Consort of A Thousand Faces
Chapter 158 : Salah Orang
Di
sisi lain Provinsi Bulan, cahaya matahari terbenam telah mewarnai langitnya
jadi merah menyala. Udaranya dipenuhi dengan wangi bunga, dan para pedagang
mulai menutup kios-kios mereka sembari tersenyum dan sinar kemerahan di wajah
mereka.
Pei
Qian Hao mengamati ini dengan saksama dan merasa
bahwa pinggiran kota dari ibu kotanya
jauh lebih baik daripada kotanya sendiri. Paling tidak, rakyat
jelatanya menjalani kehidupan yang bahagia dan sehat, dan anak-anaknya tertawa
selagi mereka bermain.
Tentu
saja, ia tidak melihat sandiwara jenaka Janda Liu di jalan lainnya.
Namun,
kapan pun
pejalan kaki melihat Pei Qian Hao, mereka mau tak mau berhenti untuk memandangi
dan bertanya-tanya siapakah pria terhormat ini. Kita sudah melihat
Pangeran Yun hari ini, dan sekarang ada seorang pria tampan di sini. Apa yang
terjadi di Provinsi Bulan hari ini? Apakah ia juga adalah seorang tokoh
penting?
Semua
orang yang melihat Pei Qian Hao memiliki banyak pertanyaan dalam kepala mereka.
Bahkan setelah mereka berlalu, pertanyaan dalam benak mereka tetap ada.
Pei
Qian Hao memasuki Penginapan Flowers Arrive, melihat-lihat sekitar, tetapi
tidak melihat Su Xi-er. Di saat ini, seorang penjaga penginapan berjalan ke
depannya sembari tersenyum. "Tuan, Anda tampak tidak
familier. Apakah ini pertama kalinya Anda di Provinsi
Bulan? Aku tidak membual, tetapi mataku bisa mengingat wajah siapa pun
jika aku melihat mereka satu kali."
Pei
Qian Hao menatapnya. "Kau bisa mengingat dengan sekali lihat? Kalau
begitu, biarkan aku mengujimu, pernahkah kau melihat seorang gadis cantik
mengunjungi Penginapan Flowers Arrive?"
Si
penjaga pun langsung tertawa. "Gadis cantik? Tentu saja, aku pernah
melihatnya. Tuan, takutnya, Anda terlalu ambigu.
Provinsi Bulan dipenuhi gadis cantik. Bisakah Anda
memberikan karakteristik detail apa saja?"
Karakteristik
detailnya? Pei
Qian Hao tahu bahwa mata cerahnya jauh lebih ekspresif dari kata-kata mana pun.
Di waktu bersamaan, mereka mampu menyembunyikan jauh lebih dalam daripada yang
lainnya. Pekerja ini sudah pasti tidak akan paham jika aku
memberitahunya itu.
Sehingga,
sebaliknya, Pei Qian Hao langsung berkata, "Jenis gadis cantik yang akan
meninggalkan kesan padamu. Kalau apa yang kau ucapkan itu benar, kau pasti akan
mengingat orang itu. Jadi, apakah kau ingat sesuatu?"
Si
penjaga penginapan mengira Pei Qian Hao tidak mempercayai bahwa
ia mampu mengingat wajah dengan sekali lihat dan sedang mengujinya. Oleh sebab
itu, ia berpikir hati-hati dan pada akhirnya tersenyum. "Tuan, satu jam
yang lalu, memang ada seorang wanita yang cukup cantik hingga meninggalkan
kesan pada semua orang. Sekarang ini, ia sedang beristirahat di dalam kamar pribadi
di lantai dua, dan mengatakan bahwa ia akan
membayar kami setelah orang yang ditunggunya tiba. Tetapi, apakah Anda mengenalnya? Kalau tidak, orang rendahan ini tidak
bisa membiarkan Anda masuk."
Orang
yang mampu meninggalkan kesan pasti hanya Su Xi-er. Bagi Pei Qian
Hao, inilah satu-satunya kesimpulan logis. Lagipula, tidak ada satu pun wanita
lain yang tak terhitung jumlahnya, yang pernah dijumpainya yang dapat menerima
pujian darinya.
Alasan
untuk itu bukanlah sesuatu seperti wajah maupun latar belakangnya, tetapi aura
unik yang selalu dipancarkannya. Semua yang dilakukan Su Xi-er membuatnya
merasa bahwa ia berbeda dari yang lainnya.
Pei
Qian Hao mengikuti arah yang ditunjukkan oleh si penjaga penginapan padanya dan
pergi ke lantai dua untuk mencari kamar tersebut.
Setelah
ia sampai di kamar yang tepat, ia membuka pintunya tanpa kata. Kebetulannya
adalah, karena di saat ini, wanita di
dalamnya tengah menarik lengan bajunya, dan pundak polosnya pun terekspos.
Tetapi,
sosok wanita ini .... Meskipun ia
mengenakan gaun kuning angsa yang sama seperti Su Xi-er, Pei Qian Hao segera
menyadari bahwa mereka bukanlah orang yang sama.
Sewaktu
ia berbalik, rambutnya mengayun di depan dadanya, mata seperti pedangnya
memelototi tajam ke arah pria yang baru saja menerobos masuk.
Daripada
terkesima akan wajah Pei Qian Hao, tatapan wanita itu hanya sedikit berubah
sebelum ia tersenyum sarkas. "Nona ini belum pernah melihat seseorang yang
masuk ke dalam kamar seorang wanita tanpa mengetuk pintu. Kau buta, atau
sengaja?"
Pei
Qian Hao pernah mendengar kalimat pertama itu sebelumnya, dari Su Xi-er.
"Kau
bisa putuskan sendiri. Aku tidak punya waktu untuk menjelaskanya padamu. Nona,
teruslah beristirahat." Pei Qian Hao keluar dari kamar dan menutup pintu
dengan kedua tangannya.
Segera
setelah ia berjalan turun beberapa langkah ke aula, Nona dari kamar tersebut
berlari keluar mengejarnya. "Aku ingin agar kau meminta maaf pada Nona
ini! Apa, kau berani melihat, tetapi tak cukup berani untuk mengakuinya?"
Udara
di sekitar Pei Qian Hao menjadi dingin. "Nona, tidak ada gunanya bermain
kucing dan tikus denganku. Kalau kau terus menggangguku, maka kau hanya
bersikap tidak menghargai."
Ketika
wanita tersebut mendengar ini, ia pun marah besar. "Beraninya kau! Aku
tidak percaya, ada orang sepertimu di dunia ini! Apakah kau sungguh menyebut
dirimu seorang pria?!" Wanita itu mengangkat kakinya dan bersiap menendang
Pei Qian Hao.
Pei
Qian Hao dengan mudahnya menghindar sebelum menatapnya dingin, tidak
memikirkanya sama sekali sebelum bergerak menuruni tangga. Su Xi-er
sialan itu, kemana dia!
Penjaga
penginapan melihat bahwa ekspresi Pei
Qian Hao buruk, dan berlari ke arahnya untuk menyambutnya. Namun, sebelum ia
dapat berbicara, ia dibuat bungkam oleh tatapan orang itu.
Pei
Qian Hao langsung meninggalkan Penginapan Flowers Arrive, memerhatikan sewaktu
seorang pengawal dari Kediaman Pangeran Hao mendatanginya sebelum berujar
pelan, "Melapor pada Pangeran Hao, Su Xi-er masih belum kembali."
Pei
Qian Hao tidak bilang apa-apa dan mendengus sendiri. Lancang sekali.
Kalau aku tidak menghukumnya, ia akan jadi terlalu angkuh.
"Pangeran
Hao, Su Xi-er akan kembali. Bagaimana kalau menunggu di dalam Penginapan
Flowers Arrive?" Si pengawal menyarankan dengan berani dan mengamati
ekspresi Pangeran Hao dengan hati-hati.
Hahh,
Su Xi-er membuat Pangeran Hao tidak senang lagi.
Namun,
si wanita yang mengenakan gaun kuning angsa itu memilih tepat di saat ini untuk
berlari menuruni tangga dan berhenti di depan Pei Qian Hao.
"Kau,
cepat dan minta maaf pada Nona ini." Nada bicara wanita itu arogan, sama
sekali tidak ada rasa takut.
Ekspresi
di wajah si pengawal pun langsung berubah. Ia menyalak serius, "Kurang
ajar!"
Wanita
itu mengangkat tangannya dan sengaja menepuk-nepuk dadanya. "Oh, aku bisa
mati karena kaget. Apa, kau tidak mau minta maaf dan malah menyuruh anjing di
sebelahmu untuk menggigitku?"
Pei
Qian Hao meliriknya dan menginstruksikan pengawalnya. "Aku serahkan ini
padamu." Setelah selesai, ia meninggalkan penginapan tersebut.
Saat
wanita itu melihat ini, ia langsung mulai mengejarnya. "Kau pria pengecut.
Kau melihat tubuh Nona ini dan pergi bahkan tanpa meminta maaf!"
Mata
si pengawal pun berkedut ketika ia mendengar ini. Pangeran Hao melihat
tubuh gadis ini? Tidak mungkin, kan?
Si
pengawal memandangi wanita itu saksama. Tsk,
tsk, ia tidak secantik Su Xi-er, juga tidak memiliki mata cerah Su Xi-er. Kalau
Pangeran Hao ingin melihat tubuh siapa pun, itu
pastilah tubuh Su Xi-er.
Saat
wanita itu melihat tatapan si pengawal padanya, ia mendengus. "Kalau kau
terus melihat, Nona ini akan mencungkil
mata anjingmu itu!"
"Nona,
Tuanku bukanlah seseorang yang dapat kau singgung. Mohon kendalikan dirimu.
Sepertinya, kau adalah wanita yang belum menikah. Bukankah memalukan, berteriak
sekencang itu mengatakan bahwa tubuhmu telah
dilihat oleh seorang pria?"
Ucapan
si pengawal benar-benar membuat wanita itu sangat marah. Ia mengangkat kakinya
dan menginjak punggung kaki si pengawal. "Apabila Tuanmu saja tidak merasa
malu, kenapa aku harus malu? Aku akan membalasnya."
Si
pengawal tidak berani membiarkannya pergi, dan segera menarik pedangnya guna
menghadangnya. "Mohon hati-hati. Aku sudah diperintahkan untuk
mengahadangmu, entah apakah kau hidup atau mati. Aku tidak akan bersikap lunak
padamu."
"Hmph,
apakah sudah tidak ada peraturan lagi? Apa kau tahu siapa aku?" Mata
wanita itu pun menjadi dingin dengan tampang heroik.
"Tidak
peduli siapa pun
dirimu, aku akan menggunakan pedangku dengan bebas jika kau terus mengganggu
Tuanku."
"Kau!"
Wanita itu sangat geram sampai-sampai ia tak sanggup berkata-kata, meski ia tak
bisa melakukan apa pun
selain menahan amarahnya di dalam.
Aku,
Mei Jin Xiu, telah menjalankan toko obat selama bertahun-tahun. Bukan hanya
itu, keluargaku merupakan keturunan panjang dari tabib bereputasi di Nan Zhao,
dan aku dikenal sebagai tabib wanita ajaib di generasi ini. Aku selalu vulgar
terhadap orang lain, karena menurut ajaran keluarga Mei, apabila ada bagian
tubuhmu dilihat oleh seorang pria setelah aku menjadi wanita dewasa, meskipun
itu hanyalah pundak, mereka harus bertanggung jawab dan menikahiku.
Karena
pria itu melihat tubuhku, aku adalah miliknya di kehidupan ini.
(T/N
: mimpi aja terus neng. :3)
0 comments:
Posting Komentar