Sabtu, 25 Juli 2020

TMPW - Chapter 10 Part 2

The Man's Perfect Wife - Chapter 10 Part 2


WARNING: NSFW

Konten seksual eksplisit



"Apakah Presiden Min mengetahui tentang ini?"

Yuan menggelengkan kepalanya. Joon Hun tidak mengerti. Pria yang seperti ular itu, menyimpan bom peledak di dalam rumahnya?

"Bukankah kau adalah putri Han Jin Wook?"

Yuan tidak menanggapi. Mata Joon Hun melebar.

"Ia mengira kau adalah putrinya? Bagaimana?"

"Segera setelah aku lahir, Presiden Min langsung melayangkan sebuah tes DNA. Masalahnya adalah, orang yang membawa sampel itu ke laboratorium adalah Paman Woo Kyung."

"Mengapa ia membantu ibumu?"

"Ia adalah seseorang yang benar-benar mempedulikan ibuku."

Pada akhirnya, ini adalah sesuatu yang direncanakan oleh ibu Yuan, Kan Yi Na, dan Woo Kyung. Dan mereka menyembunyikan ini dari Presiden Min, selama ini?

"Haa. Jadi, apa itu yang kalian inginkan? Balas dendam?"

Yuan menatapnya dalam diam untuk beberapa saat sebelum berbicara.

"... Benar. Balas dendam. Apa yang kami inginkan adalah ..."

Untuk menghancurkan R&K dan Hyun Jin. Tetapi ...

"Untuk menghancurkan R&K. Kami ingin menghancurkan benteng yang dibangun dengan memisahkan sebuah keluarga ... dengan menumpahkan darah ayah dan ibuku. Hyun Jin ..."

Yuan merasa seolah lidahnya kelu, tetapi ia terus berbicara. "Hyun Jin dan kau terseret ke dalam ini, dan karena itu, aku sangat menyesal."

Yuan mengangkat matanya dan menatap Joon Hun sewaktu ia mengulangi dirinya sendiri. "Aku benar-benar menyesal."

Joon Hun masih terdiam. Dengan tenang ia menatap Yuan. Kemudian, ia perlahan-lahan mendekati Yuan dan memeluknya dengan erat.

"Tidak apa-apa."

Tangannya membelai rambut Yuan.

"Tidak apa-apa, Yuan."

Semuanya tidak apa-apa. Sungguh tidak apa-apa. Setelah mengetahui bahwa pria yang sedang berbaring di kamar tidur istrinya bukanlah kekasihnya, Joon Hun merasa, seakan-akan ia sanggup memaafkan Yuan untuk apa saja. Karena bukan putri Presiden Min, karena menciptakan insiden Dubai demi balas dendamnya, karena memberikannya rasa sakit yang tak bisa dipercaya, semuanya ...

Tidak masalah. Sungguh tidak apa-apa.

Yang mengejutkannya, Joon Hun benar-benar baik-baik saja. Cukup mengetahui bahwa Yuan dan pria itu tidak saling mencintai ... Ia merasa seolah ia dapat bernapas lagi.

Bibirnya menabrak bibir Yuan. Dengan ganas ia menghisap bibir Yuan sebelum ia menerjang wanita itu. Yuan mundur dan jatuh ke ranjang Joon Hun. Meskipun mereka telah menikah selama dua tahun, ini adalah pertama kalinya Yuan berbaring di atas ranjangnya.

"Yuan ..."

Yuan, Yuan, Yuan ...

Nama Yuan bergema di dalam hati Joon Hun. Namanya meresap ke dalam dirinya. Menusuk hatinya, membuatnya sesak napas.

"Yuan-ku."

Tidak ada teknik ataupun pemanasan. Hanya ada sebuah hasrat untuk menyatu dengannya. Yuan tidak sempat menghentikan Joon Hun ketika dengan ganasnya pria itu memasukinya. Baju atasannya dilepas, dan sisa pakaiannya yang lain menghilang di saat berikutnya. Meskipun Joon Hun sudah sering kali melihat Yuan dalam keadaan begini, anehnya, kali ini terasa baru.

"Yuan ..."

Joon Hun mencelupkan diri ke dalam Yuan. Yuan merintih selagi ia menguburkan wajahnya di pundak pria itu. Semua yang dirasakan Yuan dari Joon Hun, kulitnya, napasnya, aromanya, mereka semua melonjak di dalam dirinya. Ia merasakan otot Joon Hun yang berkedut di bawah tangannya. Ia merasakan kejantanannya yang keras itu menghentak ke dalam dirinya. Rambut Joon Hun, bibirnya, bulu matanya ... Mereka semua sangat manis bagi Yuan.

Ahh, apa yang kulakukan?

Yuan mengerang selagi ia berpikir sendiri.

Apa yang mesti kuperbuat sekarang?

Ia tidak bisa menghadang Joon Hun lagi.

Penisnya memenuhi dirinya, dan Yuan merasa seolah ia akan meledak. Karena tidak ada pemanasan, rasanya sakit sewaktu pria itu memasukinya, tetapi Yuan tidak mau mendorongnya pergi. Ia mengangkat kakinya dan melingkarkannya di sekitar pinggul pria itu. Yuan menancapkan tumitnya ke bokong Joon Hun dan menariknya lebih jauh ke dalam. Tubuh Yuan diliputi rasa sakit dan kenikmatan sewaktu ia memeluknya dengan erat.

Yuan yakin sekali ia sudah gila. Jika ia tidak gila, bagaimana bisa ia secara sukarela memeluk pria ini?

Yuan sudah menahannya sekian lama. Untuk waktu yang sangat lama, ia telah menutup hatinya. Namun, meski Joon Hun mengetahui bahwa ia sudah mencuri 500 miliar, Joon Hun mencoba untuk menutupinya. Ini benar-benar mengejutkan Yuan. Bahkan jauh lebih mengejutkannya karena Joon Hun menyelamatkan pria yang diyakininya sebagai selingkuhan istrinya atas permintaannya.

Apakah pria ini benar-benar adalah Seo Joon Hun?

Ketika Yuan memberitahunya bahwa Tae Kyung bukanlah kekasihnya, Joon Hun tampak lega dan memeluknya. Apakah ini sungguh dirinya?

Tidak. Tidak mungkin.

Meskipun selagi Yuan memikirkan ini, gerakan Joon Hun, bibirnya, tatapannya ... Yuan tidak sanggup melawannya lagi. Joon Hun benar-benar menginginkan dirinya dan memeluknya ... dan Yuan tidak mampu menghadangnya lagi. Yuan tenggelam dalam rasa bersalah. Ia tidak sanggup menghentikan rasa menggigil yang menuruni tulang punggungnya.

Apa yang kulakukan ...

Yuan menggertakkan giginya.

Apa yang seharusnya kulakukan terhadap pria ini?

Pria ini, yang sedang menghujam ke dalam dirinya, dengan ganas mengguncang dirinya ... Bagaimana Yuan harus menghadangnya?

Apa yang seharusnya kuperbuat?!

"Yuan ..."

Suara Joon Hun memanggilnya. Tangannya mencengkeram erat pinggul Yuan. Tusukan ganasnya ... Mereka semua membuat Yuan gila.

Ibu akan membunuhku apabila ia mengetahuinya. Ia akan bangkit dari kuburnya. Yuan sekarang ini sedang disetubuhi oleh putra dari pria yang telah menghancurkan keluarganya dan memperkosa ibunya. Hanya pemikiran ini saja, membuat tenggorokan Yuan menegang.

Yuan menggertakkan giginya. Ia memejamkan matanya erat-erat. Ia ingin menghadang Joon Hun. Ia ingin menghapuskan perasaan-perasaan ini. Ia ingin menyangkalnya. Ia ingin menggelengkan kepalanya dan menyangkalnya. Namun, semakin ia melawan, semakin tidak bisa disangkal lagi.

"Yuan ..."

Joon Hun memanggil namanya lagi. Yuan ingin menutupi telinganya dan memblokir suara itu. Ia ingin meneriaki Joon Hun dan memintanya untuk berhenti. Akan tetapi, Yuan tidak melakukannya. Ia tidak mampu melakukannya. Ia hanya mengalungkan tangannya di sekitar lehernya. Ia terisak selagi ia menekankan wajahnya ke tengkuk Joon Hun.

Air mata ... air mata yang tak dapat dihentikan pun berlarian menuruni pipinya.

Joon Hun ...

Yuan juga ingin memanggil namanya.

Joon Hun-ssi ...

Sebanyak yang inginkannya, tanpa mempedulikan dunia. Yuan ingin memanggil nama Joon Hun dengan cinta dan gairah.

Tetapi, Yuan tidak bisa melakukannya. Walaupun selagi ia menerima pria itu dengan ganasnya, ia tidak bisa memanggil nama Joon Hun sesukanya. Ia tidak bisa membiarkan dirinya sampai pada titik itu. Ia sungguh tidak dapat melakukannya.

Gerakan Joon Hun jadi kasar. Ia bertingkah seperti orang yang kehilangan akal sehatnya. Itu seolah ia tengah mencoba untuk menghancurkan Yuan. Ia menusuk ke dalam Yuan seolah ia ingin mereka mati sebagai satu kesatuan.

Sewaktu Joon Hun bergerak, ia mencengkeram bokong Yuan dengan kuat, dan tidak meninggalkannya. Sebaliknya, penisnya menghujam masuk lebih ke dalam Yuan.

"Hnnng."

Yuan terisak. Joon Hun mengambil isakan Yuan ke dalam mulutnya. Seperti itu, tubuh mereka menyatu dengan sempurna. Tubuh mereka yang saling terjerat, kaki yang saling bertautan, saling berpelukan. Mereka bergerak jadi satu, seolah mereka tengah mencari keselamatan.

Klimaks pertama mereka membuat mereka berdua bergetar.

"Jika kau mulai menemui pria lain, aku akan membunuhmu."

Ia mengigit tajam tengkuk Yuan.

"Aku memperingatkanmu sekarang, tetapi aku sungguh akan membunuhmu. Bahkan jangan melihat mereka. Jangan berbicara dengan mereka. Bahkan jangan mengakui keberadaan mereka."

Yuan melepaskan erangan pelan dan tidak sanggup merespon.

Di dalam malam, malam musim semi, dimana kegelapan pekat menetes bagaikan cat, ruangan itu penuh dengan gairah.

"Jawab aku, Min Yuan."

Joon Hun menjambak rambut Yuan dengan kasar. Diliputi dengan kenikmatan dan spermanya, Yuan mengerang lemah dan menyipitkan matanya.

"Baiklah."

Yuan terisak dan membisikkan jawabannya.

Terkekeh puas, Joon Hun memutar pinggulnya. Masih membentang di sekitar penisnya, Yuan merasa seolah pria itu akan menghancurkan bagian dalamnya. Selagi demamnya mulai naik lagi, Yuan merintih sementara ia mencengkeram seprai. Joon Hun melepaskan tangannya dan berbicara.

"Jangan lepaskan cincin kawinmu."

Ia menjalin jarinya dengan jari-jari Yuan dan berbicara lagi.

"Jika kau melakukan sesuatu seperti ini lagi, aku akan mematahkan semua jarimu."

Sewaktu ia mengatakan ini, dengan ganas penis Joon Hun menusuk masuk ke dalamnya lagi.

"Haa."

Bibir Yuan berkedut sewaktu ia bergetar.

"Jawab aku."

Joon Hun berbisik di telinganya.

Saat ia mengerang, Yuan mengangguk. Puas dengan jawabannya, Joon Hun mengangkat tangannya dan mencium telapak tangannya. Kemudian, ia mengigit jari manis Yuan yang kosong.

Ugh, Joon Hun mendengarkan rintihan Yuan dan merasa puas. Ia terus memompakan pinggulnya sementara ia menjilat dan mengigit tangan Yuan, pergelangan tangannya, dan tangannya. Akhirnya, bibirnya mendarat di payudara Yuan dan ia mulai menghisapnya dengan kuat, seolah ia ingin menelan Yuan bulat-bulat. Ia mengangkat kaki Yuan begitu tingginya hingga ia nyaris melipatnya jadi dua.

"Bertahanlah sebentar lagi, Yuan."

Ia menempatkan sebuah bantal di bawah bokong Yuan dan kelopak membengkak Yuan pun terangkat. Dengan itu, Joon Hun menindihnya dengan kuat. Dengan intrusi yang mendadak itu, Yuan pun mengerang samar. Di bawah cahaya redup, Yuan bisa dengan jelas melihat penis Joon Hun yang menusuk dirinya.

Joon Hun bangkit dan meninggalkan tubuhnya. Kemudian, dengan tenaga yang mengerikan, Joon Hun kembali menusuk masuk ke dalam Yuan.

Aaagh, Yua menjerit sewaktu ia melemparkan kepalanya ke belakang. Joon Hun mengetahui seberapa besar tenaga yang baru saja dikerahkannya, tetapi ia tidak sanggup menahannya lagi.

"Yuan."

Joon Hun mengangkat dirinya lagi sementara ia memanggil nama Yuan. Kelopak membengkak Yuan bergerak seiring dengan penisnya selagi ia menariknya keluar. Berkilauan dengan cairan Yuan, penis panjangnya tampak seperti senjata yang mematikan. Meskipun setelah klimaks, masih menginginkan lebih.

Joon Hun menusuk masuk ke dalam dirinya lagi.

Thrust.

Selagi suara kulit yang bertabrakan terdengar di dalam kamar, Yuan merasa seolah ia sudah tersambar petir. Saat ada getaran yang menembus dirinya, Yuan pun menjerit.

"Yuan ..."

Joon Hun menjeritkan namanya seperti sebuah doa. Mereka berdua sedang tidak waras. Dengan suara daging yang saling menampar, Yuan terkubur di dalam ranjang dengan hujaman-hujaman buas Joon Hun. Cahaya bulan yang pucat tumpah di punggung Joon Hun sementara gerakannya jadi kasar dan gila.

Yuan, Yuan, suara Joon Hun yang mabuk cinta, memanggil-manggil namanya, bercampur dengan erangan Yuan. Yuan menjerit.

Sewaktu penis Joon Hun bergerak dengan ganasnya, keluar masuk di jalan masuk Yuan, semburan cairan pun mengalir dan menetes. Seolah itu telah menambahkan minyak pada api, mereka berdua pun terbakar. Tulang mereka, daging mereka ... Semuanya meleleh. Akan menyenangkan apabila mereka meleleh dan sungguh menjadi satu. Dunia ini, semuanya, segalanya menghilang.

Mengerang kuat, Joon Hun pun mengangkat dirinya dan jadi tegang. Di antara tubuh mereka yang saling bertabrakan, penis Joon Hun berkedut seakan meledak di dalam Yuan, memenuhi wanita itu dengan benihnya.

Hnng, Yuan tersedu-sedu. Air matanya mengalir menuruni pipinya. Joon Hun menurunkan kepalanya dan menjilati air matanya.

"Istriku ..."

Joon Hun mengigit kecil telinganya dan berbisik.

"Aku jatuh cinta padamu, Min Yuan."

Joon Hun memasuki Yuan dengan kasar lagi, sementara ia berbisik sekali lagi.


(T/N : update selanjutnya : 27 Juli 2020)

3 komentar:

  1. So hottttt,, br kali jni dpet novel korea yg eksplisit mature content, dan ceritanya bagus gk sekedar sex. Tp berlatar belakang pembalasan dendam,,, tks cece,, sudah menerjemahkan ke dlm bhs indo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, saya juga suka alurnya, yg perlahan2 kebuka gitu. Alasan di balik prilaku semua tokohnya 😁😁

      Hapus
    2. Aduduhh... Gk ada berhntinya🙈

      Hapus