Consort of A Thousand Faces
Chapter 157 : Selesai Memberi Pelajaran
Zhang
Zhuang, yang tiba-tiba saja dapat mengendalikan tubuhnya, buru-buru mencoba
menjelaskan. "Tao-er, dengarkan penjelasanku. Bukan seperti yang kau
pikirkan."
"Lalu,
apa itu maksudnya?" Janda Liu mengabaikan semuanya dan langsung menyerang
Zhang Zhuang, memukuli kepalanya. Kerumunan di sekitarnya merasa seakan mereka
sedang menonton drama menyenangkan yang terungkap di hadapan mereka.
"Tao-er,
aku tidak bilang apa pun
barusan ini. Aku tidak mengatakan apa-apa."
"Lalu,
kenapa kau mengangguk? Apakah kau kira aku tidak tahu apa tujuanmu? Aku akan
menyuruh kakak lelakiku mematahkan kakimu kalau kau bahkan berpikir untuk meninggalkanku setelah mendapatkan harta kekayaan
keluargaku."
"Itu
tidak sengaja. Sesuatu mengenai daguku, dan rasa
sakitnya membuatku mengangguk tanpa sadar." Zhang Zhuang mengarang
penjelasan secara acak, tetapi takut menyakiti perasaannya juga.
Ia
mengalihkan pandangannya pada Su Xi-er, melihat gadis itu tersenyum. Jelas
sekali kalau ia memainkan bagiannya dalam ini.
Ia
langsung menggenggam tangan Janda Liu. "Tao-er, ini semua perbuatannya!
Aku hanya mengangguk karena sihir yang dilemparkannya."
Janda
Liu juga bukanlah orang bodoh. Ia menyadari, setelah memukulinya, Zhang Zhuang
bukanlah tipe orang yang cukup berani menyinggungnya seterbuka itu.
Ia
maju dengan gusar. Kali ini, ia mengerahkan seluruh tenaganya. Ia tidak
meremehkan Su Xi-er sebagai seorang wanita lemah dan tak berdaya seperti
sebelumnya.
Sayangnya,
Su Xi-er tetap menangkap kedua tangannya.
Dengan
satu dorongan ringan, Janda Liu jatuh ke tanah. Segera setelahnya, ia menjerit,
"Aw, aw."
"Bayiku,
bayiku ...."
Janda Liu memasang ekspresi kesakitan, tangannya mencengkeram perutnya seolah
ia berada di ambang kematian.
Su
Xi-er menatapnya dingin. Aku sungguh ingin tahu, berapa lama wanita ini
dapat meneruskan sandiwaranya.
Zhang
Zhuang kini panik dan ketakutan. "Tao-er, apakah kau baik-baik saja?"
"Bayiku,
apakah aku akan kehilangan bayiku? Apakah bayinya akan keguguran?" Janda
Liu melemparkan tatapan keji pada Su Xi-er bahkan ketika ia meratap. Kali
ini, aku harus membuatnya menemui ajalnya!
"Tao-er,
bagaimana keadaanmu? Apakah perutmu sakit sekali?"
"Aku
akan kehilangan bayiku, tidak ada lagi ...." Janda
Liu meratap dan mengisyaratkan agar seseorang melaporkan ini pada kantor
kehakiman agar ia bisa menangkap Su Xi-er.
Zhang
Zhuang kembali tersadar dan langsung meminta seseorang di kerumunan melaporkan
ini pada kantor kehakiman, tetapi tak ada seorang pun yang bersedia.
Su
Xi-er tersenyum dingin sewaktu ia mengambil dua langkah maju. "Tidak perlu
buru-buru pergi ke kantor kehakiman. Bagaimana kalau kita periksa dulu, apakah
bayinya masih utuh?"
Tidak
ada seorang pun menduga perkataan Su Xi-er. Semuanya mengira ia akan ketakutan
atau senang, tetapi tidak ada yang mengira ia akan merasa khawatir!
Beruntungnya
bagi Janda Liu, tidak seorang pun menyadari perubahan seketika dalam
ekspresinya mendengar kata-kata Su Xi-er.
Kemudian,
Su Xi-er berbicara lagi. "Apakah di sini ada orang yang menjalankan sebuah
klinik? Dapatkah kau memeriksanya dulu dan memeriksa apakah bayinya masih
utuh."
Dua
orang langsung memperlihatkan diri mereka setelah ia berbicara, mengatakan bahwa mereka adalah tabib. Tampaknya, salah satu dari
mereka adalah Liu Quan, Tabib ternama Liu di Provinsi Bulan.
(T/N
: Liu-nya berbeda dengan marga Liu si janda.)
Su
Xi-er tidak buru-buru dan memberi jalan bagi para tabib. Menunjuk ke arah Janda
Liu, ia meminta. "Bersediakah kedua tabib, tolong memeriksa janda ini dan
melihat apakah bayinya masih utuh?"
Karena
tugas seorang tabib adalah untuk menyelamatkan nyawa, Tabib Liu tidak terlalu
banyak berpikir dan mengangkat tangannya, ingin merasakan denyut nadi Janda
Liu.
Akan
tetapi, seolah Janda Liu melihat sesuatu yang mengerikan, ia menepis tangan si
tabib. "Tidak! Aku tidak ingin diperiksa tabib."
Zhang
Zhuang juga tidak mengetahui apa yang salah dengan Janda Liu. Ia buru-buru
menenangkannya. "Tao-er, mengapa tidak biarkan tabibnya memeriksa, untuk
melihat apakah bayinya baik-baik saja?"
"Aku
tidak mau!" Janda Liu bersikeras tidak mengulurkan tangannya.
Dengan
itu, ia bergegas bangkit dan mundur jauh sekali. Bagaimana bisa
kelihatan seolah ia didorong dan keguguran? Bahkan tidak ada setetes pun
darahnya.
Kedua
tabib itu saling bertatapan kaget, tidak mampu menebak perilaku
Janda Liu.
"Hmph,
kau tidak berani membiarkan tabib memeriksa denyut nadimu? Apakah kau takut
ketahuan?" Su Xi-er mengejek sewaktu ia sedikit berjongkok.
"Apa
... apa yang kau katakan? Aku tidak mengerti apa maksudmu." Janda Liu
terus berpura-pura kalau ia tidak tahu apa-apa.
"Kau
boleh terus bersandiwara, tetapi aku ingin melihat apakah kau benar-benar dapat
melahirkan dalam waktu tujuh bulan!"
Kerumunannya
meledak riuh-rendah. Mereka yang berpikiran lebih dalam tentang itu jelas
sekali memahami perkataan Su Xi-er.
Apakah
itu berarti Janda Liu berpura-pura mengandung?
Bukan
hanya kerumunannya yang terkejut; bahkan Zhang Zhuang pun menatap Janda Liu
dalam kelinglungannya.
Ia
bertanya, "Tao-er, apakah yang mereka katakan itu benar?"
"Tidak,
bukan ...."
Janda Liu meraba-raba kata-katanya, tetapi Su Xi-er menginterupsinya sebelum ia
dapat menyelesaikan kalimatnya.
"Kalau
kau ingin mengatakan kau keguguran karena aku mendorongmu, maka biarkan tabib
mendiagnosanya. Lakukan diagnosa sekarang juga. Kalau kau tidak bersedia, maka
nuranimu pasti merasa bersalah."
Janda
Liu tidak berbicara sepatah kata pun. Ia jelas-jelas paham bahwa bayi dalam
perutnya hanyalah alasan untuk mengikat Zhang Zhuang.
Kualifikasinya
mungkin bukan yang paling menarik, tetapi Zhang Zhuang tampan. Setelah menjadi
seorang janda sebegitu lama, aku mengharapkan seorang suami tanpa menjadi suatu
perselingkuhan.
Siapa
sangka, rencananya tersingkap oleh gadis ini!
Aku
tidak memberitahukan ini pada siapa pun, jadi
bagaimana gadis ini mengetahui tentang itu?
Kebuntuan
itu berlangsung selama beberapa lama hingga akhirnya semua orang mengetahuinya.
Janda Liu jelas sekali berpura-pura mengandung. Ia ingin menyalahkan orang lain
karena menyebabkannya keguguran, tetapi tidak menduga kalau pihak lainnya
menyuruh seorang tabib untuk melakukan pemeriksaan.
Caci-maki
yang dilemparkan oleh kerumunan jadi semakin sengit, dan meskipun Janda Liu
bermental kuat, ia tetap berjalan pergi dengan malu.
Zhang
Zhuang mengekorinya, memanggil-manggil "Tao-er" seraya mengejarnya. Segala sesuatunya sudah tidak bisa lebih intim lagi di
antara mereka.
Su
Xi-er melihat sekali dan mengetahui bahwa selama pria ini
punya uang, ia akan dengan cepat membuang Janda Liu yang pemberang ini, bahkan
dengan gaya yang lebih parah ketimbang yang dilakukan terhadap istrinya.
Kerumunan
mulai menyebar setelah keributannya mereda, sudah puas menikmati hiburan
mereka.
Née
Li memegangi putranya, Xiao Bao, dalam pelukannya seraya terisak, air mata dan
ingus mengaliri wajahnya.
Su
Xi-er memerhatikan mereka, tetapi hatinya tidak merasa lebih baik. Meskipun ia
membela mereka, keluarga wanita itu tetap hancur.
Tepat
saat Su Xi-er bersiap untuk pergi, suara datang dari belakangnya. "Nona,
terima kasih."
Ia
berbalik dan tersenyum pada Née Li. "Sama-sama. Aku tidak banyak membantu.
Janda Liu sendiri yang memancingnya. Meskipun jika aku tidak menanganinya,
seseorang pasti akan melakukannya cepat atau lambat."
Née
Li tidak memahami detail gelapnya. Ia hanya tahu kalau suaminya benar-benar
pergi kali ini. Pernikahan yang telah diusahakannya dengan sebegitu kerasnya
hanya ada secara nominal, tetapi sebenarnya sudah gagal. Aku hanya akan
melepaskannya saja sekarang.
"Nona,
biar bagaimanapun, aku ingin berterima kasih padamu. Kau bisa
mampir ke rumahku jika kau tidak keberatan."
Su
Xi-er merenunginya sebelum akhirnya mengangguk setuju.
***
Ketiga
orang tersebut berjalan memasuki jalan bertanah kuning di pedesaan. Née Li
terus mengulangi bahwa pondok kecilnya itu reyot dan meminta Su Xi-er
untuk memakluminya.
Namun,
apa lagi yang belum pernah dilihat Su Xi-er? Mana mungkin ia keberatan?
Tetapi,
ketika ia melihat rumah Née Li—jendela dan ubin yang rusak, begitupula dengan
bangku di dekat meja yang kehilangan satu kakinya, ia tidak pernah menyangka
kalau seorang pria sungguh dapat menghancurkan rumah tangganya sampai seperti
ini! Mengapa pria semacam ini terus ada di Bumi ini?
Née
Li agak malu dan hanya mampu tersenyum. "Nona, mohon dimaklumi. Kami tidak
punya pilihan karena Zhuang mengambil semua uang di rumah dan berfoya-foya.
Rumah asli kami juga dijual, hanya menyisakan ini."
"Aku
tidak keberatan, Nyonya. Ini bukan salahmu." Berkata begitu, Su Xi-er tak
punya kata-kata tersisa.
Née
Li melihat hari sudah malam dan memutuskan untuk cepat-cepat membuatkan makanan
untuk berterima kasih pada Su Xi-er.
0 comments:
Posting Komentar