulikan telinga akan kutukan dan sumpah serapah dari orang lain.

"Dasar jalang!" Wajah Née Li pucat, tetapi ia masih mengecam di antara deritan giginya yang bergemelatuk.

"Kaulah si jalang itu!" Zhang Zhuang memarahi istrinya. Caranya menatap istrinya sama sekali bukanlah perasaan mendalam yang akan dibagi oleh sepasang suami-istri. Sebaliknya, tatapannya lebih seperti musuh, seolah istrinya menunda masa depannya yang cerah.

Mendapatkan dukungan pria itu, Janda Liu bahkan lebih berani, tak lagi takut menarik kegusaran kerumanan tersebut.

Ia berkata pada Née Li, yang berada di bawah. "Kau tidak tahu, kan? Kami sudah bersama-sama sejak tiga tahun yang lalu. Bayi di dalam perutku sekarang ini baru saja berusia tiga bulan."

Segera saja, muncul keributan.

Tak disangka kalau Janda Liu sangat tidak tahu malu. Ia bahkan tidak menahan diri setelah kematian suaminya, berhubungan dengan suami wanita lain, sampai mengandung untuk dipamerkan!

Su Xi-er melirik ke arah Née Li yang tetap menyedihkan di tanah, kemudian ke arah si Janda Liu yang angkuh. Tiba-tiba saja, pikirannya melayang.

Aku ingat seseorang mengatakan hal yang mirip padaku dulu.

"Aku melakukan tiga kali aborsi demi Yun Ruo Feng! Aku sedang mengandung sekarang. Akhirnya, aku bisa mengandung anak ini!"

Ning An Lian sama seperti janda ini; bisa dengan sombongnya mengangkat kepala mereka tinggi-tinggi setelah tanpa tahu malunya merampas barang milik orang lain.

Sayang sekali, tampaknya Ning An Lian keguguran. Kalau tidak, kabarnya pasti sudah lama menyebar. Mungkinkah ini dapat dianggap sebagai 'tidak ada jalan meloloskan diri dari dosa-dosa yang telah kita perbuat'?

Melihat konfrontasi di antara kedua pihak, si istri sah seperti kain lap yang dibuang, sementara Janda Liu menjadi kue manis yang digenggam Zhang Zhuang dalam tangannya.

Tanpa mengucapkan apa-apa, Su Xi-er memungut tiga kerikil dari tanah. Dengan satu jentikan jarinya, batunya terbang ke arah lutut, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki Janda Liu.

Janda Liu menjerit dan berlutut tiba-tiba. Zhang Zhuang, yang berdiri di sisinya, langsung memapahnya dan bertanya dengan suara rendah, "Ada apa?"

Ekspresi Janda Liu berubah. Ia melihat ke sekitar, tetapi tak melihat apa-apa.

Ia melirik ke arah Née Li, orang itu perlahan mencoba bangun. Ia mencibir sebelum mengubah ekspresinya dan berujar malu-malu, "Bukan apa-apa. Barangkali bayinya bergerak? Anak ini sungguh mempersulitku di usia sekecil ini."

Su Xi-er tidak mampu menahannya lagi dan berkomentar dingin, "Sungguh pasangan zina yang tak tahu malu. Ini adalah pertama kalinya aku melihat seseorang dengan begitu beraninya mengakui melakukan perzinaan di depan umum, ditambah dengan mengandung pula. Apakah kalian berdua tidak takut akan bisik-bisik orang lain? Kalau aku orang yang melakukan hal sebegini tidak tahu malunya, aku mungkin akan menumburkan kepalaku ke tembok dan mati saja. Mungkin, akan baik-baik saja kalau tetap berada di balik pintu, tetapi di sini, kalian berada di jalanan utama, mempersembahkannya pada seluruh lingkungan. Apakah kalian tahu apa itu rasa malu? Apakah kulit kalian benar-benar setebal itu?"

Dengan hati-hati, Su Xi-er membantu Née Li bangkit sewaktu ia berbicara, memelototi pasangan yang berselingkuh di seberang mereka.

Dengan Su Xi-er yang membuka pintu airnya, orang-orang di kerumunan juga mulai menunjuk-nunjuk dan melemparkan penghinaan pada mereka, berharap untuk menenggelamkan pasangan tersebut dalam ludah mereka.

Ini terutama berlaku bagi para wanita yang telah menikah yang memandang rendah seseorang seperti Janda Liu, seorang wanita menikah yang menyombongkan diri hanya karena keluarga suaminya sedikit kaya. Mereka melemparkan penghinaan yang jauh lebih jahat lagi, berharap agar pasangan zina tersebut akan menggali satu lubang di tanah dan merangkak masuk ke dalamnya karena malu. Beberapa orang bahkan memunguti daun sayur-mayur busuk dari tanah untuk dilemparkan pada mereka.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar