Senin, 17 Januari 2022

CTF - Chapter 158

Consort of A Thousand Faces

Chapter 158 : Salah Orang


Di sisi lain Provinsi Bulan, cahaya matahari terbenam telah mewarnai langitnya jadi merah menyala. Udaranya dipenuhi dengan wangi bunga, dan para pedagang mulai menutup kios-kios mereka sembari tersenyum dan sinar kemerahan di wajah mereka.

Pei Qian Hao mengamati ini dengan saksama dan merasa bahwa pinggiran kota dari ibu kotanya jauh lebih baik daripada kotanya sendiri. Paling tidak, rakyat jelatanya menjalani kehidupan yang bahagia dan sehat, dan anak-anaknya tertawa selagi mereka bermain.

Tentu saja, ia tidak melihat sandiwara jenaka Janda Liu di jalan lainnya.

Namun, kapan pun pejalan kaki melihat Pei Qian Hao, mereka mau tak mau berhenti untuk memandangi dan bertanya-tanya siapakah pria terhormat ini. Kita sudah melihat Pangeran Yun hari ini, dan sekarang ada seorang pria tampan di sini. Apa yang terjadi di Provinsi Bulan hari ini? Apakah ia juga adalah seorang tokoh penting?

Semua orang yang melihat Pei Qian Hao memiliki banyak pertanyaan dalam kepala mereka. Bahkan setelah mereka berlalu, pertanyaan dalam benak mereka tetap ada.

Pei Qian Hao memasuki Penginapan Flowers Arrive, melihat-lihat sekitar, tetapi tidak melihat Su Xi-er. Di saat ini, seorang penjaga penginapan berjalan ke depannya sembari tersenyum. "Tuan, Anda tampak tidak familier. Apakah ini pertama kalinya Anda di Provinsi Bulan? Aku tidak membual, tetapi mataku bisa mengingat wajah siapa pun jika aku melihat mereka satu kali."

Pei Qian Hao menatapnya. "Kau bisa mengingat dengan sekali lihat? Kalau begitu, biarkan aku mengujimu, pernahkah kau melihat seorang gadis cantik mengunjungi Penginapan Flowers Arrive?"

Si penjaga pun langsung tertawa. "Gadis cantik? Tentu saja, aku pernah melihatnya. Tuan, takutnya, Anda terlalu ambigu. Provinsi Bulan dipenuhi gadis cantik. Bisakah Anda memberikan karakteristik detail apa saja?"

Karakteristik detailnya? Pei Qian Hao tahu bahwa mata cerahnya jauh lebih ekspresif dari kata-kata mana pun. Di waktu bersamaan, mereka mampu menyembunyikan jauh lebih dalam daripada yang lainnya. Pekerja ini sudah pasti tidak akan paham jika aku memberitahunya itu.

Sehingga, sebaliknya, Pei Qian Hao langsung berkata, "Jenis gadis cantik yang akan meninggalkan kesan padamu. Kalau apa yang kau ucapkan itu benar, kau pasti akan mengingat orang itu. Jadi, apakah kau ingat sesuatu?"

Si penjaga penginapan mengira Pei Qian Hao tidak mempercayai bahwa ia mampu mengingat wajah dengan sekali lihat dan sedang mengujinya. Oleh sebab itu, ia berpikir hati-hati dan pada akhirnya tersenyum. "Tuan, satu jam yang lalu, memang ada seorang wanita yang cukup cantik hingga meninggalkan kesan pada semua orang. Sekarang ini, ia sedang beristirahat di dalam kamar pribadi di lantai dua, dan mengatakan bahwa ia akan membayar kami setelah orang yang ditunggunya tiba. Tetapi, apakah Anda mengenalnya? Kalau tidak, orang rendahan ini tidak bisa membiarkan Anda masuk."

Orang yang mampu meninggalkan kesan pasti hanya Su Xi-er. Bagi Pei Qian Hao, inilah satu-satunya kesimpulan logis. Lagipula, tidak ada satu pun wanita lain yang tak terhitung jumlahnya, yang pernah dijumpainya yang dapat menerima pujian darinya.

Alasan untuk itu bukanlah sesuatu seperti wajah maupun latar belakangnya, tetapi aura unik yang selalu dipancarkannya. Semua yang dilakukan Su Xi-er membuatnya merasa bahwa ia berbeda dari yang lainnya.

Pei Qian Hao mengikuti arah yang ditunjukkan oleh si penjaga penginapan padanya dan pergi ke lantai dua untuk mencari kamar tersebut.

Setelah ia sampai di kamar yang tepat, ia membuka pintunya tanpa kata. Kebetulannya adalah, karena di saat ini, wanita di dalamnya tengah menarik lengan bajunya, dan pundak polosnya pun terekspos.

Tetapi, sosok wanita ini ...Meskipun ia mengenakan gaun kuning angsa yang sama seperti Su Xi-er, Pei Qian Hao segera menyadari bahwa mereka bukanlah orang yang sama.

Sewaktu ia berbalik, rambutnya mengayun di depan dadanya, mata seperti pedangnya memelototi tajam ke arah pria yang baru saja menerobos masuk.

Daripada terkesima akan wajah Pei Qian Hao, tatapan wanita itu hanya sedikit berubah sebelum ia tersenyum sarkas. "Nona ini belum pernah melihat seseorang yang masuk ke dalam kamar seorang wanita tanpa mengetuk pintu. Kau buta, atau sengaja?"

Pei Qian Hao pernah mendengar kalimat pertama itu sebelumnya, dari Su Xi-er.

"Kau bisa putuskan sendiri. Aku tidak punya waktu untuk menjelaskanya padamu. Nona, teruslah beristirahat." Pei Qian Hao keluar dari kamar dan menutup pintu dengan kedua tangannya.

Segera setelah ia berjalan turun beberapa langkah ke aula, Nona dari kamar tersebut berlari keluar mengejarnya. "Aku ingin agar kau meminta maaf pada Nona ini! Apa, kau berani melihat, tetapi tak cukup berani untuk mengakuinya?"

Udara di sekitar Pei Qian Hao menjadi dingin. "Nona, tidak ada gunanya bermain kucing dan tikus denganku. Kalau kau terus menggangguku, maka kau hanya bersikap tidak menghargai."

Ketika wanita tersebut mendengar ini, ia pun marah besar. "Beraninya kau! Aku tidak percaya, ada orang sepertimu di dunia ini! Apakah kau sungguh menyebut dirimu seorang pria?!" Wanita itu mengangkat kakinya dan bersiap menendang Pei Qian Hao.

Pei Qian Hao dengan mudahnya menghindar sebelum menatapnya dingin, tidak memikirkanya sama sekali sebelum bergerak menuruni tangga. Su Xi-er sialan itu, kemana dia!

Penjaga penginapan melihat bahwa ekspresi Pei Qian Hao buruk, dan berlari ke arahnya untuk menyambutnya. Namun, sebelum ia dapat berbicara, ia dibuat bungkam oleh tatapan orang itu.

Pei Qian Hao langsung meninggalkan Penginapan Flowers Arrive, memerhatikan sewaktu seorang pengawal dari Kediaman Pangeran Hao mendatanginya sebelum berujar pelan, "Melapor pada Pangeran Hao, Su Xi-er masih belum kembali."

Pei Qian Hao tidak bilang apa-apa dan mendengus sendiri. Lancang sekali. Kalau aku tidak menghukumnya, ia akan jadi terlalu angkuh.

"Pangeran Hao, Su Xi-er akan kembali. Bagaimana kalau menunggu di dalam Penginapan Flowers Arrive?" Si pengawal menyarankan dengan berani dan mengamati ekspresi Pangeran Hao dengan hati-hati.

Hahh, Su Xi-er membuat Pangeran Hao tidak senang lagi.

Namun, si wanita yang mengenakan gaun kuning angsa itu memilih tepat di saat ini untuk berlari menuruni tangga dan berhenti di depan Pei Qian Hao.

"Kau, cepat dan minta maaf pada Nona ini." Nada bicara wanita itu arogan, sama sekali tidak ada rasa takut.

Ekspresi di wajah si pengawal pun langsung berubah. Ia menyalak serius, "Kurang ajar!"

Wanita itu mengangkat tangannya dan sengaja menepuk-nepuk dadanya. "Oh, aku bisa mati karena kaget. Apa, kau tidak mau minta maaf dan malah menyuruh anjing di sebelahmu untuk menggigitku?"

Pei Qian Hao meliriknya dan menginstruksikan pengawalnya. "Aku serahkan ini padamu." Setelah selesai, ia meninggalkan penginapan tersebut.

Saat wanita itu melihat ini, ia langsung mulai mengejarnya. "Kau pria pengecut. Kau melihat tubuh Nona ini dan pergi bahkan tanpa meminta maaf!"

Mata si pengawal pun berkedut ketika ia mendengar ini. Pangeran Hao melihat tubuh gadis ini? Tidak mungkin, kan?

Si pengawal memandangi wanita itu saksama. Tsk, tsk, ia tidak secantik Su Xi-er, juga tidak memiliki mata cerah Su Xi-er. Kalau Pangeran Hao ingin melihat tubuh siapa pun, itu pastilah tubuh Su Xi-er.

Saat wanita itu melihat tatapan si pengawal padanya, ia mendengus. "Kalau kau terus melihat, Nona ini akan mencungkil mata anjingmu itu!"

"Nona, Tuanku bukanlah seseorang yang dapat kau singgung. Mohon kendalikan dirimu. Sepertinya, kau adalah wanita yang belum menikah. Bukankah memalukan, berteriak sekencang itu mengatakan bahwa tubuhmu telah dilihat oleh seorang pria?"

Ucapan si pengawal benar-benar membuat wanita itu sangat marah. Ia mengangkat kakinya dan menginjak punggung kaki si pengawal. "Apabila Tuanmu saja tidak merasa malu, kenapa aku harus malu? Aku akan membalasnya."

Si pengawal tidak berani membiarkannya pergi, dan segera menarik pedangnya guna menghadangnya. "Mohon hati-hati. Aku sudah diperintahkan untuk mengahadangmu, entah apakah kau hidup atau mati. Aku tidak akan bersikap lunak padamu."

"Hmph, apakah sudah tidak ada peraturan lagi? Apa kau tahu siapa aku?" Mata wanita itu pun menjadi dingin dengan tampang heroik.

"Tidak peduli siapa pun dirimu, aku akan menggunakan pedangku dengan bebas jika kau terus mengganggu Tuanku."

"Kau!" Wanita itu sangat geram sampai-sampai ia tak sanggup berkata-kata, meski ia tak bisa melakukan apa pun selain menahan amarahnya di dalam.

Aku, Mei Jin Xiu, telah menjalankan toko obat selama bertahun-tahun. Bukan hanya itu, keluargaku merupakan keturunan panjang dari tabib bereputasi di Nan Zhao, dan aku dikenal sebagai tabib wanita ajaib di generasi ini. Aku selalu vulgar terhadap orang lain, karena menurut ajaran keluarga Mei, apabila ada bagian tubuhmu dilihat oleh seorang pria setelah aku menjadi wanita dewasa, meskipun itu hanyalah pundak, mereka harus bertanggung jawab dan menikahiku.

Karena pria itu melihat tubuhku, aku adalah miliknya di kehidupan ini.

(T/N : mimpi aja terus neng. :3)

 

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar