Senin, 17 Januari 2022

CTF - Chapter 157

Consort of A Thousand Faces

Chapter 157 : Selesai Memberi Pelajaran


Zhang Zhuang, yang tiba-tiba saja dapat mengendalikan tubuhnya, buru-buru mencoba menjelaskan. "Tao-er, dengarkan penjelasanku. Bukan seperti yang kau pikirkan."

"Lalu, apa itu maksudnya?" Janda Liu mengabaikan semuanya dan langsung menyerang Zhang Zhuang, memukuli kepalanya. Kerumunan di sekitarnya merasa seakan mereka sedang menonton drama menyenangkan yang terungkap di hadapan mereka.

"Tao-er, aku tidak bilang apa pun barusan ini. Aku tidak mengatakan apa-apa."

"Lalu, kenapa kau mengangguk? Apakah kau kira aku tidak tahu apa tujuanmu? Aku akan menyuruh kakak lelakiku mematahkan kakimu kalau kau bahkan berpikir untuk meninggalkanku setelah mendapatkan harta kekayaan keluargaku."

"Itu tidak sengaja. Sesuatu mengenai daguku, dan rasa sakitnya membuatku mengangguk tanpa sadar." Zhang Zhuang mengarang penjelasan secara acak, tetapi takut menyakiti perasaannya juga.

Ia mengalihkan pandangannya pada Su Xi-er, melihat gadis itu tersenyum. Jelas sekali kalau ia memainkan bagiannya dalam ini.

Ia langsung menggenggam tangan Janda Liu. "Tao-er, ini semua perbuatannya! Aku hanya mengangguk karena sihir yang dilemparkannya."

Janda Liu juga bukanlah orang bodoh. Ia menyadari, setelah memukulinya, Zhang Zhuang bukanlah tipe orang yang cukup berani menyinggungnya seterbuka itu.

Ia maju dengan gusar. Kali ini, ia mengerahkan seluruh tenaganya. Ia tidak meremehkan Su Xi-er sebagai seorang wanita lemah dan tak berdaya seperti sebelumnya.

Sayangnya, Su Xi-er tetap menangkap kedua tangannya.

Dengan satu dorongan ringan, Janda Liu jatuh ke tanah. Segera setelahnya, ia menjerit, "Aw, aw."

"Bayiku, bayiku ...." Janda Liu memasang ekspresi kesakitan, tangannya mencengkeram perutnya seolah ia berada di ambang kematian.

Su Xi-er menatapnya dingin. Aku sungguh ingin tahu, berapa lama wanita ini dapat meneruskan sandiwaranya.

Zhang Zhuang kini panik dan ketakutan. "Tao-er, apakah kau baik-baik saja?"

"Bayiku, apakah aku akan kehilangan bayiku? Apakah bayinya akan keguguran?" Janda Liu melemparkan tatapan keji pada Su Xi-er bahkan ketika ia meratap. Kali ini, aku harus membuatnya menemui ajalnya!

"Tao-er, bagaimana keadaanmu? Apakah perutmu sakit sekali?"

"Aku akan kehilangan bayiku, tidak ada lagi ...." Janda Liu meratap dan mengisyaratkan agar seseorang melaporkan ini pada kantor kehakiman agar ia bisa menangkap Su Xi-er.

Zhang Zhuang kembali tersadar dan langsung meminta seseorang di kerumunan melaporkan ini pada kantor kehakiman, tetapi tak ada seorang pun yang bersedia.

Su Xi-er tersenyum dingin sewaktu ia mengambil dua langkah maju. "Tidak perlu buru-buru pergi ke kantor kehakiman. Bagaimana kalau kita periksa dulu, apakah bayinya masih utuh?"

Tidak ada seorang pun menduga perkataan Su Xi-er. Semuanya mengira ia akan ketakutan atau senang, tetapi tidak ada yang mengira ia akan merasa khawatir!

Beruntungnya bagi Janda Liu, tidak seorang pun menyadari perubahan seketika dalam ekspresinya mendengar kata-kata Su Xi-er.

Kemudian, Su Xi-er berbicara lagi. "Apakah di sini ada orang yang menjalankan sebuah klinik? Dapatkah kau memeriksanya dulu dan memeriksa apakah bayinya masih utuh."

Dua orang langsung memperlihatkan diri mereka setelah ia berbicara, mengatakan bahwa mereka adalah tabib. Tampaknya, salah satu dari mereka adalah Liu Quan, Tabib ternama Liu di Provinsi Bulan.

(T/N : Liu-nya berbeda dengan marga Liu si janda.)

Su Xi-er tidak buru-buru dan memberi jalan bagi para tabib. Menunjuk ke arah Janda Liu, ia meminta. "Bersediakah kedua tabib, tolong memeriksa janda ini dan melihat apakah bayinya masih utuh?"

Karena tugas seorang tabib adalah untuk menyelamatkan nyawa, Tabib Liu tidak terlalu banyak berpikir dan mengangkat tangannya, ingin merasakan denyut nadi Janda Liu.

Akan tetapi, seolah Janda Liu melihat sesuatu yang mengerikan, ia menepis tangan si tabib. "Tidak! Aku tidak ingin diperiksa tabib."

Zhang Zhuang juga tidak mengetahui apa yang salah dengan Janda Liu. Ia buru-buru menenangkannya. "Tao-er, mengapa tidak biarkan tabibnya memeriksa, untuk melihat apakah bayinya baik-baik saja?"

"Aku tidak mau!" Janda Liu bersikeras tidak mengulurkan tangannya.

Dengan itu, ia bergegas bangkit dan mundur jauh sekali. Bagaimana bisa kelihatan seolah ia didorong dan keguguran? Bahkan tidak ada setetes pun darahnya.

Kedua tabib itu saling bertatapan kaget, tidak mampu menebak perilaku Janda Liu.

"Hmph, kau tidak berani membiarkan tabib memeriksa denyut nadimu? Apakah kau takut ketahuan?" Su Xi-er mengejek sewaktu ia sedikit berjongkok.

"Apa ... apa yang kau katakan? Aku tidak mengerti apa maksudmu." Janda Liu terus berpura-pura kalau ia tidak tahu apa-apa.

"Kau boleh terus bersandiwara, tetapi aku ingin melihat apakah kau benar-benar dapat melahirkan dalam waktu tujuh bulan!"

Kerumunannya meledak riuh-rendah. Mereka yang berpikiran lebih dalam tentang itu jelas sekali memahami perkataan Su Xi-er.

Apakah itu berarti Janda Liu berpura-pura mengandung?

Bukan hanya kerumunannya yang terkejut; bahkan Zhang Zhuang pun menatap Janda Liu dalam kelinglungannya.

Ia bertanya, "Tao-er, apakah yang mereka katakan itu benar?"

"Tidak, bukan ...." Janda Liu meraba-raba kata-katanya, tetapi Su Xi-er menginterupsinya sebelum ia dapat menyelesaikan kalimatnya.

"Kalau kau ingin mengatakan kau keguguran karena aku mendorongmu, maka biarkan tabib mendiagnosanya. Lakukan diagnosa sekarang juga. Kalau kau tidak bersedia, maka nuranimu pasti merasa bersalah."

Janda Liu tidak berbicara sepatah kata pun. Ia jelas-jelas paham bahwa bayi dalam perutnya hanyalah alasan untuk mengikat Zhang Zhuang.

Kualifikasinya mungkin bukan yang paling menarik, tetapi Zhang Zhuang tampan. Setelah menjadi seorang janda sebegitu lama, aku mengharapkan seorang suami tanpa menjadi suatu perselingkuhan.

Siapa sangka, rencananya tersingkap oleh gadis ini!

Aku tidak memberitahukan ini pada siapa pun, jadi bagaimana gadis ini mengetahui tentang itu?

Kebuntuan itu berlangsung selama beberapa lama hingga akhirnya semua orang mengetahuinya. Janda Liu jelas sekali berpura-pura mengandung. Ia ingin menyalahkan orang lain karena menyebabkannya keguguran, tetapi tidak menduga kalau pihak lainnya menyuruh seorang tabib untuk melakukan pemeriksaan.

Caci-maki yang dilemparkan oleh kerumunan jadi semakin sengit, dan meskipun Janda Liu bermental kuat, ia tetap berjalan pergi dengan malu.

Zhang Zhuang mengekorinya, memanggil-manggil "Tao-er" seraya mengejarnya. Segala sesuatunya sudah tidak bisa lebih intim lagi di antara mereka.

Su Xi-er melihat sekali dan mengetahui bahwa selama pria ini punya uang, ia akan dengan cepat membuang Janda Liu yang pemberang ini, bahkan dengan gaya yang lebih parah ketimbang yang dilakukan terhadap istrinya.

Kerumunan mulai menyebar setelah keributannya mereda, sudah puas menikmati hiburan mereka.

Née Li memegangi putranya, Xiao Bao, dalam pelukannya seraya terisak, air mata dan ingus mengaliri wajahnya.

Su Xi-er memerhatikan mereka, tetapi hatinya tidak merasa lebih baik. Meskipun ia membela mereka, keluarga wanita itu tetap hancur.

Tepat saat Su Xi-er bersiap untuk pergi, suara datang dari belakangnya. "Nona, terima kasih."

Ia berbalik dan tersenyum pada Née Li. "Sama-sama. Aku tidak banyak membantu. Janda Liu sendiri yang memancingnya. Meskipun jika aku tidak menanganinya, seseorang pasti akan melakukannya cepat atau lambat."

Née Li tidak memahami detail gelapnya. Ia hanya tahu kalau suaminya benar-benar pergi kali ini. Pernikahan yang telah diusahakannya dengan sebegitu kerasnya hanya ada secara nominal, tetapi sebenarnya sudah gagal. Aku hanya akan melepaskannya saja sekarang.

"Nona, biar bagaimanapun, aku ingin berterima kasih padamu. Kau bisa mampir ke rumahku jika kau tidak keberatan."

Su Xi-er merenunginya sebelum akhirnya mengangguk setuju.

***

Ketiga orang tersebut berjalan memasuki jalan bertanah kuning di pedesaan. Née Li terus mengulangi bahwa pondok kecilnya itu reyot dan meminta Su Xi-er untuk memakluminya.

Namun, apa lagi yang belum pernah dilihat Su Xi-er? Mana mungkin ia keberatan?

Tetapi, ketika ia melihat rumah Née Li—jendela dan ubin yang rusak, begitupula dengan bangku di dekat meja yang kehilangan satu kakinya, ia tidak pernah menyangka kalau seorang pria sungguh dapat menghancurkan rumah tangganya sampai seperti ini! Mengapa pria semacam ini terus ada di Bumi ini?

Née Li agak malu dan hanya mampu tersenyum. "Nona, mohon dimaklumi. Kami tidak punya pilihan karena Zhuang mengambil semua uang di rumah dan berfoya-foya. Rumah asli kami juga dijual, hanya menyisakan ini."

"Aku tidak keberatan, Nyonya. Ini bukan salahmu." Berkata begitu, Su Xi-er tak punya kata-kata tersisa.

Née Li melihat hari sudah malam dan memutuskan untuk cepat-cepat membuatkan makanan untuk berterima kasih pada Su Xi-er. 

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar