Jumat, 03 Juli 2020

TMPW - Chapter 2 Part 1

The Man's Perfect Wife - Chapter 2 Part 1

Ada apa dengannya?

Yuan sedang berjalan di sepanjang koridor sebelum ia berhenti.

Ia diliputi dengan amarah. Ia ingin mengambil sesuatu dan melemparkannya ke seberang ruangan. Namun, ia tidak bisa melakukan itu. Topeng anggun dan tenangnya dari seorang wanita kelas atas sudah retak ...

Langitnya bergetar dengan gemuruh guntur. Jendela kotak di seberang ruangan itu merefleksikan cahaya kuning dari kamar itu. Rintik hujan mengalir turun seperti segerombolan serangga. Yuan melirik ke atas ke langit-langit. Sebuah kamera yang tersembunyi dengan pintarnya sedang mengawasinya. Banyak sekali kamera yang mengawasi setiap gerak-gerik Yuan di tempat yang disebutnya 'rumah'.

Keluar dari koridor, meninggalkan bunyi nyaring dari suara tumitnya di lantai. Ekspresi tenang dan dinginnya telah kembali. Ia sudah jadi begitu terbiasa menjalani kehidupannya sembari diawasi, sampai-sampai itu sudah tenggelam ke dalam tulangnya. Ia berjalan dengan langkah dan kecepatannya yang biasa sewaktu ia kembali ke sayap rumahnya.

'Sayap' merupakan sebuah istilah yang pantas untuk situasi ini. Termasuk dengan ruang bawah tanah, rumah ini punya lima lantai.

Lantai paling bawah adalah garasi. Lantai pertama berisi ruang untuk penerimaan tamu. Lantai kedua untuk ruang makan dan ruang baca. Lantai ketiga adalah kolam renang kecil dan ruang olah raga pribadi. Lantai keempat adalah dimana pasangan tersebut memiliki kamar pribadi mereka masing-masing untuk kegunaan pribadi mereka. Sayap kiri milik Seo Joon Hun, dan sayap barat milik Yuan. Itu berisi ruang duduknya, studionya, dan kamar tidurnya.

Rumah itu begitu besar, sampai-sampai mungkin saja bagi mereka untuk tidak bertemu sama sekali jika mereka benar-benar menginginkannya. Namun, di sayapnya juga ada kamera. Yuan tidak yakin apakah itu untuk kemanan atau untuk pengawasan, tetapi, karena seseorang selalu mengawasinya, ia tidak pernah bisa tenang.

Yuan masuk ke ruang duduk bagian barat dan melepaskan desahan pelan. Namun, ketika ia melihat wanita yang sedang menunggu dirinya di dalam, wajahnya langsung mengeras. Itu adalah Sekretaris Yoon. Tidak, itu tidak cukup tepat. Lebih akuratnya, Sekretaris Yoon adalah simpanan suaminya.

"Apa kau sudah bicara baik-baik dengan direktur?"

Ah, apakah ia menunggu di sini selama ini, untuk mendengar ini? Baik sekali dirinya ... Apakah ia ingin mendengar kabar tentang perceraian mereka sebelum itu diumumkan pada semua orang lainnya? Oh, sayang, apa yang harus kulakukan? Kekasihmu sepertinya tidak mau menceraikan istrinya ...

Yuan duduk tanpa kata dan menuangkan secangkir teh.

Entah apakah suaminya punya simpanan atau tidak, entah apakah situasinya jadi omong kosong karena si simpanan yang dikatakan ini tinggal di rumah mereka bersama mereka atau tidak, itu bukan urusannya.

Bagaimanapun juga, pernikahan mereka hanyalah sebuah kontrak. Jika seseorang melihatnya dari sudut pandang yang berbeda, itu semua adalah sebuah konspirasi yang dimulai dari kebohongan. Yang lebih pentingnya, Min Yuan berencana untuk bercerai dari Seo Joon Hun, apapun yang terjadi.

Suhu tehnya pas, tetapi rasanya pahit. Ini karena daun tehnya sudah kelamaan terendam di dalam air. Sekretaris Yoon terus meragu sewaktu ia berdiri di sebelah Yuan.

"Tetapi, apa kau pikir hubungan kita akan tergoyahkan karena sesuatu seperti itu?"

Yuan teringat wajah suaminya kala ia mengucapkan kata-kata itu. Air teh di cangkirnya bergetar di tangannya. Ia mengerahkan terlalu banyak tenaga di jarinya hingga ia nyaris saja memecahkan cangkir teh mahal yang berasal dari Inggris itu.

"Aku tidak berencana untuk putus darimu."

Yuan merasa seolah darah di tubuhnya sudah mendingin.

Apa yang sebenarnya ada dalam benakmu, Seo Joon Hun?

Ia merasa kasihan pada Sekretaris Yoon, tetapi tidak ada apapun yang dapat dikatakan Yuan padanya. Jika semuanya berjalan sesuai dengan rencana dan ia menerima pemberitahuan perceraian dari suaminya barusan ini, ia akan menyuruh Sekretaris Yoon untuk membantunya mengumpulkan barang-barangnya untuk dikemas besok, atau mengatur sebuah tempat berbeda untuk ditinggalinya. Ia perlu memberinya perintah, tetapi ...

Apa yang bisa kulakukan? Kekasihmu bilang, ia tidak mau putus dariku. Tidak bisakah kau pergi padanya, menggantikan diriku, dan menanyainya tentang alasannya?

Ia menelan kembali kata-kata ini dengan seruputan lain dari teh pahitnya.

Sekretaris Yoon Hee Soo, usianya sama dengan suaminya, tiga puluh tiga tahun. Ia memiliki kecantikan dan kecerdasan dari seorang pembawa acara berita. Yuan tidak tahu, bagaimana seseorang seperti dirinya memilih untuk menjadi sekretarisnya.

Apakah Joon Hun mengikuti saran 'menjaga temanmu dekat dan musuhmu lebih dekat'?

Peran Sekretaris Yoon adalah sebagai penengah di antara Yuan dan suaminya, untuk membantu membuat keputusan dan melancarkan segala macam masalah remeh yang mungkin muncul dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Sudah ketahuan bahwa, Sekretaris Yoon adalah orang yang melaporkan tiap gerak-gerik Yuan pada suaminya dan bahkan pada para mertuanya di Hyun Jin. Dengan kata lain, Sekretaris Yoon adalah pengawas Yuan.

Dalam banyak hal, Yoon Hee Soo berbeda dari Yuan. Meskipun ia berasal dari latar belakang yang miskin, ia berhasil keluar dari kemiskinan melalui keterampilannya sementara ia berhasil mendapatkan beasiswa nasional untuk pendidikannya. Ia lulus ujian masuk perusahaan Hyun Jin dan sungguh mendapatkan skor teratas. Ia sangat cocok dan tidak pernah keluar dari batasan.

Selain dari itu, ia juga merupakan teman sekelas SMA suaminya. Suaminya dan Sekretaris Yoon bahkan pernah bertugas bersama-sama di dewan siswa sebagai presiden dan wakil presidennya. Keduanya memiliki minat yang mirip, punya teman-teman yang sama, dan pemikiran serta gaya mereka juga sangat mirip.

Oleh karenanya, ia bisa dianggap sebagai partner sejati Joon Hun.

Dalam artian tertentu, ia merupakan sekutu aslinya dalam pertempuran berdarah dari kontrak dan keuntungan ini.

Jadi, bukankah ia akan lebih dekat dengan Joon Hun melebihi dari anggota keluarga manapun, wanita, dan bahkan istri kontraknya?

Selama dua tahun terakhir, Yuan menyadari sejejak permusuhan dan kebencian dari Sekretaris Yoon. Mulanya, ia tidak mengerti kenapa. Setelahnya, Yuan menyadari apa yang terjadi saat ia melihat tatapan rahasia yang diberikan Sekretaris Yoon pada Joon Hun.

Ia menyadari kalau dua orang ini tidak memiliki hubungan yang normal.

Mereka mungkin bahkan memiliki perasaan yang mendalam sejak lama.

Tetapi, apa yang dapat dilakukannya? Sudah nyaris mustahil bagi Joon Jun dan Sekretaris Yoon untuk mendapatkan persetujuan dari keluarga Hyun Jin. Para chaebol sialan itu, tidak akan pernah mengakui sebuah pernikahan yang tidak membawakan keuntungan.

"Apa yang harus kita lakukan tentang makan siang yang diadakan untuk Nyonya Gyung In Hyup? Ini dijadwalkan untuk besok."

Melihat kalau Yuan tidak mengatakan apa-apa soal percakapan di antara dirinya dan Joon Hun, dengan bijak, Sekretaris Yoon mengubah topiknya.

"Akan sulit bagimu untuk menghadirinya, kan? Aku akan menelepon mereka dan membiarkan mereka tahu kalau kau tidak akan hadir dikarenakan urusan rumah tangga."

Urusan rumah tangga. Yah, lagipula, semua orang lainnya barangkali menebak-nebak, 'urusan rumah tangga' macam apa yang sedang terjadi di antara kedua keluarga.

"Terima kasih." Yuan merasa bibirnya akan mulai berkedut, tetapi ia berhasil menjawab dengan tenang.

Bagaimanapun juga, Joon Hun dan Yuan harus memperbaiki masalah yang sedang terjadi di antara mereka.

Biarpun ia tidak benar-benar mengerti kenapa Seo Joon Hun menolak untuk berpisah, melihat bagaimana pria itu tidak ingin mengungkit soal perceraian lebih dulu, Yuan juga tidak bisa mengatakan apapun yang diinginkannya.

Tak peduli seberapa putus asanya Yoon Hee Soo ingin mendengarkan soal kabar perceraian mereka.

"Kalau begitu, silakan istirahat." Setelah ragu-ragu beberapa detik, akhirnya Sekretaris Yoon menundukkan kepalanya.

"Kerja yang bagus seperti biasanya hari ini." Yuan tersenyum samar selagi ia menatap balik wanita itu.

Pintunya tertutup dengan bunyi gedebuk. Di dalam keheningan ruangan itu, hanya suara lembut dari hujan yang dapat terdengar.

Cangkir tehnya diletakkan kembali ke atas meja dengan bunyi dentingan.

Apa yang sedang kau lakukan, Min Yuan.

Apa kau sungguh mempertimbangkan untuk bertingkah mesra dengan Seo Joon Hun? Apa kau sedang syuting opera sabun siang hari sekarang ini? Apakah ada alasan untuk mencemaskan tentang sesuatu yang tidak berharga?

Meski jika Seo Joon Hun dan Yoon Hee Soo berguling-guling tanpa busana tepat di hadapannya, itu bukanlah urusannya.

Sejak awal, Yuan tidak ingin tinggal bersama Seo Joon Hun sebagai pasangan. Yang diinginkannya adalah agar pernikahannya jadi sukses.

Sekarang bukanlah waktunya untuk merenungi soal ini.

Yuan bangkit dan pergi ke kamar ganti. Berdiri di depan cermin adalah Min Yuan yang berblus abu-abu, mengenakan rok, dan sepasang sepatu berhak. Ia melihat ke sekeliling sebelum melepaskan sepatunya.

Ia merasakan karpet halus di bawah kakinya yang berstoking. Ia membuka kancing blusnya dan melepaskan roknya. Setelah menggantungkan bajunya di sebelahnya, ia berdiri di depan cermin. Hanya memakai bawahan abu-abu, Yuan menatap pantulannya di cermin. Wajahnya yang ber-makeup tampak asing.

Aku penasaran kenapa? Yuan mengerutkan dahi.

Apa maksudnya itu? Ia menuangkan minyak pembersih dan mengelap riasannya.

Sementara ia tersesat dalam pemikirannya, Yuan terus melakukan kegiatan rutin malamnya. Ia menyisir rambutnya dan merapikan penampilannya. Ia membungkuk dan mengeluarkan pakaian dalamnya dari laci. Kegiatan sehari-harinya terjadi di waktu yang tepat sama, dan di cara yang sama setiap harinya, nyaris seolah itu diukur dengan menggunakan penggaris.

Apabila orang biasa melihat ini, mereka akan berpikir ini menggelikan. Namun, bagi Yuan, kehidupan sehari-harinya dan topengnya, merupakan hidupnya. Prilaku rutinnya itu terjadi tepat di waktu yang sama ... Seakan-akan, mereka semua adalah tindakan yang tertulis dalam sebuah naskah. Naskah yang menyembunyikan pemikiran aslinya.

Kamar mandinya sudah hangat akibat uapnya. Yuan masuk ke dalam dan mengunci pintunya sebelum menghela napas. Ketika cerminnya sepenuhnya berkabut, pelan-pelan, Yuan menurunkan tangannya dan menekan sebuah tombol kecil yang tersembunyi di bagian bawah wastafel.

Ia membuka pintu kabinet, menyingkirkan perlengkapan mandi yang ada di dalamnya, dan memilih satu botol minyak. Ia membuka tutup karetnya, melihat sebuah USB kecil tersembunyi di dalamnya.

Segalanya telah berjalan sesuai dengan rencananya. Tidak mudah, tetapi Yuan yakin ia tidak membuat kesalahan. Apakah ia kelepasan di suatu tempat karena ia merasa lebih rileks sebab rencananya akan berakhir? Sikap aneh Seo Joon Hun membuatnya resah. Hanya tersisa satu langkah lagi. Hanya selangkah lagi ...

"Tetapi, apa kau pikir hubungan kita akan tergoyahkan karena sesuatu seperti itu?"

Bang!

Yuan membanting tinjuannya. Ia hampir tidak bisa bernapas akibat kecemasan. Ia ingin melarikan diri dari tempat ini sesegera mungkin. Sesegera mungkin!

Ia tidak mau bertemu dengan Seo Joon Hun lagi.

Ia mendongakkan kepalanya dan menatap pantulan dirinya di cermin yang berkabut sebelum mengangkat tangannya dan mengelap embun di cermin tersebut. Akhirnya, ia melihat wajahnya dengan jelas. Rambutnya yang basah, matanya yang tanpa lipatan mata yang agak miring, dan bola mata yang menyembunyikan segala pemikiran ataupun perasaan yang mungkin dirasakannya. Bola mata itu menatap balik dirinya seolah mereka sedang mengajukan sebuah pertanyaan.

Apa kau benar-benar berpikir semuanya berjalan sesuai keinginanmu?

***

"Apa kau benar-benar akan menikahinya?"

Dua tahun yang lalu, Tae Kyung menanyai Yuan sewaktu ia kembali dari pertemuan pernikahannya.

"Itu berjalan dengan sangat baik." Balas Yuan saat itu.

"Itu adalah sebuah bom nuklir yang mampu menghancurkan semua orang sekaligus."

Tae Kyung mengerutkan kening mendengar ucapan Yuan. "Aku tidak ingin kau terluka juga."

"Dan tidak apa-apa bagimu untuk terluka seorang diri, oppa?"

"Min Yuan."

"Aku bukan seorang anak kecil, Tae Kyung oppa."

Yuan mengetahui apa yang akan terjadi pada pernikahan ini. Ia tahu ia harus menguatkan dirinya dan berbagi ranjang yang sama bersama Seo Joon Hun apabila ia ingin pria itu sepenuhnya mempercayai pernikahan kontrak ini. Memangnya kenapa? Ia akan berhubungan seks dengannya. Itu bukan masalah besar.

"Aku akan mengurusinya sendiri."

"Caranya? Sampai jutaan tahun?"

"Yuan!" Tae Kyung memucat.

Yuan berbalik dan menatapnya. "Oppa, apabila seseorang dengan kemampuan sepertiku tidak dapat melakukannya setelah mencoba sebanyak itu, maka tidak ada yang bisa. Hyun Jin menyimpan server data mereka sepenuhnya terpisah dari internet. Mustahil untuk menembusnya, dan kalaupun aku berhasil menembusnya, aku akan segera tertangkap. Cara yang paling aman adalah dengan menjadi bagian dari keluarga mereka, sebagai orang dalam. Seo Joon Hun menyimpan server cadangan di ruang bawah tanahnya. Kita bisa mendapatkan informasi bagian dalam Grup Hyun Jin, dan kau menyuruhku agar tidak mengambil kesempatan ini?"

Tae Kyung telah melakukan banyak sekali hal untuk mendapatkan informasi ini. Tidak ada yang terlalu berantakan atau menjijikkan baginya, jadi, Yuan, setidaknya bisa menghadapi satu pria. Bisa seberapa sulitnya sebuah pernikahan kontrak?

"Aku tidak takut, jadi jangan cemas. Apabila ini berjalan sesuai dengan rencana kita, aku akan bisa menceraikannya dalam waktu dua tahun."

Yuan tersenyum samar dan meraih tangan Tae Kyung.

"Apa kau cemas kalau aku akan jatuh cinta padanya? Aku tidak gila. Bagaimanapun juga, ia dan aku, paling lama hanya akan menikah selama dua tahun. Mari kita pergi bersama-sama setelah ini semua berakhir. Tinggalkan Korea. Negara yang memuakkan ini. Mari kita bebaskan diri kita sendiri dari tempat ini."

Selagi ia mengucapkan kata-kata ini, Yuan melihat ke bawah pada gambar pria itu di atas tablet PC-nya.

Pria di gambar itu tampak kejam. Ia terlihat seolah ia tidak akan meneteskan setitik darah pun meski jika kulitnya ditusuk. Tidak, ia tampak begitu dingin sampai-sampai sepertinya, ia bahkan tidak punya darah yang mengalir melalui pembuluh darahnya. Rambut hitamnya yang tertata dengan rapi, mata hitam yang tak terbaca itu. Dari ujung kepala hingga ujung kaki, ia tampak seperti seorang pria yang tumbuh besar dengan segala hal yang terbaik.

Seo Joon Hun bukanlah seorang pria yang tumbuh besar dengan sebuah sendok emas di mulutnya. Ia adalah seseorang yang tumbuh besar dengan sebuah sendok berlian.

Terlahir di Korea, Seo Joon Hun belajar di luar negeri, di Inggris, sebelum akhirnya menerima gelar master di Universitas Ivy League di Amerika.

Ia adalah putra sulung Presiden Seo dan pewaris dari Grup Hyun Jin yang sudah tak diragukan lagi kekuatannya. Ia juga memiliki etos kerja yang dihormati oleh rekan sejawatnya, sekaligus kecakapan yang luar biasa. Profil dan daftar pencapaiannya menempatkannya di puncak 0.1 % teratas.

Mereka yang mengenal Seo Joon Hun, mengeluh karena ia tidak pernah suka kekalahan, egonya begitu tinggi hingga menembus ke langit, dan bahwa ia tidak pernah memaafkan siapapun yang membuat kesalahan. Sekalinya ia memulai sesuatu, ia hanya akan merasa puas setelah itu selesai, dan ia tidak pernah melewatkan detail terkecil.

Ia sama saja dengan wanita. Kekasihnya hingga sekarang, semuanya cantik dan cerdas. Namun, mereka lebih seperti partner seks daripada kekasih. Ia tidak punya banyak minat dalam wanita, dan menuangkan hatinya ke dalam pekerjaan. Ia adalah seseorang yang tidak mau membuang-buang energi ektra pada sesuatu seperti berkencan.

Joon Hun adalah yang terbaik dari yang terbaik. Apalagi yang dapat diminta seseorang?

Kecakapan, kepercayaan diri, sikap dingin yang kasar ketika itu menyangkut hubungan antar manusia. Ini merupakan kelebihan yang diinginkan Yuan dari seorang pria.

Dua tahun yang lalu, Yuan tersenyum penuh percaya diri pada Tae Kyung.

Akan tetapi ...

Yuan yang ada di cermin berkabut ini tengah mencemooh wanita dari dua tahun yang lalu.

Seolah-olah sedang mempertanyakan apakah ia tahu apa yang sedang dilakukannya ...

Kapankah ini jadi seperti ini ...

Musim gugur yang lalu, setelah melihat Yoon Hee Soo meninggalkan kamar Joon Hun suatu malam, Yuan merasakan seolah darahnya mendidih. Melupakan bahwa ia sedang menyembunyikan dirinya, Yuan nyaris saja berlari keluar dan menjambak rambut Yoon Hee Soo.

Ia sudah dilanda oleh amarah yang begitu besarnya hingga pandangannya jadi buram. Yuan tidak bisa memahai bagaimana itu terjadi. Mengapa? Ia sudah meyakini bahwa ia tidak peduli apakah Seo Joon Hun tidur bersama wanita lain, jadi kenapa ...? Kenapa ia begitu marah? Mengapa ia mendadak ingin pergi dan membunuh Joon Hun?

Apakah ia ...

Tidak. Itu tidak masuk akal. Yuan menggelengkan kepalanya.

Apakah karena kepuasan fisik yang diberikan Joon Hun padanya? Mana mungkin itu adalah cinta? Sikap Joon Hun yang kadang-kadang membuat jantungnya berdebar-debar? Apakah itu cinta? Mereka bahkan tidak saling mengenal satu sama lain dengan begitu baik. Mereka menjaga tampilan dari suami-istri yang baik, tetapi mereka tidak pernah melihat apa yang ada di dalam hati masing-masing.

Tidak, Yuan bertanya-tanya, apakah itu sepenuhnya benar.

Ia menggelengkan kepalanya selagi ia mengingat musim semi setelah ulang tahun pernikahan mereka yang pertama. Itu adalah perjalanan peringatan ulang tahun pernikahan mereka. Ia mengakui kalau ia mulai memandang Joon Hun dalam cahaya yang berbeda semenjak saat itu.

Tetapi, sentimen semacam itu tidak masalah. Semua manusia memiliki kekurangan sekaligus pesonanya. Sebagai dua orang yang tinggal bersama-sama, hal yang alami jika mereka jadi saling mengenal dan memahami satu sama lain. Namun, entah apakah dua tahun berlalu atau dua puluh tahun, Yuan tidak akan pernah membuka hatinya pada Seo Joon Hun.

Itu tidak mungkin.

Yuan menggertakkan giginya. Setelah ia memilih Seo Joon Hun, sudah diketahui bahwa mereka akan menikah dan bercerai. Tidak ada seorang pun yang mampu menghentikan roda takdir yang telah menginjak-injak dirinya.

Ditambah lagi, tidak ada satu pun yang mampu melarikan diri dari peperangan yang berkecamuk di antara Hyun Jin dan R&K. Setelah perangnya dimulai, tiap pihak akan berusaha keras untuk mendapatkan kelemahan masing-masing, dan selama prosesnya, semua rahasia yang terkubur akan tersingkap.

Ketika waktu itu datang, Yuan sudah pasti akan menghilang di tengah kekacauan.

Tidak perlu untuk menjadi gugup. Pada akhirnya, Seo Joon Hun harus memilih untuk menceraikan dirinya. Meski jika pria itu tidak mau, ia tidak akan bisa menentangnya.

Yuan menenangkan hatinya dengan usaha keras sebelum meletakkan USB tersebut kembali ke tempatnya yang seharusnya.

0 comments:

Posting Komentar