The Man's Perfect Wife - Chapter 4 Part 1
Apakah ini rasanya ketika darah sepenuhnya meninggalkan tubuhmu?
Yuan memucat selagi ia menatap Joon Hun. Ponsel di tangan pria itu tampak seperti sepotong plastik mati.
Mata Yuan perlahan-lahan jadi tenang. "Itu hanya ponsel pribadiku."
"Apakah perlu untuk menggunakannya sebegitu rahasia seperti ini? Memasukkannya ke dalam bra-mu? Atas nama siapa ini?"
"Apa aku sedang diinterogasi sekarang?"
"Jawab pertanyaannya."
Wajah Joon Hun mendekat padanya. Matanya tampak acuh tak acuh dan dingin. Karena tatapannya, Yuan merasa seolah udara di sekelilingnya sudah membeku sepenuhnya. Dengan tenang, Yuan menatap balik ke dalam mata itu.
Itu adalah sebuah kesalahan bodoh, datang secara mendadak kemari setelah menerima panggilan telepon Presiden Min. Ia akan mengetahui tujuan Seo Joon Hun dan kesepakatan macam apa yang telah dicapai, kalau saja ia menunggu beberapa jam lagi.
Namun, pikiran yang berputar-putar di kepalanya telah menyebabkannya bergerak secara berbahaya. Semua itu berkat emosi menggelikannya. Jika aku tersandung sekarang, itu akan berakhir. Jika aku memberitahunya, itu juga akan berakhir. Jadi ...
"Itu adalah Lee Tae Kyung."
Ia harus berusaha sekuat tenaga.
"Apa?"
"Orang yang membuatmu penasaran, pria yang berbicara denganku, dan pemilik dari ponsel ini. Itu adalah Lee Tae Kyung."
Pada saat itu, udara di sekitarnya berubah menjadi belati.
Joon Hun tidak bergerak. Ia hanya memelototi Yuan dengan dingin yang mengerikan di dalam matanya. Yuan tidak menghindari tatapannya. Ini dikarenakan, enam bulan yang lalu, pukul tiga pagi, Yuan sudah merasakan hal yang sama di luar kamar tidur pria itu.
Malam itu, tidak ada yang tahu ia ada di sana. Ia bahkan tidak bisa memberitahukan siapapun kalau ia ada di sana. Karena itu, ia tidak boleh memberitahukan pada siapapun apa yang dilihatnya. Hari itu, Yuan meretas sistem keamanan mereka dan memblokirnya seutuhnya.
Penjaga keamanan di ruangan dengan semua monitor pengawas akan tidur-tidur ayam sekitar pukul tiga atau empat pagi. Ditambah lagi, kapanpun Yuan berencana masuk ke ruang data, ia selalu memasukkan obat tidur lemah ke dalam cangkir kopi yang diberikannya pada penjaga di larut malam. Oleh sebab itu, si penjaga sudah pasti akan menyerah untuk tidur.
Dengan hati-hati, Yuan menuju ke ruang server di bawah tanah. Setiap malam, semua data Hyun Jin akan diback-up di dalam server-server tersebut. Setiap satu kuartal dalam setahun, ia akan turun dan membuka peti harta berisi informasi ini.
Yuan naik ke tangga darurat ke lantai empat. Dengan hati-hati, ia membuka pintu keamanan dan masuk ke dalam sayap Joon Hun di rumah tersebut. Tepat ketika ia membuka pintunya, ia mendengar suara-suara.
Napasnya tercekat di tenggorokannya sementara ia menyembunyikan dirinya di dalam bayangan. Apakah Joon Hun terbangun di jam ini? Suaminya adalah makhluk yang punya kebiasaan. Ia pergi tidur pukul dua belas dan bangun pukul enam pagi hari. Ia memulai harinya dengan pergi ke gym atau berenang. Paginya yang penuh sesak itu seperti jarum jam.
Namun, orang yang keluar dari kamar tidurnya bukanlah Seo Joon Hun. Yuan diam-diam mengintip keluar dari bayangan. Orang itu membetulkan bajunya dan meninggalkan kamar tidur tersebut. Itu adalah Yoon Hee Soo. Yuan ingin Joon Hun merasakan bagaimana perasaannya saat itu.
Itu menghibur, melihat perubahan di ekspresi Joon Hun selagi ia mengucapkan nama Lee Tae Kyung. Yuan tahu dengan sangat baik, pikiran macam apa yang sedang berkeliaran di kepalanya sekarang ini. Siapa yang tahu bahwa wajahnya yang mengeras dalam amarah akan begitu manis untuk dilihat?
Bagaimanapun juga, apa yang paling harus disembunyikannya sekarang ini adalah apa yang benar-benar telah diperbuatnya.
Ia sudah meretas ke dalam server Hyun Jin dan menyimpan informasi tentang proyek Dubai ke dalam USB-nya. Ia adalah orang yang mencuri 500 miliar won tersebut. Meskipun ia terkenal sebagai seorang ilustrator, itu bukanlah identitasnya yang sebenarnya. Sesungguhnya, Yuan adalah seorang programmer komputer. Namun, daripada membiarkan semua ini terungkap, jauh lebih menyenangkan untuk membuat Joon Hun mempercayai kalau ia punya seorang kekasih.
Yuan sudah tahu kalau Joon Hun sudah memeriksa Lee Tae Kyung. Ia menemukan informasi itu di dalam server data. Ia tidak tahu kenapa Joon Hun tertarik dengan Tae Kyung-oppa, tetapi itu masalah. Itu cukup untuk membuatnya gugup.
Informasi yang dikumpulkan Sekretaris Kang tentang Lee Tae Kyung hanyalah fakta permukaan saja. Identitasnya yang sebenarnya masih tersembunyi dengan sempurnanya, berkat Yuan. Tak peduli seberapa banyak ia menggali kesana-kemari, Joon Hun tidak akan pernah mengetahui apa yang benar-benar dilakukan Yuan dan Tae Kyung.
Jika ia tertangkap basah menghubungi Tae Kyung seperti ini ... bukankah akan lebih baik, cukup berikan saja penjelasan paling logis yang dipikirkan oleh semua orang?
Ditambah lagi, kalau Yuan dapat membuat Joon Hun merasakan bagaimana yang ia rasakan malam itu, itu hanyalah seperti hiasan di atas kuenya.
"Lee Tae Kyung?" Joon Hun tampak syok dengan fakta bahwa nama itu lolos dari bibir Yuan.
"Benar, Lee Tae Kyung."
Yuan mencoba untuk mendorongnya dan menjauh darinya. Joon Hun menghadangnya. Punggung Yuan dihempaskan ke tembok dengan bunyi gedebuk. Yuan mulai merasa jengkel. Mengapa pria ini begitu gusar? Sangat tidak mirip seperti dirinya ...
Joon Hun-lah orang yang bermain-main dengan sekretarisnya. Apakah ada peraturan yang mengatakan bahwa Yuan tidak diizinkan untuk memiliki selingkuhan juga?
Lagipula, mereka adalah pasangan kontrak.
"Dan mengapa kau menghubungi Lee Tae Kyung seperti ini?" Joon Hun menggertakkan giginya selagi ia bertanya.
Oh, ya ampun, apa kau sedang cemburu sekarang? Menggemaskan sekali.
Yuan melipat tangannya dan memelototi Joon Hun. Ia harus menahan keinginannya, tetapi setelah melihat ekspresi pria itu, Yuan tidak tahan. Seo Joon Hun sudah pasti mendidih penuh amarah.
"Yah ..." Senyum berbahaya Yuan melebar. "Aku akan serahkan itu pada imajinasimu."
Crash!
Tiba-tiba saja, suara memekakkan telinga berdesir di seluruh ruangan tersebut. Yuan jadi membeku kaku. Tepat di sebelahnya, Seo Joon Hun sudah menghancurkan ponselnya di dinding marmer lounge VIP itu.
Apa-apaan ... Apa-apaan ini ...
"Apa kau bilang?" Joon Hun bertanya lagi.
Yuan sangat ketakutan dengan tatapan membunuh Joon Hun. Ia begitu syok hingga ia tidak sanggup bergerak. Ia tahu pria itu akan marah, tetapi ia tidak mengira kalau ia akan jadi sekasar ini. Apakah ia bahkan memikirkan tentang tangannya ...?
"Direktur, suara ribut apa yang barusan ini ...?" Suara Yoon Hee Soo terdengar dari pintu.
Timing yang tepat sekali untuk membuat penampilan masuknya yang megah.
Mata Yoon Hee Soo membelalak ketika ia melihat Yuan dan Joon Hun.
Saat ia melihat tinjuan Joon Hun di dinding, ia pun terkesiap kaget. "Hah! Direktur!"
Kenapa kau tidak sekalian mulai menangis saat sedang melakukannya?
Yoon Hee Soo berlari mendekati, tampaknya lebih syok daripada istri Joon Hun sendiri yang sedang berdiri tepat di sana. Melihat ini, hati Yuan merengut. Bahkan setelah melihat bahasa tubuh pasangan tersebut, Yoon Hee Soo masih tanpa malu-malu berjalan ke arah mereka dan bergerak untuk meraih tangan Joon Hun.
"Direktur, tanganmu ..."
Sebelum ia bisa menyentuh tangannya, Joon Hun menghempaskannya. Matanya masih terpaku pada Yuan, memelototinya seolah ia hendak membunuhnya.
"Ah ... Um ..." Akhirnya, Yoon Hee Soo melihat ekspresi mereka dan tampak tercengang.
Yuan menatap balik Joon Hun dalam kebingungan. Lihat, kekasihmu terkejut, jadi mengapa kau masih menatapku? Apakah pria itu semarah ini karena ia menyuruhnya untuk membiarkan imajinasinya bekerja ketika itu tentang hubungannya dengan Lee Tae Kyung?
Lucu sekali. Jadi, tidak masalah bagi seorang pria untuk melakukannya, tetapi seorang wanita tidak?
Terserah. Entah apakah ia marah atau tidak, selama Joon Hun mempercayai Lee Tae Kyung sebagai kekasihnya, itu sudah cukup.
Beberapa waktu berlalu. Setelah keheningan canggung yang cukup lama, akhirnya Joon Hun kembali tersadar dan menyerahkan ponsel tersebut pada Yoon Hee Soo.
"Pulihkan datanya. Segera." Kemudian, ia berlalu dan keluar dari lounge.
Ada kalanya, dalam hidupnya, saat Yuan tidak tahu apa yang sedang terjadi. Ini merupakan salah satu dari masa itu. Setelah semua kehebohan itu, pasangan tersebut duduk di sebuah meja yang didekorasi dengan indahnya. Ia kira, mereka akan kembali ke rumah setelah meninggalkan department store, tetapi secara mengejutkan, mobilnya membawa mereka ke sebuah restoran Jepang untuk makan malam ulang tahun pernikahan mereka yang kedua.
Siapa yang akan berpikir kalau mereka akan merayakan ulang tahun pernikahan dengan saling melemparkan tatapan tajam terhadap satu sama lain? Apakah mereka tengah syuting komedi?
Namun, Yuan duduk dengan tenang dan menatapnya. Makanan Jepang yang mewah dibentangkan di depan mereka.
Potongan-potongan ikan salmon yang tebal, dilapisi dengan lemak putih berkilau di bawah cahaya. Makanan yang cantik dan indah, dihiasi dengan bunga hiasan, tanaman hijau, dan kerikil-kerikil kecil. Makanan yang digoreng itu dimasak sempurna, dan minuman keras mewah serta hidangan sampingannya sempurna.
Namun, Yuan tidak menyukai dekorasi yang panjang-lebar begini. Ia tidak suka, betapa tidak alaminya hiasan ini terlihat, betapa terlalu sempurnanya mereka terlihat.
Sama seperti pernikahan mereka.
"Privasi, katamu?"
"Iya, privasi." Yuan balas menjawab dengan ekspresi kosong.
Tangan kanan Joon Hun sudah diobati dan dibalut dengan perban. Itu semua berkat kotak P3K yang buru-buru ditemukan Yoon Hee Soo.
Berpikir bahwa Joon Hun memiliki kekasih seperti ini, yang sangat menghargainya, makan malam ulang tahun pernikahan bersama istrinya yang tidak dicintainya. Yuan mulai merasa sedikit kasihan.
"Aku tahu bahwa cara Tae Kyung ... ssi dan aku berhubungan satu sama lainnya mungkin tampak sedikit menggelikan bagimu."
Aneh rasanya memanggil Tae Kyung-oppa dengan 'Tae Kyung-ssi', tetapi ini adalah peran yang harus dimainkannya. Ini merupakan kesempatan untuk secara jelas menentukan posisi dirinya dan Seo Joon Hun dalam pernikahan ini.
Pernikahan ini bergulir ke arah wilayah yang berbahaya. Jika Yuan dapat mengakhirinya di sini, maka itu untuk yang terbaik. Kalau Joon Hun menyatakan bahwa ia tidak ingin tetap menikah dengan istri semacam ini, Yuan akan bersyukur. Karena ia ingin berpisah dari pria itu sekarang juga.
Jangan takut, Min Yuan. Mustahil untuk memulihkan data dari sebuah ponsel tanpa adanya kartu SIM. Tak peduli apa yang mereka lakukan, mereka tidak akan bisa mendapatkan pesan teks di antara dirinya dan Tae Kyung.
"Tetapi, itu adalah kehidupan pribadiku, kan? Kau juga memiliki kehidupan pribadimu. Pernahkah kita saling menunjukkan minat dalam kehidupan pribadi masing-masing sebelumnya?"
Mata Joon Hun menatapnya balik dengan dingin. "Jadi, kau menyuruhku untuk berhenti mempedulikan tentang pria lainmu itu, karena itu adalah privasimu, benar begitu?"
"Bukankah ... itu jelas?" Yuan tersenyum dengan cerah. Di balik senyuman anggun itu, ia menyembunyikan amarahnya, kepahitannya.
"Bukankah kau juga memiliki wanita lain yang kau temui? Apakah ada pasal dalam pernikahan kontrak ini yang menyatakan bahwa kita harus tetap setia satu sama lain? Aku berada dalam asumsi bahwa, kita akan menghormati privasi masing-masing ..."
Aku sedang membicarakan tentang Sekretaris Yoon. Yuan menelan kata-kata itu kembali dan hanya tersenyum dingin.
Pernikahan mereka adalah sebuah kontrak. Terlepas dari bagaimana seseorang memandangnya, akan selalu jadi seperti itu.
Terlepas dari betapa ... kuatnya daya tarik fisik mereka.
Ketika mereka kembali dari bulan madu mereka, Yuan menyadari betapa melelahkannya jadwal suaminya. Peran direktur bukanlah sesuatu yang dapat dilakukannya dengan mudah. Sebagai seorang pemimpin dari cabang internasional yang bertanggung jawab dalam bisnis global, Joon Hun tidak bisa melepaskan matanya dari itu sedetik pun.
Perjalanan bisnis Joon Hun sepanjang satu minggu apabila mereka pendek. Mereka bisa sampai beberapa bulan sekali waktu apabila perjalanan itu panjang. Jadi, mengejutkan bahwa, pria itu akan selalu datang mencarinya ketika ia kembali dari perjalanan bisnis.
Joon Hun akan mengunjungi kamar tidurnya. Tanpa adanya pemberitahuan atau peringatan, ia akan datang mencarinya seolah itu adalah rutinitas.
Malam-malam dadakan itu tidak pernah gagal mengejutkan Yuan. Ia sudah tidak tahu lagi, berapa kali ia telah menyambut Seo Joon Hun di dalam kamar tidurnya di tengah malam.
Masalahnya adalah Yuan sendiri. Ia bisa saja mendorongnya pergi. Akan tetapi, ia tidak sanggup. Kapanpun ia merasakan sentuhan Joon Hun, ia akan lumpuh dalam kenikmatan, tubuhnya serasa meledak di dalam api dan meleleh menjadi kubangan. Yuan tidak mampu menghadangnya.
Saat itu tentang seks, Joon Hun gigih dan tanpa ampun. Beruntungnya, ia tidak memiliki selera yang menyimpang. Setelah Joon Hun meninggalkannya, Yuan akan jadi terlalu kelelahan untuk menggerakkan satu jarinya selama beberapa hari.
Namun, setelah melihat Yoon Hee Soo meninggalkan kamar Joon Hun, Yuan tidak bisa menerimanya lagi. Ia tidak mengharapkan Joon Hun untuk setia, tetapi ia tidak tahan disentuh oleh tangan yang juga menyentuh Yoon Hee Soo.
Yuan tidak membiarkan Joon Hun masuk ke pintu kamar tidurnya dengan segala macam alasan. Joon Hun menerima penolakan Yuan dengan tenang dan menghormati keputusannya seperti seorang pria yang terhormat. Jika mereka harus menghadiri sebuah acara bersama-sama, Yuan nyaris tidak berhasil memenuhi perannya sebagai istri sempurna Joon Hun. Namun, ketika mereka sendirian saja, ia sangat dingin pada pria itu.
Ia tidak ingin goyah lagi karena Joon Hun. Yuan ingin tetap pada tujuan dari pernikahan ini. Ia hanyalah wanita yang paling mudah baginya untuk ditiduri di bawah hukum sebagai istrinya. Ditambah, Yuan benar-benar menipu dirinya. Apa yang sesungguhnya Yuan lakukan, mungkin bahkan lebih parah daripada sekadar berselingkuh.
Karenanya, mereka harus mengakhirinya di sini. Sebelum semuanya terungkap, Yuan harus mencegah segalanya. Uang 500 miliar won yang dicuri itu ... bukankah akan lebih baik untuk mempunyai seorang istri yang berselingkuh ketimbang seorang istri yang membuang pekerjaan hidup suaminya?
"Joon Hun-ssi." Senyuman Yuan sopan, tetapi matanya lebih dingin dari sebelumnya.
"Kau tahu apa tujuan dari pernikahan kita, bukan? Aku menampilkan peranku sebagai istrimu dengan sempurna. Tetapi ini adalah bisnis, dan kehidupan pribadi kita terpisah. Entah apakah itu pria lain atau bukan, kau tidak perlu khawatir."
"Jadi, itulah mengapa kau memulai operasi sembunyi-sembunyi untuk menghubungi pria itu?"
"Benar ..." Senyum Yuan melebar. "Aku tahu kalau setiap gerak-gerikku diawasi dan direkam. Tentu saja aku akan berhati-hati. Itu tidak akan jadi terlalu masalah apabila kau atau keluargamu mengetahuinya, tetapi jika itu sampai ketahuan publik, masalahnya akan menjadi bencana besar."
Aha, Yuan ingin mempertahankan citra luarnya tetap utuh, bukan?
Joon Hun tertawa.
Ponsel di bra Yuan tidak ada chip-nya. Menilai dari suara siraman toilet yang keluar dari kamar mandi, Joon Hun menduga kalau chip itu sudah akan berada di dasar comberan kotor sekarang ini.
Sesungguhnya, Joon Hun sejak awal tidak membutuhkannya. Ketika ayah Yuan menelepon Yuan, Joon Hun sudah menantikan untuk melihat akan seperti apa reaksinya. Karena, bukan hanya Yuan saja yang diawasi ...
Semakin istrinya menjelaskan dirinya pada Joon Hun, semakin ia kehilangan selera makannya. Makanan itu tidak tampak menyenangkan seperti pertama kalinya.
Makanan yang dimasak dengan sempurna dan hidangan yang didekorasi dengan sempurna itu mulai membuatnya kesal. Ruangan tatami ini mengingatkannya akan bulan madu mereka, jendela besar di seberang ruangan yang memperlihatkan taman memikat di luar sana, dan bunga wisteria ungu yang sedang mekar ... Joon Hun tidak menyukai semua itu.
Tidak, bukan begitu. Ia bukannya kesal. Ia marah besar. Sebuah amarah keras yang tak terduga mendidih di dalam dirinya. Haruskah ia menutup restoran Jepang sialan ini? Sekarang ketika ia melihat lebih dekat, ia tidak menyukai dekorasi interiornya sama sekali. Haruskah ia mengambil sebuah buldoser dan melindas gedung ini sampai berkeping-keping?
Istrinya kembali ke ekspresi tenangnya yang biasa. Ekspresi yang sama, yang dilihat Joon Hun dikenakan Yuan selama dua tahun seperti sebuah topeng.
"Menyenangkan sekali." Selagi Joon Hun mengucapkan kata-kata ini, rahangnya mengeras.
Kini Joon Hun menyadari bahwa ia lebih marah daripada yang pernah dialaminya seumur hidupnya. Ia tahu bahwa ia lebih berbahaya daripada yang sebelumnya. Masalahnya adalah, tidak ada orang, apalagi istrinya, yang mengetahui bahwa ia sudah jadi semarah ini.
Joon Hun merasa seolah ada sebuah sumbu di dalam hatinya, talinya jadi semakin dalam di dadanya sebelum mencapai tong mesiu yang tersembunyi. Apa yang akan terjadi mulai dari sekarang? Akan seberapa eksplosifnya ini nanti?
Seberapa jauh sumbu yang terpercik itu berjalan?
Dengan bodohnya Yuan menatap balik Joon Hun tanpa malu, tidak mengetahui kerusakan yang telah diperbuatnya.
"Kau tahu tujuan dari pernikahan kita, bukan? Aku menampilkan peranku sebagai istrimu dengan sempurna. Tetapi, ini adalah bisnis, dan kehidupan pribadi kita terpisah. Entah apakah itu pria lain atau bukan, kau tidak perlu khawatir."
Min Yuan yang bodoh.
Malah akan lebih baik bagimu untuk mengatakan bahwa kau menikam ayahmu dari belakang.
Akan lebih menyenangkan daripada mendengar bahwa ia punya pria lain.
0 comments:
Posting Komentar